Anda di halaman 1dari 17

BAB I

KARAKTERISTIK BAHAN AKTIF DAN BAHAN TAMBAHAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Definisi Sediaan


A. Larutan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut. Misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur.karena molekul-molekuldalam larutan
terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan,
umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang
baik jika larutan diencerkan atau dicampur. ( FI V: 46 )

B. Sirup
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan
sebagai sirup. Larutan sukrosa hamper jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau
simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain
yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspense oral. ( FI V : 46 )

C. Guttae
Guttae adalah sediaan cair berupa larutan emulsi atau suspense yang dapat
digunakan sebagai obat dalam maupun obat luar yang digunakan dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan. ( Ditgen Pom :
1979 )

1.1.2 Paracetamol
A. Definisi
Parasetamol atau bias dibilang acetaminophen merupakan obat analgetik non
narkotika dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di SSP,
paracetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan
tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam
sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang di jual bebas. ( Lusiana, 2002 )

B. Farmakokinetik
Paracetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna, konsentrasi
tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan massa paruh plasma
antara 13 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma 25%
parasetamol terikat protein plasma. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom
hati. Sebagai acetaminophen ( 80% ) di konjungasi asam glukuronat dan sebagian
kecil lainya dengan asam sulfat. Selain itu, obat ini juga dapat mengalami proses
hidroksilasi. Metabolit hasil dari proses hidroksilasi ini dap di eksresi melaui
ginjal. Sebagian kecil sebagai paracetamol ( 3% ) dan sebagian besar dalam
bentuk terkonjungaasi. ( Farmakologi Terapi UI : 238 )
C. Farmakodinamik
Efek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sampai dengan keduanya menurunkan suhu tubuh
dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.
Efek anti inflamasinya sangat lemah oleh karena itu paracetamol tidak digunakan
sebagai antirematik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis
prostaglandin yang lemah. Efek iritasi, erosi dan pendarhan lambung tidak terlihat
pada obat ini. Demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.
( Farmakologi Terapi UI : 238 )

D. Indikasi
Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik telah
menggantikan penggunaan salisilat, sebagai analgesik lainnya. Paracetamol
sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan
nefropati. Paracetamol sering dikombinasi dengan AINS untuk analgesik.
( Farmakologi Terapi UI : 238 )

E. KontaIndikasi
Penggunaan paracetamol tidak diperkenankan pada penderita yang hipersensitif
terhadap Asetaminofen dan penderita yang mempunyai gangguan fungsi hati.
( Farmakologi Terapi UI : 238 )

F. Efek Samping
Eritema atau artikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada
mukosa. Penggunaan semua jenis analgetik pada dosis besar secara menahun
dapat memyebabkan negrotif analgesic. ( Farmakologi Terapi Ui : 238 )

G. Toksisitas Akut
Akibat dosis toksik yang paling serius ialan nekrosis hati. Nekrosis tubuli renalis
serta koma, hipoglikemik dapat juga terjadi. Hipotoksisitas dapat terjadi pada
pemberian dosis tunggal 10-15 gram ( 200 mg – 250 mg/kgBB ). Gejala pada hari
pertama keracunan akut paracetamol belum mencermikan bahaya yang
mengancam. Anoreksia, mual dan muntah serta sakit perut terjadi dalam 24 jam
pertama dan dapat berkurang selama seminggu atau lebih. Gangguan hepar dapat
terjadi pada hari kedua dengan gejala peningkatan serum transaminase, laktat
dihigrogenase, kadar bilirubin serum serta pemanjangan massa protombin.
( Farmakologi Terapi UI : 238 )

H. Karakteristik Paracetamol ( FI V : 984 – 986 )


Nama bahan obat : Paracetamol
Nama kimia : N-(4-hydroxyphenyl) acetamide
CH 3

HN O

OH
Struktur kimia :
BM : 151,16
Kemurnian : parasetamol mengandung tidak kurang dari 98% dan
tidak lebih dari 101,0 % C₈H₉NO₂
Efek terapetik : Analgetikum dan Antipiretikum
Dosis Pemakaian : <12 bulan = 60 mg
1-4 tahun = 60 mg – 120 mg
4-8 tahun = 120 mg – 240 mg
8.12ahun = 240 mg
Organolepstis :
 warna = putih
 bau = tidak berbau
 rasa = sedikit pahit
Mikroskopik : serbuk hablur
Karakteristik fisik :
 titik lebur = 168֯-172֯
 higroskopik = parasetamol menyerap uap air dalam jumlah yang
tidak signifikan pada suhu 25֯C, pada kelembapan relatif meningkat sekitar
90%
Karakteristik fisikokimia :
 kelarutan = larut dalam air mendidih dan dalam Natrium
hidroksida 1N, mudah larut dalam etanol
 pKa = 9,5
 kelarutan pada PH = 5,3 dan 6,5
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%)
P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian
propilen glikol P
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya,
simpan dalam suhu ruang, hindarkan dari kelembapan
dan panas.
1.1.3 Bahan Tambahan
1. Aquadest (FI V : 56)
Pemerian : cairan jernih,tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai
rasa.
2. Glycerin (FI V 498-499)
Pemerian : cairan; jernih seperti sirup; tidak berwarna; rasa manis; hanya
boleh berbau khas lemah ( tajam atau tidak enak). Higroskopik;
netral terhadap lakmus.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam
minyak menguap.

