Anda di halaman 1dari 11

I.

Praktikum 6 dan 7 (Sistem Saraf Otonom/SSO)

II. Kompetensi Mata Kuliah

Mahasiswa mampu melakukan PIO obat-obat Adrenergik dan Kolinergik

III. Tujuan
Agar mahasiswa dapat melakukan pelayanan obat – obat Adrenergik dan kolinergik

IV. Teori singkat

Pada bab ini kita akan mempelajari tentang obat-obat Adrenergik dan Kolinergik

Sistem Saraf Otonom


Sistem saraf otonom merupakan bagian sistem syaraf yang mengatur fungsi
visceral tubuh. Sistem ini mengatur tekanan arteri, motilitas dan sekresi gastrointestinal,
pengosongan kandung kemih, berkeringat, suhu tubuh dan aktivitas lain. Karakteristik utama
SSO adalah kemampuan memengaruhi yang sangat cepat (misal: dalam beberapa detik saja
denyut jantung dapat meningkat hampir dua kali semula, demikian juga dengan tekanan
darah dalam belasan detik, berkeringat yang dapat terlihat setelah dipicu dalam beberapa
detik, juga pengosongan kandung kemih). Sifat ini menjadikan SSO tepat untuk melakukan
pengendalian terhadap homeostasis mengingat gangguan terhadap homeostasis dapat
memengaruhi seluruh sistem tubuh manusia. Dengan demikian, SSO merupakan komponen
dari refleks visceral.

Susunan Saraf Otonom (SSO) dapat dipecah lagi dalam dua cabang yaitu Susunan
(Ortho) Simpatik (SO) dan Susunan Parasimpatik (SP). Pada umumnya dapat dikatakan
bahwa kedua susunan ini bekerja antagonis: bila suatu sistem merintangi fungsi tertentu,
sistem lainnya justru menstimulasinya. Tetapi, dalam beberapa hal, khasiatnya berlainan
sama sekali bahkan bersifat sinergis.

Berdasarkan macam-macam saraf otonom tersebut, maka obat berkhasiat pada


sistem saraf otonom digolongkan menjadi :

Modul Praktikum Adrenergik


1. Obat yang berkhasiat terhadap saraf simpatik, yang diantaranya sebagai berikut :

a. Simpatomimetik atau adrenergik, yaitu obat yang meniru efek perangsangan dari
saraf simpatik ( oleh noradrenalin ). Contohnya, efedrin, isoprenalin, dan lain-lain

b. Simpatolitik atau adrenolitik, yaitu obat yang meniru efek bila saraf parasimpatik
ditekan atau melawan efek adrenergik, contohnya alkaloida sekale, propanolol,
dan lain-lain.

2. Obat yang berkhasiat terhadap saraf parasimpatik, yang diantaranya sebagai berikut
a. Parasimpatomimetik atau kolinergik, yaitu obat yang meniru perangsangan dari
saraf parasimpatik oleh asetilkolin, contohnya pilokarpin dan phisostigmin
b. Parasimpatolitik atau antikolinergik, yaitu obat yang meniru bila saraf
parasimpatik ditekan atau melawan efek kolinergik, contohnya alkaloida
belladonna.

Modul Praktikum Adrenergik


A. ADRENERGIK
Adrenergik adalah senyawa yang mempunyai kerja yang mirip dengan kerja saraf
simpatis jika dirangsang/sama seperti adrenalin dan non adrenalin. Obat ini disebut obat
adrenergik karena efek yang ditimbulkannya mirip perangsangan saraf adrenergik atau mirip
efek neurotransmitter norepinefrin dan epinefrin. Golongan ini juga disebut juga obat
simpatik atau simpatomimetik yaitu zat-zat yang dapat menimbulkan (sebagian) efek yang
sama dengan stimulasi susunan simpaticus (SS) dan melepaskan noradrenalin (NA) di
ujung-ujung syarafnya. Obat adrenergik ini selain digunakan untuk mengobati asma, syok
dan henti jantung juga berguna untuk melonggarkan sumbatan hidung, menekan nafsu
makan dan mengurangi efek penyakit alergik.

