Anda di halaman 1dari 8

STIMULAN

LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Praktikum Farmakologi Dan Toksikologi

Disusun Oleh :
Novi Sry Rahayu
01022083
2C

PROGRAM STUDI S1- FARMASI FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS YAYASAN PENDIDIKAN IMAM BONJOL CIREBON
2023
A. LATAR BELAKANG
Stimulan adalah jenis obat-obatan yang dapat menaikkan tingkat kewaspadaan
di dalam rentang waktu singkat. Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan
menaikkan efektivitas, dan berbagai jenis yang lebih hebat sering kali disalahgunakan
menjadi obat yang ilegal atau dipakai tanpa resep dokter. Stimulan menaikkan
kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat (CNS), atau kedua-duanya
sekaligus. Beberapa stimulan menghasilkan sensasi kegirangan yang berlebihan,
khususnya jenis-jenis yang memberikan pengaruh terhadap CNS. Stimulan dipakai di
dalam terapi untuk menaikkan atau memelihara kewaspadaan, untuk menjadi penawar
rasa lelah, di dalam situasi yang menyulitkan tidur (misalnya saat otot-otot bekerja),
untuk menjadi penawar keadaan tidak normal yang mengurangi kewaspadaan atau
kesadaran (seperti di dalam narkolepsi), untuk menurunkan bobot tubuh
(phentermine), juga untuk memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang-orang
yang didiagnosis sulit memusatkan perhatian (terutama ADHD). Dalam peristiwa
yang jarang terjadi, stimulan juga dipakai untuk merawat orang yang mengalami
depresi. Stimulan kadang-kadang dipakai untuk memompa ketahanan dan
produktivitas, juga untuk menahan nafsu makan. Eforia yang dihasilkan oleh beberapa
stimulan mengarah kepada penggunaan rekreasionalnya, meskipun hal ini tidaklah
legal di dalam sebagian besar sistem hukum.
Penggunaan obat-obatan psikoaktif dengan golongan stimulan memberikan
dampak negatif bagi kehidupan penggunanya. Yanny (2001: 16) mengungkapkan
bahwa narkoba atau napza khususnya obat-obatan dengan golongan stimulan
memiliki pengaruh pada emosi dan kognisi seseorang seperti perasaan gembira, lebih
berenergi, perasaan sehat, berkuasa, berkonsentrasi dan perasaan kenyang
berkepanjangan. Selain itu, kondisi yang tergambarkan dari penggunaan stimulan
dapat menyebabkan gangguan fisiologis dan psikologis. Gangguan fisiologis yang
dirasakan adalah peningkatan detak jantung dan tekanan darah, penurunan produksi
saliva (mulut menjadi kering), peningkatan produksi keringat pada tubuh dan
kerusakan kinerja otak secara permanen. Yanny (2001: 16) juga mengungkapkan
adanya gangguan psikologis yang dirasakan saat menggunakan obat psikoaktif
dengan golongan stimulan juga dapat merusak suasana hati (mood), perasaan senang
secara berlebihan, sulit tidur dan mudah marah. Obat-obatan psikoaktif dengan
golongan stimulan juga menyebabkan masalah psikososial, seperti berinteraksi sosial
dengan orangorang di rumah, sekolah dan mengerjakan pekerjaan tertentu.
Penggunaan stimulan dapat menjadi penyebab masalah dalam keluarga, mengabaikan
kepentingan sosial dan kegagalan untuk berhenti menggunakan psikoaktif tersebut
(APA, 2013).

