Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMEN ANALISA FARMASI

“IDENTIFIKASI PEWARNA MERAH K10 (RHODAMIN B) LIPSTICK/LIPGLOSS


SECARA KROMATOGRAFI KERTAS”

NAMA : RIKA PUTRI RIYADI (1900039)

PRODI : D3-IIIA

KELOMPOK : IV (EMPAT)

NAMA DOSEN :Apt. MUSTIKA FURI, M.Si

NAMA ASISTEN :1. AINUN ALFATMA

2. ANNISYA SHAFIRA

PROGRAM STUDI DIPLOMA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2020

rikaputri@stifar-riau.ac.id

0822-8656-6291
PERCOBAAN 1

“IDENTIFIKASI PEWARNA MERAH K10 (RHODAMIN B) LIPSTICK/LIPGLOSS


SECARA KROMATOGRAFI KERTAS”

I. TUJJUAN PRAKTIKUM

1. Pengenalan metoda pemisahan zat pewarna Merah K10 (Rhodamin B) dengan


kromatografi keartas
2. Analisis zat pewarna Merah K10 (Rhodamin B) secara kromatografi kertas

II. PRINSIP PRKTIKUM

Identifikasi pewarna Merah K10 secara kromatografi kertas

III. TINJAUAN PUSTAKA

Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan
artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah.Lipstik digunakan oleh
para wanita untuk menambah warna pada bibir sehingga tampak lebih segar, membentuk
bibir, serta memberi ilusi bibir lebih kecil atau besar. Hal tersebut menjadikan industri
kosmetik berlomba-lomba membuat produk lipstik yang banyak diminati oleh kaum hawa.
Beraneka lipstik ditawarkan, bermacam merek, jenis dan warna diproduksi oleh industri
(Mukaromah & Maharani, 2008).

Kini telah ditemukan zat warna sintetik, sehingga produsen kosmetik lebih memilih zat
warna sintetik. Hal ini disebabkan karena pewarna sintetik mempunyai keuntungan yang
nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat,
lebih seragam, lebih stabil, penggunaanya lebih praktis dan biasanya lebih murah. Disamping
keuntungan itu semua, pewarna sintetik dapat memberikan efek yang kurang baik pada
kesehatan (Tangka dkk., 2012)

Menurut Tranggono & Fatma (2007), bahan-bahan utama dalam lipstik yaitu lilin,
minyak, lemak, zat-zat pewarna, surfaktan, antioksidan, bahan pengawet, dan bahan pewangi.
Pewarna pada lipstik berdasarkan sumbernya ada 2 yaitu, pewarna alami merupakan zat
warna yang biasanya diperoleh dari akar, daun, bunga dan buah, sedangkan pewarna sintetik
berasal dari reaksi antara dua atau lebih senyawa kimia contohnya seperti rhodamin B
(Dawile dkk., 2013).

Rhodamin B yaitu zat pewarna berupa serbuk kristal berwarna hijau atau ungu
kemerahan, tidak berbau, serta mudah larut dalam larutan warna merah terang berfluoresan
digunakan sebagai bahan pewarna tekstil, cat, kertas atau pakaian (Khan, Sarmadan Ali,
2011). Rhodamin B dapa tmengiritasi saluran pernapasan dan juga bersifat karsinogenik atau
memacu pertumbuhan sel kanker jika digunakan terus menerus (Alhamedi, Assraf & Rauf,
2009). Sifat karsinogenik tersebut disebabkan oleh unsur N+ (nitronium) dan Cl- (klorin)
yang terkandung pada Rhodamin B yang bersifat sangat reaktif dan berbahaya. Penumpukan
Rhodamin B dalam hati akan menyebabkan gangguan fungsi hati berupa kanker hatidan
tumor hati. (Chen, Zhiyong, Yanlai et al, 2012).

