Anda di halaman 1dari 41

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN UMUM RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

Disetujui :

Pembimbing Magang,

Desti Indri Yani, S.Farm., Apt


NIP. 198312272010012013

Diketahui:

Wakil Dekan BAKSI Ketua Jurusan Farmasi


Fakultas Sains dan Teknologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi, Universitas Jambi,

Dr. Tedjo Sukmono, S.Si., M.Si Elisma, S.Farm., M.Farm., Apt.


NIP. 197207052000031003 NIP. 198510212014042001

i
RINGKASAN

Praktek kerja lapangan dilakukan di RSUD Raden Mattaher Jambi.


Praktek Kuliah Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah wajib
program studi farmasi yang menggantikan mata kuliah KKN (Kuliah Kerja
Nyata). Tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah untuk meningkatkan
wawasan keilmuan tentang situasi dalam dunia kerja, khususnya pelayanan
kefarmasian. Pelayanan kefarmasian yang ada di RSUD Raden Mattaher Jambi
merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien. Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi adalah milik
pemerintah Provinsi yang secara pasti wajib menjalankan fungsi sosialnya
terutama pelayanan bagi keluarga kurang mampu/miskin. Sedangkan
pengelolaannya dilakukan dengan prinsip bisnis agar RSUD Raden Mattaher
Provinsi Jambi mampu mandiri, paling tidak rumah sakit yang mampu
membiayai diri sendiri pembiayaan operasionalnya sehingga dana tidak
membebani pemerintah Provinsi.Sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang
tinggi terhadap kesehatan dan pendidikan, sejak Tahun 2013 Universitas Jambi
(UNJA) telah membukaProgram Studi Farmasi sebagai salah satu upaya
meningkatkan ketersediaan tenaga medis Provinsi Jambi dan sekitarnya, untuk
itu RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi harus dipersiapkan sebagai rumah
sakit pendidikan untuk menunjang proses pendidikkan calon Farmasis di
Universitas jambi.

Kata kunci : Pekerjaan kefarmasian, RSUD

ii
PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Umum Magang Di Apotek Kimia Farma Mayang Jambi.
Penulisan Laporan Magang ini dibuat untuk memenuhi salah satu
syarat dalam mencapai gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Jambi. Dalam Penyusunan Laporan Magang ini tidak terlepas dari
bantuan berupa dukungan, bimbingan, arahan, hingga bantuan sarana dan
prasarana dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis hendak mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu :
1. Prof. Drs. Damris M. MSc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Jambi.
2. Elisma, S.Farm., M.Farm., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi.
3. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Farmasi Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Jambi.
4. Jauhari Ilham Putra, S. Farm., Apt. selaku Kepala Instalasi Farmasi
RSUD Raden Mattaher Jambi
5. Desty Indryani, S.Farm., Apt. selaku Apoteker dan pembimbing lapangan

selama di RSUD Raden Mattaher Jambi


6. Keluarga besar RSUD Raden Mattaher Jambi yang telah memberikan
banyak ilmu selama kegiatan Magang.
7. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat
kepad penulis
8. Seluruh teman-teman Farmasi ANTASIDA angkatan 2016 yang saling
memberikan motivasi dan saran dalam pembuatan Laporan Magang ini.
9. Seluruh pihak yang turut terlibat dalam pembuatan Laporan Magang.
Demikian laporan magang ini disusun, semoga dapat memberikan
manfaat bagi rekan-rekan sejawat khususnya dan untuk pembaca pada
umumnya. Penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini
memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

Jambi, 20 September 2019

iii
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
RINGKASAN...................................................................................................... ii
PRAKATA..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................i v
DAFTAR TABEL.................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vii
I. PENDAHULUAN..........................................................................................1
I.1 Latar Belakang.....................................................................................1
I.2 Tujuan Magang....................................................................................2
I.3 Manfaat Magang...................................................................................2
II. METODE PELAKSANAAN............................................................................3
II.1 Pelaksanaan Magang............................................................................3
II.2 Lokasi Magang.....................................................................................3
II.3 Bidang Unit Kerja.................................................................................3
III. GAMBARAN UMUM INSTANSI.....................................................................5
III.1 Rumah Sakit........................................................................................5
III.2 Apotek..................................................................................................8
IV. PELAKSANAAN MAGANG..........................................................................12
IV.1 Topik Magang.....................................................................................12
IV.2 Permasalahan yang dihadapi..............................................................20
IV.3 Solusi.................................................................................................20
V. PENUTUP..................................................................................................22
V.1 Kesimpulan........................................................................................22
V.2 Saran.................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
LAMPIRAN....................................................................................................... 24

iv
DAFTAR TABEL

1. Data RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi ........................................20


2. Standar Pelayanan Instalasi Farmasi
di RSUD Raden Mattaher Jambi......................................................... 23

v
DAFTAR GAMBAR

1. RSUD Raden Mattaher Jambi.................................................................................19

2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Raden Mattaher Jambi.....................20

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Kartu Persediaan Obat..............................................................................36


2. Format Laporan Narkotika........................................................................37
3. Alur Pelayanan Resep Rawat Inap.............................................................38
4. Format laporan Faktur..............................................................................39

vii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu kebutuhan dasar bagi masyarakat untuk


dapat menjalani berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan
sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan
masyarakat merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam
pembangunan nasional.Suatu upaya untuk mendukung pembangunan dibidang
kesehatan diperlukan fasilitas berupa tenaga kesehatan serta sarana dan
prasarana kesehatan yang dapat menunjang kesehatan masyarakat, salah
satunya adalah rumah sakit.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yaitu
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit adalah
pelayanan farmasi.Adapun kegiatan yang dilakukan pada Instalasi Farmasi
Rumah Sakit adalah terkait dengan pengelolaan perbekalan farmasi dan
pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan.
Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada pasien.Hal ini sesuai dengan SK Menkes Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
bahwa sistem pelayanan farmasi berorientasi kepada pelayanan pasien (patient
oriented).Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang
farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut.Adapun ruang lingkup pelayanan
farmasi tersebut adalah menjamin ketersediaan obat dan alat kesehatan,
menjamin kualitas obat yang diberikan aman dan efektif.Sedangkan kegiatan
yang dilakukan Instalasi Farmasi Rumah Sakit meliputi pengelolaan perbekalan
farmasi dan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat
kesehatan.Pengelolaan perbekalan farmasi meliputi pemilihan, perencanaan,
pengadaan, produksi, penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian.Pada
pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan melipui
pelayanan informasi, konseling serta edukasi.

1
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut dibutuhkan peran
professional seorang farmasis ataupun apoteker agar dapat meningkatkan mutU
pelayanan kesehatan pasien di rumah sakit. Sebagai salah satu pelaksana
pelayanan kesehatan, farmasis ataupun apoteker bertanggung jawab dalam
menjamin penggunaan obat yang rasional, efektif, aman, dan terjangkau oleh
pasien dengan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lainnya (Siregar, 2004).
Pentingnya peran farmasis dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan sangat diperlukan, sehingga menuntut adanya standar kompetensi
untuk farmasis sehingga profesionalitasnya tidak perlu diragukan. Adapun
standar kompetensi seorang farmasis di Indonesia berdasarkan Standar
Kompetensi Farmasis Indonesia edisi 2016 ada sepuluh, yaitu profesional dan
etik, optimalisasi penggunaan sediaan, dispensing sediaan farmasi dan alat
kesehatan, pemberian informasi sediaan, formulasi dan produksi sediaan,
upaya preventif dan promotif, pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan,
komunikasi efektif, keterampilan organisasi dan hubungan interpersonal,
peningkatan kompetensi diri. Seeorang farmasis diuntut tidak hanya menguasai
pengetahuan dibidangnya, tetapi juga harus mampu berkomunikasi secara baik
dan mampu membangun relasi dengan tenaga kesehatan lain dan dengan
masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan
kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit, maka perlu
diadakannya magang bagi mahasiswa calon farmasis dari Program Studi
Farmasi, Universitas Jambi sebagai pembekalan dari segi keilmuan dan
pengalaman dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di rumah sakit untuk
dapat berinteraksi secara langsung dengan pasien dan tenaga kesehatan
lainnya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan umum dilakukannya magang yang dilakukan di RSUD
Raden Mataher ini adalah agar mahasiswa memperoleh bekal pengetahuan,
pengalaman praktik dan keterampilan serta pemahaman mengenai peran dan
fungsi farmasis di rumah sakit.Dan juga bertujuan agar nantinya mahasiswa
farmasi dari Universitas Jambi ini dapat menjadi lulusan yang berkualitas dan
berkompeten dalam bidangnya.
1.3 Manfaat
Mahasiswa calon farmasis dapat memperoleh pengalaman tentang
keterampilan dan pengetahuan seorang farmasis dalam menjalankan peran dan
fungsinya secara profesional sesuai standar kompetensi di Rumah Sakit.