B. TUJUAN PRAKTIKUM
 Memahami efek berbagai dosis kafein sebagai stimulan.
 Mengenal macam-macam metode yang digunakan untuk menguji efekstimulan.
C. DASAR TEORI
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan syaraf yang kompleks,sangat
khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem sarafmengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antar individu denganlingkungan sekitarnya. System
tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakanaktivitas sistem-sistem tubuh yang lainnya.
Karena pengaturan saraf tersebut makaterjalin komunikasi antara berbagai system tubuh
sehingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam system inilah
berasal segalafenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan.
Jadikemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap
suaturangsangan merupakan hasil kerja terintegrasi dari system saraf yang mencapai
puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu. Sistem saraf
pusatmerupakan bagian dari system saraf yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
System saraf pusat mempunyai fungsi mengkoordinasikan segalaaktivitas bagian tubuh
manusia (Tjay, 2007).
Sebagian besar obat yang mempengaruhi SSP bekerja dengan mengubahtahapan
dalam proses neurotransmisi. Obat-obat yang mempengaruhi SSP dapat bekerja presinaptik,
mempengaruhi produksi, penyimpanan atau pengakhiran kerjaneurotransmitter. Obat-obat
lain dapat memacu atau menghambat reseptor postsinaptik, memberikan tujuan umum SSP
dengan focus pada neurotransmitteryang terkait dalam penggunaan obat-obat SSP dan klinik
(Mycek, 2001).Obat-obat yang bekerja pada system saraf pusat terbagi menjadi
anestetikumum (memblokir rasa sakit), hipnotik-sedatif (menyebabkan tidur),
stimulantsystem saraf, antidepresi, antikunvlusi (meghilangkan kejang),
analgesic(mengurangi rasa sakit), opoid, analgesic-antipiretik-antiinflamsi dan
perangsangsusunan system saraf (Tjay 2007).
Stimulan system saraf pusat memiliki dua golongan obat yang bekerjaterutama pada
susunan system saraf pusat (SSP). Golongan pertama yaitu stimulant psikomotor,
menimbulkan eksitasi dan euphoria, mengurangi perasaan lelah danmeningkatkan aktivitas
motoric. Kelompok kedua, obat-obat psikotomimetik danhalusinogen, menimbulkan
perubahan mendasar dalam pola pemikiran dan perasaan, dan sedikit berpengaruh pada
sambungan otak dan sumsum tulang belakang. Sebagai suatu kesatuan, stimulant system
saraf pusat (SSP) sedikit sekalidigunakan dalam klinik tetapi penting dalam masalah
penyalahgunaan obat, selainobat depresan SSP dan narkotik (Mycek, 2001).
Stimulan bekerja mempercepat aktivitas dalam system saraf pusat. Obatyang
termasuk kelompok ini adalah kafein, amfetamion (upper), dan hidrokloridametamfetamin
(meth). Dalam dosis sedang, kelompok obat stimulant menghasilkan perasaan senang,
percaya diri, dan kegembiraan atau euphoria. Dalam dosis besar,obat-obat ini membuat orang
merasa cemas dan gugup. Dalam dosis yang sangat besar, obat-obat ini menyebabkan kejang-
kejang, gagal jantung, dan kematian(Wade, 2008).
Kafein termasuk golongan obat yang merangsang psikomotor. Kafeinmerupakan
alkaloid dengan nama 1,1,7-trimetil xanthine. Kafein berfungsi sebagaistimulant. Kafein
memiliki pemerian hablur yang pahit dengan warna putihmengkilat, kristal menjarum dengan
titik mencair atau titik leleh 236ºC dan tidak berbau. Kafein terdapat pada teh, kopi, cola,
mente dan coklat, selain itu kafein juga diperoleh dari sintesa kimia. Farmakokinetik dari
kafein adalah didistribusikankeseluruh tubuh dan dengan cepat diabsorbsikan setelah
pemberian, waktu paruhnya 3-7 jam, dan diekskresikan melalui urin. Sedangkan
farmakodinamiknyayaitu mempunyai efek relaksasi otot polos, terutama otot polos
bronchus,merangsang saraf pusat, otot jantung, dan meningkatkan diuresis . Indikasi
darikafein sendiri yaitu menghilangkan rasa letih, lapar dan mengantuk, juga dayakonsentrasi
dan kecepatan reaksi ditingkatkan serta prestasi otak dan susunan jiwadipebaiki, lalu
kontraindikasi untuk kafein sendiri adalah glakoma sudut tertutup,obstruksi salcame asma,
hernia hiatal, miasternia, penyakit hati dan asma (Patra,2014).

Uji stimulan dilakukan dengan beberapa metode.


1.Hole board
a. Pengamatan ini dilihat terhadap jumlah gerakan spontan darimencit yaitu memasukan
kepala hingga kedua telinga juga ikut masuk Pada lubang-lubang papan kayu dengan
diameter
b. 1 cm dan kedalaman 2 cmsecara berulang yang mengindikasikan suatu perilaku
eksplorasi.
c. Uji bolak-balik diatas platform, untuk melihat lokomotorik.
d. Uji Gelantung, yang ditujukan untuk melihat ketahanan.
e. Uji forced-swimming, yang ditujukan untuk melihat ketahanan.

D. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Spuit 1cc
2. Sonde 1
3. Stopwatch
4. Aquarium Air
 Bahan
1. Tikus Putih 3
2. Aquadest
3. Caffein

E. CARA KERJA
1. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok
- kelompok + (caffein)
- kelompok – (aquadest)
- tidak diberi perlakuan
2. Melakukan Pengenceran Obat
3. Masing-Masing tikus diberikan larutan, tikus dengan control positif diberikan larutan kuku
bima (caffein), tikus dengan control negative diberikan aquadest, dan tikus tanpa perlakuan
tidak diberikan apa-apa.
4. Tikus didiamkan selama 5 menit
5. Setelah didiamkan selama 5 menit, lalu tikus dimasukkan kedalam aquarium air untuk
dilihat ketahanan nya.
6. Buat tabel dan catat berapa lama waktu tikus tenggelam didalam air.

