Anda di halaman 1dari 33

1.

Tujuan percobaan
Mempunyai keterampilan dalam melakukan pengujian aktivitas kolinergik dan
antikolinergik suatau obat pada hewan percobaan.
Memahami efek berbagai obat sistem saraf otonom dalam pengendalian fungsi
atau aktivitas organ viseral tubuh.

2. Teori Dasar
System saraf otonom adalah system saraf yang bekerja tanpa mengikuti
kehendak dan kemauan kita. Misalnya detak jantung, mata berkedip, kesadaran,
pernafasan maupun pencernaan makanan. Menurut fungsi dan tanda tanda
morfologinya system saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu, system saraf
simpatik dan system saraf parasimpatik. (Tan Hoan Tjay & Rahardja, 2002).
Pada umumnya system saraf simpatik dan system saraf parasimpatik bekerja
berlawanan tetapi dalam beberapa hal bersifat sinergis. Rangsangan dari susunan
saraf pusat untuk sampai ke ganglion efektor memerlukan suatu penghantar yang
disebut dengan neurotransmiter. Bila rangsangan tersebut berasal dari saraf
simpatis maka neurohormon yang bekerja adalah noradrenalin (adrenalin) atau
norepinephrin (epinefrin). Sebaliknya apabila rangsangan tersebut berasal dari saraf
parasimpatis, maka neurohormon yang bekerja adalah asetilkolin. (Tan Hoan Tjay &
Rahardja, 2002).
Untuk menghindari akumulasi dari neurohormon yang dapat mengakibatkan
perangsangan saraf terus menerus maka neurohormon harus diuraikan oleh enzim
khusus yang terdapat dalam darah maupun jaringan.

2.1 Penggolongan obat obat system saraf otonom
Berdasarkan khasiatnya obat-obat saraf otonom dibagi menjadi :
Obat yang berkhasiat terhadap saraf simpatis:
1. Simpatomimetik / adrenergik, yaitu obat yang meniru efek perangsangan
dari saraf simpatis oleh noradrenalin, contohnya efedrin, isoprenalin dll.
Efedrin
Alkaloida dari tumbuhan Ephedra vulgaris yang sekarang ini dibuat secara
sintetis. Digunakan pada penderita asma atas dasar efek bronkodilatasinya yang
lama, dekongestiv dan midriatik. Efek samping dosis tinggi pada jantung yaitu
cemas, gelisah, sukar tidur, gemetaran dan takikardia serta kerja sentral.
Pseudo efedrin merupakan isomer efedrin yang dikombinasikan dengan dengan
obat-obat batuk dan pilek sedangkan norefedriun adalah turunan efedrin yang
dikombinasikan dengan obat-obat asma dan batuk.
soprenalin
Memiliki efek bronkodilatasi dan stimulasi jantung maka digunakan untuk
pengobatan dan pencegahan serangan asma. Karena absorbsi dalam usus tidak
sempurna maka biasanya digunakan dalam bentuk sublingual, inhalasi atau spray.
Efek samping dosis tinggi pada jantung adalah berdebar, gelisah, gemetaran dan
muka merah. Turunan yang paling sering digunakan adalah feneterol, terbutalin dan
salbutamol.
2. Simpatolitik / adrenolitik, yaitu obat yang meniru efek bila saraf
parasimpatis ditekan atau melawan efek adrenergik, contohnya alkaloida sekale,
propanolol, dll.
Derivat alkaloida sekale
Propanolol
Tiga kelompok alkaloida secale adalah :
Ergotamin dan ergosin
Ergotoksin, yang terdiri dari ergokristin, ergokriptin dan ergokornin
Argometrin atau ergonovin
Khasiat yang terpenting adalah stimulasi otot polos terutama pembuluh darah
perifer dan rahim dengan efek kontraksi otot uterus (oksitosik), vasokontriksi dan
tekanan darah naik. Efek samping pada penggunaan lama dan dosis yang tinggi
adalah matinya jaringan di ujung jari (gangrein) akibat vasokontriksi. Digunakan
untuk menghentikan pendarahan setelah persalinan dan pada keadaan haid yang
berlebihan.
Propanolol
Digunakan sebagai pengobatan anti hipertensi dan gangguan jantung. Turunan
dari propranolol yang berkhasiat sama adalah: atenolol, pindolol, sotalol dan lain-
lain.
Obat yang berkhasiat terhadap saraf parasimpatis:
1. Para simpatomimetik / kolinergik
Kolenergik atau parasimpatomimetik adalah sekelompok zat yang dapat
menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi Susunan Parasimpatis (SP), karena
melepaskan neurohormon asetilkolin (ACh) diujung-ujung neuronnya. Tugas utama
SP adalah mengumpulkan energi dari makanan dan menghambat penggunaannya,
singkatnya berfungsi asimilasi. Bila neuron SP dirangsang, timbullah sejumlah efek
yang menyerupai keadaan istirahat dan tidur. Efek kolinergis faal yang terpenting
seperti: stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat peristaltik dan sekresi
kelenjar ludah dan getah lambung (HCl), juga sekresi air mata, dan lain-lain,
memperkuat sirkulasi, antara lain dengan mengurangi kegiatan jantung, vasodilatasi,
dan penurunan tekanan darah, memperlambat pernafasan, antara lain dengan
menciutkan bronchi, sedangkan sekresi dahak diperbesar, kontraksi otot mata
dengan efek penyempitan pupil (miosis) dan menurunnya tekanan intraokuler akibat
lancarnya pengeluaran air mata, kontraksi kantung kemih dan ureter dengan efek
memperlancar pengeluaran urin, dilatasi pembuluh dan kotraksi otot kerangka,
menekan SSP setelah pada permulaan menstimulasinya. (Tan Hoan Tjay &
Rahardja, 2002).
Reseptor kolinergika terdapat dalam semua ganglia, sinaps, dan neuron
postganglioner dari SP, juga pelat-pelat ujung motoris dan di bagian Susunan Saraf
Pusat yang disebut sistem ekstrapiramidal. (Tan Hoan Tjay & Rahardja, 2002).
Reseptor ini, selain ikatannya dengan asetilkolin, mengikat pula muskarin,
yaitu suatu alkaloid yang dikandung oleh jamur beracun tertentu. Sebaliknya,
reseptor muskarinik ini menunjukkan afinitas lemah terhadap nikotin. Dengan
menggunakan study ikatan dan panghambat tertentu, maka telah ditemukan
beberapa subklas reseptor muskarinik seperti M
1
, M
2
, M
3
, M
4
, M
5
. Reseptor
muskarinik dijumpai dalam ganglia sistem saraf tepi dan organ efektor otonom,
seperti jantung, otot polos, otak dan kelenjar eksokrin. Secara khusus walaupun
kelima subtipe reseptor muskarinik terdapat dalam neuron, namun reseptor M
1

ditemukan pula dalam sel parietal lambung, dan reseptor M
2
terdapat dalam otot
polos dan jantung, dan reseptor M
3
dalam kelenjar eksokrin dan otot polos. Obat-
obat yang bekerja muskarinik lebih peka dalam memacu reseptor muskarinik dalam
jaringan tadi, tetapi dalam kadar tinggi mungkin memacu reseptor nikotinik pula
(Mary J. Mycek, dkk, 2001).
Sejumlah mekanisme molekular yang berbeda terjadi dengan menimbulkan sinyal
yang disebabkan setelah asetilkolin mengikat reseptor muskarinik. Sebagai contoh,
bila reseptor M
1
atau M
2
diaktifkan, maka reseptor ini akan mengalami perubahan
konformasi dan berinteraksi dengan protein G, yang selanjutnya akan mengaktifkan
fosfolipase C. Akibatnya akan terjadi hidrolisis fosfatidilinositol-(4,5)-bifosfat (PP
2
)
menjadi diasilgliserol (DAG) dan inositol (1,4,5)-trifosfat (P
3
) yang akan
meningkatkan kadar Ca
++
intrasel. Kation ini selanjutnya akan berinteraksi untuk
memacu atau menghambat enzim-enzim atau menyebabkan hiperpolarisasi, sekresi
atau kontraksi. Sebaliknya, aktivasi subtipe M
2
pada otot jantung memacu protein G
yang menghambat adenililsiklase dan mempertinggi konduktan K
+
, sehingga denyut
dan kontraksi otot jantung akan menurun (Mary J. Mycek, dkk, 2001).
Reseptor ini selain mengikat asetilkolin, dapat pula mengenal nikotin, tetapi
afinitas lemah terhadap muskarin. Tahap awal nikotin memang memacu reseptor
nikotinik, namun setelah itu akan menyekat reseptor itu sendiri. Reseptor nikotinik ini
terdapat di dalam sistem saraf pusat, medula adrenalis, ganglia otonom, dan
sambungan neuromuskular. Obat-obat yang bekerja nikotinik akan memacu reseptor
nikotinik yang terdapat di jaringan tadi. Reseptor nikotinik pada ganglia otonom
berbeda dengan reseptor yang terdapat pada sambungan neuromuskulular. Sebagai
contoh, reseptor ganglionik secara selektif dihambat oleh heksametonium,
sedangkan reseptor pada sambungan neuromuskular secara spesifik dihambat oleh
turbokurarin (Mary J. Mycek, dkk, 2001). Stimulasi reseptor ini oleh kolenergika
menimbulkan efek yang menyerupai efek adrenergika, jadi bersifat berlawanan
sama sekali. Misalnya vasokonstriksi dengan naiknya tensi ringan, penguatan
kegiatan jantung, juga stimulasi SSP ringan. Pada dosis rendah, timbul kontraksi
otot lurik, sedangkan pada dosis tinggi terjadi depolarisasi dan blokade
neuromuskuler (Tan Hoan Tjay & Rahardja, 2002).
Kolinergika dapat dibagi menurut cara kerjanya, yaitu zat-zat dengan kerja
langsung dan zat-zat dengan kerja tak langsung. Kolinergika yang bekerja secara
langsung meliputi karbachol, pilokarpin, muskarin, dan arekolin (alkaloid dari pinang,
Areca catechu). Zat-zat ini bekerja secara langsung terhadap organ-organ ujung
dengan kerja utama yang mirip efek muskarin dari ACh. Semuanya adalah zat-zat
amonium kwaterner yang bersifat hidrofil dan sukar larut memasuki SSP, kecuali
arekolin (Tan Hoan Tjay & Rahardja, 2002).
Sedangkan kolinergika yang bekerja secara tak langsung meliputi zat-zat
antikolinesterase seperti fisostigmin, neostigmin, dan piridogstimin. Obat-obat ini
merintangi penguraian ACh secara reversibel, yakni hanya untuk sementara.
Setelah zat-zat tersebut habis diuraikan oleh kolinesterase, ACh segera akan
dirombak lagi. Disamping itu, ada pula zat-zat yang mengikat enzim secara
irreversibel, misalnya parathion dan organofosfat lainnya. Kerjanya panjang, karena
bertahan sampai enzim baru terbentuk lagi. Zat ini banyak digunakan sebagai
insektisid beracun kuat di bidang pertanian (parathion) dan sebagai obat kutu rambut
(malathion). Gas saraf yang digunakan sebagai senjata perang termasuk pula
kelompok organofosfat ini, misalnya Sarin, Soman, dan sebagainya (Tan Hoan Tjay
& Rahardja, 2002).
Salah satu kolinergika yang sering digunakan dalam pengobatan glaukoma
adalah pilokarpin. Alkaloid pilokarpin adalah suatu amin tersier dan stabil dari
hidrolisis oleh asetilkolenesterase. Dibandingkan dengan asetilkolin dan turunannya,
senyawa ini ternyata sangat lemah. Pilokarpin menunjukkan aktivitas muskarinik dan
terutama digunakan untuk oftamologi. Penggunaan topikal pada kornea dapat
menimbulkan miosis dengan cepat dan kontraksi otot siliaris. Pada mata akan terjadi
suatu spasme akomodasi, dan penglihatan akan terpaku pada jarak tertentu,
sehingga sulit untuk memfokus suatu objek. Pilokarpin juga merupakan salah satu
pemacu sekresi kelenjar yang terkuat pada kelenjar keringat, air mata, dan saliva,
tetapi obat ini tidak digunakan untuk maksud demikian. Pilokarpin adalah obat
terpilih dalam keadaan gawat yang dapat menurunkan tekanan bola mata baik
glaukoma bersudut sempit maupun bersudut lebar. Obat ini sangat efektif untuk
membuka anyaman trabekular di sekitar kanal Schlemm, sehingga tekanan bola
mata turun dengan segera akibat cairan humor keluar dengan lancar. Kerjanya ini
dapat berlangsung sekitar sehari dan dapat diulang kembali. Obat penyekat
kolinesterase, seperti isoflurofat dan ekotiofat, bekerja lebih lama lagi. Disamping
kemampuannya dalam mengobati glaukoma, pilokarpin juga mempunyai efek
samping. Dimana pilokarpin dapat mencapai otak dan menimbulkan gangguan SSP.
Obat ini merangsang keringat dan salivasi yang berlebihan (Mary J. Mycek, dkk,
2001).
2. Parasimpatolitik / anti kolinergik
yaitu obat yang meniru bila saraf parasimpatis ditekan atau melawan efek kolinergik.
Semua antikolinergik memperlihatkan kerja yang hampir sama tetapi daya
afinitasnya berbeda terhadap berbagai organ, misalnya atropin hanya menekan
sekresi liur, mukus bronkus dan keringat pada dosis kecil, tetapi pada dosis besar
dapat menyebabkan dilatasi pupil mata, gangguan akomodasi dan penghambatan
saraf fagus pada jantung. Antikolinergik juga memperlihatkan efek sentral yaitu
merangsang pada dosis kecil tetapi mendepresi pada dosis toksik.
Penggunaan :
Obat-obat ini digunakan dalam pengobatan untuk bermacam-macam
gangguan, tergantung dari khasiat spesifiknya masing-masing, antara lain:
Spasmolitika, dengan meredakan ketegangan otot polos, terutama
merelaksasi kejang dan kolik di saluran lambung-usus, empedu dan kemih.
Midriatikum, dengan melebarkan pupil mata dan melemahkan akomodasi
mata.
Borok lambung-usus, dengan menekan sekresi dan mengurangi peristaltik
Hiperhidrosis, dengan menekan sekresi keringat yang berlebihan
Berdasarkan efeknya terhadap sistim saraf sentral
- Sedatif pada premedikasi operasi bersama anestetika umum.
- Parkinson.
Contoh obat :
Alkaloida Belladonna
Alkaloida yang didapat dari tanaman Atropa Belladonnae seperti hiosiamin,
atropin dan skopolamin. Didapatkan juga dari tanaman Datura stramonium dan
Hyoscyamus niger
(1) Atropin
Khasiat antikolinergiknya kuat, sedativa , bronkodilatasi ringan (guna
melawan depresi pernafasan). Penggunaan sebagai midriatikum, spasmolitikum
asma, batuk rejan, kejang pada lambung-usus serta antidotum yang paling efektif
terhadap overdosis pilokarpin dan kolinergik lainnya. Turunan sintetiknya adalah
Homatropin dan Benzatropin yang digunakan sebagai anti parkinson
(2) Skopolamin
Alkaloida ini lebih kuat dari atropin yang digunakan sebagai obat mabuk
perjalanan, midriatikum dan pramedikasi operasi. Senyawa sintetiknya adalah metil
dan butil skopolamin yang digunakan sebagai spasmolitik organ dalam seperti
kejang pada usus, saluran empedu, saluran kemih dan uterus.
Senyawa-senyawa Ammonium Kwartener
Senyawa ini mengandung Nitrogen bervalensi 5, bersifat basa kuat dan
terionisasi baik, maka sulit melewati sawar darah otak sehingga tidak memiliki efek
sentral. Khasiat antikolinergiknya lemah dengan kerja spasmolitik yang lebih kuat
dari atropin dan efek samping lebih ringan. Penggunaan untuk meredakan peristaltik
lambung-usus dan meredakan organ dalam. Yang termasuk dalam golongan ini
adalah: propantelin, oksifenium, mepenzolat, isopropamida dan ipratropium.


. AIat dan Bahan

Alat Bahan Hewan Percobaan
Alat suntik 1 ml Atropin Mencit sekelamin
Sonde oral Pilokarpin
Bejana pengamatan Tiopental
NaCl fisiologis
Kertas saring
Metilen blue


4. Prosedur
Mencit dibagi menjadi 4 kelompok terdiri dari 3 ekor yang disuntik dengan
tiopental (i.p). setelah muncul gejala sedasi, mencit diberi perlakuan yaitu kelompok
1 (kontrol ) diberi NaCl fisiologis, kelompok 2 diberi pilokarpin, kelompok 3 diberi
pilokarpin (p.o) setelah muncul efek diberi atropin (p.o) dan kelompok 4 diberi atropin
(p.o) 30 menit kemudian diberi pilokarpin (p.o). semua mencit disimpan dalam
benjana kaca yang telah diberi alas kertas saring yang telah ditaburi metilen blue.
Dilakukan pengamatan pengeluaran saliva pada kertas saring setiap 5 menit,
diameter bercak saliva pada kertas asring diukur. Setiap kali setelah pengamatan,
kertas saring diganti dengan yang baru. Pengamatan dilakukan selama 30 menit,
dimulai setelah pemberian NaCl fisiologis (kel 1), pilokarpin (kel 2 dan 3), atropin (kel
4). Kemudian dilakukan perhitungan persen inhibisi salivasi berdasarkan data
diameter bercak saliva untuk setiap kelompok.

5. Data Pengamatan
Kelompok 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1,6 1,5 2,5 1,3 1,6 0,8 0 0 1,2 0,5 0
1,5 2 1 1,3 0,8 0,5 0,3 0,3 0,1
V 1,2 1,5 1,4 0,8 1 0 1,2 2,5 2 1,8 2 1,7


BB Mencit = 19,75 gr
V = 18,75 gr
Konversi Mencit = = Pilokarpin = =
= = = =
20 x = 1,975 20 x =
9,875
x = x =
= 0,09875 ml = 0,49375 ml


Konversi Mencit = = Antropin = =
= = = =
= 20 x = 1,875 20 x = 9,375
x = x =
= 0,09375 ml = 0,46875
ml


. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, praktikan hanya melakukan percobaan terhadap
mencit pada kelompok 2 dan kelompok 4, dimana pada kedua kelompok ini
dilakukan penimbangan berat badannya terlebih dahulu untuk menghitung dosis
bahan uji (obat) yang akan diberikan.
Kelompok 2 diberikan tiopental dengan dosis 0,09875 mL dengan tujuan
menurunkan kesadaran hewan percobaan, dalam hal ini mencit. Percobaan
kemudian dilanjutkan dengan penambahan pilokarpin pada mencit tersebut dengan
dosis 0,49375 mL yang bertujuan untuk mengamati perangsangan sistem saraf
simpatikus. Perangsangan sistem saraf parasimpatikus menyebabkan reaksi
trofotropik, yaitu meningkatnya semua proses yang berfungsi untuk aktifitas
pengembalian. Dalam praktikum ini, proses pengembalian yang dapat diamati yaitu
peningkatan aktivitas kelenjar-kelenjar saliva. Dalam keadaaan tidak sadar, mencit
pada percobaan mengeluarkan jumlah saliva yang semakin banyak seiring dengan
semakin bertambahnya pilokarpin yang terserap tubuh mencit tersebut. Jumlah itu
diamati melalui besarnya diameter saliva yang menetes pada kertas yang telah
ditaburi methylene blue. Berdasarkan teori tersebut seharusnya diameter saliva yang
dikeluarkan mencit semakin lama semakin besar, namun pada praktikum ini
diameternya bervariasi sehingga tidak membentuk kurva yang linear. Hal ini
kemungkinan terjadi akibat faktor-faktor internal dan eksternal, misalnya kondisi
tubuh mencit yang sedang tidak stabil, sehingga penyerapan pilokarpin yang
disuntikan ke dalam tubuhnya tidak berlangsung secara bertahap. Maka dari itu,
kuantitas saliva yang dikeluarkan mencit terkadang berjumlah banyak dan terkadang
sedikit.
Kelompok 4 dari mencit ini diberi perlakuan yang sama untuk pembiusan
terlebih dahulu, yaitu dengan penambahan tiopental dengan dosis sebanyak
0,09375 mL kemudian diberikan antropin untuk mengamati efek perangsangan
sistem saraf simpatikus yang menyebabkan reaksi ergotropik, yaitu meningkatnya
kemampuan untuk bekerja dan berhubungan dengan luar serta menurunya aktivitas
produksi kelenjar-kelenjar saluran pencernaan. Dalam hal ini, yang praktikan amati
adalah proses menurunnya produksi saliva pada mencit yang diuji coba, dimana
seharusnya terjadi penurunan produksi saliva yang teramati dengan mengecilnya
diameter saliva yang dikeluarkan mencit. Kemudian setelah 30 menit, dilakukan
penambahan pilokarpin untuk meningkatkan kembali rangsangan sistem saraf
parasimpatikus sehingga aktivitas kelenjar percernaan kembali normal.
Pengamatan mencit pada kelompok 3 hanya dilakukan hingga 45 menit. Hal
ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap hewan uji yang sudah menunjukkan
efek sesuai dengan tujuan. Sehingga, pengamatan lebih cepat dan dihentikan pada
waktu tersebut.

. KesimpuIan
- Tiopental memiliki efek hipnotik sehingga mampu menurunkan tingkat kesadaran
mencit.
- Pilokarpin mampu menstimulasi sistem saraf parasimpatik sehingga meningkatkan
aktivitas kelenjar saliva.
- Antropin bersifat parasimpatolitik sehingga menurunkan aktivitas kelenjar saliva.


. Daftar Pustaka
http://forbetterheaIth.wordpress.com/2009/01/12/sistem-saraf-otonom/
http://hanifpresidenku.bIogspot.com/2009/0/sistem-saraf-otonom.htmI
http://www.sIideshare.net/irwanto/sistem-sara1-f-presentation
http://andiscientist.bIogspot.com/2010/10/sistem-saraf-otonom.htmI


larmakologl CbaL Saraf CLonom ( CbaL araslmpaLls/ kollnerglk dan AnLlkollnerglk)
CbaL CbaL Saraf CLonom secara umum dlbagl dalam 2 Llpe yaknl
1 CbaL slmpaLls
2 CbaL paraslmpaLls

ada kesempaLan kall lnl saya akan mencoba men[elaskan obaL obaL paraslmpaLls
CbaL paraslmpaLls lLu sendlrl dlbagl dalam 2 kelompok besar yaknl
A kollnerglk
8 AnLlkollnerglk

A kollnerglk/ araslmpaLlkomlmeLlka
adalah sekelompok zaL yang dapaL menlmbulkan efek yang sama dengan sLlmulasl Susunan
araslmpaLls(S) karena melepaskan

AseLllkolln( Ach ) dl u[ungu[ung neuron dlmana Lugas uLama S adalah mengumpulkan energl darl
makanan dan menghambaL

penggunaannya slngkaLnya aslmllasl

Lfek kollnergls yang LerpenLlng adalah
sLlmulasl pencernaan dengan cara memperkuaL perlsLalLlk dan sekresl kelen[ar ludah dan geLah
lambung(PCl) [uga sekresl alr maLa
memperlambaL slrkulasl dengan cara mnegurangl keglaLan [anLung vasodllaLasl dan penurunan
Lekanan darah
memperlambaL pernafasan dengan cara mengecllkan bronchl sedangkan sekresl dahak dlperbesar
konLraksl oLoL maLa dengan cara mlosls( penyemplLan pupll) dan menurunnya Lekanan lnLraokuler
aklbaL lancarnya pengeluaran alr maLa
konLraksl kandung kemlh dan ureLer dengan cara memperlancar pengeluaran urln
dllaLasl pembuluh dan konLraksl oLoL kerangka
menekan SS (SlsLem Saraf usaL) seLelah sLlmulasl pada permulaan

SeLelah mengeLahul efek obaL kollnergls klLa akan berallh ke resepLorresepLor kollnergls yang
merupakan LempaL subsLraL obaL menempel

supaya obaL dapaL menghasllkan efek yang klLa lnglnkan
8esepLor kollnergls dlbagl 2 yaknl
1 8esepLor Muskarln (M)
berada pada neuron posLgangllon dan dlbagl 3 subLlpe yalLu 8esepLor M1 M2 dan M3 dlmana
maslngmaslng resepLor lnl memberlkan

efek berbeda keLlka dlrangsang
Muskarln (M) merupakan derlvaL furan yang berslfaL Lokslk dan LerdapaL pada [amur AmanlLa
muscarla sebagal alkalold
8esepLor akan memberlkan efekefek seperLl dlaLas seLelah mengalaml akLlvasl oleh
neuroLransmlLLer aseLllkolln(Ach)
2 8esepLor nlkoLln (n)
berada pada pelaL u[ungu[ung myoneural dan pada ganglla oLonom
SLlmulasl resepLor lnl oleh kollnerglk (neosLlgmln dan plrldosLlgmln) yang akan menlmbulkan efek
menyerupal adrenerglk berlawanan sama

sekall Mlsalnya vasokonsLrlksl dengan nalknya Lensl penguaLan keglaLan [anLung sLlmulasl SS
rlngan
Lfek nlkoLln darl ACh [uga Ler[adl pada perokok yang dlsebabkan oleh [umlah kecll nlkoLln yang
dlserap ke dalam darah melalul mukosa

muluL

enggolongan
kollnerglka dapaL pula dlbagl menuruL cara ker[anya dlbagl men[adl zaLzaL beker[a langsung dan
zaLzaL beker[a Lak langsung
18eker[a langsung karbachol pllokarpln muskarln dan arekolln ZaLzaL lnl beker[a langsung
Lerhadap organ u[ung dengan ker[a uLama

seperLl efek muskarln darl ACh
2 8eker[a Laklangsung zaLzaL anLlkollnesLerase seperLl flsosLlgmln neosLlgmln plrldosLlgmln
CbaLobaL lnl menghambaL penguralan ACh

secara reverslbel yaknl hanya unLuk semenLara SeLelah habls Leruralkan oleh kollnesLerase ACh
akan segera dlrombak kemball
Ada pula zaLzaL yang menglkaL enzlm secara lreverslbel mlsalnya paraLhlon dan organofosfaL laln
ker[anya cukup pan[ang dengan cara

membuaL enzlm baru lagl dan membuaL enzlm baru lagl

enggunaan
CbaLCbaL kollnerglk dlgunakan pada penyaklL glaukoma myasLhenla gravls demensla Alzhelmer
dan aLonla
1 Claukoma
merupakan penyaklL yang berclrlkan penlngkaLan Lekanan calran maLa lnLraokuler(1lC) dlaLas 21
mmPg yang men[eplL saraf maLa Saraf lnl

berangsurangsur dlrusak secara progreslf sehlngga pengllhaLan memburuk dan menyebabkan
kebuLaan
hLLp//ronnyLandelablogspoLcom/2010/10/farmakologlobaLsarafoLonomobaLhLml

SIS1LM SAkAI C1CNCM
l 1u[uan
1 unLuk dapaL mempunyal keLerampllan dalam melakukan pengu[lan akLlvlLas kollnerglk dan
anLlkollnerglk suaLu obaL pada hewan percobaan
2 unLuk dapaL memahaml efek berbagal obaL slsLem saraf oLonom dalam pengendallan fungsl
aLau akLlvlLas organ vlseral Lubuh
3 unLuk dapaL mengeLahul efek dan mekanlsme darl obaLobaL slsLem saraf oLonom LeruLama
pada slsLem saraf paraslmpaLlk
4 unLuk mengeLahul perbedaan anLara paraslmpaLomlmeLlk dan paraslmpaLollLlk
3 unLuk mengeLahul persen lnhlblsl sallvasl berdasarkan dlameLer bercak sallva unLuk seLlap
kelompok menclL

ll endahuluan
SlsLem saraf Lepl Lerdlrl darl slsLem saraf sadar dan slsLem saraf Lak sadar (slsLem saraf oLonom)
SlsLem saraf sadar mengonLrol akLlvlLas yang ker[anya dlaLur oleh oLak sedangkan saraf oLonom
mengonLrol akLlvlLas yang Lldak dapaL dlaLur oLak anLara laln denyuL [anLung gerak saluran
pencernaan dan sekresl kerlngaL ul dalam slsLem saraf oLonom dlsusun oleh serabuL saraf yang
berasal darl oLak maupun darl sumsum Lulang belakang dan menu[u organ yang bersangkuLan
ualam slsLem lnl LerdapaL beberapa [alur dan maslngmaslng [alur membenLuk slnapsls yang
kompleks dan [uga membenLuk gangllon uraL saraf yang LerdapaL pada pangkal gangllon dlsebuL
uraL saraf pra gangllon dan yang berada pada u[ung gangllon dlsebuL uraL saraf posL gangllon
(raLlwl uA1996 8lologl 2 !akarLa Lrlangga ulakses Langgal 14 CkLober 2010)
SlsLem saraf oLonom dapaL dlbagl aLas slsLem saraf slmpaLlk dan slsLem saraf paraslmpaLlk
erbedaan sLrukLur anLara saraf slmpaLlk dan paraslmpaLlk LerleLak pada poslsl gangllon Saraf
slmpaLlk mempunyal gangllon yang LerleLak dl sepan[ang Lulang belakang menempel pada sumsum
Lulang belakang sehlngga mempunyal uraL pra gangllon pendek sedangkan saraf paraslmpaLlk
mempunyal uraL pra gangllon yang pan[ang karena gangllon menempel pada organ yang dlbanLu
(raLlwl uA1996 8lologl 2 !akarLa Lrlangga ulakses Langgal 14 CkLober 2010)

lungsl slsLem saraf slmpaLlk dan paraslmpaLlk selalu berlawanan (anLagonls) SlsLem saraf
paraslmpaLlk Lerdlrl darl keseluruhan nervus vagus" bersama cabangcabangnya dlLambah dengan
beberapa saraf oLak laln dan saraf sumsum sambung Selaln lLu fungsl saraf oLonom pada slsLem
saraf slmpaLlk dlanLaranya sebagal berlkuL
1 memperbesar pupll
2 menghambaL allran ludah
3 mempercepaL denyuL [anLung
4 mengecllkan bronkus
3 menghambaL sekresl kelen[ar pencernaan
6 menghambaL konLraksl kandung kemlh
Sedangkan fungsl saraf oLonom pada slsLem saraf paraslmpaLlk dlanLaranya sebagal berlkuL
1 mengecllkan pupll
2 mensLlmulasl allran ludah
3 memperlambaL denyuL [anLung
4 membesarkan bronkus
3 mensLlmulasl sekresl kelen[ar pencernaan
6 mengeruLkan kanLung kemlh (raLlwl uA1996 8lologl 2 !akarLa Lrlangga ulakses Langgal 14
CkLober 2010)
kelen[ar sallva merupakan salah saLu kelen[ar dalam slsLem pencernaan yang akan
menlngkaL akLlvlLasnya [lka dlsLlmulasl oleh slsLem saraf paraslmpaLlk aLau oleh obaLobaL
paraslmpaLomlmeLlk 1eLapl seballknya [lka dlberlkaan obaLobaL yang akLlvlLasnya berlawanan
dengan slsLem paraslmpaLlk aLau berslfaL paraslmpaLollLlk maka akLlvlLas kelen[ar sallva akan
menurun

lll AlaL uan 8ahanAlaL yang dlgunakan 8ahan yang dlgunakan Pewan yang dlgunakan
AlaL sunLlk 1 ml ALropln MenclL sekelamln
Sonde oral llokarpln