Ciri-ciri produk yang mengandung rhodamin B adalah warnanya cerah mengkilap dan
lebih mencolok, terkadang warnanya terlihat tidak homogen (rata), adanya gumpalan warna
pada produk, tidak mencantumkan kode, label, merek, informasi kandungan, atau identitas
lengkap lainnya. Pemerintah Indonesia melalui peraturan Menteri Kesehatan (PerMenKes)
No.239/MenKes/Per/V/1985 menetapkan 30 lebih zat pewarna berbahaya, salah satunya
rhodamin B (Herman, 2010).

Efek samping dari penggunaan zat warna Rhodamin B adalah bersifat toksik kronik dan
karsinogenik bila penggunaan zat warna Rhodamin B pada dosis kecil yang terus menerus
sehingga tertimbun dalam tubuh. Struktur kimia dariRhodamin B mengandung unsur N+
(nitronium) yang bersifat karsinogenik sehingga memacu pertumbuhan sel-sel kanker dan
menyebabkan terjadinya kanker hati dan tumor hati (Mukaromah A.H., Maharani E.T., 2008)

Untuk menganalisis kualitatif keberadaan Rhodamin B dalam lipstick dapat digunakan


metode kromatografi lapis tipis. Kromatografi merupakan salah satu teknik analisis yang
terpenting untuk pemisahan campuran senyawa-senyawa kimia. Pada dasarnya teknik
kromatografi terdiri dua fase yaitu fase diam (berupa cairan atau padat) dan fase gerak
(berupa cairan dan gas). Pemisahan komponen campuran dapat terjadi karena adanya
perbedaan kecepatan migrasi. Sedangkan perbedaan kecepatan migrasi ini timbul karena
adanya perbedaan perbandingan distribusi dari kompenan campuran antara dua fase tersebut
(Khopkar, S. M, 2002).
IV. ALAT DAN BAHAN

ALAT
1. Kertas saring wattman
2. Cahmber
3. Lampu UV
4. Pensil
5. Gelas ukur
6. Spekrofotometer
7. Beker glass

BAHAN

1. Baku pembandaing Rhodamin B


2. Natrium sulfat anhidrat

V. PROSEDUR KERJA

CARA KERJA

A. Larutan Uji
1. Timbang lebih kurang 500 mg cuplikan/sampel dalam beker glass
2. Tambahkan 4 tetes HCL 4M
3. Tambahkan 5 ml methanol lelehkan diatas wather bath
4. Tambahkan methanol sampai 10 ml
5. Saring dengan kertas saring berisi natrium sulfat anhidrat

B. Larutan Baku
1. Timbang lebih kurang 5 mg baku pewarna Rhodamin B
2. Dilarutkan dengan methanol sampai 10 ml (B)

C. Cara Identifikasi

Larutan A dan B masing-masing ditotolkan secara terpisah dan dilakukan


kromatografi sebagai berikut :
Fase diam : kertas whattman
Fase gerak : Etil Asetat-N-Butanol-Amonia (20:55:25)
Etil Asetat-Metanol-Amonia (15:6:3)
N-Propanol-Amonia (90:10)
Penjenuhan : Dengan Kertas Saring
Volume penotolan : Larutan A Dan B masing-masing 10 μl
Jarak armbat : 15 cm
Penampak bercak : tanpa penampak bercak,bercak bewarna merah dengan lampu
UV 254 nm berwarna kuning.

VI. HASIL

Perhitungan fase gerak

 Etil asetat-N-Butanol-Amonia (20:55:25)


20
Etil asetat = x 10 ml = 2 ml
100
55
N-Butanol = x 10 ml = 5,5 ml
100
25
Amonia = x 10 ml = 2,5 ml
100

 Etil Asetat-Metanol-Amonia (15:6:3)


15
Etil Asetat = x 10 ml = 6,25 ml
24
6
Metanol = x 10 ml = 2,5 ml
24
3
Amonia = x 10 ml = 1,25 ml
24

 N-Propanol-Amonia (90:10)
90
N-Propanol = x 10 ml = 9 ml
100
10
Amonia = x 10 ml = 1 ml
100