2
2
II. TINJAUAN UMUM

2.1 Rumah Sakit Umum

 Definisi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44


Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada pasal 1 dijelaskan bahwa Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

 Tugas dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Pada pasal 4 dan 5 dijelaskan bahwa tugas
dan fungsi rumah sakit yaitu:
a. Tugas
Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
b. Fungsi
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis;
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan

2.2 Persyaratan Rumah Sakit


Suatu rumah sakit baru dapat beroperasi setelah mendapat surat izin.
Agar dapat beroperasi, rumah sakit harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit, persyaratan yang harus dipenuhi suatu rumah
sakit yaitu:
a. Umum

3
1. Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

4
4

2. Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau


swasta.
3. Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di
bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan
pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum
yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.

b. Lokasi
1. Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, ke-
selamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian
kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.
2. Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan menyangkut
Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan/atau
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
3. Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan peruntukan
lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota,
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan.

4. Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit harus didasarkan


pada studi kelayakan dengan menggunakan prinsip pemerataan
pelayanan, efisiensi dan efektivitas, serta demografi.

c. Bangunan
1. Bangunan Rumah Sakit harus dapat digunakan untuk memenuhi kebu-
tuhan pelayanan kesehatan yang paripurna, pendidikan dan pelatihan,
serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan.
2. Bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang:
a. rawat jalan;
b. ruang rawat inap;
c. ruang gawat darurat;
d. ruang operasi;
e. ruang tenaga kesehatan;
f. ruang radiologi;
g. ruang laboratorium;
5

h. ruang sterilisasi;
i. ruang farmasi;
j. ruang pendidikan dan latihan;
k. ruang kantor dan administrasi;
l. ruang ibadah, ruang tunggu;
m. ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit;
n. ruang menyusui;
o. ruang mekanik;
p. ruang dapur;
q. laundry;
r. kamar jenazah;
s. taman;
t. pengolahan sampah; dan
u. pelataran parkir yang mencukupi.

d. Prasarana
1. Prasarana Rumah Sakit dapat meliputi:
a. instalasi air;
b. instalasi mekanikal dan elektrikal;
c. instalasi gas medik;
d. instalasi uap;
e. instalasi pengelolaan limbah;
f. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
g. petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat;
h. instalasi tata udara;
i. sistem informasi dan komunikasi; dan
j. ambulan.
2. Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta kesela-
matan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit
3. Prasarana harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.
4. Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus dilakukan
oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
5. Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus didoku-
mentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.

e. Sumber Daya Manusia


1. Persyaratan sumber daya manusia yaitu Rumah Sakit harus memiliki te-
naga tetap yang meliputi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga
6

keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit, dan


tenaga nonkesehatan.
2. Jumlah dan jenis sumber daya manusia harus sesuai dengan jenis dan
klasifikasi Rumah Sakit.
3. Rumah Sakit harus memiliki data ketenagaan yang melakukan praktik
atau pekerjaan dalam penyelenggaraan Rumah Sakit.
4. Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap dan konsultan se-
suai dengan kebutuhan dan kemampuan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan.
5. Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di Rumah Sakit wajib
memiliki Surat Izin Praktik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki
izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien
dan mengutamakan keselamatan pasien.
8. Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan
kebutuhan pelayanan.
9. Pendayagunaan tenaga kesehatan asing hanya dilakukan dengan memper-
timbangkan kepentingan alih teknologi dan ilmu pengetahuan serta
ketersediaan tenaga kesehatan setempat.
10. Pendayagunaan tenaga kesehatan asing dilakukan bagi tenaga kesehatan
asing yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktik.
f. Kefarmasian
1. Persyaratan kefarmasian harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi
dan alat kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau.
2. Pelayanan sediaan farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti standar pe--
layanan kefarmasian.
3. Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di
Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi farmasi sistem satu pintu.
4. Besaran harga perbekalan farmasi pada instalasi farmasi Rumah Sakit
harus wajar dan berpatokan kepada harga patokan yang ditetapkan
Pemerintah.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan kefarmasian diatur
dengan Peraturan Menteri.
g. Peralatan
7

1. Persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan nonmedis harus me-


menuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan
dan laik pakai.
2. Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai
Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas
kesehatan yang berwenang.
3. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan
dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang.
4. Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus dila-
kukan sesuai dengan indikasi medis pasien.
5. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan
oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
6. Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara ber-
kala dan berkesinambungan.
7. Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan medis, stan-
dar yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3 Perizinan Rumah Sakit