Reseptor adrenergik dibagi menjadi :

Reseptor Respon Fisiologis


Alfa-1 - Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung,
- Vasokonstriksi : Meningkatkan tekanan darah
- Midriasis : Dilatasi Pupil Mata
- Kelenjar (saliva) : Mengurangi sekresi
Alfa-2 Menghambat pelepasan norepinefrin, dilatasi pembuluh darah dan
menimbulkan hipotensi, dapat memperantarai konstriksi arteriolar
dan vena
Beta-1 Terdapat di Jantung, Meningkatkan denyut jantung dan kekuatan
kontraksi
Beta-2 - Terdapat di pembuluh darah, otot polos skeletal, otot polos
bronkus
- Dilatasi bronkiolus, meningkatkan relaksasi gastrointestinal dan
uterus.

Reseptor adrenergik lain adalah dopaminergik dan terdapat pada arteri ginjal,
mesenterium, koroner dan serebral. Jika reseptor ini dirangsang, pembuluh darah berdilatasi
dan aliran darah bertambah. Hanya dopamin yang dapat mengaktivasi reseptor ini.

Berdasarkan Klasifikasinya, Obat-obat adrenergik terdiri dari obat Agonis


adrenergik dan Obat Antagonis Adrenergik.

Modul Praktikum Adrenergik


1. Obat Agonis adrenergik terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu Agonis
adrenergik/Simpatomimetik yang bekerja langsung, agonis adrenergik yang bekerja
tidak langsung dan agonis adrenergik yang bekerja campuran/ganda.

a. Agonis/ Simpatomimetik yang bekerja langsung, mekanisme aksinya yaitu obat


ini membentuk kompleks reseptor khas. Contoh Obat-obat yang termasuk dalam
kelompok ini yaitu: albuterol, klonidin, dobutamin, dopami, epinefrin, isopreterenol,
metapreterenol, metoksamin, norepinefrin, fenilefrin, ritodrin, dan terbutaline.

b. Agonis bekerja yang bekerja tidak langsung, mekanisme aksinya yaitu bekerja
dengan melepaskan katekolamin terutama norepinefrin dari granul-granul
penyimpanan di ujung saraf simpatik atau menghambat pemasukan norepinefrin pada
membran saraf. Contoh obat ini adalah Amfetamin dan tiramin

c. Agonis yang bekerja campuran/ganda (baik langsung maupun tidak langsung)


mekanismenya merangsang reseptor adrenergik dan melepaskan katekolamin dari
tempat penyimpanan atau menghambat pemasukan katekolamin. Contoh obat ini
adalah adalah efedrin, fenilpropanolamin, dan oktopamin.

2. Obat Antagonis adrenergik terbagi menjadi 2 (dua) kelompok) yaitu Penyekat-α dan
Penyekat-β

a. Penyekat-α, Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini yaitu: doxazosin,


fenoksinbenzamin, fentolamin, prazosin, dan terazosin.

b. Penyekat-β, Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini yaitu: asebutolol,


atenolol, labetalol, metoprolol, nadolol, pindolol, propranolol, dan timolol.

