( TESTOSTERONE PROPIONAT )
Nomor Batch : 005A06
DISUSUN OLEH
Nia Fauziah
(A 0121001)
Resa Amalia
(A0111026)
KodeProduk
005
NamaProduk
Volume
Bentuk
Kemasan
WaktuPengolahan
Testron
Produk
10 ml
Supensi
Ampul
08.00 - 11.00
injeksi
dalam
minyak
I.
FORMULA
A. Formula 1
Testosteron 10 mg/mL
Injeksi dalam Vial 10 mL No.1
B. Formula 2
II.
Tesosteron tidak larut air, larut dalam alkohol,eter dan pelarut organik lain
(Sumardjo,Drs Damin,2006)
Titik leleh/titik lebur: 115C
Dosis :
1. Dosis lazim
:2. Dosis maksimum :3. Perhitungan dosis :Daftar Obat : Obat keras ( sediaan injeksi )
Sediaan Obat
:
1.Pemerian : Larutan suspensi i.m
2.Stabilitas :
OTT
: Membentuk ester dengan asam asetat,asam butirat,asam
palmitat,asam benzoat (Sumardjo,Drs Damin,2006)
pH
: 4-7,5
Pengawet : dalam suasana air ditambahkan fenilmerkuri nitrat 0,001%
Antioksidan : Stabilisator : Dapar pH 4-7,5
Zat pensuspensi : Tylose 0,1%
Tonisitas
: Untuk suspensi dalam larutan minyak tidak memiliki tonisitas
Testosteron Propionat
Rumus molekul: C22H32O3
Bobot molekul
344,49
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih atau krem tidak berbau dan
stabil di udara. Bubuk putih atau hamper putih atau Kristal tak
Kelarutan
B. Zat tambahan
1. Sodium Dihydrogen Phosphate
Nama lain
: Sodium acid Phosphate,Monobasic Sodium
phosphate
Rumus molekul
: NaH2PO4.2H2O
Berat Molekul : 156,01
Pemerian
: Serbuk putih atau hampir putih atau kristal
Kelarutan
tidak berwarna
: Sangat mudah larut dalam air,sangat sukar
2. Disodium Phospate
Nama lain
Rumus molekul
Berat Molekul
Pemerian
Kelarutan
dalam etanol(95%)
Stabilitas
: Higroskopis
Suhu leleh
: 240C
pH
: 9,1 dalam 1% g/mL larutan air
Kegunaan
: Buffer
(Handbook of pharmaceutical Excipient 6th Edition : 656)
3. Aqua pro injeksi
Fungsi
: Sebagai bahan pembawa sediaan i.v
Pemerian
: Cairan jernih / tidak berwarna , tidak
Kelarutan
OTT
elektrolit
: Dalam sediaan farmasi,air dapat bereaksi
dengan obat dan zat tambahan lainnya yang
keadaan
(es,cairan,uap panas)
4.Tylose
Nama lokal
Berat Molekul
Fungsi
natricum (USPNF)
: 90000-700000
: Sebagai agen penyalut,agen
Carmllose
sodium
(BP),Carmllosum
stabilitas,
dan toluene.
: Tingkatan yang tersedia dalam perdagangan
memiliki perbedaan kekentalan cairan ,solute
cairan 1%b/v dengan kekentalan 5-13000
mPas (5-13000 cP) kemungkinan mampu
dicapai.
Sebuah
peningkatan
konsentrasi
kolagen
dan
beberapa
zat
yang
mengandung protein.
5. Oleum Arachidis
Nama Lain
katchung,,minyak
kacan
505)
: Minyak kacang tanah adalah cairan berwarna
kuning atau kuning pucat yang memiliki baud
an rasa samar,hampir hampir tidak berasa. Pada
sekitar 38C menjadi berembun ,dan pada
suhu yang lebih rendah itu sebagian membeku
(Handbook of Pharmaceutical Excipient,2006 :
Penggunaan
505)
: Pelumas kendaraan ,pelarut (Handbook of
Pharmaceutical Excipient,2006 :505)
Zat pembawa,zat pelarut ( FI III ,1979 :452)
III.
STERILISASI
A. Sterilisasi Alat
Alat
Beaker glass
Corong dan kertas saring
Vial 10 ml
Kaca arloji
Spatel logam
Batang pengaduk
Tutup vial (karet)
Cara
Waktu
Sterilisasi
Sterilisasi
Oven 170oC
Autoklaf, 115-116 oC
30 Menit
30 Menit
Oven 170
30 Menit
Api langsung
Api langsung
Api langsung
Autoklaf, 115-116 oC
20 detik
20 detik
20 detik
30 Menit
B. Sediaan Obat
Pembawa obat suspensi disterilkan dengan otoklaf 115 1160C
FORMULA LENGKAP
1. R/ Testosteron Propionat
Oleum pro injection
2. R/ Testosteron
NaH2PO4
Benzalkonium
Tilose
Aqua pro injectionum
11,9 mg/ml
10%
0,32%
0,568%
0,001%
PERHITUNGAN
1. Perhitungan Testosteron
Perhitungan Volume dibuat
Vial
= n.c + 6 mL
= 1(10 + 5) + 6 mL
= 1x10,5 + 6 mL
= 10,5 Ml + 6 Ml
=16,5 ~ 15 mL
Perhitungan fenol
Fenol = 0,015
= x 100%
=0,0015 mL 1 tetes
V.