Celas klmla 1lopenLal


naCl flslologls


kerLas sarlng


MeLllen blue



lv rosedur ker[a
Sedlakan 4 buah menclL lalu menclLmenclL LersebuL dlbagl men[adl 4 kelompok Llap
kelompok Lerdlrl darl 1 ekor menclL
kemudlan semua menclL dlsunLlk dengan LlopenLal (lp) dekaL rongga peruL
SeLelah muncul ge[ala sedasl menclL dlberl perlakuan sebagal berlkuL
1 kelompok 1 konLrol (dlberl naCl flslologls)
2 kelompok 2 dlberl pllokarpln (po)
3 kelompok 3 dlberl pllokarpln (po) seLelah muncul efek dlberl aLropln (po)
4 kelompok 4 dlberl aLropln (po) dlamkan selama 30 menlL lalu dlberl pllokarpln (po)
kemudlan semua menclL dlslmpan dalam gelas klmla yang Lelah dlberl alas kerLas sarlng yang
Lelah
dlLaburl dengan meLllen blue
Lalu dllakukan pengamaLan pengeluaran sallva pada kerLas sarlng seLlap 3 menlL
ukur dlameLer bercak sallva yang LerdapaL pada kerLas sarlng
SeLlap kall seLelah melakukan pengamaLan kerLas sarlng dlganLl dengan yang baru
engamaLan
dlalakukan selama 30 menlL dlmulal seLelah pemberlan naCl flslologls (kelompok 1) pllokarpln
(kelompok 2 dan 3) dan aLropln (kelompok 4)
Lalu lakukan perhlLungan persen lnhlblsl salvlas berdasarkan daLa dlameLer bercak sallva
unLuk seLlap
kelompok dengan menggunakan persamaan sebagal berlkuL
l (bsawal bsL) / bsawal x 100
keLerangan
l persen lnhlblsl
bsawal dlameLer bercak sallva awal
bsL dlameLer bercak sallva wakLu (L)

v uaLa engamaLan
1abel 1 8eraL 8adan MenclLMenclL 8eraL badan (gram)
1 229
2 194
3 232
4 191


1abel 2 ulameLer Sallvakelompok 0
menlL 3
menlL 10 menlL 13 menlL 20 menlL 23 menlL 30 menlL
MenclL 1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
MenclL 2 0 cm 038 cm 13 cm 02 cm 01 cm 0 cm 0 cm
MenclL 3 0 cm 10 cm 13 cm 17 cm 20 cm 12 cm 09 cm
MenclL 4 0 cm 17 cm 14 cm 28 cm 16 cm 11 cm 13 cm


vl erhlLungan
1 erhlLungan uosls unLuk ln[eksl
kelompok ln[eksl
1hlopenLal llokarpln ALropln
01 ml
20 gr bb menclL
03 ml
20 gr bb menclL 03 ml
20 gr bb menclL
MenclL 1
x 01 ml x 229 gr
20 gr
011 ml
x 03 ml x 229 gr
20 gr
037 ml
x 03 ml x229gr
20 gr
037 ml
MenclL 2
x 01 ml x 194 gr
20 gr
01 ml
x 03 ml x 194 gr
20 gr
048 ml
x 03 ml x194gr
20 gr
048 ml
MenclL 3
x 01 ml x 232 gr
20 gr
012 ml
x 03 ml x 232 gr
20 gr
038 ml
x 03 ml x232gr
20 gr
038 ml
MenclL 4
x 01 ml x 191 gr
20 gr
016 ml
x 03 ml x 191 gr
20 gr
048 ml
x 03 ml x191gr
20 gr
048 ml

keLerangan
bb beraL badan menclL
2 erhlLungan persen lnhlblsl sallvasl berdasarkan daLa dlameLer bercak sallva sebagal berlkuL
l (bsawal bsL) / bsawal x 100
erhlLungan menlL ke13 Lerhadap menlL ke30kelompok MenlL ke13 Lerhadap menlL ke30
keLerangan
MenclL 1
l (0 0) x 100
0
0 1ldak Ler[adl lnhlblsl karena hasll yang dl peroleh poslLlf
MenclL 2
l (02 0) x 100
02
100 1ldak Ler[adl lnhlblsl karena hasll yang dl peroleh poslLlf
MenclL 3
l (13 09) x 100
13
40 1ldak Ler[adl lnhlblsl karena hasll yang dl peroleh poslLlf
MenclL 4
l (28 13 ) x 100
28
464 1ldak Ler[adl lnhlblsl karena hasll yang dl peroleh poslLlf