B. KOLINERGIK

Modul Praktikum Adrenergik


Kolinergik atau parasimpatomimetik adalah sekelompok zat yang dapat
menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi Susunan Parasimpatis (SP), karena
melepaskan neurohormonasetilkolin (ACh) diujung-ujung neuronnya. Tugas utama SP
adalah mengumpulkan energi dari makanan dan menghambat penggunaannya, singkatnya
berfungsi asimilasi. Bila neuron SP dirangsang, timbullah sejumlah efek yang menyerupai
keadaan istirahat dan tidur. Efek kolinergis faal yang terpenting seperti: stimulasi
pencernaan dengan jalan memperkuat peristaltik dan sekresi kelenjar ludah dan getah
lambung (HCl), juga sekresi air mata, memperkuat sirkulasi,antara lain dengan mengurangi
kegiatan jantung, vasodilatasi, dan penurunan tekanan darah,memperlambat pernafasan,
antara lain dengan menciutkan bronchi, sedangkan sekresi dahak diperbesar, kontraksi otot
mata dengan efek penyempitan pupil (miosis) dan menurunnya tekanan intraokuler akibat
lancarnya pengeluaran air mata, kontraksi kantung kemih dan ureter dengan efek
memperlancar pengeluaran urin, dilatasi pembuluh dan kotraksi otot kerangka, menekan
SSP setelah pada permulaan menstimulasinya, dan lain-lain (Tjay dan Rahardja, 2002).
Obat Kolinergik sering disebut juga sebagai obat parasimpatomimetik karena
bekerjanya mirip dengan rangsangan saraf parasimpatis. Obat obat kolinergik juga dikenal
dengan kolinomimetik, perangsang kolinergik atau agonis kolinergik. Asitelkolin (AK)
adalah neurotransmitter yang terdapat pada ganglion dan ujung saraf terminal parasimpatis
dan mempersarafi reseptor-reseptor pada organ, jaringan, dan kelenjar. Ada dua jenis
reseptor kolinergik :
1. Reseptor muskarinik yang merangsang otot polos dan memperlambat denyut jantung

2. Reseptor nikotinik (neuromuscular) yang mempengarui otot rangka.

Berdasarkan Klasifikasinya, Obat-obat Kolinergik terdiri dari obat Agonis


Kolinergik dan Obat Antagonis Kolinergik.

1. Obat Agonis Kolinergik

Obat Agonis Kolinergik bekerja meniru efek asetilkolin dengan cara berikatan
langsung pada kolinoseptor. Agonis Kolinergik terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu
Agonis kolinergik yang bekerja langsung, agonis kolinergik yang bekerja tidak langsung
(reversible) dan agonis Kolinergik tidak langsung (irreversible)

Modul Praktikum Adrenergik


a. Agonis Kolinergik yang bekerja langsung, bekerja meniru efek asetilkolin dengan
cara berikatan langsung pada kolinoseptor.
Contoh Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini yaitu: Asetilkolin, betanekol,
karbakol, dan pilokarpin.
b. Agonis Kolinergik yang bekerja tidak langsung (reversibel), Obat ini dapat
berinteraksi secara kompetitif dengan sisi aktif enzim AChE dan dapat terbalikkan /
reversible.
Contoh Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini yaitu: edrofonium, neostigmin,
fisostigmin, dan piridostigmin
c. Agonis Kolinergik yang bekerja tidak langsung (irreversibel), merupakan
sejumlah senyawa organofosfat sintetik mempunyai kapasitas untuk melekat secara
kovalen pada asetilkolinesterase. Keadaan ini memperpanjang efek asetilkolin pada
semua tempat pelepasannya.
Contoh Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini yaitu: ekotiofat dan isoflurofat.

2. Obat Antagonis Kolinergik


Obat Antagonis Kolinergik terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu Antagonis
kolinergik yang bekerja langsung, agonis kolinergik yang bekerja tidak langsung
(reversible) dan agonis Kolinergik tidak langsung (irreversible)
a. Obat Antimuskarinik, Obat golongan ini bekerja menyekat reseptor muskarinik
yang menyebabkan hambatan semua fungsi muskarinik. Selain itu, obat ini menyekat
sedikit perkeualian neuron simpatis yang juga kolinergik, seperti saraf simpatis yang
menuju kelenjar keringat
Contoh Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini yaitu: atropin, ipratropium,
dan skopolamin.
b. Penyekat ganglionik, obat ini bekerja dengan menghentikan semua keluaran sistem
saraf otonom pada reseptor nikotinikrespon yang teramati memang kompleks dan
sulit diduga, sehingga tidak mungkin meperoleh kerja yang selektif.
Contoh Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini yaitu: mekamilamin, nikotin,
dan trimetafan.
c. Penyekat neuromuskular, , Obat penyekat neuromuskular ini strukturnya analog
dengan asetilkolin dan bekerja baik sebagai antagonis (tipe nondepolarisasi) maupun
agonis (tipe depolarisasi) terhadap reseptor yang terdapat cekungan sambungan
neuromuskular.