F. HASIL PENGAMATAN
No Hewan Uji Perlakuan Waktu Tenggelam
1 Tikus 1 Caffein 1 menit 41 detik
2 Tikus 2 Aquadest 1 menit 33 detik
3 Tikus 3 Normal 1 menit 15 detik

G. PEMBAHASAN
Sistem saraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja
sama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf
kita dapat menghisap suatu rangsangan dari luar pengendalian kerja otot.
Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat terbagi menjadi obat depresan saraf pusat,
yaitu anestetik umum (memblokir rasa sakit), hipnotik sedatif(menyebabkan tidur),
psikotropika (menghilangkan gangguan jiwa), antikonvulsi(menghilangkan kejang), analgetik
(mengurangi rasa sakit) opioid, dan perangsang susunan saraf pusat.
Dalam praktikum kali ini dilakukan uji aktivitas stimulan yang bertujuan untuk
melihat gambaran zat yang memiliki aktivitas stimulan. Untuk praktikumkali ini, zat yang
digunakan adalah kafein dengan dosis 0,5 ml. Obat ini termasuk ke dalam kelompok
perangsang motoris dalam golongan stimulan sistem saraf pusat. Kafein adalah komponen
alkaloid turunan xantin yang berfungsi sebagai stimulan psiko aktif pada manusia.
Mekanisme kerjanya adalah menghambat reuptake pada reseptor adenosin. Kafein
menstimulasi SSP dan menyebabkan peningkatan kewaspadaan, kecepatan, dan kejelasan
alur pikiran, peningkatan fokus. Kafein juga dapat meningkatkan kemampuan dalam
melakukan suatu kegiatan yang melelahkan tubuh. Kafein memiliki efek psikotonik yang
kuat bila dikonsumsi setelah 30 menit dan akan mencapai kadar maksimum dalam waktu dua
hingga tiga jam kemudian akan hilang perlahan-lahan.
Pada tikus pertama dengan volume pemberian 0,5 ml. Metode uji yang dilakukan dan
diamati adalah metode Uji forced-swimming. Setelah 5 menit diberikan larutan caffein,
kemudian tikus tersebut dimasukkan kedalam aquarium yang berisi air untuk melihat
ketahanan tikus tersebut berapa lama didalam air. Dan didapat hasil 1 menit 41 detik.
Pada tikus kedua dengan volume pemberian 0,5 ml. Metode uji yang dilakukan dan
diamati adalah metode Uji forced-swimming. Setelah 5 menit diberikan larutan aquadest,
kemudian tikus tersebut dimasukkan kedalam aquarium yang berisi air untuk melihat
ketahanan tikus tersebut berapa lama didalam air. Dan didapat hasil 1 menit 33 detik.
Pada tikus ketiga yang tidak diberikan larutan apapun. Metode uji yang dilakukan dan
diamati adalah metode Uji forced-swimming. kemudian tikus tersebut dimasukkan kedalam
aquarium yang berisi air untuk melihat ketahanan tikus tersebut berapa lama didalam air. Dan
didapat hasil 1 menit 15 detik.
H. Kesimpulan
- Stimulan adalah zat, sekaligus golongan obat, yang mampu merangsang sistem saraf pusat.
Konsumsi obat jenis ini dapat membuat Anda lebih waspada, menciptakan perasaan senang,
dan tidak kenal lelah. Salah satu contoh obat golongan stimulan adalah amphetamin. Obat
atau makanan minuman dengan kandungan stimulan dapat menimbulkan kecanduan.
- Uji yang dilakukan adalah Uji forced-swimming.
- Tikus yang digunakan ada 3 yaitu, tikus yang menggunakan larutan caffein, aquadest, dan
tidak diberi perlakuan.
- Setelah diamati, diperoleh data waktu yang diberikan larutan caffein adalah 1 menit 41
detik, larutan aquadest adalah 1 menit 33 detik dan terakhir tidak diberikan larutan adalah 1
menit 15 detik.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/427520449/Laporan-Praktikum-Stimulan
https://riau.bnn.go.id/apa-itu-stimulan-efeknya/
Obat Stimulan: Manfaat, Cara Kerja, Contoh Obat, dan Efek Samping (sehatq.com)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai