BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks,
sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf
menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah
sistem saraf yang mencapai puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah
laku individu.
kesadaran atau kemauan. SSP biasa juga disebut sistem saraf sentral karena
merupakan sentral atau pusat dari saraf lainnya. Sistem saraf pusat ini dibagi
menjadi dua yaitu otak (ensevalon) dan sumsum tulang belakang (medula
spinalis).
merangsang (stimulasi) dan menekan (depresi), dan ada pula obat yang dapat
karena mahasiswa farmasi dapat mengetahui obat-obat apa saja yang perlu atau
bekerja pada sistem saraf pusat. Hal inilah yang melatar belakangi
B. TUJUAN PERCOBAAN
2. Mengamati efek obat anastetik umum dari eter dan kloroform pada mencit
(Mus musculus).
3. Mengamati efek obat stimulan yaitu caffein terhadap hewan coba mencit
(Mus musculus).
1.
A. TEORI UMUM
sistem saraf, lingkungan internal dan stimuls eksternal dipantau dan diatur oleh
stimulus, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama (Sloane, 2013).
Sistem saraf pusat merupakan bagian dari system syarat, yang terdiri dari
yang berfungsi menghantarkan impuls dari dan ke susunan saraf pusat atau
dengan istilah yang lain yaitu dari saraf efferent (motor) ke saraf afferen. Pada
rangsangan seperti sakit, panas, rasa, cahaya, suara mula-mula diterima oleh
1. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan medulla spinalis yang
ini terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan
Obat yang bekerja pada system saraf pusat terbagi menjadi anestetik
annestesi lokal adalah obat yang digunakan untuk mencegah rasa nyeri dengan
1. Analgesia, kesadaran bekurang, rasa nyeri hilang dan terjadi euphobia (rasa
induksi.
Teknik pemberian obat anastetik umum terbagi dua yaitu (Hoan, 2010) :
(Mycek, 2013) :
lainnya.
ataupun SS perifer.
dengan norepinefrin.
sama dengan di SS perifer. Bagian soma sel noradrenergic berasal dari pons
banyak dihasilkan dalam otak, dan berperan dalam kesadaran dan aktivitas
eksploratif.
otak mengikuti siklus sirkardian. Syaraf ini kolinergik akan aktif di siang
Hipnotika atau obat tidur adalah obat-obat yang dalam dosis terapi
atau menyebabkan tidur. Lazimnya obat ini diberikan pada malam hari.
Bilamana zat-zat ini diberikan pada siang hari dalam dosis yang rendah untuk
dari banyak obat yang khasiatnya tidak menenangkan system saraf pusat
Secara ideal obat tidur tidak memiliki aktivitas sisa terhadap esok harinya
(Kadzung, 2013).
REM disebut juga tidur mimpi, terjadi pada tahap ke lima yang ditandai
dengan pernafasan dan denyut jantung naik turun, aliran darah ke otak
meningkat,sedangkan tidur non REM yaitu tidur pulas terjadi 1-4 tahap yang
ditandai dengan pernafasan dan denyut jantung mulai teratur (Tjay, 2007).
Pada setiap malam terdapat 4-5 siklus tidur. Dalam satu siklus terdapat 2
tekanan darah dann pernapasan yang teratur. SWS ini berlangsung kurang
lebih satu jam lamanya yang meliputi untuk fase 3-4 merupakan fase bentuk
tidur terdalam. Peristiwa ini penting untuk daya tahan tubuh, metabolisme
2. Tidur REM (Rapid Eye Movemennt) ditanndai dengan gerakan mata ke satu
arah. Disamping itu, jantung, tekanan darah dan pernapasan naik turun,
alirann darah seolah meningkat dan otot dalam keadaan rileks. Pada fase ini,
(Harvey, 2013) :
1. Benzodizepine
tinggi dan spesifik pada lokasi pertemuan antara sub unit α dan y2.
2. Antagonis Benzodiazepine
efek Benzodiazepine.
3. Barbiturat
Barbiturat memotensi kerja GABA pada aliran masuk klorida yang menuju
depresan. Dan contoh obat dari hipnotik lainnya adalah Antihistamin, Cloral
2007).
emosi, reaksi otot dan reaksi konvulsi. Hanya dua efek saja yang merupakan
kerja golongan ini pada jaringan perrifer vasodi atasi koroner stelah pemberian
yang hanya terjadi pada pemberian dosis sangat tinggi (Mycek, 2013).
suatu keadaan mental mood yang menurun yang ditandai dengan kesedihan,
dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan dan banyak mirip
dengan efek samping antipsikotika yaitu sedasi, gangguan mood dan lain-lain
(Tjay, 2007).
isokarboksazid, fenelzin.
dan norepinefrin secara selektif. Obat ini dapat efektif mengobati depresi
3. Antidepresan atipikal
neufron sehingga, seandainya baru ditemukan hari ini, TCA mungkin akan
amitriptilin.
5. Penghambat MAO
saraf dan jaringan lainnya, seperti usus dan hati. Contoh obatnya adalah
selegiline.