3. Propilen Glikol (Dirjen POM 1993) ( FI IV : 721 )


Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau dengan rasa
manis, sedikit pahit.
Kelarutan : campur dengan aseton, kloroform, eter, etanol 95%,
gliserin,air.

4. PEG 400 ( FI V : 1019 )


Pemerian : ciri umumnya jernih dan berkabut, cairan kental, tidal
berwarna/praktis tidak berbau, tidak berwarna , agak
higroskopik.
Kelarutan : bentuk padat mudah larut dalam air, larut dalam aseton, dalam
etanol 95%, dalam kloroform, dalam etilen gliko, monoetil eter,
dalam etil asetat, dan dalam toluene, tidak larut dalam eter dan
dalam heksan.

5. Natrium Benzoat ( FI V : 892 )


Pemerian : granul putih/kristalin, sedikit higroskopik, tidak berbau, tidak
berwarna, tidak manis dan asin.
Kelarutan :
 Padat = 20֯C
 Etanol 95% = 1 : 75
 Etanol 90% = 1 : 50
 Air =1:8
 Air (100֯C) = 1 :1

6. Nipagin (metil paraben) (FI V :845)


Pemerian : kristal tidak berwarna/serbuk kristalin, berwarna putih, tidak
berbau/berbau lemah, rasa sedikit membakar.
Kelarutan :
 Padat = 25֯C
 Etanol 95% =1:3
 Etanol 90% =1:5
 Eter = 1 : 10
 Etanol =1:2
 Gliserin = 1 : 60
7. Sakarin (FI V : 1117)

Pemerian : Serbuk atau hablur; putih, tidak berbau atau berbau aromatik
lemah. Larutan encer sangat manis. Larutan bereaksi asam
terhadap lakmus.

Kelarutan : Sukar larut dalam etanol; agak sukar larut dalam air, dalam
kloroform dan dalam eter; larut dalam air mendidih; mudah
larut dalam larutan amonia encer, dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam alkali karbonat dengan pembentukan
karbondioksida.

8. Sorbitol (FI V : 1210)

Pemerian : Serbuk; granul atau lempengan; higroskopis; putih; manis.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, dalam
metanol dan dalam asam asetat.
BAB II

PEMILIHAN BAHAN OBAT

2.1 Tabel Bahan Obat

Senyawa Aktif Efek/khasiat Efek Samping Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia


Asetaminophen Aanalgetikum - Dapat - Agak sukar larut - pH : 3,8 – 6,1
(Parasetamol) Antipiretikum merusak hati dalam air - pKa : 9,5
bila dosis - Larut dalam air - Stabil terhadap
berlebihan mendidih dan dalam oksidasi (relative)
dari jangka Natrium Hidroksida - TL : 169 – 172
panjang 1N, mudah larut - BJ : 1,21 – 1,23
- Mengantuk dalam etanol
- Gangguan - Kelarutan :
GIT 1:70 dala m air
- Insomnia 1:40 gliserol
- Tremor, 1:9 propilenglikol
gelisah 1:7 PEG 400
- Takikardi - Tahan terhadap
- Mulut kering pemanasan

Dari daftar tabel diatas bahan sediaan yang terpilih :


Bahan aktif terpilih : Asetaminophen (parasetamol)
Alasan : Karena bahan aktif paracetamol sedikit efek sampingnya
dibandingkan dengan analgetik lain

2.2 Tabel Bahan Eksipien dan Tambahan Beserta Fungsi

Fungsi Bahan Macam-Macam Bahan dan Karakteristik


Pelarut - Aquadestilata (FI III hal 96)
Bentuk cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa

- Glyserin (FI V : 498-499)


Cairan; jernih seperti sirup; tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau
khas lemah ( tajam atau tidak enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus.
Kelarutan dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.