keLerangan [lka hasll yang dl peroleh negaLlf () maka Ler[adl lnhlblsl pada menclL
vll embahasan
Susunan saraf oLonom adalah susunan saraf yang beker[a Lanpa menglkuLl kehendak klLa
Mlsalnya deLak [anLung maLa berkedlp kesadaran pernafasan maupun pencernaan makanan
(raLlwl uA1996 8lologl 2 !akarLa Lrlangga ulakses Langgal 14 CkLober 2010)
MenuruL fungslnya susunan saraf oLonom dlbagl men[adl 2 baglan anLara laln
1 Susunan saraf slmpaLlk (adrenerglk dan adrenollLlk)
2 Susunan saraf paraslmpaLlk (kollnerglk dan anLl kollnerglk)
ada umumnya kedua saraf lnl beker[a berlawanan LeLapl dalam beberapa hal khaslaLnya berlalnan
sekall aLau bahkan berslfaL slnergls 8angsangan darl susunan saraf pusaL unLuk sampal ke gangllon
efekLor memerlukan suaLu penghanLar yang dlsebuL LransmlLer neurohormon aLau neuroLransmlLer
8lla rangsangan LersebuL berasal darl saraf slmpaLls maka neurohormon yang beker[a adalah
noradrenalln (adrenalln) aLau noreplnephrln (eplnefrln) Seballknya apablla rangsangan LersebuL
berasal darl saraf paraslmpaLls maka yang neurohormon yang beker[a adalah aseLllkolln (Anonlm
2006 knowledge AnLoml rogam anlmasl anaLoml ulakses Langgal 14 CkLober 2010)
unLuk menghlndarkan akumulasl darl neurohormon yang dapaL mengaklbaLkan perangsangan saraf
Lerus menerus maka neurohormon harus dluralkan oleh enzlm khusus yang LerdapaL dalam darah
maupun [arlngan unLuk neurohormon noradrenalln dluralkan oleh enzlm meLll Lransferase dan
dldalam haLl oleh Mono Amln Cksldase (MAC) sedangkan neurohormon aseLllkolln dluralkan oleh
enzlm kollnesLerase
Selaln lLu dldalam slsLem saraf oLonom LerdapaL obaL oLonom CbaL oLonom adalah obaL yang
beker[a pada berbagal bagalan susunan saraf oLonom mulal darl sel saraf sampal dengan sel
efekLor 8anyak obaL dapaL mempengaruhl organ oLonom LeLapl obaL oLonom mempengaruhlnya
secara speslflk dan beker[a pada dosls kecll CbaLobaL oLonom beker[a mempengaruhl penerusan
lmpuls dalam susunan saraf oLonom dengan [alan mengganggu slnLesa penlmbunan pembebasan
aLau penguralan neurohormon LersebuL dan khaslaLnya aLas resepLor speslflk (earce Lvelyn C
AnaLoml dan llslologl unLuk aramedls 2002 !akarLa Cramedla usLaka umum ulakses Langgal 13
CkLober 2010)
8erdasarkan macammacam saraf oLonom LersebuL maka obaL berkhaslaL pada slsLem saraf oLonom
dlgolongkan men[adl
a CbaL yang berkhaslaL Lerhadap saraf slmpaLlk yang dlanLaranya sebagal berlkuL
SlmpaLomlmeLlk aLau adrenerglk yalLu obaL yang menlru efek perangsangan darl saraf slmpaLlk
(oleh noradrenalln) ConLohnya efedrln lsoprenalln dan lalnlaln
SlmpaLollLlk aLau adrenollLlk yalLu obaL yang menlru efek blla saraf paraslmpaLlk dlLekan
aLau melawan efek adrenerglk conLohnya alkalolda sekale propanolol dan lalnlaln
b CbaL yang berkhaslaL Lerhadap saraf paraslmpaLlk yang dlanLaranya sebagal berlkuL
araslmpaLomlmeLlk aLau kollnerglk yalLu obaL yang menlru perangsangan darl saraf
paraslmpaLlk oleh aseLllkolln conLohnya pllokarpln dan phlsosLlgmln
araslmpaLollLlk aLau anLlkollnerglk yalLu obaL yang menlru blla saraf paraslmpaLlk dlLekan
aLau melawan efek kollnerglk conLohnya alkalolda belladonna (earce Lvelyn C AnaLoml dan
llslologl unLuk aramedls 2002 !akarLa Cramedla usLaka umum ulakses Langgal 13 CkLober
2010)
karena dl dalam prakLlkum lnl yang dllakukan adalah pengamaLan obaLobaL slsLem saraf oLonom
maka slsLem saraf oLonom yang dlgunakan adalah slsLem saraf paraslmpaLlk CbaLobaL darl slsLem
saraf oLonom yang akan dlamaLl adalah efek akLlvlLas obaL kollnerglk dan anLlkollnerglk pada menclL
ulplllhnya menclL sebagal hewan percobaan unLuk efek akLlvlLas obaL kollgernlk dan anLlkollgernlk
karena dl dalam penanganannya hewan menclL lnl leblh mudah dlLanganl dlbandlngkan hewan
lalnnya seperLl kellncl marmoL dan monyeL kollnerglk aLau paraslmpaLomlmeLlk adalah
sekelompok zaL yang dapaL menlmbulkan efek yang sama dengan sLlmulasl Susunan araslmpaLlk
(S) karena melepaskan neurohormon aseLllkolln (ACh) dlu[ungu[ung neuronnya 1ugas uLama S
adalah mengumpulkan energl darl makanan dan menghambaL penggunaannya yang berfungsl
aslmllasl 8lla neuron S dlrangsang maka akan Llmbul se[umlah efek yang menyerupal keadaan
lsLlrahaL dan Lldur Lfek kollnergls faal yang LerpenLlng seperLl sLlmulasl pencernaan dengan [alan
memperkuaL perlsLalLlk dan sekresl kelen[ar ludah dan geLah lambung (PCl) [uga sekresl alr maLa
memperkuaL slrkulasl (mengurangl keglaLan [anLung vasodllaLasl dan penurunan Lekanan darah)
memperlambaL pernafasan (mencluLkan bronchl) sekresl dahak dlperbesar konLraksl oLoL maLa
dengan efek penyemplLan pupll (mlosls) dan menurunnya Lekanan lnLraokuler aklbaL lancarnya
pengeluaran alr maLa konLraksl kanLung kemlh dan ureLer dengan efek memperlancar pengeluaran
urln dllaLasl pembuluh dan koLraksl oLoL kerangka menekan SS seLelah pada permulaan
mensLlmulaslnya (1an Poan 1[ay 8ahard[a 2002 ulakses Langgal 13 okLober 2010)
8esepLor kollnerglk LerdapaL dalam semua ganglla slnaps dan neuron posLganglloner darl S [uga
pelaLpelaL u[ung moLorls dan dl baglan Susunan Saraf usaL yang dlsebuL slsLem eksLraplramldal
8erdasarkan efeknya Lerhadap perangsangan resepLor lnl dapaL dlbagl men[adl 2 baglan yalLu (1an
Poan 1[ay 8ahard[a 2002 ulakses Langgal 13 CkLober 2010)
a 8esepLor Muskarlnlk
8esepLor lnl selaln lkaLannya dengan aseLllkolln menglkaL pula muskarln yalLu suaLu alkalold yang
dlkandung oleh [amur beracun LerLenLu Seballknya resepLor muskarlnlk lnl menun[ukkan aflnlLas
lemah Lerhadap nlkoLln
b 8esepLor nlkoLlnlk
8esepLor lnl selaln menglkaL aseLllkolln dapaL pula mengenal nlkoLln LeLapl aflnlLas lemah Lerhadap
muskarln 8esepLor nlkoLlnlk lnl LerdapaL dl dalam slsLem saraf pusaL medula adrenalls ganglla
oLonom dan sambungan neuromuskular CbaLobaL yang beker[a nlkoLlnlk akan memacu resepLor
nlkoLlnlk yang LerdapaL dl [arlngan Ladl (1an Poan 1[ay 8ahard[a 2002 ulakses Langgal 13
CkLober 2010)
kollnerglk yang Lermasuk pada paraslmpaLomlmeLlk dapaL dlbagl menuruL cara ker[anya yalLu zaL
zaL dengan ker[a langsung dan zaLzaL dengan ker[a Lak langsung kollnerglk yang beker[a secara
langsung mellpuLl karbakol pllokarpln muskarln dan arekolln (alkalold darl plnang Areca caLechu)
ZaLzaL lnl beker[a secara langsung Lerhadap organorgan u[ung dengan ker[a uLama yang mlrlp efek
muskarln darl ACh Semuanya adalah zaLzaL amonlum kwaLerner yang berslfaL hldrofll dan sukar
laruL memasukl SS kecuall arekolln (1an Poan 1[ay 8ahard[a 2002)
Sedangkan kollnerglk yang beker[a secara Lak langsung mellpuLl zaLzaL anLlkollnesLeras seperLl
flsosLlgmln neosLlgmln dan plrldogsLlmln CbaLobaL lnl merlnLangl penguralan ACh secara
reverslble yang hanya unLuk semenLara SeLelah zaLzaL LersebuL habls dluralkan oleh kollnesLerase
ACh segera akan dlrombak lagl ulsamplng lLu ada pula zaLzaL yang menglkaL enzlm secara
lrreverslbel mlsalnya paraLhlon dan organofosfaL lalnnya ker[anya pan[ang karena berLahan sampal
enzlm baru LerbenLuk lagl (1[ay 8ahard[a 2002) Lfek yang dlLlmbulkan oleh kollnerglk adalah
SLlmulasl akLlvlLas saluran cerna perlsLalLlk dlperkuaL sekresl kelen[arkelen[ar ludah geLah
lambung alr maLa dan lalnlaln
MemperlambaL slrkulasl darah dan mengurangl keglaLan [anLung vasodllaLasl dan penurunan
Lekanan darah
MemperlambaL pernafasan dengan mencluLkan saluran nafas (bronkokonLrlksl) dan
menlngkaLkan sekresl dahak
konLraksl oLoL maLa dengan penyemplLan pupll maLa (mlosls) dan menurunkan Lekanan lnLra
okuler dan memperlancar keluarnya alrmaLa
konLraksl kandung kemlh dan ureLer dengan efek memperlancar keluarnya alr senl
Selaln lLu kollnerglk dapaL dlgunakan pada
Claukoma yalLu suaLu penyaklL maLa dengan clrl Lekanan lnLra okuler menlngkaL dengan aklbaL
kerusakan maLa dan dapaL menyebabkan kebuLaan CbaL lnl beker[a dengan [alan mldrlasls seperLl
pllokarpln karbakol dan fluosLlgmln
MyasLenla gravls yalLu suaLu penyaklL Lerganggunya penerusan lmpuls dl pelaL u[ung moLorls
dengan ge[ala berupa kelemahan oLoLoLoL Lubuh hlngga kelumpuhan ConLohnya neosLlgmln dan
plrldosLlgmln
ALonla yalLu kelemahan oLoL polos pada saluran cerna aLau kandung kemlh seLelah operasl
besar yang menyebabkan sLres bagl Lubuh AklbaLnya Llmbul akLlvlLas saraf adrenerglk dengan efek
obsLlpasl sukar buang alr kecll aLau lumpuhnya gerakan perlsLalLlk dengan LerLuLupnya usus (lelus
parallLlkus) ConLohnya prosLlgmln (neosLlgmln)
Sedangkan anLlkollnerglk yang Lermasuk paraslmpaLollLlk memperllhaLkan ker[a yang hamplr sama
LeLapl daya aflnlLasnya berbeda Lerhadap berbagal organ mlsalnya aLropln hanya menekan sekresl
llur mukus bronkus dan kerlngaL pada dosls kecll LeLapl pada dosls besar dapaL menyebabkan
dllaLasl pupll maLa gangguan akomodasl dan penghambaLan saraf fagus pada [anLung AnLlkollnerglk
[uga memperllhaLkan efek senLral yalLu merangsang pada dosls kecll LeLapl mendepresl pada dosls
Lokslk CbaLobaL lnl dlgunakan dalam pengobaLan unLuk bermacammacam gangguan LerganLung
darl khaslaL speslflknya maslngmaslng anLara laln
SpasmollLlka dengan meredakan keLegangan oLoL polos LeruLama merelaksasl ke[ang dan kollk
dl saluran lambungusus empedu dan kemlh
MldrlaLlkum dengan melebarkan pupll maLa dan melemahkan akomodasl maLa
8orok lambungusus dengan menekan sekresl dan mengurangl perlsLalLlk
Plperhldrosls dengan menekan sekresl kerlngaL yang berleblhan
8erdasarkan efeknya Lerhadap slsLem saraf senLral yalLu
a SedaLlf pada premedlkasl operasl bersama anesLeLlka umum
b arklnson (1an Poan 1[ay 8ahard[a 2002 ulakses Langgal 13 okLober 2010)
Sebelum menclL dlamaLl Lerleblh dahulu seluruh menclL dlberl LlopenLal sebagal sedaLlva agar
mempermudah [alannya percobaan dan pengamaLan emberlan LlopenLal lnl secara lnLra perlLonlal
yang berLu[uan agar efek yang dlhasllkan leblh cepaL dlperoleh apablla dlbandlngkan dengan per
oral emerlan enLoLal aLau na1lopenLal mengandung Lldak kurang darl 97 dan Lldak leblh darl
1020 C11P17n2naC2S dlhlLung Lerhadap zaL yang Lelah dlkerlngkan emerlannya berupa serbuk
hablur puLlh sampal hamplr puLlh kekunlngan aLau kunlng kehl[auan pucaL berslfaL hlgroskoplk
berbau Lldak enk LaruLan bereaksl basa Lerhadap lakmus Lerural [lka dlblarkan [lka dldlhkan akan
LerbebLuk endapan Larur dalam alr eLanol Lldak laruL dalam benzena eLer muLlak dan dalam
heksana na1lopenLal unLuk ln[eksl adalah camupran sLerll darl na1lopenLal dan naCarbonaL
anhldrldaL sebagal dapar Mengandung Lldak kurang darl 930 dn Lldak leblh darl 1070
C11P17n2naC2S darl [umlah yang LerLera pada eLlkeL (Anonlmus 1993790 ulakses Langgal 16
CkLober 2010) MeLabollsme LlopenLal sangaL lambaL dan akan dldlsLrlbuslkan ke haLl kurang darl
1 LlopenLal yang dlberlkan akan dlekskreslkan melalul gln[al dalam benLuk uLuh 8aLaraLa
meLabollsme LlopenLal 1216 per [am pada manusla seLelah pemberlan dosls Lunggal ada
pemberlan dosls Llnggl akan menyebabkan penurunan Lekanan darah arLerl curah ballk dan curah
[anLung Pal lnl dapar menyebabakan depresl mlokard dan menlngkaLnya kapaslLas vena sera sedlklL
perubahan pada Lahanan arLerl perlfer 1lopenLal dapaL mendepresl pusaL pernafasan dan
menurunkan senslLlvlLas pusaL pernafasan Lerhadap karbon dlokslda
kemudlan seLelah muncul ge[ala sedasl menclL dlberl perlakuan sebagal berlkuL
1 kelompok 1 konLrol (dlberl naCl flslologls)
2 kelompok 2 dlberl pllokarpln (po)
3 kelompok 3 dlberl pllokarpln (po) seLelah muncul efek dlberl aLropln (po)
4 kelompok 4 dlberl aLropln (po) dlamkan selama 30 menlL lalu dlberl pllokarpln (po)
unLuk obaLobaL darl slsLem saraf paraslmpaLlk seperLl yang LerLera dl aLas yang dlgunakan yalLu
pllokarpln dan aLropln emberlan pllokarpln dan aLropln dllakukan secara per oral llokarpln yang
dlberlkan kepada menclL berLu[uan agar menclL LersebuL Lenang dan dapaL mengeluarkan sallva
Sedangkan aLropln berLu[uan sebgal anesLesl pada menclL Selaln lLu pllokarpln merupakan salah
saLu kollnerglk yang serlng dlgunakan dalam pengobaLan glaukoma Alkalold pllokarpln adalah suaLu
amln Lersler dan sLabll darl hldrollsls oleh aseLllkolenesLerase ulbandlngkan dengan aseLllkolln dan
Lurunannya senyawa lnl LernyaLa sangaL lemah llokarpln menun[ukkan akLlvlLas muskarlnlk dan
LeruLama dlgunakan unLuk ofLamologl enggunaan Loplkal pada kornea dapaL menlmbulkan mlosls
dengan cepaL dan konLraksl oLoL slllarls ada maLa akan Ler[adl suaLu spasme akomodasl dan
pengllhaLan akan Lerpaku pada [arak LerLenLu sehlngga sullL unLuk memfokus suaLu ob[ek
llokarpln [uga merupakan salah saLu pemacu sekresl kelen[ar yang LerkuaL pada kelen[ar kerlngaL
alr maLa dan sallva (8eLram C kaLzung 2004 larmakologl dasar dan kllnlk LCC !akarLa ulakses
Langgal 14 CkLober 2010)
llokarpln adalah obaL Lerplllh dalam keadaan gawaL yang dapaL menurunkan Lekanan bola maLa
balk glaukoma bersuduL semplL maupun bersuduL lebar CbaL lnl sangaL efekLlf unLuk membuka
anyaman Lrabekular dl seklLar kanal Schlem sehlngga Lekanan bola maLa Lurun dengan segera aklbaL
calran humor keluar dengan lancar ker[anya lnl dapaL berlangsung seklLar seharl dan dapaL dlulang
kemball CbaL penyekaL kollnesLerase seperLl lsoflurofaL dan ekoLlofaL beker[a leblh lama lagl
ulsamplng kemampuannya dalam mengobaLl glaukoma pllokarpln [uga mempunyal efek samplng
ulmana pllokarpln dapaL mencapal oLak dan menlmbulkan gangguan SS CbaL lnl merangsang
kerlngaL dan sallvasl yang berleblhan (8eLram C kaLzung 2004 larmakologl dasar dan kllnlk LCC
!akarLa ulakses Langgal 14 CkLober 2010)
8erbeda dengan pllokarpln aLropln adalah senyawa berbenLuk krlsLal puLlh memlllkl rasa sangaL
pahlL LlLlk lebur 113 dan Lerdlrl darl amlne anLlmuscarlnlc Lersler ALropln merupakan anLagonls
resepLor kollnerglk yang dllsolasl darl ALropa belladona L uaLura sLramonlum L dan Lanaman laln
darl famlly Solanaceae (Mursldl1989 ulakses Langgal 14 CkLober 2010) ALropln merupakan agen
preanesLesl yang dlgolongkan sebagal anLlkollnerglk aLau paraslmpaLollLlk ALropln sebagal proLoLlp
anLlmuskarlnlk mempunyal ker[a menghambaL efek aseLllkolln pada syaraf posLgangllonlk kollnerglk
dan oLoL polos PambaLan lnl berslfaL reverslble dan dapaL dlaLasl dengan pemberlan aseLllkolln
dalam [umlah berleblhan aLau pemberlan anLlkollnesLerase (Achmad 1986 ulakses Langgal 14
CkLober 2010) Mekanlsme ker[a aLropln memblok aksl kollnomlmeLlk pada resepLor muskarlnlk
secara reverslble (LerganLung [umlahnya) yalLu hambaLan oleh aLropln dalam dosls kecll dapaL
dlaLasl oleh aseLllkolln aLau agonls muskarlnlk yang seLara dalam dosls besar Pal lnl menun[ukan
adanya kompeLlsl unLuk memperebuLkan LempaL lkaLan ALropln dapaL menlmbulkan beberapa efek
mlsalnya pada susunan syaraf pusaL merangsang medulla oblongaLa dan pusaL laln dl oLak
menghllangkan Lremor perangsang resplrasl aklbaL dllaLasl bronkus pada dosls yang besar
menyebabkan depresl nafas ekslLasl haluslnasl dan leblh lan[uL dapaL menlmbulkan depresl dan
parallsa medulla oblongaLa Lfek aLropln pada maLa menyebabkan mldrlasls dan slklopegla ada
saluran nafas aLropln dapaL mengurangl sekresl hldung muluL dan bronkus Lfek aLropln pada
slsLem kardlovaskuler ([anLung) berslfaL blfaslk yalLu aLropln Lldak mempengaruhl pembuluh darah
maupun Lekanan darah secara langsung dan menghambaL vasodllaLasl oleh aseLllkolln ada saluran
pencernaan aLropln sebagal anLlspasmodlk yalLu menghambaL perlsLalLlk usus dan lambung
sedangkan pada oLoL polos aLropln mendllaLasl pada saluran perkenclngan sehlngga menyebabkan
reLensl urln (PldayaL 2003 ulakses Langgal 14 CkLober 2010)
SeLelah dberlkan pllokarpln dan aLropln kemudlan menclL dlslmpan ke dalam gelas klmla yang Lelah
dlberl alas kerLas sarlng dan Lelah dlLaburl meLllen blue (meLal blru) MeLll blru merupakan pewarna
Lhlazlne yang kerap dlgunakan sebagal bakLerlslda dan fungslda pada akuarlum ul beberapa LempaL
penggunaan bahan lnl sudah semakln Lldak populer karena dlkeLahul mempunyal pengaruh buruk
Lerhadap fllLrasl blologl dan kemampuan warnanya unLuk melekaL pada kullL pakalan dekorasl
akuarlum dan peralaLan lalnnya Lermasuk lem akuarlum ulduga bahan lnlpun dapaL beraklbaL buruk
pada Lanaman MeLll blru dlkeLahul efekLlf unLuk pengobaLan lchLhyopLhlrlus (whlLe spoL) dan
[amur Selaln lLu [uga serlng dlgunakan unLuk mencegah serangan [amur pada Lelur lkan MeLll blru
blasanya Lersedla sebagal laruLan [adl dl LokoLoko akuarlum dengan konsenrasl 1 2 persen Selaln
lLu Lersedla pula dalam benLuk serbuk
kemudlan seLelah dl slmpan dalam gelas klmla lalu dlamaLl pengeluaran sallva seLlap 3 menlL dan dl
ukur dlameLer bercak sallva pada menclL Pasll pengamaLan yang dlperoleh adalah sebagal berlkuL
kelompok 0 menlL 3
menlL 10 menlL 13 menlL 20 menlL 23 menlL 30 menlL
MenclL 1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
MenclL 2 0 cm 038 cm 13 cm 02 cm 01 cm 0 cm 0 cm
MenclL 3 0 cm 10 cm 13 cm 17 cm 20 cm 12 cm 09 cm
MenclL 4 0 cm 17 cm 14 cm 28 cm 16 cm 11 cm 13 cm