Berupa ketegangan, rasa takut, atau gelisah yang timbul dari sumber yang tidak
Stimulan sususan saraf pusat memiliki dua golongan obat yang bekerja
terutama pada susunan saraf pusat (SSP). Golongan pertama yaitu stimulan
dan perasaan, dan sedikit berpengaruh pada sambungan otak dan sumsum
tulang belakang. Sebagai suatu kesatuan, stimulant susunan saraf pusat (SSP)
normal. Fungsi dari vitamin itu sendiri sangat bervriasi, banyak vitamin yang
secara biologis tidak aktif tetapi membutuhkan pengubahan kimia dalam tubuh
misalnya vitamin B1, B2, B3 dan B6. akibat dari defisiensi vitamin yang
menimbulkan gejala khas seperti buta malam (Vitamin A), beri-beri (Vitamin
seseorang merasa cemas dan gugup. Dalam dosis yang sangat besar, obat-obat
2008).
diedarkan dalam dua bentuk, bubuk (crank, speed) atay dalam bentuk yang
lebih murni, Kristal padat. Kokain adalah obat alamiah yang lebih murni yang
dihasilkan dari daun tumbuhan koka. Amfetamin dan kokain membuat para
bentuk tubuh, rasa lelah, perasaan mudah terganggu, dan depresi akan muncul
yang lebih mudah masuk ke dalam otak, mempunyai efek stimulant yang jauh
vagus, dan pada dosis rendah menyebabkan bradikardia. Dosis yang lebih
1. Uraian Bahan
berbauhigroskopik.
pearutorganik lain.
meledak.
Kelarutan : Larut dalam 10 bagian air; dapat campur
atsiri.
Penyimpanan : Dalam wadah kering tertutup rapat, terlindung
a. Amitriptilin
(Tjay, 2010).
2012)
promazin
kemih.
b. Diazepam
2012)
(Gunawan, 2012)
2012)
2010)
c. Fenobarbital
(Gunawan, 2012)
Efek samping : Efek samping pada dosis hipnotik jarang
2012)
Dosis : Sekali 300 mg, sehari 600 mg. (Gunawan,
2012)
Farmakodinamik : Memberikan efek anti konvulsi dan efek utama
2007).
d. Caffein
(Patra, 2014)
(Patra, 2014)
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah benang godam,
baskom, kanula, lap kasar, lap halus, spoit, statif, toples, stopwatch.
Adapun hewan yang digunakan dalam percobaan ini adalah mencit (Mus
musculus).
lemari pendingin
E. PEMBUATAN OBAT
1. Amitriptyline 30 mg
2. Fenobarbital 100 mg
3. Diazepam 2 mg
4. Caffein 200 mg
a. Anestesi
b. Antidepresan
6. Dihitung frekuensinya
c. Hipnotik sedative
secara oral
d. Stimulant
7. Dicatat frekuensinya
Tabel Pengamatan
1. Anastesi
BB VP Onset Durasi
Obat
(gr) (ml) (menit) (menit)
Eter 25 0,83 112 2
Kloroform 26 0,86 116 6
2. Antidepresi
BB VP Frekuensi
Obat Banyak Gerakan Geliat
(gr) (ml) (Menit)
Amitriptilin 20 0,67 awal 56
Amitriptilin 20 0,67 0 14
Amitriptilin 20 0,67 25 26
Amitriptilin 20 g 0,67 ml 30 30
Amitriptilin 20 g 0,67 45 18
Amitriptilin 20 g 0,67 60 24
Amitriptilin 20 g 0,67 75 70
3. Stimulant
BB VP Waktu
Perlakuan Banyak gerakan geliat
(gr) (ml) (Menit)
Stimulant 23 0,76 awal -
Stimulant 23 0,76 0 71
Stimulant 23 0,76 15 59
Stimulant 23 0,76 30 54
Stimulant 23 0,76 45 41
BB VP Onset Durasi
Pelakuan
(gr) (ml) (menit) (menit)
Sedative 32 1 ml 60 45
Hipnotik 24 0,8 ml 45 49
Pembahasan
kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf kita dapat mengisap suatu rangsangan
Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat terbagi menjadi obat depresan
saraf pusat yaitu anestetik umum (memblokir rasa sakit), hipnotik sedatif
pada anastesi umum, hipnotik dan sedative, antidepresi, serta stimulant terhadap
Adapun hewan coba yang di pakai pada percobaan ini adalah mencit (Mus
kesamaan struktur dan sistem organ dengan manusia, salah satunya yaitu hewan
mencit (Mus Musculus). Selain itu haruslah juga memperhatikan variasi biologik
(usia, jenis kelamin) ras, sifat genetik, status kesehatan, nutrisi, bobot dan luas
permukaan tubuh, serta keadaan lingkungan fisiologik. Dan juga karena mencit
(Mus Musculus) juga memiliki komponen darah yang dapat mewakili mamalia
lainnya khususnya manusia, dan juga mencit (Mus Musculus) mempunyai organ
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah benang godam,
baskom, kanula, kapas, spoit, statif, stopwatch, dan toples.Sedangkan bahan yang
Adapun Obat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu pada percobaan
anastesi menggunakan eter dan kloroform. Eter melakukan kontraksi pada otot
jantung, terapi in vivo ini dilawan oleh meningginya aktivitas simpati sehingga
curah jantung tidak berubah. Eter menyebabkan dilatasi pembuluh darah kulit.
tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu setengah jam dan masa paruh plasma
Diazepam merupakan salah satu kelompok obat barbiturat yang masuk dalam
golongan anastesik intravena. Obat yang digunakan secara intravena ini dalam
anastesi akan memberikan efek tidur pada pasien yang menggunakan respirator.
