Sediaan Injeksi
TESTOSTERON PROPIONAT
Nomor Batch : 0505111
Disusun Oleh
Disetujui Oleh
I.
Nama
Produk
Volume
Produk
Testoron
10 mL
Bentuk
Kemasa
n
Waktu
Pengolaha
n
Larutan Minyak
Vial
08.30
12.00
MONOGRAFI
a.
Testosteroni Propionas /
Testosteron Propionat
C22H32O3
BM 344,49
Definisi
: mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan tidak lebih dari
103,0 % 3-Oxoandrost-4-en-17-yl propanoate (Bahan Kering). (European
Pharmacopeia, 2005. Halm : 2545)
Pemerian
: Hablur atau serbuk hablur, putih atau putih krem, tidak
berbau dan stabil di udara. (Farmakope IV, halm : 775)
Bubuk putih atau hampir putih atau kristal tak berwarna,
praktis tidak larut dalam air, bebas larut dalam
aseton, dalam alkohol dan dalam metanol, larut dalam minyak lemak. (British
Pharmacopeia, 2009)
Kelarutan
: Tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam
dioksan, dalam eter dan dalam pelarut organic lain, larut dalam minyak
nabati. (Farmakope IV, halm : 775)
Titik Leleh
Penggunaan
:pengobatan hipogonadisme membutuhkan hingga 50 mg
dua kali atau 3 kali seminggu. Untuk perawatan paliatif dari operasi neoplasma
payudara 100 sampai 300 mg seminggu diberikan dalam dosis terbagi. Testosteron
propionate juga diberikan sebagai tablet bukal pada dosis 5 sampai 20 mg per hari.
Dosis 200 mg sehari diberikan untuk operasi payudara neoplasma wanita
menopause. Tablet Bukal kadang digunakan untuk pembesaran payudara
postpartum dalam dosis 40 mg sehari. (Martindale, 1982. Halm 1438)
Wadah penyimpanan : dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda,
terlindung dari cahaya. (Farmakope IV, halm : 775)
Simpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya. (British Pharmacopeia, 2009)
Incompatibilitas
Halm 1438)
b.
Oleum Arachidis
Minyak kacang adalah minyak lemak yang telah dimurnikan, diperoleh pemerasan
biji Arachis hypogea L yang telah dimurnikan. (Farmakope Indonesia III, 1979.
Halm : 452)
Nama Nonproprietary
British Pharmacopeia
: Arachis oil
Japanesse Pharmacopeia
: Peanut Oil
European Pharmacopeia
USPNF
: Peanut Oil
Nama Sinonim
: Aextreff CT, minyak earthnut, minyak kacang tanah, minyak
katchung, minyak kacang. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm :
505)
Pemerian
: minyak kacang tanah adalah cairan berwarna kuning atau
kuning pucat yang memiliki bau dan rasa samar, hampir tidak berasa. Pada sekitar
38C menjadi berembun, dan pada suhu yang lebih rendah itu sebagian
membeku. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm : 505)
Penggunaan
: Pelumas Kendaraan, Pelarut. (Handbook of Pharmaceutical
Excipient, 2006. Halm : 505)
Arachis minyak memiliki sifat serupa dengan minyak zaitun dan digunakan untuk
tujuan yang sama. emulsi mengandung minyak Arachis dan dekstrosa telah
diberikan dalam infuse intragastric kontinu sebagai bagian dari diet nitrogen
bebas. (Martindale, 1982. Halm 695)
Zat pembawa, zat pelarut (Farmakope Indonesia III, 1979. Halm : 452)
Stabilitas
: Minyak kacang tanah merupakan bahan dasarnya stabil.
Namun pemaparan pada udara perlahan-lahan dapat menebal dan dapat menjadi
tengik. Pemadatan minyak kacang harus benar-benar meleleh dan dicampur
sebelum digunakan.Minyak kacang tanah dapat disterilkan dengan penyaringan
aseptik atau dengan panas kering, misalnya, dengan mempertahankan itu pada
150C selama 1 jam. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm : 505)
Bilangan Iodin
Bilangan Asam
452)
Bilangan Penyabunan : 188 sampai 196. (Farmakope Indonesia III, 1979. Halm :
452)
Penyimpanan
: Minyak Kacang tanah harus disimpan dalam wadah baik
kedap udara, lightresistant,. Pada suhu tidak melebihi 40C . Materi yang ditujukan
untuk digunakan dalam bentuk sediaan parenteral harus disimpan dalam wadah
kaca. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm : 505)
Incompatibilitas
: Minyak kacang tanah mungkin disaponifikasi oleh hidroksida
alkali. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm : 505)
II.
FORMULA
Testosterone Propionat
11,9 mg
Oleum Arachidis
III.
1.
Perhitungan
1)
x C Testosteron
2)
Vial
x 10 % = 11,9 %
2.
Penimbangan
Bahan
Testosteron Propionat
IV.