uarl hasll pengamaLan pada menclL kelompok kesaLu yang Lldak dlberl obaL slsLem saraf
paraslmpaLlk Lldak mengeluarkan sallva darl menlL ke3 sampal dengan menlL ke30 lnl
menun[ukkan bahwa Lldak ada perubahan apapun pada ekskresl sallvanya
Laln halnya pada menclL kelompok kedua yang dlberl pllokarpln menun[ukkan penlngkaLan dlameLer
pada bercak sallva lnl membukLlkan bahwa pllokarpln sebagal paraslmpaLomlmeLlk dlmana ekskresl
sallva menclL menlngkaL pada menlL ke3 dan menlL ke10 menlL selan[uLnya menurun dan Lldak ada
bercak sallva pada menlL ke23 dan ke30
ada menclL kelompok keLlga yang dlberl pllokarpln lalu seLelah Llmbul efek dlberl aLropln dlameLer
bercak sallva menlngkaL sampal menlL ke20 lalu menurun kemudlan pada menclL kelompok
keempaL dlmana dlberl aLropln Lerleblh dahulu kemudlan seLelah 30 menlL dlberl pllokarpln
dlameLer bercak sallva menurun lalu menlngkaL lagl Pal lnl menun[ukkan bahwa pllokarpln sebagal
paraslmpaLomlmeLlk dan aLropln sebagal paraslmpaLollLlk
Secara umum dapaL dlkaLakan bahwa slsLem slmpaLlk dan paraslmpaLlk memperllhaLkan fungsl ang
anLagonlsLlk 8lla saLu mengahambaL suaLu fungsl maka yang laln memacu fungsl LersebuL Crgan
Lubuh umumnya dl persarafl oleh saraf slmpaLlk dan paraslmpaLlk dan Lonus yang LerllhaL
merupakan hasll perlmbangan kedua slsLem LersebuL lnhlblsl salah saLu slsLem oleh obaL maupun
aklbaL denervasl menyebabkan akLlflLas organ LersebuL dldomlnasl oleh slsLem yang laln 1ldak pada
semua organ Ler[adl anLagonlsme lnl kadangkadang efeknya sama mlsalnya pada kelen[ar llur
Sekresl llur dlrangsang balk oleh saraf slmpaLlk maupun paraslmpaLlk LeLapl sekreL yang dlhasllkan
berbeda kuallLasnya pada perangsangan slmpaLlk llur kenLal sedangkan pada perangsangan
paraslmpaLlk llur leblh encer
1eLapl darl hasll perhlLungan yang dlperoleh pada menlL ke13 Lerhadap menlL ke30 dlanLaranya
sebagal berlkuL
erhlLungan menlL ke13 Lerhadap menlL ke30kelompok MenlL ke13 Lerhadap menlL ke30
keLerangan
MenclL 1
l (0 0) x 100
0
0 1ldak Ler[adl lnhlblsl karena hasll yang dl peroleh poslLlf
MenclL 2
l (02 0) x 100
02
100 1ldak Ler[adl lnhlblsl karena hasll yang dl peroleh poslLlf
MenclL 3
l (13 09) x 100
13
40 1ldak Ler[adl lnhlblsl karena hasll yang dl peroleh poslLlf
MenclL 4
l (28 13 ) x 100
28
464 1ldak Ler[adl lnhlblsl karena hasll yang dl peroleh poslLlf