Efek hipnotik dalam golongan obat barbiturat akan meningkatkan total lama tidur.
depresi mayor.
dalam urin. Juga meragsang sekresi asam hidroklorat dari mukosa lambung.
adalah senyawa obat yang dapat menimbulkan anastesia, yaitu suatu keadaan
depresi umum yang bersifat reversible dari banyak pusat SSP, dimana seluruh
perasaan dan kesadaran ditiadakan, agak mirip keadaan pingsan. Perlakuan yang
dilakukan pada eter dan kloroform adalah anastesi, yang disesuaikan dengan
volume pemerian (VP) mencit. Tetapi, karena dalam waktu lama belum
pengamatan menunjukkan hasil yang berbeda. Dari percobaan ini diperoleh hasil
onset pemberian eter yaitu 112 menit dan durasinya yaitu 2 menit sedangkan onset
pemberian kloroform yaitu 116 menit dan durasinya yaitu 6 menit. Hal ini sesuai
dengan literatur sebab menimbulkan efek pada mencit berupa mencit kehilangan
pemakaian eter dan kloroform di percobaan anastesi yaitu, eter lebih cepat berefek
dengan onset 60 menit dan durasinya 45 menit. sesuai dengan literatur karena
onset dan durasinya berlangsung lama yaitu bisa berlangsung antara 10-60 menit
dikarenakan fenobarbital adalah obat tidur jangka panjang, serta diazepam sebagai
coffein tidak menghasilkan banyak gerakan. Pada saat telah diberikan coofein
menghasilkan banyak gerakan yaitu 35. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa
dimana jika diberikan obat stimulant maka akan menimbulkan eksitasi dan
dihasilkan14 gerakan. Pada menit ke-15 dihasilkan 26 gerakan. Pada menit ke-30
sesuai dengan literature dimana obat ini bekerja efektif sebagai obat penenang
atau antidepresan.
A. KESIMPULAN
1. Pada percobaan anastesi, eter dan kloroform efektif sebagai obat anastesi
antidepresan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, dkk. 2007. Biokimia Harpe Edisi 27. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Kadzung, Bartman dkk. 2013. Farmakologi Dasar dan Klinik. EGC : Jakarta
Mycek, Mary J., 2013, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya Medika: Jakarta.
LAMPIRAN
A. Perhitungan Dosis
2mg
Dosis Dewasa = =0.03 mg/kgBB
60 kg
37
Dosis mencit = 0,033mg/kgBB × =0,37 mg/kgBB
3
0,37 mg
Dosis mencit 30 gram = ×30 g=0,01 mg
1000 g
5 ml
Larutan stok = × 0,01 mg=0,05 mg/5 mL
1ml
¿ 0,004 gram/5 mL
30 mg
Dosis Dewasa = =0.83 mg/kgBB
60 kg
37
Dosis mencit = 0,83mg/kgBB × =10,23 mg/kgBB
3
10,23mg
Dosis mencit 30 gram = ×30 g=0,30 mg
1000 g
5 ml
Larutan stok = × 0,30 mg=1,5 mg/5 mL
1ml
1,5 mg
Berat Yang Ditimbang = x 204,96 mg=12,29 mg /5 mL
25 mg
= 0,012 g/5 mL
100 mg
Dosis Dewasa = =1,66 mg/ kgBB
60 kg
37
Dosis mencit = 1,66mg/kgBB × =20,47 mg / kgBB
3
20,47 mg
Dosis mencit 30 gram = ×30 g=0,61 mg
1000 g
5 ml
Larutan stok = × 0,61 mg=3,05 mg/ 5mL
1ml
3,05 mg
Berat Yang Ditimbang = x 127,4 mg=12,95 mg /5 mL
30 mg
=0,01295 g/5 mL
d. Caffein 200 mg
37
Dosis mencit = 3,33 mg/kgBB × =41,07 mg/kgBB
3
41,07 mg
Dosis mencit 30 gram = × 30 g=1,23 mg
1000 g
5 ml
Larutan stok = × 1,23 mg=6,15 mg = 0,00615 g/5mL
1ml
B. Skema Kerja
1. Anastesi
eter + kloroform
2. Antidepresan
Dihitung frekuensinya
3. Stimulant
Dihitung frekuensinya
4. Hipnotik Sedative