Nilai Rf
jarak rambat noda
jarak rambat eluen

Jarak rambat noda : jarak dari titik noda sampai batas rambat noda
Jarak rambat eluen : jarak dari batas garis bawah sampai batas garis atas
Diketahui :
Rf sampel = 1,25 cm
Rf standar = 1,36 cm
Jarak eluen = 4 cm
1,25 cm
 Rf sampel = = 0,3125
4 cm
1,36 cm
 Rf standar = = 0,34
4 cm

ket :
nlai Rf yang baik : 0,2-0,8
jika nilai Rf = 0 maka noda tidak beinteraksi dengan fase gerak
jika nilai Rf = 1 maka noda tidak berinteraksi dengan fase diam

bercak yang dihasilkan berwarna merah muda

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan sesuai dengan judul praktikum,sampel yang digunakan
adalah lipstick dan kami hanya menggunakan 1 sampel lipstick.Teknik yang digunakan
adalah kromatografi kertas.tujuan dilakukannya teknik kromatografi kertas pada lipstick ini
adalah untuk menganalisa ada atau tidaknya Rhodamin B.
Prinsip kromatografi kertas yaitu metode pemisahan dari substansi menjadi komponen-
komponennya yang bergantung pada distribusi suatu senyawa pada dua fase yaitu fase diam
dan fase gerak, pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju
yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.
(Suryadarma, 2014).

kelebihan kromatografi kertas


 Tidak diperlukan peralatan yang teliti dan mahal
 Dapat diperoleh hasil yang baik walaupun dengan peralatan dan materi yang
sederhana
 Senyawa yang terpisah dapat dideteksi pada kertas dan diidentifikasi
kekurangan kromatografi kertas
1. Banyaknya permasalahan menyangkut cara pemasukan fasa gerak, perambatan fasa
gerak, dan penggumpalan
2. Membutuhkan waktu lama
3. Keterbatasan parameter senyawa yang diuji

Dalam analisis ini digunakan metanol sebagai pelarut zat warna rhodamin B dan pelarut
untuk sampel lipstik, karena metanol merupakan pelarut organik bersifat polar dan memiliki
titik didih yang rendah sehingga dapat dengan baik melarutkan zat organik yang juga bersifat
polar. Disamping sebagai pelarut yang baik metanol juga dapat melebur zat lilin yang ada
pada lipstik dengan bantuan pemanasan sehingga filtrat dari sampel dapat diperoleh, dalam
hal ini juga dilakukan penambahan asam klorida pada pembuatan larutan uji dimana
penambahan ini bertujuan untuk mengatur pH larutan, disamping itu juga asam klorida
digunakan untuk mendestruksi senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel lipstik dan
menstabilkan kandungan rhodamin B yang ada dalam sampel agar tidak berubah dari bentuk
terionisasi menjadi bentuk netral.
Hal-hal penting pada prosedur praktikum ini adalah pada saat membuat larutan uji
ditambahkan 5 ml metnol guna melarutkan sampel,kemudian pada saat pemanasan terjadi
proses pemisah lipstik (antara lemak dan minyak) dan bertujuan untuk mendapatkan warna
sampel,dan pada saat disaring dengan kertas saring yang berisi natrium sulfat anhidrat
bertujuan untuk mengikat air pada sampel.

 kemudia kertas yang digunakan pada praktikum ini pun memiliki ketentuan yaitu 5cm
x 17 cm dengan ketentuan :
 batas atas 1 cm,guna untuk batas fase gerak
 batas bawah 1 cm,guna untuk batas fase diam
 batas samping kanan 0,5 cm
 batas samping kiri 0,5 cm