1. Setiap penyelenggara Rumah Sakit wajib memiliki izin.
2. Izin terdiri dari izin mendirikan dan izin operasional.
3. Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang untuk 1 (satu) tahun.
4. Izin operasional diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan.
5. Izin Rumah Sakit kelas A dan Rumah Sakit penanaman modal asing atau
penanaman modal dalam negeri diberikan oleh Menteri setelah
mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang
kesehatan pada Pemerintah Daerah Provinsi.
6. Izin Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman modal dalam
negeri diberikan setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang
melaksanakan urusan penanaman modal asing atau penanaman modal
dalam negeri.
7. Izin Rumah Sakit kelas B diberikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang
kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
8. Izin Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang
8

berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah


Kabupaten/Kota.

2.4 Pencabutan Izin Rumah Sakit


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika:
a. Habis masa berlakunya;
b. Tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar;
c. Terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan;
dan/atau
d. Atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan hukum

2.5 Hak dan Kewajiban Rumah Sakit


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, kewajiban dan hak rumah sakit yaitu:
1.Kewajiban Rumah Sakit
a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada
masyarakat;
b. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit;
c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan ke-
mampuan pelayanannya;
d. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, se-
suai dengan kemampuan pelayanannya;
e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau
miskin;
f. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa
uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar
biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
g. Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan keseha-
tan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;
h. Menyelenggarakan rekam medis;
i. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana
ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita
menyusui, anak-anak, lanjut usia;
j. Melaksanakan sistem rujukan;
9

k. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan


etika serta peraturan perundang-undangan;
l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;
m. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien; n. melaksanakan etika Ru-
mah Sakit;
o. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
p. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara re-
gional maupun nasional;
q. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
r. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital
bylaws).
s. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah
Sakit dalam melaksanakan tugas; dan
t. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa
rokok.
2. Hak Rumah Sakit
a. Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai
dengan klasifikasi Rumah Sakit;
b. Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif,
dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
c. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan
pelayanan;
d. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;
f. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan ke-
sehatan;
g. Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit
yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan
III. TINJAUAN KHUSUS
3.1 Sejarah Umum Instansi

Gambar 1.RSUD Raden Mattaher Jambi

RSUD Provinsi Jambi (Gambar 1) berdiri pada Tahun 1948 dengan tipe
Cdan bergabung dengan Dinas Kesehatan Tentara (DKT) Jambi. Pada tanggal 19
November 1972 dipindahkan ke Jl. Letjen Suprapto Nomor.31, Telanaipura
Jambi. Rumah Sakit ini dibangun di atas tanah seluas 75.000 m² dengan luas
bangunan ± 24.153 m². Rumah sakit daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi
semula namanya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Jambi dan
kemudian pada bulan Nomorvember 1999 bertepatan pada hari kesehatan
nasional 1999, rumah sakit ini diberi nama salah seorang Pahlawan Jambi
yaitu Raden Mattaher (Anonim, 2014).
RSUD Raden Mattaher saat ini sudah meningkat tipenya menjadi rumah
sakit tipe B pendidikan dengan kapasitas 321 tempat tidur.Untuk diakui
menjadi rumah sakit pendidikan, maka RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi
telah lulus Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut dan Lulus Akreditasi Rumah Sakit
Pendidikan.Salah satu yang melatar belakangi berdirinya rumah sakit daerah
Raden Mattaher Provinsi Jambi adalah untuk meningkatkan kualitas
kesejahteraan masyarakat. Selain itu dengan makin meningkatnya kebutuhan
masyarakat terutama di kabupaten kota, dan dengan melalui peningkatkan
fungsinya maka RSUD Raden Mattaher Jambi menjadi pusat rujukan bagi
rumah sakit kabupaten / kota di Provinsi Jambi. Sebagai rumah sakit rujukan,
RSUD Raden Mattaher harus memiliki tenaga dengan kompetensi tinggi dan
tekNomorlogi yang lebih canggih dari rumah sakit lainnya di Provinsi Jambi
(Anonim,2014).