- Propilenglikol (HPE : 592)


Cairan jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau dengan rasa manis, sedikit
pahit. Kelarutan campur dengan aseton, kloroform, eter, etanol 95%, gliserin,
air. Kelarutan campur dengan aseton, kloroform, eter, etanol 95%, gliserin, air

- PEG (Polietilen Glikol) (FI V : 1019)


Ciri umumnya jernih dan berkabut, cairan kental, tidal berwarna/praktis tidak
berbau, tidak berwarna , agak higroskopik. Kelarutan bentuk padat mudah larut
dalam air, larut dalam aseton, dalam etanol 95%, dalam kloroform, dalam etilen
gliko, monoetil eter, dalam etil asetat, dan dalam toluene, tidak larut dalam eter
dan dalam heksan.
Pengawet - Natrium Benzoat (FI V : 892)
Granul putih/kristalin, sedikit higroskopik, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
manis dan asin.
Kelarutan :
 Padat = 20֯C
 Etanol 95% = 1 : 75
 Etanol 90% = 1 : 50
 Air =1:8
 Air (100֯C) = 1 :1

- Nipagin (Metil paraben) (FI V :845)


kristal tidak berwarna/serbuk kristalin, berwarna putih, tidak berbau/berbau
lemah, rasa sedikit membakar.
Kelarutan :
 Padat = 25֯C
 Etanol 95% =1:3
 Etanol 90% =1:5
 Eter = 1 : 10
 Etanol =1:2
 Gliserin = 1 : 60

Pemanis - Propilen Glikol (HPE : 592)


Cairan jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau dengan rasa manis, sedikit
pahit. Kelarutan campur dengan aseton, kloroform, eter, etanol 95%, gliserin,
air. Kelarutan campur dengan aseton, kloroform, eter, etanol 95%, gliserin, air

- Saccharin (FI V : 1117)


Serbuk atau hablur; putih, tidak berbau atau berbau aromatik lemah. Larutan
encer sangat manis. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus. Kelarutan Sukar
larut dalam etanol; agak sukar larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter;
larut dalam air mendidih; mudah larut dalam larutan amonia encer, dalam
larutan alkali hidroksida dan dalam alkali karbonat dengan pembentukan
karbondioksida.

- Sorbitol (FI V : 1210)


Serbuk; granul atau lempengan; higroskopis; putih; manis. Kelarutan Sangat
mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam
asetat.

- Glycerin (FI V : 498-499)


Cairan; jernih seperti sirup; tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau
khas lemah ( tajam atau tidak enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus.
Kelarutan dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.
BAB III

PERSYARATAN UMUM SEDIAAN

3.1 Sirup
3.1.1. Definisi Sediaan
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi,dinyatakan
sebagai sirup. Larutan sukrosa hamper jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau
sirup simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair
yang dibuat dengan pengental dan pemanis,termasuk suspense oral. Kecuali
dinyatakan lain, kadar sakrosa C12H22O11 tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari
66%. Pembuatan kecuali dinyatakan lain sirup sebagai berikut.
Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula jika perlu didihkan hingga
larut, tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang
dikehendaki. Buang basa yang terjadi, serkai (Farmakope Indonesia Ed.V,2014.hal-
51).
Syarat Sediaan sirup adalah sebagai berikut:
a. Larutan berwarna jernih berasa manis yang mengandung bahan tertinggal
seperti:sukrosa,aquadest,bahan pemberi rasa,bahan pewarna.bahan teraupetik,dan
bahan yang diperlukan.
b. Kadar sakrosa tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%
c. Sirup obat mengandung satu jenis obat atau lebih. Dapat juga beruapa cairan
berwarna (Farmakope Indonesia Ed.V,2014).

3.1.2. Keuntungan dan kerugian sediaan sirup


Keuntungan:
a. Sesuai untuk pasien yang sulit menelan (pasien usia lanjut, parkinson, anak-
anak).
b. Obat terlarut mudah diabsorbsi
c. Pendosisan fleksibel
d. Varian rasa obat banyak
Kerugian:
a. Tidak cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan
b. Formulasi sulit untuk bahan berkelarutan rendah
c. Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat dalam
bentuk suspense atau elixir) (SMF. 2004.Teori Ilmu Resep)

3.1.3. Dosis oral Paracetamol (Sirup)


1. Dosis dalam Literatur

Dosis oral paracetamol pada anak (martindale 110-111)


