Anda di halaman 1dari 21

Nama : M.

Tegar Arjunnaidi
NIM : 21340096
Kelas : B
Tugas Individu UU dan Etika Farmasi

A. REKAPITULASI DATA : NAMA PRODUK & PRODUSEN UNTUK TIAP NPP


YANG BEREDAR DI INDONESIA

DAFTAR NAMA OBAT DAN NAMA PRODUSEN NARKOTIKA

NO. NAMA OBAT NAMA PRODUSEN


1. Codikaf15 mg PT. Kimia Farma
2. Codikaf 20mg PT. Kimia Farma
3 Pethidin 50 mg PT. Kimia Farma
5 Codipront kapsul PT. Kimia Farma
6 Codipront sirup PT.Kimia Farma
7 Coditam PT. Kimia Farma
8 Fentanyl 2 mL PT. Kimia Farma
9 Methadone PT. Kimia Farma
10 Morfina 10 mg/mL PT. Kimia Farma
11 Morphine 10 mg PT. Kimia Farma
12 Sufenta PT. Kimia Farma

DAFTAR NAMA OBAT DAN NAMA PRODUSEN PSIKOTROPIKA

NO. NAMA OBAT PRODUSEN


1. Zypraz (alprazolam 0,25mg, 0,5mg, 1mg) Kalbe Farma
2. Valisanbe (Diazepam 2 mg; Diazepam 5 mg) Sanbe Farma
3. Asabium (Klobazam 10 mg) Otto
4. Alganax (alprazolam 0,25 mg ; 0,50 mg ; 1 mg) Guardian pharmatama
5. Librium (Chiordiazepoxide) Valean/Combiphar
6. Calmet (Alprazolam 0,25 mg ; 0,5 mg ; 2 mg) Sunthi sepuri
7. Analsik (Metamizole 500mg dan Diazepam 2 mg) Sanbe Farma
8. Serenal-10 (Oxazolam) Sankyo
9. Zolmia (Zolpidem tartrate 10 mg) Pratapa Nirmala
10. Ativan (Lorazepam 0,5 mg ; 1 mg ; 2 mg) Sunthi sepuri
11. Valdimex (Diazepam 5 mg) Mersi Farma
12. Sanmag (chlordiazepoxide HCl) Sanbe Farma
13. Decazepam (Diazepam 5 mg) Harsen
14. Diobrium (Klordiazepoksid hidroklorida) Cendo
15. Frisium (Klobazam 10 mg) Aventis
16. Atarax (Alprazolam 0,5 mg) Mersi
17. Merlopam (Lorazepam 0,5 mg ; 2 mg) Mersi
18 Merlopam 2 mg Mersifarma
19. Ritalin (10 mg) Novartis
20. Prohiper (10 mg) Mersifarma
21. Dormicum 15 mg Roche
22. Stilnox Sanovi aventis
23. Renaquil Fahrenheit
24. Teronac Novartis
25. Alvis (alprazolam 0,5 mg ; 1 mg) Pharos, Altana Pharma

DAFTAR NAMA OBAT DAN NAMA PRODUSEN PREKURSOR

NO. NAMA OBAT NAMA PRODUSEN


1. Nalgestan PT. Medifarma Lab Inc
2. Rhinos SR PT. Dexa Medica
3. Anadex PT. Interbat
4. Decolgen PT. Medifarma Lab Inc
5. Decolsin PT. Medifarma Lab Inc
6. Intunal PT. Meprofarm
7. Inza PT. Konimex
8. Ikadryl PT. Ikapharmindo
9. Anakonidin PT. Konimex
10. Antiza Coronet Crown
11. Colfin Nurfarindo
12. Pospargin PT. Kalbe Farma
13. Alpara PT. Molex Ayus
Pharmaceutical
14. Tremenza tablet PT. Sanbe
15. Telfast plus Sanofi Aventis
16. Methergin Novartis Indonesia
17. Clarinase tablet Bayer Indonesia
18. Ryvel Plus Novell pharma
19. Trifed tablet Interbat
20. Rhinofed Dexa medica
21. Aerius D Merck Sharp dan Dohme

B. FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN NPP DI SARANA PRODUK,


DISTRIBUSI DAN PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Pencatatan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi Pasal 43
ayat
1 menyatakan bahwa Industri Farmasi, PBF, Instalasi Farmasi Pemerintah, Apotek,
Puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Lembaga Ilmu
Pengetahuan, atau dokter praktik perorangan yang melakukan produksi, penyaluran, atau
penyerahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi wajib membuat pencatatan
mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi. Pencatatan tersebut paling sedikit terdiri atas:
a. nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi;
b. jumlah persediaan;
c. tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan
d. jumlah yang diterima;
e. tanggal, nomor dokumen, dan tujuan penyaluran/penyerahan;
f. jumlah yang disalurkan/diserahkan;
g. nomor batch dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran/penyerahan; dan
h. paraf atau identitas petugas yang ditunjuk.