PEMBAHASAN
Satuan Dasar
Volume Produksi
1 mL
16 mL
11,9 mg
190,4 mg
Pada praktikum yang dilakukan pada tanggal 01 Juni 2011 dibuat sediaan injeksi
dengan menggunakan Testosteron Propionat sebagai zat berkhasiatnya. Adapun
formulanya, yaitu :
Testosterone Propionat
Oleum Arachidis
add
11,9
mg
16
mL
2.
Pemeriaan, syarat kelarutan, sisa pemijaran, minyak mineral, minyak harsa,
senyawa belerang, logam, memenuhi syarat yang tertera pada olea pinguia.
3.
Bilangan asam tidak kurang dari 0,2 dan tidak lebih dari 0,9
4.
Bilangan iodium tidak kurang dari 79 dan ridak lebih dari 128.
5.
Bilangan penyabunan tidak kurang dari 185 dan tidak lebih dari 200
Dalam sediaan ini pemilihan pelarutnya adalah oleum arachidis. Hal ini karena
Oleum arachidis memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai oleum pro
injection yang disebutkan sebelumnya. Oleum Arachidis memiliki bilangan asam
tidak lebih dari 0,5, bilangan iodine 85 sampai 105, dan bilangan penyabunan 188
sampai 196. Sebelum sediaan dimasukan kedalam vial, terlebih dahulu harus
dilakukan proses penyaringan atau filtrasi dengan menggunakan kain kasa, filtrasi
ini dilakukan dengan tujuan agar sediaan yang berada didalam ampul tidak
mengandung partikel kasar setelah proses filtrasi.
Vial yang telah berisi sediaan kemudian ditutup sementara dan dimasukan kedalam
oven selama 1jam dengan suhu 1500C. kemudian setelah itu vial ditutup dengan
penutup karet secara aseptik yang dapat memperkecil kemungkinan terjadi
cemaran kuman hingga seminimal mungkin.
Pemilihan ini berdasarkan bahan-bahan dalam formula ini terutama zat aktif yang
bersifat stabil terhadap pemanasan. Sterilisasi menggunakan sterilisasi panas
kering karena apabila menggunakan autoklaf maka kemungkinan akan ada uap air
yang masuk dalam sediaan. Kemungkinan ini dapat menurunkan stabilitas atau
merusak sediaan yang dibuat. Sediaan yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam
wadah kemudian di tutup kedap, atau penutupan ini dapat bersifat sementara untuk
mencegah pencemaran. Wadah yang tertutup sementara kemudian ditutup kedap
menurut teknik aseptik. Wadah yang digunakan adalah vial kaca bening. Hal ini
salah karena sediaan ini harus terlindungi dari cahaya untuk menghindari kerusakan
sediaan oleh cahaya dengan adanya proses oksidasi. Seharusnya wadah yang
digunakan adalah vial berwarna coklat karena testosterone propionat
V.
1)
LAMPIRAN
Aspek Farmakologi
Indikasi
: Defisiensi androgen (hipogonadisme,hipogonadotropin),
Keterlambatan pubertas pada pria, kanker payudara (karsinomamae).
Kontraindikasi
: Karsinoma prostat.
Efek Farmakologi : Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesa dalam
testis, ovarium dan ginjal. Sel-sel leydig (sel-sel interstitium) dari testes distimulasi
oleh LH untuk menghasilkan testosteron sebanyak 2,5-11 mg/hari. Sintesa
testosteron diregulasi oleh FSH dan LH dari hipofisis, yang juga menstimulasi
pertumbuhan testes dan pembentukan sel-sel mani (spermatogenesis). LH bereaksi
dengan sel-sel leydig dengan efek peningkatan produksi C-AMP yang berakibat
dimulai reaksi enzimatis: asetat" kolesteron "testosteron
Dosis dan cara pemberian : 10 mg/hari secara IM.
Efek samping
: Maskulinasi terjadi pada perempuan, feminisasi terjadi pada
pria, penghambatan spermatogenesis, hiperplasia prostat (pada laki-laki usia lanjut
2)
Etiket
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
Mengandung
Testosteron
10 mg/mL
Diproduksi oleh:
KOCOK
FITO
FarmaDAHULU
Bandung-Indonesia
TESTORON
Testosteron
Injeksi intramuscular
Komposisi:
Tiap ml mengandung:
Testosteron.................
10 mg
Indikasi:
Defisiensi androgen (hipogonadisme,hipogonadotropin),
Keterlambatan pubertas pada pria, kanker payudara
(karsinomamae).
Kontraindikasi:
Karsinoma prostat.
Farmakologi:
Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesa dalam
testis, ovarium dan ginjal. Sel-sel leydig (sel-sel interstitium)
dari testes distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron
sebanyak 2,5-11 mg/hari. Sintesa testosteron diregulasi oleh
FSH dan LH dari hipofisis, yang juga menstimulasi
pertumbuhan testes dan pembentukan sel-sel mani
(spermatogenesis). LH bereaksi dengan sel-sel leydig dengan
efek peningkatan produksi C-AMP yang berakibat dimulai reaksi
enzimatis: asetat"kolesteron " testosteron
3)
rosur
4)
Kemasan
VI.
DAFTAR PUSTAKA