10
11

Berdasarkan Perda Nomor 13 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata


Kerja Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi, sebagai pengganti
Perda Nomor.13 Tahun 1994. Kedudukan RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi
merupakan Lembaga Teknis Daerah sebagai unsur penunjang Pemerintah
Daerah, dipimpin oleh seorang Direktur dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Sejak mulai 1 Januari 2011, RSUD Raden
Mattaher telah diberlakukan pengelolaan keuangan secara Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD). Pada saat ini RSUD Raden Mattaher telah menjadi
tempat mahasiswa kepaniteraan klinik senior PSPD Universitas Jambi yang
melaksanakan pendidikan profesi kedokteran. Selain itu ada mahasiswa
kepaniteraan klinik yunior dan program pendidikan tenaga kesehatan lainnya
(Anonim, 2016).

3.2 Visi Misi RSUD Raden Mattaher

Visi
Menjadi Rumah Sakit Rujukan dengan pelayan Prima dan Ruma
h Sakit Pendidikan yang berkualitas

Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan pelayanan prima untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat
2. Menyelenggarakan administrasi dan pengelolaan keuangan yang
transparan, akuntabel dan terintegrasi
3. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian untuk
menghasilkan sumber daya kesehatan yang berkualitas
Mewujudkan kecukupan sarana dan prasarana kesehatan untuk
menjamin kepastian pelatihan dan pendidikan kesehatan.
12

3.3 Struktur Organisasi RSUD Raden Mattaher

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Raden Mattaher Jambi


3.4 Kegiatan Umum Instalasi Farmasi RSUD Raden Mattaher

A. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai di Rumah Sakit yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan perbekalan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat, dankeamanannya.
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan
kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi yang diperlukan
bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian. Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ini
berdasarkan:
a. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi;
b. Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
telah ditetapkan
c. Pola penyakit
d. Efektifitas dan keamanan
e. Pengobatan berbasis bukti
13

f. Mutu
g. Harga; dan
h. Ketersediaan di pasaran.
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan.Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan,
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai
standar mutu.berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah
yang dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode
pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan
proses pengadaan, dan pembayaran. Pengadaan dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu pembelian, Produksi Sediaan Farmasi dan Sumbangan/ Dropping/ Hibah.
3. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian
jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang
tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang
diterima. Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan
dengan baik.
4. Penyimpanan
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk
sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired
First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi
manajemen. Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike
Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus
untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat. Sistem distribusi di
unit pelayanan dapat dilakukan dengan cara:
a. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)
b. Sistem Resep Perorangan
c. Sistem Unit Dosis
d. Sistem Kombinasi
5. Pemusnahan dan Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus
14

dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan yang berlaku. Penarikan sediaan farmasi yang
tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-undangan
dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh
BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik
izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada
Kepala BPOM.
6. Pengendalian Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan
dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai.
Pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus
bersama dengan Komite/Tim Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit.
7. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan
untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu. Kegiatan
administrasi terdiri dari:
a. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan terhadap kegiatan pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang meliputi
perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, pendistribusian,
pengendalian persediaan, pengembalian, pemusnahan dan penarikan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Pelaporan dibuat
secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi dalam periode waktu tertentu
(bulanan, triwulanan, semester atau pertahun).
b. Administrasi Keuangan
Apabila Instalasi Farmasi harus mengelola keuangan maka perlu
menyelenggarakan administrasi keuangan. Administrasi keuangan merupakan
pengaturan anggaran, pengendalian dan analisa biaya, pengumpulan informasi
keuangan, penyiapan laporan, penggunaan laporan yang berkaitan dengan
semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin dalam
periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan.
c. Administrasi Penghapusan
Administrasi penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang tidak
terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan
15

cara membuat usulan penghapusan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.

B. Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan
Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan
keselamatan pasien (patient safety).sehingga kualitas hidup pasien (quality of
life) terjamin. Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi:
1. Pengkajian dan pelayanan Resep
Pengkajian Resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait
obat, bila ditemukan masalah terkait Obat harus dikonsultasikan kepada dokter
penulis Resep.Apoteker harus melakukan pengkajian Resep sesuai
persyaratanadministrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik
untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
2. Penelusuran riwayat penggunaan Obat
Penelusuran riwayat penggunaan obat merupakan proses untuk
mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/Sediaan Farmasi lain yang
pernah dan sedang digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari
wawancara atau data rekam medik/pencatatan penggunaan obat pasien.
3. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi
pengobatan dengan obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan
untuk mencegah terjadinya kesalahan obat (medication error) seperti obat tidak
diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi obat. Kesalahan obat
(medication error) rentan terjadi pada pemindahan pasien dari satu Rumah
Sakit ke Rumah Sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien yang
keluar dari Rumah Sakit ke layanan kesehatan primer dan sebaliknya.
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias,
terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar
rumah sakit.
5. Konseling
16