Modul Praktikum Adrenergik


Contoh Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini yaitu: atrakurium,
doksakurium, metokurin, mivakurium, pankuronium, piperkuronium, rokuronium,
suksinilkolin, tubokurarin, dan vekuronium.

V. Langkah-langkah Praktikum
1. Mahasiswa dibagi kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang (kelompok
akan ditentukan oleh dosen pembimbing)
2. Setiap kelompok mengisi lembaran kerja yang tersedia.
3. Mahasiswa mendiskusikan brosure obat yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi dan tanya jawab
5. Laporan langsung dikumpulkan pada akhir jam praktikum.
Format laporan :
1. Judul Praktikum.
2. Waktu dan Tempat.
3. Tujuan Praktikum.
4. Konsep Teori.
5. Tabel Pengamatan.
6. Pembahasan dan Kesimpulan
7. Paraf Dosen Pembimbing
Lembaran Kerja:

Golongan Indikasi Nama zat Bentuk sediaan obat/ Brand name/ nama E.S
Obat aktif Kekuatan produsen spesifik

VI. Latihan

1. Sebutkan mekanisme kerja obat adrenergik serta berikan masing-masing


contohnya.
2. Apa yang dimaksud dengan reseptor-resptor adrenergik? Apa respon fisiologis
utama dari masing-masing reseptor tersebut?

Modul Praktikum Adrenergik


3. Jelaskan apa itu Katekolamin?
4. Sebutkan Klasifikasi Obat Kolinergik
5. Sebutkan 2 jenis reseptor Kolinergik
6. Bagaimana efek saraf otonom pada berbagai organ tubuh berdasarkan efek
simpatis/adrenergik maupun parasimpatis/kolinergik.
7. Bagaimana Mekanisme kerja obat antagonis Kolinergik
8. Sebutkan macam-macam Obat dari Agonis Kolinergik

VII. Petunjuk Jawaban Latihan


Bacalah modul dan beberapa sumber bacaan lainnya.

VIII. Ringkasan

Adrenergik adalah senyawa yang mempunyai kerja yang mirip dengan kerja
saraf simpatis jika dirangsang/sama seperti adrenalin dan non adrenalin. Obat ini
disebut obat adrenergik karena efek yang ditimbulkannya mirip perangsangan saraf
adrenergik atau mirip efek neurotransmitter norepinefrin dan epinefrin

Berdasarkan reseptor kerja obat adrenergik terdiri dari 4 reseptor yaitu reseptor
alfa-1, alfa-2, beta-1 dan beta-2. Berdasarkan Klasifikasi, Obat Adrenergik terdiri
dari dua jenis yaitu obat agonis adrenergik dan obat antagonis adrenergik. Obat
agonis adrenergik terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu agonis adrenergik yang
bekerja langsung, agonis adrenergik yang bekerja tidak langsung dan agonis
adrenergik yang bekerja campuran. Sedangkan obat antagonis adrenergik terdiri dari
dua kelompok, yaitu Penyekat-α dan penyekat-β.

Kolinergik atau parasimpatomimetik adalah sekelompok zat yang dapat


menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi Susunan Parasimpatis (SP), karena
melepaskan neurohormonasetilkolin (ACh) diujung-ujung neuronnya. Obat
Kolinergik sering disebut juga sebagai obat parasimpatomimetik karena bekerjanya
mirip dengan rangsangan saraf parasimpatis. Obat obat kolinergik juga dikenal
dengan kolinomimetik, perangsang kolinergik atau agonis kolinergik.

