Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 4

1. Mitchelia Magdalena Kojongian


2. Nikita Susana Maria Mogi
3. Yunita Anastasya Pratama Damopolii
4. Jekson Ayhuan
5. Rafia Adinda Putri
6. Clarencia Advenia Kojongian
7. Reyndra Mamonto
8. Valensia Johana Takapaha
9. Dwi Alwiah Kumalasari Naue
10. Kyoko Itsumi Etsuko Gabreila Masengi
11. Mariando Naftali Ering
12. Mikhael Cristianto Agow
13. Sefren Geiner Tumilaar
FARMAKOLOGI DASAR
NEUROTRANSMITER

Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis


dalam neuron dan disimpan dalam gelembung
sinaptik pada ujung akson
Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antar
neuron. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan
permeabilitas sel neuron, sehingga neuron menjadi
lebih kurang dapt menyalurkan impuls, tergantung
dari neuron dan transmiter tersebut
BEBERAPA NEUROTRANSMITER
UTAMA, ANTARA LAIN:

Asam amino: asam glutamat, asam


aspartat, serina, GABA, glisina
Monoamina: dopamin, adrenalin,
noradrenalin, histamin, serotonin,
melatonin
Bentuk lain: asetilkolina, adenosina,
anandamida, dll.
KRITERIA UNTUK NEUROTRANSMITTER

Jika diberikan secara eksogen sebagai


suatu obat, molekul eksogen menyerupai
efek neurotransmitter endogen.
Terdapat suatu mekanisme di dalam neuron
atau celah sinaptik untuk menghilangkan
atau deaktifasi neurotransmitter.
Molekul ditemukan dalam neuron
prasinaptik dan dilepaskan pada
depolarisasi dalam jumlah yang bermakna
secara fisiologis
MACAM MACAM NEUROTRANSMITER

1) Asetilkolin
2) Nitrat Oksida (NO)
3) Aspartat
4) Neuropeptida
5) Norepinefrin, epinephrine, dan dopamine
6) Serotonin
7) Glutamate
8) Glisin
9) Serotonin
SIFAT NEUROTRANSMITER

Neurotransmiter merupakan senyawa kimia


pembawa pesan yang meneruskan informasi elektrik
dari sebuah neuron ke neuron lain atau sel efektor. Sifat
neurotransmiter adalah sebagai berikut :
1) Disintesis di neuron presinaps
2) Disimpan di vesikel dalam neuron presinaps
3) Dilepaskan dari neuron di bawah kondisi
fisiologis
4) Segera dipindahkan dari sinaps melalui
uptake atau degradasi
5) Berikatan dengan reseptor menghasilkan
respon biologis
TAHAPAN YANG DIALAMI
NEUROTRANSMITTER
OBAT OTONOM

Obat otonom adalah obat yang bekerja pada


berbagai bagaian susunan saraf otonom, mulai dari
sel saraf sampai dengan sel efektor

Menurut efek utamanya maka obat otonom


dibagi dalam 5 golongan
1. Parasimpatomimetik atau kolinergi
2. Simpatomimetik atau adrenergik
3. Parasimpatolitik
4. Simpatolitik
5. Obat ganglion
HUBUNGAN ANTARA NEUROTRANSMITER
DAN KERJA OBAT OTONOM

Sistem saraf berkaitan erat dengan sistem penting lainya untuk


mengontrol fungsi tubuh, termasuk integrasi tingkat tinggi di otak, yang
mempengaruhi proses dalam tubuh dan fungsi umpan balik yang
meluas. Kedua sistem tadi menggunakan zat kimia untuk transmisi
informasinya. Pada sistem saraf, transmisi kimiawi terjadi antara sel-sel
saraf dan antara sel-sel saraf dengan sel-sel efektornya. Transmisi
kimiawi ini berlangsung lewat pelepasan sejumlah kecil substansi
transmiter dari ujung saraf ke dalam celah sinaptik. Transmiter
menyebrangi celah secara difusi dan mengaktifkan atau menghambat
sel pascasinaptik dengan berkaitan langsung pada suatu molekul
reseptor khusus.
HUBUNGAN ANTARA NEUROTRANSMITER
DAN KERJA OBAT OTONOM
Dengan menggunakan obat yang meniru atau
menghambat kerja transmiter kerja kimia tadi, maka secara
selektif kebanyakan fungsi otonom dapat dimodifikasi.
Termasuk diantaranya sejumlah fungsi jaringan efektor, seperti
otot jantung, otot polos, endothelium vaskular, kelenjar dan
juga ujung saraf presinaptik. Obat otonom seperti ini berguna
pada berbagai kondisi klinis tertentu. Namun sebaliknya,
sejumlah besar obat yang digunakan untuk tujuan lain
mempunyai efek yang tidak diinginkan pada fungsi otonomik.
GANGGUAN FUNGSI ORGAN TUBUH YANG
DIPENGARUHI OBAT KOLINERGIK

1. Devinisi Kolinergik

Kolenergika atau parasimpatomimetika adalah


sekelompok zat yang dapat menimbulkan efek yang sama
dengan stimulasi Susunan Parasimpatis (SP) , karena
melepaskan neurohormon asetilkolin (ACh) diujung-ujung
neuronnya

2. Obat obat kolinergik

obat yang bekerja secara langsung atau tidak


langsung meningkatkan fungsi neurotransmitter asetilkolin.
Kolinergik juga disebut parasimpatomimetik karena
menghasilkan efek yang mirip dengan perangsangan Sistem
saraf parasimpatis.
OBAT-OBAT KOLINERGIK MEMILIKI 3
INDIKASI UTAMA

1.Menurunkan tekanan intraocular


pada pasien glaucoma atau operasi
mata
2.Mengobati atoni saluran cerna atau
vesika urinaria
3.Untuk mendiagnosis dan
pengobatan miastenia gravis.
EFEK YANG DITIMBULKAN OLEH
KOLINERGIK

1. Stimulasi aktivitas saluran cerna, peristaltik diperkuat, sekresi


kelenjar-kelenjar ludah, getah lambung, air mata dan lain-lain
2. Memperlambat sirkulasi darah dan mengurangi kegiatan
jantung, vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.
3. Memperlambat pernafasan dengan menciutkan saluran nafas
(bronkokontriksi) dan meningkatkan sekresi dahak.
4. Kontraksi otot mata dengan penyempitan pupil mata (miosis)
dan menurunkan tekanan intra okuler dan memperlancar
keluarnya airmata
5. Kontraksi kandung kemih dan ureter dengan efek
memperlancar keluarnya air seni.
6. Dilatasi pembuluh dan kontraksi otot kerangka.
7. Menenkan SSP setelah pada permulaan menstimulasinya.

Anda mungkin juga menyukai