Pemberian konseling obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi,


meminimalkan risiko reaksi Obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan
meningkatkan cost effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan
penggunaan obat bagi pasien (patient safety).
Kriteria Pasien:
a. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginjal, ibu hamil
dan menyusui)
b. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (TB, DM, epilepsi, dan
lain-lain)
c. Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus
(penggunaan kortiksteroid dengan (tappering down /off);
d. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,
phenytoin)
e. Pasien yang menggunakan banyak obat (polifarmasi);dan
f. Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan rendah.
6. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait
obat, memantau terapi obat dan reaksi obat yang Tidak Dikehendaki,
meningkatkan terapi obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada
dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya.
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi
pasien.
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan
pemantauan setiap respon terhadap obat yang tidak dikehendaki, yang terjadi
pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosa dan terapi.efek samping obat adalah reaksi obat yang tidak
dikehendaki yang terkait dengan kerja farmakologi.
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) merupakan program evaluasi
penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan
kuantitatif.
17

10. Dispensing sediaan steril


Dispensing sediaan steril harus dilakukan di instalasi farmasi dengan
teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi
petugas dari paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya kesalahan
pemberianobat.
IV. PELAKSANAAN MAGANG

Magang mahasiswa-mahasiswi farmasi Universitas UNJA


angkatan 2016 dilakukan di Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher
Provinsi Jambi. Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi
adalah milik pemerintah Provinsi yang secara pasti wajib menjalankan
fungsi sosialnya terutama pelayanan bagi keluarga kurang
mampu/miskin. Sedangkan pengelolaannya dilakukan dengan prinsip
bisnis agar RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi mampu mandiri,
paling tidak rumah sakit yang mampu membiayai diri sendiri
pembiayaan operasionalnya sehingga dana tidak membebani pemerintah
Provinsi.
Sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap
kesehatan dan pendidikkan, sejak juli 2005 Universitas Jambi (UNJA)
telah membuka/ memulai pendidikkan dokter sebagai salah satu upaya
meningkatkan ketersediaan tenaga medis Provinsi Jambi dan sekitarnya,
untu itu RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi harus dipersiapkan
sebagai rumah sakit pendidikkan untuk menunjang proses pendidikkan
calon dokter di Universitas jambi. RSUD Raden Mattaher Jambi juga
sangat tepat dijadikan sarana untuk mahasiswa-mahasiswi farmasi
Universitas Jambi (UNJA) memperoleh ilmu dan pengalaman tentang
pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, RSUD Raden
Mattaher Jambi memperoleh anggaran dari beberapa sumber yaitu,
anggaran BLUD, APBD dan DAK. Untuk memenuhi permintaan
masyarakat dan kebutuhan pendidikkan, RSUD Raden Mattaher Jambi
telah memenuhi Standar Akreditasi Rumah Sakit dan dinyatakan LULUS
Tingkat PARIPURNA. RSUD Raden Mattaher Jambi memiliki pelayanan
sebagai berikut:
a. Pelayanan Medik Spesialis Dasar : Penyakit Dalam, Anak, Bedah Obgin.
b. Pelayanan Medik Spesialis Penunjang : Anestesi, Rongten, Patologi Klinik,
Patologi Anatomi, Rehabilitasi Medik
c. Pelayanan Medik Spesialis Lain : Mata, Ortopedi, THT, Urologi Saraf,
Jantung, Bedah Saraf, Struktur Kulit, Bedah Anak, Forensik, Jiwa, Paru
d. Pelayanan Medik Sub Spesialis : Sub Spesialis Bedah Ongkologi, Digestif,
Sub Spesialis Obstretik Dan Ginekologi, Feromenal.

18
e. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Dan Mulut : Bedah Mulut, Konserpasi/
Endologi,Ortodonan.

19
19

f. Peningkatan efektivitas dan efisiensi rawat inap


1. Supervisi pelayanan keperawatan
2. Mengupayakan kunjungan dokter/ visite tepat waktu
3. Mengupayakan perawat dapat memenuhi panggilan sesuai SPM
4. Supervisi pelayanan gizi
5. Supervisi pelayanan kefarmasian
6. Revisi/ membuat formularium obat
7. Evaluasi penggunaan formularium obat
8. Evaluasi penggunaan obat formularium
9. Supervisi penerapan SPO
10. Evaluasi penyelenggaraan akreditasi
11. Melakukan perawatan yang memenuhi kebutuhan dasar pasien
12. Penilaian pelayanan sesuai dengan standar asuhan keperawatan
13. Melaksanakan pelayanan ruang kelas utama dan VIP
14. Pelayanan intennsif terhadap (ICU, ICCU, PICU, HCU)
15. Pelayanan kemoterapi
g. Central Medical Unit (CMU)
20

Dan dari proses magang/PKl diperoleh data RSUD Raden Mattaher Provinsi
Jambi pada Tabel 1.