2. Pelaporan
Pada Pasal 45 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2015 tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi disebutkan bahwa:
1) Industri Farmasi yang memproduksi Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan laporan produksi dan
penyaluran produk jadi Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi setiap bulan
kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Kepala Badan.
2) PBF yang melakukan penyaluran Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi
dalam bentuk obat jadi wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan laporan
pemasukan dan penyaluran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dalam
bentuk obat jadi setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan
tembusan Kepala Badan/Kepala Balai.
3) Instalasi Farmasi Pemerintah Pusat wajib membuat, menyimpan, dan
menyampaikan laporan pemasukan dan penyaluran Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi kepada Direktur Jenderal dengan
tembusan Kepala Badan.
4) Instalasi Farmasi Pemerintah Daerah wajib membuat, menyimpan, dan
menyampaikan laporan pemasukan dan penyaluran Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
atau Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Balai setempat.

Pelaporan tersebut paling sedikit terdiri atas :


a. nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan/atau Prekursor
Farmasi;
b. jumlah persediaan awal dan akhir bulan;
c. tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan;
d. jumlah yang diterima;
e. tanggal, nomor dokumen, dan tujuan penyaluran;
f. jumlah yang disalurkan; dan
g. nomor batch dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran dan persediaan awal
dan akhir.

Pelaporan Narkotika Rumah Sakit berkewajiban menyusun dan mengirimkan


laporan obat Narkotikatiap bulannya. Dalam laporan tersebut diuraikan mengenai
pembelian/pemasukandan penjualan/pengeluaran narkotika yang ada dalam tanggung
jawabnya, danditandatangani oleh penanggung jawab instalasi farmasi/apotek rumah
sakit.Laporan tersebut ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kotasetempat dengan tembusan :
1. Dinas Kesehatan Provinsi setempat
2. Kepala Balai POM setempat
3. Penanggung jawab narkotika di Rumah Sakit
4. ArsipLaporan penggunaan narkotika tersebut terdiri dari:
a) Laporan pemakaian bahan baku narkotika.
b) Laporan penggunaan sediaan jadi narkotika.
c) Laporan khusus penggunaan morfin dan petidin.

Pelaporan Psikotropika suatu laporan yang dibuat Rumah Sakit untuk mencatat
pembelian/pemasukan dan penjualan/pengeluaran obat Psikotropika berdasarkan
pelayanan resep doktersetiap bulannya yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota dengan tembusan:
1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
2. Kepala Balai POM3.
Arsip yg di tanda tangani oleh Apoteker penanggung jawab di sertai namaterang,
SIK, dan cap Rumah Sakit/Apotek.Pelaporan psikotropika dibuat satu bulan sekali
tetapi dilaporkan satu tahun sekali(awal Januari sampai Desember).

Pada pasal 45 ayat 6 disebutkan bahwa Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
Instalasi Farmasi Klinik, Lembaga Ilmu Pengetahuan, dan dokter praktik perorangan
wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan laporan pemasukan dan
penyerahan/penggunaan Narkotika dan Psikotropika, setiap bulan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan Kepala Balai setempat. Pelaporan
tersebut paling sedikit terdiri atas:
a. nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan/atau Prekursor
Farmasi;
b. jumlah persediaan awal dan akhir bulan;
c. jumlah yang diterima; dan
d. jumlah yang diserahkan.

Sedangkan, Puskesmas wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan laporan


pemasukan dan penyerahan/penggunaan Narkotika dan Psikotropika sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaporan untuk tiap sarana dapat dilakukan
secara elektronik di sipnap.kemenkes.go.id. Berikut merupakan contoh format
dokumen pelaporan:
Berikut merupakan contoh format dokumen :
1. Importir
Formulir pendaftaran sebagai pemohon Narkotika, Psikotropika, Prekursor
CONTOH FORMAT PERMOHONAN
2. Impor Prekursor
3. Surat Pesanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekusor untuk industri farmasi,
PBF, dan instalasi pelayanan farmasi
4. Contoh Form Surat Pesanan Obat Mengandung Prekursor Farmasi dari PBF
kepada Industri Farmasi atau PBF lain
5. Contoh Form Surat Pesanan Obat Mengandung Prekursor Farmasi dari Apotek
kepada Industri Farmasi atau PBF
6. Contoh Form Surat Pesanan Obat Mengandung Prekursor Farmasi dari
Instalasi Farmasi Rumah Sakit kepada Industri Farmasi atau PBF atau Rumah
Sakit
7. Surat Permintaan Narkotika, Psikotropika, dan Prekusor untukinstalasi
pelayanan farmasi baik diajukan oleh apoteker maupun dokter

Anda mungkin juga menyukai