Anda di halaman 1dari 18

FORMULATION PROJECT Fluiconolon and Neomycin Cream

Disusun Oleh: Cesis Rahmi Riana Sani Andini Faramitha Annisa Saraswati Gustyan Pratama Valentina Hasian HS Armydha Iga P Isni Meisya Adzani 260110110085 260110110089 260110110093 260110110097 260110110101 260110110105 260110110109

Krim Fluisinolon dan Neomisin


Fluocinolone Acetonide: Neomycin Sulfate Vaselin Album Setil Alkohol Emulsifier

0,025% 0,1% 25% 20% 2% 64%

: : : : :

Tween

Span
Nipagin Aqades

:
: :

36%
0,18% Add 100%

Dibuat dalam 10 gram

FLUOSINOLON ASETONIDA FLUOCINOLONI ACETONIDUM

Pemerian: serbuk hablur, putih atau praktis putih, tidak berbau, dan stabil. Meleleh pada suhu 270C dengan perubahan komposisi. Kelarutan: Tidak larut dalam air, larut dalam metanol, sukar larut dalam eter dalam kloform Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

(FI IV, 1995, hal 384-385).

NEOMYCINI SULFAS Neomisina Sulfat


Pemerian: serbuk, putih atau putih kekuningan, hampir tidak berbau, higroskopis. Kelarutan: mudah larut dalam 3 bagian air, dalam 1 bagian air larut perlahan-lahan, sangan sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, eter P, dan aseton P. Penyimpanan: wadah tertutup baik, pada suhu tidak lebih dari 30C Khasiat: Antibiotikum (FI III, 1979, hal 429430).

VASELINUM ALBUM Vaseline Putih


Pemerian: massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%) P, larut dalam kloform P, dalam eter P, dan dalam eter minyak tanah P. Penyimpanan: wadah tertutup baik Khasiat: zat tambahan (FI III, 1979, hal 633).

ALCOHOLUM CETYLICUM
Setil Alkohol (CH3(CH2)14CH2OH)
Pemerian: serpihan putih licin, granul atau kubus, putih; bau khas lemah; rasa lemah. Kelarutan: tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan eter, kelarutan bertambah dengan naiknya suhu. Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup baik. (FI IV, 1995, hal 72). Kegunaan: Thickening agent atau pengental.

SPAN 80 : Sorbitan monooleat

TWEEN 80 : Polysorbatum 80 : Polisorbat 80,

Nama resmi

Nama resmi Nama lain tween

Nama lain
RM

: Sorbitan atau span 80


: C3O6H27Cl17

Pemerian : Larutan berminyak, tidak berwarna, bau karakteristik dari asam lemak. Kelarutan : Praktis tidak larut tetapi terdispersi dalam air dan dapat bercampur dengan alkohol larut dalam minyak : Sebagai emulgator dalam fase minyak : Dalam wadah tertutup rapat : 4,3

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna, hampir tidak mempunyai rasa. Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P dalam etil asetat P dan dalam methanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam biji kapas P . Kegunaan fase air : Sebagai emulgator

sedikit biji kapas. Kegunaan Penyimpanan HLB Butuh

POLYSORBATUM-20
Polisorbat-20 (Tween-20) Pemerian: cairan agak kental seperti minyak; jernih; kuning; bau khas. Kelarutan: dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) P, dengan etil asetat P dan dengan metanol ; sukar larut dalam minyak biji kapas P, dalam toluen P dan dalam parafin cair P.

METHYLIS PARABENUM
Metil Paraben (Nipagin) (C8H8O3) Pemerian: serbuk hablur halus, putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa; kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan: larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.

Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat.


Kegunaan: surfaktan. ( FI III, 1979, hal 508).

Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik


Kegunaan: zat pengawet ( FI III, 1979, hal 378).

AQUA DESTILLATA
Air Suling (H2O)

Pemerian: cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa. Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : pelarut. (FI III, 1979, hal 96).

Penimbangan
Fluosinolon asetonid: 0,25mg/gram x 10 gram = 2,5 mg Pengenceran fluosinolon asetonid 2,5 mg Fluosinolon asetonid = 50 mg Basis = 450 mg Total = 500 mg Hasil pengenceran: 2,5mg/50mg x 500 mg = 25 mg Sisa pengenceran: 500 mg - 5 mg = 450 mg Neomisin Sulfat: 5mg/gram x 10 gram = 50 mg Basis : 10.000 mg + 450 mg = 10.450 mg ~ 11mg Vaselin Album: 25% x 11 gram = 2,75 gram Setil Alkohol: 20% x 11 gram = 2,2 gram

Emulsifier: 2% x 11 gram = 220 mg Tween: 64% x 220 mg = 140,8 mg Span: 36% x 220 mg = 79,2 mg Nipagin: 0,18% x 11 gram = 19,8 mg Aqua: 52,82% x 11 gram = 5,8102 = 6 ml

Prosedur Pembuatan
1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Membuat basis: a. Mengambil air panas 11 ml dengan cara

mengkalibrasinya terlebih dahulu b. Melarutkan nipagin 50 mg ke dalam air panas tersebut, kemudian tambahkan tween 270 mg. aduk hingga homogen c. Meletakkan vaselin album 5,27 gram ke dalam cawan penguap, kemudian tambahkan asetil alkohol 4,2 gram dan tambahkan pula dengan span 150 mg, kemudian letakkan cawan penguap di atas waterbath

d. Menuangkan fase minyak dan fase air secara

bersamaan ke dalam mortir panas, kemudian aduk hingga homogen, usahakan tidak banyak busa atau gelembung, dapat dilakukan dengan cara mengaduknya hanya dalam satu arah 3. Membuat pengenceran fluosinolon asetonid 4. Menimbang basis yang dibutuhkan

5. Memasukkan neomisil sulfat 50 mg ke dalam basis, gerus hingga homogen 6. Memasukkan hasil pengenceran fluosinolon asetonid, gerus hingga homogen 7. Memasukkan campuran ke dalam wadah dan beri etiket serta label

EVALUASI SEDIAAN
1. Organoleptis

Evalusai organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sediaan, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden ( dengan kriteria tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya.
2. Evaluasi pH

Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter. Standar pHnya 6,41 7.40

3. Uji Homogenitas

Pengujian Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen, sehingga krim yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit.
4. Uji Viskositas
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi viskositas suatu sediaan krim, selain faktor pencampuran atau pengadukan saat membuat emulsi, faktor pemilihan surfaktan, zat pengental, ukuran partikel dispersi, dan proporsi fase juga berpengaruh pada sifat aliran yang diperoleh.

Desain Kemasan

Desain pada tube

Anda mungkin juga menyukai