Tabel 1. Data RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi

NO 269
KODE RUMAH SAKIT 1571012
NAMA RUMAH SAKIT RS Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
JENIS RUMAH SAKIT RSU
KELAS RUMAH SAKIT B
DIREKTUR RUMAH SAKIT Plt. Drg.Iwan Hendrawan
ALAMAT Jl. Letjen Suprapto No. 31 Jambi
PENYELENGGARA Pemprov
KAB/KOTA Kota Jambi
KODE 36122
TELEPON 0741-61692
FAX 0741- 60014
EMAIL Mail.jambiprov.go.id
TELEPON HUMAS -
WEBSITE www.rsud@jambiprov.go.id/www.rs-
mattaher.com
LUAS TANAH 78209 M2
LUAS BANGUNAN 18979 M2
NO SURAT IZIN NOMOR: 81 TAHUN 2016
TANGGAL SURAT IZIN 30/03/2016
OLEH SURAT IZIN BPMD DAN PPT
SIFAT SURAT IZIN PERPANJANG
MASA BERLAKU SURAT IZIN 2021-03-30
NAMA PENYELENGGARA PEMPROV JAMBI
STATUS PENYELENGGARA PEMPROV JAMBI
KHUSUS RS SWASTA -
PENTAHAPAN AKREDITASI PENTAHAPAN III (16 PELAYANAN)
STATUS AKREDITASI TINGKAT PARIPURNA
REKENING BANK BANK (BPD JAMBI)
BENDAHARA APBD Bend. Pengeluaran RSUD R.Mattaher
Jambi
NOMOR NPWP APBD 00.015.332.0-331.000
BENDAHARA BLUD Bend.BLUD RSUD R.Mattaher Jambi
21

NOMOR NPWP BLUD 00.315.718.7-331.000


TANGGAL UPDATE DATA 18/10/2018
TT KELAS UTAMA 0 Tempat Tidur

TT KELAS I 40 Tempat Tidur


TT KELAS II 42 Tempat Tidur
TT KELAS III 48 Tempat Tidur
TT TANPA KELAS 241 Tempat Tidur
TT KELAS III JAMKESMAS 0 Tempat Tidur
DOKTER Sp A 4 Orang
DOKTER Sp Og 9 Orang
DOKTER Sp Pd 9 Orang
DOKTER Sp B 4 Orang
DOKTER Sp Rad 3 Orang
DOKTER Sp RM 1 Orang
DOKTER Sp An 3 Orang
DOKTER Sp Jp 4 Orang
DOKTER Sp M 3 Orang
DOKTER Sp THT 7 Orang
Dokter Umum 55 Orang
Dokter Gigi 8 Orang
Dokter Gigi spesialis 1 Orang
PERAWAT 403 Orang
BIDAN 66 Orang
FARMASI 62 Orang
TENAGA KESEHATAN LAINNYA 171 Orang
TENAGA NON KESEHATAN 479 Orang
TANGGAL UPDATE DATA 18/10/2018
22

Tabel 2. Standar Pelayanan Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Raden Mattaher


Jambi :

No. Komponen Uraian


1. Persyaratan Pelayanan 1. Rawat Jalan
a. Pasien Umum : Lembar Resep dari Dokter
b. Pasien JKN/BPJS : Bukti Pendaftaran dan
Persyaratan kelengkapan jaminan
- Fotocopy Kartu
- Surat rujukan.
2. Rawat Inap
- Lembar Resep CPO
3. Pasien Kemoterapi
- Bukti pendaftaran sesuai dengan
jaminan dan resep CPO kemoterapi
- Untuk pasien JKN disertakan SEP dan
protocol terapi.
2. Prosedur Rawat Jalan
Penyerahan Resep Menunggu Panggilan