Berdasarkan Klasifikasinya, Obat-obat Kolinergik terdiri dari obat Agonis


Kolinergik dan Obat Antagonis Kolinergik. Obat Agonis Kolinergik terdiri dari
Agonis kolinergik yang bekerja langsung, agonis kolinergik yang bekerja tidak

Modul Praktikum Adrenergik


langsung dan agonis kolinergik yang bekerja tidak langsung (irreversibel). Sedangkan
Obat Antagonis kolinergik terdiri dari Oabta antimuskarinik, Penyekat Ganglion dan
Penyekat Neuromuskular.

IX. Tes Formative

No Pertanyaan dan pilihan jawaban

1 Adrenergik adalah senyawa yang mempunyai kinerja yang mirip dengan kerja saraf
A. Otonom
B. Perifer
C. Simpatis
D. Parasimpatis

2 Efek stimulasi dari rangsangan saraf adrenergik pada organ mata adalah…..
A. Konstriksi pupil
B. Dilatasi pupil
C. Mata menutup
D. Mata membuka

3 Aktivasi saraf adrenergic pada reseptor beta -1 akan memberikan efek pada jantung
yakni…
A. memperkuat daya & frek,kontraksi jantung
B. pelebaran pembuluh darah jantung
C. menaikan tahanan perifer pembuluh darah
D. menurunkan ritme jantung

4 Berikut ini yang bukan merupakan contoh senyawa simpatomimetik yang bekerja
campuran adalah.....
A. Efedrin
B. Oktopamin
C. Dobutamin
D. Fenilpropanolamin

5 Contoh obat yang bekerja dengan melepaskan katekolamin terutama norepinefrin dari
granul-granul penyimpanan di ujung saraf simpatik atau menghambat pemasukan
norepinefrin pada membran saraf :
A. Fenilpropanolamin
B. Amfetamin
C. Klonidin
D. Oktopamin

6 Berikut salah satu efek saraf parasimpatis/kolinergik terhadap organ tubuh diantaranya
adalah.....

Modul Praktikum Adrenergik


A. Mempercepat denyut jantung
B. Menurunkan peristaltik usu
C. Mengecilkan pupil mata
D. Sekresi kelenjar keringat yang pekat

7. Salah satu obat yang dapat berinteraksi secara kompetitif dengan sisi aktif enzim AChE
dan dapat terbalikkan / reversible adalah....
A. Neostigmin
B. Eekotiofat
C. Isoflurofat
D. Dobutamin

8. Aktivasi saraf kolinergik pada reseptor muskarinik akan memberikan efek pada jantung
yakni…
A. Mempercepat denyut jantung
B. Vasokonstriksi pembuluh darah
C. Vasodilatasi Coronaria
D. Melambatkan denyut jantung

9. Nikotin salah satu obat kolinergik dengan mekanisme kerja sebagai...


A. Penyekat Ganglionik
B. Penyekat Neuromuskular
C. Antimuskarinik
D. Agonis Kolinergik

10. Yang Merupakan Obat-obat antagonis Kolinergik diantaranya adalah :


A. Penyekat-α dan Penyekat- β
B. Penyekat β dan Penyekat Ganglionik
C. Penyekat Ganglionik dan Penyekat Neuromuskular
D. Penyekat-α dan Penyekat Neuromuskular

Daftar Pustaka

1. Tan Hoan Tjay, Drs. Obat-Obat Penting Edisi 5 PT. Elex Media Komputindo : Jakarta
ISO Indonesia Vol. 47- 2012 s/d 2013.
2. Guyton, A. C. 2006. Textbook of medical physiology11th edition. Elsevier Inc.
Philadelphia.

Modul Praktikum Adrenergik


3. Mycek, Mary. J. dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Jakarta: Widya
medika.
4. Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Umum.
5. Tjay, T.H. dan Rahardja, K. 2002. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT Elex Media
Kompoitindo Gramedia.
6. Setyabudy Rianto. Farmakologi dan Terapi Edisi 5 : Jakarta

Modul Praktikum Adrenergik

Anda mungkin juga menyukai