uarl hasll perhlLungan yang dlperoleh dl aLas Lldak Ler[adl lnhlblsl dlameLer bercak sallva menclL
karena bernllal poslLlf

vlll keslmpulan
1 Susunan saraf oLonom adalah susunan saraf yang beker[a Lanpa menglkuLl kehendak klLa
Mlsalnya deLak [anLung maLa berkedlp kesadaran pernafasan maupun pencernaan makanan
2 araslmpaLomlmeLlk aLau kollnerglk yalLu obaL yang menlru perangsangan darl saraf
paraslmpaLlk oleh aseLllkolln conLohnya pllokarpln dan phlsosLlgmln
3 araslmpaLollLlk aLau anLlkollnerglk yalLu obaL yang menlru blla saraf paraslmpaLlk dlLekan
aLau melawan efek kollnerglk conLohnya alkalolda belladonna
4 Saraf slmpaLlk dan saraf paraslmpaLlk kedua saraf LersebuL berslfaL anLagonls !lka saraf
slmpaLlk menyebabkan konLraksl pada suaLu efekLor saraf paraslmpaLlk
menyebabkan relaksasl pada efekLor LersebuL Mekanlsme ker[a seperLl lLu
berLu[uan agar prosesproses dl dalam Lubuh ber[alan dengan normal ConLohnya pengaruh saraf
slmpaLlk dan paraslmpaLlk Lerhadap efekLor
adalah saraf slmpaLlk menyebabkan kecepaLan dan volume kecepaLan
[anLung berLambah sedangkan saraf paraslmpaLlk menyebabkan kecepaLan volume kecepaLan
[anLung berkurang ConLoh lalnnya saraf slmpaLlk menyebabkan oLoL slllarl maLa relaksasl
sedangkan saraf paraslmpaLlk menyebabkan oLoL slllarl maLa konLraksl
3 ada menclL kelompok kesaLu yang Lldak dlberl obaL slsLem saraf paraslmpaLlk Lldak
mengeluarkan sallva darl menlL ke3 sampal dengan menlL ke30 lnl menun[ukkan bahwa Lldak ada
perubahan apapun pada ekskresl sallvanya
6 ada menclL kelompok kedua yang dlberl pllokarpln menun[ukkan penlngkaLan dlameLer pada
bercak sallva lnl membukLlkan bahwa pllokarpln sebagal paraslmpaLomlmeLlk dlmana ekskresl sallva
menclL menlngkaL pada menlL ke3 dan menlL ke10 menlL selan[uLnya menurun dan Lldak ada
bercak sallva pada menlL ke23 dan ke30
7 ada menclL kelompok keLlga yang dlberl pllokarpln lalu seLelah Llmbul efek dlberl aLropln
dlameLer bercak sallva menlngkaL sampal menlL ke20 lalu menurun
8 ada menclL kelompok keempaL dlmana dlberl aLropln Lerleblh dahulu kemudlan seLelah 30
menlL dlberl pllokarpln dlameLer bercak sallva menurun lalu menlngkaL lagl Pal lnl menun[ukkan
bahwa pllokarpln sebagal paraslmpaLomlmeLlk dan aLropln sebagal paraslmpaLollLlk
9 uarl hasll perhlLungan yang dlperoleh pada menlL ke13 Lerhadap menlL ke30 Lldak Ler[adl
lnhlblsl dlameLer bercak sallva menclL karena bernllal poslLlf
10 llokarpln yang dlberlkan kepada menclL berLu[uan agar menclL LersebuL Lenang dan dapaL
mengeluarkan sallva Sedangkan aLropln berLu[uan sebgal anesLesl pada menclL

lx uafLar usLaka
1 AchmadS A 1989 Anallsls MeLabollL Sekunder uCM press yogyakarLa ulakses Langgal 14
CkLober 2010
2 Anonlmus 1993790 ulakses Langgal 16 CkLober 2010
3 Anonlm 2006 knowledge AnLoml rogam anlmasl anaLoml ulakses Langgal 14 CkLober 2010
4 Amrun PldayaL M 2003 Alkalold 1urunan 1rlpLofan ulakses Langgal 14 CkLober 2010
3 8eLram C kaLzung 2004 larmakologl dasar dan kllnlk LCC !akarLa ulakses Langgal 14
CkLober 2010
6 !ayLhan hoon dan klranarahar[a 2002 CbaLobaL penLlng Cramedla !akarLa ulakses Langgal
13 CkLober 2010
7 Mursyldl achmad 1989 Anallsls meLabollL sekunder uCM ?ogyakarLa ulakses Langgal 14
okLober 2010
8 earce Lvelyn C AnaLoml dan llslologl unLuk aramedls 2002 !akarLa Cramedla usLaka
umum ulakses Langgal 13 CkLober 2010
9 raLlwl uA1996 8lologl 2 !akarLa Lrlangga ulakses Langgal 14 CkLober 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraI parasimpatis adalah bagian saraI otonom yang berpusat dibatang
otak dan bagian kelangkang sum-sum belakang yang mempunyai dua reseptor
terhadap reseptor muskarinik dan reseptor nikotik.
Susunan saraI parasimpatis disebut sebagai syaraI kolinergik karena bila
dirangsang ujung saraInya akan melepaskan asetilkolin (Ach). Dan EIek asetilkolin
ini adalah : Jantung: Denyut diperlambat, Arteri koronari: Kontriksi, Tekanan darah:
Turun, Pupil mata: Kontriksi, S.P.M: Peristaltik bertambah.

B. %::an Pen:lisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini di maksudkan untuk:
a. Sistem SaraI
b. Sistem SaraI Otonom
c. Obat yang bekerja pada saraI parasimpatis
d. Golongan Obat untuk Parasimpatis

C. etode Pen:lisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi
kepustakaan dan media internet sebagai acuan dan sumber.

BAB II
PEBAHASAN
A. Sistem Saraf
Sistem saraI adalah sistem organ yang terdiri atas sel neuron yang mengkoordinasikan
aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau menghentikan masukan dari indra,
mengaktiIkan aksi, dan mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai
mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Sedangkan cabang dari ilmu
kedokteran yang menangani kelainan pada sistem saraI adalah neurologi.
Sistem saraI tak sadar (otonom)
a) Sistem saraI simpatik
b) Sistem saraI parasimpatik
Kedua saraI tersebut bersiIat antagonis. Jika saraI simpatik menyebabkan kontraksi
pada suatu eIektor, saraI parasimpatik menyebabkan relaksasi pada eIektor tersebut.
Mekanisme kerja seperti itu bertujuan agar proses-proses di dalam tubuh berjalan dengan
normal. Contoh pengaruh saraI simpatik dan parasimpatik terhadap eIektor
adalah saraI simpatik menyebabkan kecepatan dan volume kecepatan jantung bertambah,
sedangkan saraI parasimpatik menyebabkan kecepatan volume kecepatan jantung
berkurang.

B. Sistem Saraf Otonom
Sistem otonom ini dibagi menjadi sistem simpatis dan parasimpatis secara anatomi,
Iungsional, dan alasan Iarmakologis yang luas. Secara anatomis, sistem saraI simpatik
memiliki motor cell station di substansia gresia lateral torakalis dan dua segmen teratas
lumbal dari sumsum tulang belakang. Sistem parasimpatis berjalan sepanjang saraI
kranial III, VII, IX dan X, dan sakral outIlow, dengan cell station di segmen kedua, ketiga
kadang-kadang segmen keempat sakral.
Menurut Iungsinya, sistem saraI simpatis berhubungan erat dengan reaksi stress
tubuh. ketika saraI ini dirangsang, terjadi pupil dilatasi, konstriksi pembuluh darah
periIer, penigkatan pemakaian oksigen dan denyut jantung, dilatasi bronkus, menurunkan
aktivitas viseral dengan menghambat peristaltik dan peningkatan kekuatan sIingter,
proses glikogenolisis dihati, menstimulasi medula supradrenal dan berkeringat dan
piloereksi. saraI simpatik pelvis menghambat kontraksi vesika urinaria.
Aliran darah koroner meningkat, sebagian disebabkan oleh eIek langsung simpatis
dan sebagian disebabkan oleh Iaktor tidak langsung yang termasuk kontraksi jantung
yang kuat, menurunnya sistole, diastole relatiI meningkat dan peningkatan konsentrasi
metabolit vasodilator.
Sistem saraI simpatis bereIek antagonis terhadap sistem simpatis. perangsangannya
menyebabkan konstirksi pupil, penurunan Irekwensi, hantaran dan respon rangsangan
otot jantung, peningkatan peristaltik usus dengan relaksasi spingter . tambahan pada
sistem parasimpatis pelvis menghambat spingter internal vesika urinaria.
Sistem saraI simpatis mempunyai eIek yang luas, menstimulasi banyak organ yang
menimbulkan respon yang bervariasi. berbanding terbalik dengan aktivitas parasimpatis
yang biasanya tidak menyeluruh dan terlokalisir. perbedaan ini dapat dijelaskan,
setidaknya sebagian, oleh perbedaan secara anatomi yang telah diterngkan sebelumnya.
Sistem saraI periIer dapat bekerja secara sinergis contohnya reIlek penurunan detak
jantung sebagian disebabkan oleh rangsangan vagal dan sebagian karena penurunan
rangsangan simpatis. beberapa organ mendapat inervasi otonom hanya dari satu sistem
contohnya medulla supradrenal dan arteriol kutan hanya oleh saraI simpatis, sedangkan
sekresi lambung neorogenik seluruhnya dikontrol oleh sistem para simpatis melalui saraI
vagus.