Pengantrian Resep

Penyiapan Obat

Pengecekan Obat

Penyerahan Obat
Rawat Inap
23

Penyerahan CPO Pengantrian Resep

Penyiapan Obat
Penyerahan Obat
Pengecekan Obat
3. Waktu Pelayanan Pelayanan Obat Jadi :
≤ 30 menit terhitung mulai dari persyaratan
resep lengkap.
Pelayanan Obar Racikan :
≤ 60 menit terhitung mulai semua persyaratan
lengkap.
4. Biaya Umum : Sesuai Peraturan Gubernur No. 10
tahun 2011.
JKN : PERMENKES No. 59 tahun 2014
5. Produk Layanan Pelayanan Farmasi
6. Pengelolaan Email
Pengaduan rsudradenmattaherprovinsijambi@gmail.com
Telp :
SMS : 08117454646
Kotak Saran
Petugas Informasi dan Pengaduan

Alur Pelayanan Rawat Inap

Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan


24

Surat Pengantar di Rawat

Asuransi : Umum
BPJS
JAMKESDA
SKTM
BPJS KETENAGAKERJAAN
PERUSAHAAN

Tempat
Pendaftaran
Pasien Rawat
Inap

ADMISI Pendaftaran :
Informasi Tempat Tidur Kosong Pencatatan Identitas
Biaya Tarif Rumah Sakit Pasien
Lain-lain Pemberian no. MR (Rekam

Bila kamar/tempat tidur Bila kamar/tempat tidur


tersedia pasien di antar tidak tersedia maka
ke ruang rawat inap pasien menunggu antrian
oleh petugas rawat di ruang observasi

Ruang Rawat Inap

Pasien di Rujuk Pasien Pulang


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan kefarmasian yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Raden Mattaher Provinsi Jambi telah sesuai dengan
PERMENKES Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit yang meliputi kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta Pelayanan Farmasi Klinis.
Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai meliputi pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemmusnahan dan penarikan, pengendalian, dan
administrasi. Kegiatan pelayanan farmasi klinis meliputi pengkajian dan
pelayanan resep; penelusuran riwayat penggunaan obat; rekonsiliasi obat;
Pelayanan Informasi Obat (PIO); Konseling; Visite; Pemantauan Terapi Obat
(PTO); Monitoring Efek Samping Obat (MESO); Evaluasi Penggunaan Obat
(EPO); dan Dispensing sediaan steril.

5.2 Saran
1. Diharapkan RSUD Raden Mattaher dapat mempertahankan dan
meningkatkan manajemen pengelolaan obat di rumah sakit meskipun
secara umum telah sesuai dengan prosedur.
2. Pelayanan kefarmasian klinis yang ada di RSUD Raden Mattaher
Provinsi Jambi dapat lebih ditingkatkan lagi.
3. Terus berupaya meng-update kemampuan karyawan farmasi dengan
mengikutsertakan mereka pada seminar serta pelatihan yang sesuai.
4. Sebaiknya perlu dilakukan perbaikan penataan ruangan apotek farmasi
di beberapa depo farmasi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014. Rencana Kerja RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2015.


Direktur Utama RSUD Raden Mattaher Jambi, Jambi.
Anonim.2016. Sejarah Rumah Sakit Umum daerah Raden Mattaher.
(http://mattaherhospital.jambiprov.go.id/index.php/explore/moduleposi
in, diakses Rabu, 08September 2019).
Ikatan Apoteker Indonesia.2016. Standar Kompetensi Farmasis Indonesia.
Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan
Farmasi di Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Presiden RI. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan. Jakarta.
Presiden RI. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit. Jakarta.
Siregar, C.J.P. 2004.Farmasi Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

26
LAMPIRAN

Lampiran 1.Kartu Persediaan Obat

27
Lampiran 2. Format Laporan Narkotika

28
Lampiran 3.Alur Pelayanan Resep Rawat Inap

Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan

Surat Pengantar di Rawat

Asuransi : Umum
BPJS
JAMKESDA
SKTM
BPJS KETENAGAKERJAAN
PERUSAHAAN

Tempat
Pendaftaran
Pasien Rawat
Inap

ADMISI Pendaftaran :
Informasi Tempat Tidur Kosong Pencatatan Identitas
Biaya Tarif Rumah Sakit Pasien
Lain-lain Pemberian no. MR (Rekam

Bila kamar/tempat tidur Bila kamar/tempat tidur


tersedia pasien di antar tidak tersedia maka
ke ruang rawat inap pasien menunggu antrian
oleh petugas rawat di ruang observasi

Ruang Rawat Inap

Pasien di Rujuk Pasien Pulang

29
Lampiran 4. Format laporan Faktur

30

Anda mungkin juga menyukai