Penggunaan eluen berupa etil asetat:n-butanol:amoniak dengan perbandingan


(55:20:25), Etil –Asetat:Metanol:Amonia (15:6:3) dan N-Propanol:Amonia (90:10) berfungsi
sebagai fase air atau fase gerak untuk menciptakan suasana organik sehingga sampel dapat
terdistribusi dari fasa air ke fasa organik.
pemisahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah pemisahan partisi.karena
menggunakan pelarut organik sebagai eluen,dengan demikian kromatografi kertas dapat
digunakan untuk memisahkan senyawa polar.
karena semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan
semakin terbawa oleh fase gerak tersebut (Yamlean, 2011).
Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas.
Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna
merah terang berpendar. Rhodamin B dilarang digunakan sebagai pewarna pangan dan
kosmetik.
Penggunaan Rhodamin B pada makanan dan kosmetik dalam waktu lama (kronis)
akan mengakibatkan gangguan pada fungsi hati maupun kanker. Namun demikian, bila
terpapar Rhodamin B dalam jumlah besar maka dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut
keracunan Rhodamin B. bila Rhodamin B tersebut masuk melalui makanan akan
mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dan mengakibatkan gejala keracunan dengan
urine yang berwarna merah maupun merah muda. Selain melalui makanan atau kosmetik,
Rhodamin B juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, jika terhirup terjadi iritasi pada
saluran pernafasan. Mata yang terkena Rhodamin B juga akan mengalami iritasi yang
ditandai dengan mata kemerahan dan timbul cairan atau udem pada mata. (Yulianti, 2007).
struktur Rhodamin B

Adanya Rhodamin B dapat ditandai dengan bercak yang tampak secara visual
berwarna merah muda.dan pada sampel lipstik mengandung rhodamin B karena ketika secara
visual memberikan bercak berwarna merah muda.
Selain itu, untuk mengidentifikasi senyawa dapat dilakukan dengan melihat harga Rf-
nya. Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa. Hal ini dapat
dideteksi dengan melihat kromatogram, jarak satuan noda sampel yang diperoleh sama atau
sejajar dengan jarak satuan noda pembanding. Selisih Rf sampel dengan Rf pembanding
<0,2.
Berdasarkan hasil penelitian, sampel pada pengamatan secara visual menghasilkan
warna merah jambu.dan hasil perhitungan harga pada Rf sampel 0,3125 dan nilai Rf
standarnya adalah 0,34 memliki selisih 0,0275.sehingga pada kesimpulannya diketahui
bahwa pada sampel terdapat rhodamin b,maka hal ini sesuai dengan literatur yang ada.
VIII. KESIMPULAN

berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa
untuk menganalisa adanya Rhodamin B pada sampel lipstick dengan metode kromatografi
kertas ketika diamati secara visual memberiakn bercak berwarna merah muda,selain itu juga
perbandingan dari nilai Rf menunjukkan bahwa selisih atau jarak dari nilai Rf sampel dan
nilai Rf pembanding/stadar sejajar yaitu 0,0275.
Hal ini menunjukkan bahwa sampel lipstick tersebut mengandung Rhodamin B.dan telah
sesuai dengan literatur atau materi yang ada.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Chen, Xiaoyang, Zhiyong X, Yanlai Y, Weiping W, Fengxiang Z, & Chunlai H., 2012,
Oxidation Degradation of Rhodamine B in Aqueous by UV/S2O8 2− Treatment
System,Int. J. of Photoenergy, Vol. 2012, Article ID 754691, 5 pages.
Dawile, S., Fatimawali, & Wehantouw, F. (2013). Analisis zat pewarna rhodamin B pada
kerupuk yang beredar di kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT,
2(3), 86-90.
Khopkar, S. (2002). Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.
Mukaromah, Maharani, 2008, Identifikasi Zat Warna Rhodamin B pada Lipstik Berwarna
Merah, Universitas Muhammadiyah Semarang, vol I No. I..
Yamlean, P. V. Y. (2011). Identifikasi dan penetapan kadar rhodamin B pada jajanan kue
berwarna merah muda yang beredar di kota Manado. Jurnal Ilmiah Sains, 11(02),
289-295.

Anda mungkin juga menyukai