C. Obat yang bekera pada saraf parasimpatis
Sistem saraI parasimpatis adalah bagian saraI otonom yang berpusat dibatang
otak dan bagian kelangkang sum-sum belakang yang mempunyai dua reseptor terhadap
reseptor muskarinik dan reseptor nikotik.

Obat-obat yang yang termas:k kelompok obat
v Asetilkolin (Ach)
v Fisostigmin(Eseri,Anticholium)
v Neostigmin(Prostigmin)
v Piridostigmin (Mestinon)
v Distigminbromida (ubretid)

armakokinetik
Ester kolin kurang diserap dan didistribusi kedalam SSP dari saluran cerna
(kurang aktiI per oral),namun kepkaan nya untuk di hidrolisa oleh kolinestrase sangat
berbeda.Asetilkolin sangat cepat dihidrolisa sehingga untuk mencapai eIek yang
memuaskan obat ini harus diberikan melalui inIus secara IV dalam dosis besar.eIek
asetilkolin yang dibelikan dalam bentuk bolus besar IV diperoleh selama 5-20
detik,sedangkan suntikan IM dan SC hanya memberikan eIek lokal. Metakolin lebih
tahan 3 kali terhadap hidrolisa dan dapat memberikan eIek sistemik walaupun diberikan
secara SC.

armakodinamik
AktiIasi sistem saraI parasimpatis memodiIikasi Iungsi organ melalui 2
mekanisme utama. Pertama, asetilkolin yang dilepas dari saraI para simpatis dapat
mengaktiIkan reseptor muskarinik pada organ eIektor unuk mengubah Iungsinya secara
langsung. Kedua, asetilkolin yang dilepas dari saraI para simpatis dapat berinteraksi
dengan reseptor muskarinik pada ujung saraI untukmenghambat pelepasan
neurotransmiternya. Melalui mekanisme ini, asetilkolin yang dilepas dan kemungkinan,
mensirkulasi agonis muskarinik secara tidak langsung mengubah Iungsi organ dengan
memodulasi eIek para simpatis dan sistem saraI simpatis serta kemungkinan juga sistem
nonkolinergik, dan adrenergik.

Efek samping
Dapat menimbulkan banyak keringat, ludah, nause, muntah dan diare, yang
merupakan tanda naiknya tonus parasimpatikus.

Interaksi obat
Pemakain obat tidak dapat diberikan secara per-oral karena obat tersebut
dihidrolisis oleh asam lambung, karena cara kerjanya terlalu singkat sehingga segera
dihancurkan oleh asetilkolinestrase atau outirilkolinestrase.

D. olongan Obat :nt:k Parasimpatis
Obat parasimpatis itu sendiri dibagi dalam 2 kelompok besar yakni:
A. Kolinergik
B. Antikolinergik

Kolinergik/ Parasimpatikomimetika
----------
adalah sekelompok zat yang dapat menimbulkan eIek yang sama dengan stimulasi
Susunan Parasimpatis(SP), karena melepaskan Asetilkolin( Ach ) di ujung-ujung neuron.
dimana tugas utama SP adalah mengumpulkan energi dari makanan dan menghambat
penggunaannya, singkatnya asimilasi.

EIek kolinergis yang terpenting adalah:
4 stimulasi pencernaan, dengan cara memperkuat peristaltik dan sekresi kelenjar
ludah dan getah lambung(HCl), juga sekresi air mata.
4 memperlambat sirkulasi, dengan cara mnegurangi kegiatan jantung,
vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.
4 memperlambat pernaIasan, dengan cara mengecilkan bronchi sedangkan
sekresi dahak diperbesar.
4 kontraksi otot mata, dengan cara miosis( penyempitan pupil) dan menurunnya
tekanan intraokuler akibat lancarnya pengeluaran air mata.
4 kontraksi kandung kemih dan ureter, dengan cara memperlancar pengeluaran
urin
4 dilatasi pembuluh dan kontraksi otot kerangka.
4 menekan SSP (Sistem SaraI Pusat), setelah stimulasi pada permulaan.
Setelah mengetahui eIek obat kolinergis, kita akan beralih ke reseptor-reseptor kolinergis
yang merupakan tempat substrat obat menempel supaya "obat" dapat menghasilkan eIek
yang kita inginkan.
Reseptor kolinergis dibagi 2 yakni:
1. Reseptor Muskarin (M)
berada pada neuron post-ganglion dan dibagi 3 subtipe, yaitu Reseptor M1, M2, dan
M3 dimana masing-masing reseptor ini memberikan eIek berbeda ketika dirangsang.
Muskarin (M) merupakan derivat Iuran yang bersiIat toksik dan terdapat pada jamur
Amanita muscaria sebagai alkaloid.
Reseptor akan memberikan eIek-eIek seperti diatas setelah mengalami aktivasi oleh
neurotransmitter asetilkolin(Ach).
2. Reseptor Nikotin (N)
berada pada pelat ujung-ujung myoneural dan pada ganglia otonom.
Stimulasi reseptor ini oleh kolinergik (neostigmin dan piridostigmin) yang akan
menimbulkan eIek menyerupai adrenergik, berlawanan sama sekali. Misalnya
vasokonstriksi dengan naiknya tensi, penguatan kegiatan jantung, stimulasi SSP
ringan.
EIek Nikotin dari ACh juga terjadi pada perokok, yang disebabkan oleh jumlah kecil
nikotin yang diserap ke dalam darah melalui mukosa mulut.
Penggolongan
Kolinergika dapat pula dibagi menurut cara kerjanya, dibagi menjadi zat-zat bekerja
langsung dan zat-zat bekerja tak langsung.
1. Bekerja langsung: karbachol, pilokarpin, muskarin dan arekolin. Zat-zat ini bekerja
langsung terhadap organ ujung dengan kerja utama seperti eIek muskarin dari ACh.
2. Bekerja tak-langsung: zat-zat antikolinesterase seperti Iisostigmin, neostigmin,
piridostigmin. Obat-obat ini menghambat penguraian ACh secara reversibel, yakni
hanya untuk sementara. Setelah habis teruraikan oleh kolinesterase, ACh akan segera
dirombak kembali.
Ada pula zat-zat yang mengikat enzim secara ireversibel, misalnya parathion dan
organoIosIat lain. Kerjanya cukup panjang dengan cara membuat enzim baru lagi dan
membuat enzim baru lagi.

Pengg:naan
Obat-Obat kolinergik digunakan pada penyakit glaukoma, myasthenia gravis, demensia
Alzheimer dan atonia.
la:koma
merupakan penyakit yang bercirikan peningkatan tekanan cairan mata
intraokuler(TIO) diatas 21 mmHg, yang menjepit saraI mata. SaraI ini berangsur-
angsur dirusak secara progresiI sehingga penglihatan memburuk dan menyebabkan
kebutaan.

Antikolinergik
-----------
Antikolinergik adalah ester dari asam aromatik dikombinasikan dengan basa organik.
Ikatan ester adalah esensial dalam ikatan yang eIektiI antara antikolinergik dengan
reseptor asetilkolin. Obat ini berikatan secara blokade kompetitiI dengan asetilkolin dan
mencegah aktivasi reseptor.
EIek selular dari asetilkolin yang diperantarai melalui second messenger seperti cyclic
guanosine monophosphate (cGMP) dicegah.Reseptor jaringan bervariasi sensitivitasnya
terhadap blokade.
Faktanya : reseptor muskarinik tidak homogen dan subgrup reseptor telah dapat
diidentiIikasikan : reseptor neuronal (M1),cardiak (M2) dan kelenjar (M3) (Askep, 2009).
Dalam dosis klinis, hanya reseptor muskarinik yang dihambat oleh obat antikolinergik
yang akan dibahas pada bab ini. Kelebihan eIek antikolinergik tergantung dari derajat
dasar tonus vagal.
Beberapa sistem organ dipengaruhi : A. Kardiovaskular Blokade reseptor muskarinik
pada SA node berakibat takikardi. EIek ini secara khusus mengatasi bradikardi karena
reIlek vagal (reIlek baroreseptor,stimulasi peritoneal atau reIlek okulokardia).
Perlambatan transien denyut jantung karena antikolinergk dosis rendah telah dilaporkan.
Mekanisme ini merupakan respon paradoks karena eIek agonis periIer yang lemah,
diduga obat ini tidak murni antagonis. Konduksi melalui AV node akan memendekkan
interval P-R pada EKG dan sering menurunkan blokade jantung disebabkan aktivitas
vagal. Atrial disritmia dan ritme nodal jarang terjadi. Antikolinergik bereIek kecil pada
Iungsi ventrikel atau vaskuler periIer karena kurangnya persaraIan kolinergik pada area
ini dibanding reseptor kolinergik. Dosis besar antikolinergik dapat menghasilkan dilatasi
pembuluh darah kutaneus (atropin Ilush).


BAB III
PENU%UP

A. Kesimp:lan
Sistem saraI parasimpatis adalah bagian saraI otonom yang berpusat dibatang
otak dan bagian kelangkang sum-sum belakang yang mempunyai dua reseptor
terhadap reseptor muskarinik dan reseptor nikotik.
Obat parasimpatis itu sendiri dibagi dalam 2 kelompok besar yakni:
A. Kolinergik
B. Antikolinergik
DA%AR PUS%AKA

Gunawan s, dkk. (2007). Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Gaya Gon
Katzung G, Betram. (1997). Farmakologi Dasar Dan Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC
Pearce, Evelyn C. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Umum.

Anda mungkin juga menyukai