PENIMBANGAN
Penimbangan bahan
Bahan
T.propionat
Testosteron
Na2H2PO4
Satuan Dasar
Volume Produksi
(1 mL)
(1Ampul/178,5 mL)
11,9mg
10 mg
3,2 mg
178,5 gram
150 mg
48 mg
Na2HPO4
Benzalkonium
Tilose
VI.
5,7 mg
0,00001 mg
1 mg
85,5 mg
0,015 mg
15 mg
PROSES PENGOLAHAN
Pada pembuatan Injeksi larutan dalam minyak hal yag pertama kali dilakukan
VII.
EVALUASI
No Jenis Evaluasi
Keterangan
1
2
Baik
1 vial
Kejernihan volume
Baik
Keseragaman volume
Brosur
Lampiran
Kebocoran ampul
Tidak Ada
Kemasan
Vial
Etiket
Lampiran
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mengenai pembuatan sediaan injeksi testosteron
propionat dibuat dengan metode pembuatan suspensi dalam minyak. Testosteron
propionat merupakan suatu zat yang kelarutannya tidak larut dalam air, namun larut
dalam minyak lemak, dan larut dalam oleum arachidis.
Pada pembuatan sediaan injeksi testosteron propionat di buat dengan
menggunakan metode pembuatan injeksi dengan pelarut oleum pro injectionum,
dibuat dalam bentuk sediaan injeksi intramuskular. Berbeda dengan testosteron yang
tidak dapat larut air, alkohol, maupun minyak nabati. Yang dapat dilihat dari
kelarutannya, maka untuk membuat sediaan testosteron dapat dibuat sediaan oral
tetapi hambatannya adalah tidak dapat diberikan secara oral karena oleh bakteri usus
gugus 17-hidroksi akan dioksidasi menjadi 17-keto yang tidak aktif. Selain itu
penimbangan testosteron yang lebih kecil di bandingkan tostesteron propionat
diamana tostesteron mempuyai waktu paruh pendek yang sangat cepat diserap dalam
saluran cerna dan cepat mengalami degradasi hepatik. Karena hal ini maka
menggunakan derivat testosteron, berbeda dengan testosterone propionate yang lebih
besar penimbangannya di banding tostesteron yang mempunyai awal kerja cepat dan
masa kerja yang lebih pendek dibanding derivat-derivat testosteron lain.
Dalam sediaan injeksi intramuskular ini tidak perlu adanya tambahan zat
pengisotonis karena sediaan ini dalam bentuk larutan minyak yang tidak memiliki
titik beku. Karena bentuknya yang merupakan larutan minyak maka pemberiannya
intramuskular karena apabila intravena maka akan terjadi penimbunan yang akhirnya
pembuluh darah bisa menjadi tersumbat.
Dalam sediaan ini pemilihan pelarutnya adalah oleum arachidis. Hal ini
karena Oleum arachidis memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai oleum pro
injection yang disebutkan sebelumnya. Oleum Arachidis memiliki bilangan asam
tidak lebih dari 0,5, bilangan iodine 85 sampai 105, dan bilangan penyabunan 188
sampai 196.
autoklaf maka di khawatirkan akan terjadi uap air yang masuk dalam sediaan.
Kemungkinan ini dapat menurunkan stabilitas atau merusak sediaan yang dibuat.
Sediaan yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam wadah. Wadah yang digunakan
adalah vial kaca bening. Hal ini salah karena sediaan ini harus terlindungi dari cahaya
untuk menghindari kerusakan sediaan oleh cahaya dengan adanya proses oksidasi.
Seharusnya wadah yang digunakan adalah vial berwarna coklat karena testosterone
propionat inkompatibilitasnya terhadap senyawa oksidator atau dapat teroksidasi
terhadap cahaya.
Pada perbandingan testosterone dengan testosterone propionate, yang dibuat
dengan pembawa minyak (testosterone propionate) dan suspensi (testosterone), dapat
dibuktikan bahwa sediaan injeksi dengan pembawa minyak lebih bagus dibandingkan
dengan sediaan injeksi suspense, karena pembawa minyak mempunyai waktu paruh
pendek sehingga dapat cepat diserap dalam saluran cerna dan cepat mengalami
degradasi hepatik,
IX.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan untuk
membuat sediaan injeksi testosterone propionat dapat dibuat sediaan suspensi dan
emulsi. Dengan cara aseptis karena tidak tahan terhadap pemanasa
X.
DAFTAR PUSTAKA
British Pharmacopeia Commission . 2009. British Pharmacopeia. Vol 1. The
Stationery Office, London
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Depkes RI, Jakarta.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Depkes RI, Jakarta.
Parrot, L.E. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics.
Burgess Publishing Co. USA.
Olson, K. R., 2007, Poisoning and Drug Overdose, 2nd edition, 145-147,
USA:PrenticeHall International Inc.
Rowe, Raymond C., Paul J. Sheskey, and Marlan N. Quinn. 2009. Handbook
of Pharmaceutical Excipients.6th ed. USA: American Pharmacists
Association.