Anda di halaman 1dari 3

Metode Pengujian Aktivitas Analgetik

Metode-metode pengujian aktivitas analgesik dilakukan dengan menilai kemampuan zat uji untuk
menekan atau menghilangkan ras nyeri yang diinduksi pada hewan percobaan (mencit, tikus,
marmot), yang meliputi induksi secara maknik, termik, elekrik, dan secara kimia. Metode
pengujian dengan induksi nyeri secara mekanik atau termik lebih sesuai untuk mengevaluasi obat-
obat analgetik kuat. Pada umumnya daya kerja analgetika dinilai pada hewan dengan mengukut
besarnya peningkatan stimulus nyeri yang harus diberikan sampai ada respon nyeri atau jangka
waktu ketahanan hewan terhadap stimulasi nyeri atau juga peranan frekuensi respon nyeri
(Kelompok Kerja Phytomedica, 1993).
1. Metode geliat
Obat uji dinilai kemampuannya dalam menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi
secara (pemberian asam asetat secara intraperitonial) pada hewan percobaan mencit (Kelompok
Kerja Phytomedica, 1993). Manifestasi nyeri akibat pemberian perangsang nyeri asam asetat
intraperitonium akan menimbulkan refleks respon geliat (writhing) yang berupa tarikan kaki ke
belakang, penarikan kembali abdomen (retraksi) dan kejang tetani dengan membengkokkan kepala
dan kaki belakang. Metode ini dikenal sebagai Writhing Reflex Test atau Abdominal Constriction
Test (Wuryaningsih,1996). Frekuensi gerakan ini dalam waktu tertentu menyatakan derajat nyeri
yang dirasakannya (Kelompok Kerja Phytomedica, 1993). Metode ini tidak hanya sederhana dan
dapat dipercaya tetapi juga memberikan evaluasi yang cepat terhadap jenis analgesik perifer
(Gupta et al., 2003).

2. Metode Listrik
Metode ini menggunakan aliran listrik sebagai penginduksi nyeri (Vohora dan Dandiya, 1992).
Sebagai respon terhadap nyeri, hewan akan menunjukkan gerakan atau cicitan. Arus listrik dapat
ditingkatkan sesuai dengan kekuatan analgesik yang diberikan. Metode ini dapat dilakukan
terhadap kera, anjing, kucing, kelinci, tikus dan mencit (Manihuruk, 2000).

3. Metode Panas
Tiga metode yang bisa digunakan untuk memberikan rangsangan panas:
a. Pencelupan ekor hewan percobaan dalam penangas air panas yang dipertahankan pada suhu 60
± 1oC.
b. Penggunaan panas radiasi terhadap ekor hewan percobaan melalui kawat Ni panas (5,5 ± 0,05
Amps) (Vohora dan Dandiya, 1992).
c. Metode hot plate
Metode ini cocok untuk evaluasi analgesik sentral (Gupta et al., 2003). Pada metode ini hewan
percaobaan diletakkan dalam beaker glass di atas plat panas (56 ± 1oC) sebagai stimulus nyeri.
Hewan percobaan akan memberikan respon terhadap nyeri dengan menggunakan atau menjilat
kaki depan. Peningkatan waktu reaksi yaitu waktu antara pemberian stimulus nyeri dan terjadinya
respon dapat dijadikan parameter untuk evaluasi aktivitas analgesik (Adeyemi, 2001).

4. Metode Mekanik
Metode ini menggunakan tekanan sebagai penginduksi nyeri. Tekanan diberikan pada ekor atau
kaki hewan percobaan. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah tekanan yang diperlukan untuk
menimbulkan nyeri sebelum dan sesudah diberi obat. Metode ini dapat dilakukan terhadap anjing,
tikus, dan mencit (Manihuruk, 2000).

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi. 2001. Analgesic and Anti-inflammatory Effects of The Aqueous Extract of Leaves of
Persea americana Mill. (Lauraceae). Italy: J. Fitoterapia, 73, Elsevier, Indena, p. 375-377.
Anief Moh. 2000. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Press.
Anonim. 2008. Konsep Dasar Nyeri. http://qittun.blogspot.com/2008/10/konsep-dasar-
nyeri.html (diakses tanggal 16 April 2013).
Ganiswara, Sulistia G (Ed), 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV. Balai Penerbit
Falkultas Indonesia Press.
Gupta, M., U.K. Mazumder, R.S. Kumar dan T.S. Kumar. 2003. Studies on Anti- inflammatory,
Analgesic and Antipyretic Properties of Methanol Extract of Caesalpinia bonducella leaves in
Experimental Animal Models, Iranian J. Pharmacology & Therapeutics. Calcutta, India: Razi
Institute for Drug Research.
Katzung, Bertram G., 1986, Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
Kelompok Kerja Phyto Medica. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan
Pengujian Klinis. Jakarta: Yayasan Phytomedica. hal. 3-6.
Manihuruk, E. Skripsi: Aktivitas Analgesik Daun Dewa (Gynura procumbens (Lour.) Merr. dan
Gynura pseudochina (L.) DC.) pada Mencit Dengan Metode Geliat. Jatinangor: Jurusan Farmasi,
FMIPA, Universitas Padjadjaran. hal. 18.
Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Pentatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC. Hal 1-63
Tjay,Tan Hoan dan K. Rahardja, 2007, Obat-obat Penting. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Vohora, S.B. and P.C. Dandiya. 1992. Herbal Analgesic Drugs. Italy: J. Fitoterapia, LXIII (3),
Elsevier, Indena. p. 202
Wuryaningsih, L.E., M.A. Rarome, T. Windono. 1996. Uji Analgesik Ekstrak Etanol Kering
Rimpang Kencur Asal Purwodadi pada Mencit Dengan Metode Geliat (Writhing Reflex Test),
3. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. hal. 24-25.

Anda mungkin juga menyukai