Umur Anak Dosis Pemberian
3 bulan-1 tahun 60 mg-120mg
1 tahun-5 tahun 120 mg-250 mg
6 tahun-12 tahun 250 -500 mg
Dosis tersebut dapat diberikan tiap 4-6 jam bila perlu 4 kali dalam sehari, max
1g/hari. Konsumen yang dituju : anak- anak usia 1-5 tahun dengan dosis 120mg-250mg.
Dosis tersebut dapat diberikan tiap 4-6 jam,bila perlu 4kali dalam sehari maksimal
2g/hari. Alasan: Pada anak usia 1-5 tahun lebih mudah untuk meminum obat dalam
bentuk cairan/larutan (sirup) yang mempunyai rasa yang lebih manis,dapat diberikan
menggunakan sendok takar, warna dan bau menarik dibandingkan dengan bentuk
sediaan lain seperti tablet.
2. Dosis Pemakaian
 1 kali pemakaian anak usia 1-5 tahun : 120-250mg
 Lama pengobatan: 4 hari
 Kandungan parasetamol: Dalam 1 sendok takar 5 ml mengandung 120 mg
Parasetamol (120 mg/5ml)
Alasan : Dosis sekali pakai 120mg/5ml masuk dalam rentang dosis usia 1-5
tahun, sehingga takaran sesuai dan efisien dalam pemberian.
 Dosis sekali pemakaian: 1 – 2 sendok takar
1 hari : (5 ml – 10 ml) x 4 = 20 ml – 40 ml
4 hari : (5 ml - 10 ml) x 4 = (20 ml – 40 ml) x 4= 80 ml-120 ml
3. Dipilih kemasan terkecil 60 ml
Alasan: Karena lebih efektif dan efisien. Dibuat dalam kemasan 60 ml,
mempertimbangkan jumlah pemakaian untuk 4 hari. Kemasan 60 ml cukup untuk
volume sirup yang dikonsumsi anak usia 1-5 tahun selama 4 hari. Pemilihan
kemasan 60 ml juga dimaksudkan untuk menyesuaikan kemasan yang ada (60 ml )

3.2 Drop
3.2.1 Definisi Sediaan
Drop atau guttae (tetes) adalah sediaan cair yang berupa larutan, emulsi atau
suspensi apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan
dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang
setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku. Biasanya obat ditetesi kedalam
makanan atau pun minuman atau dapat diteteskan langsung ke dalam mulut (Ilmu
Meracik obat,hal-153).
Menurut Drs. H.A Syamsuni., Apt (halaman 107) Guttae atau obat tetes adalah
sediaan cair berupa larutan, emulsi, atau suspense yang jika tidak dinyatakan lain,
dimaksudkan untuk obat dalam digunakan dengan cara meneteskan larutan tersebut
dengan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang dihasilkan penetes
baku yang disebutkan dalam Farmakope Indonesia (47,5 -52,5 mg air suling pada
suhu 20°C).
Syarat Sediaan
a. Stabil
b. Jernih
c. Homogen

3.2.2 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Drop


Keuntungan:
a. Sangat baik digunakan untuk pemberian dosis kecil
b. Memberi kemudahan dalam pemberian, khususnya bagi usia bali dan balita
yang belum dapat menelan obat dengan baik.
c. Obat lebih mudah diabsorbsi
d. Dosis, rasa, warna dan bau dapat diatur
e. Mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan.
Kerugian:
a. Stabilitas bentuk larutan biasanya kurang baik
b. Diperlukan ketepatan dosis yang presisi
c. Kesulitan dalam masalah formulasi untuk menutupi rasa zat aktif yang pahit
dan tidak menyenangkan.(Arief,2005)

3.2.3 Dosis Paracetamol (Drop)


1. Dosis dalam Litertaur
Dosis oral paracetamol pada anak (Martindale 36th : 108)
Umur Anak Dosis Pemberian
0-3 bulan 30 mg-60 mg
3-6 bulan 60 mg-90 mg
6-12 bulan 90 g-120 mg
Dosis tersebut dapat diberikan tiap 4 – 6 jam bila perlu 4 kali dosis dalam
sehari. Konsumen yang dituju: anak- anak usia 0 bulan – 3 bulan.Alasan: Pada anak
usia 0 bulan – 3 bulan lebih mudah untuk meminum obat dalam bentuk
cairan/larutan dalam bentuk sediaan drop, karena anak pada usia tersebut masih
susah jika diberikan obat melalui sendok takar maupun dalam bentuk tablet.

2. Dosis Pemakaian
 1 kali pemakaian anak usia 0 -3 bulan : 30 mg – 60 mg (1/2- 1 tetes)
 Lama pengobatan: 4 hari
 Kandungan parasetamol: Dalam 1 tetes pipet drop 0,6 ml mengandung 30 mg
parasetamol (30 mg/0.6 ml)
Alasan: Dosis sekali pakai 30 mg/0.6 ml masuk dalam rentang dosis usia 0 bulan
– 12 bulan, sehingga takaran sesuai dan efisien dalam pemberian.
3. Volume yang dibutuhkan
 0 bulan – 3 bulan : 30mg/0.6ml – 60mg/1.2ml
1 hari = (0.3ml – 0.6ml) x 4 = 1.2ml – 2.4ml
4 hari = (1.2ml – 2.4ml) x 4 = 3.6ml – 7.2ml
4. Dipilih kemasan terkecil 15 ml

Alasan: Kemasan 15 ml cukup untuk volume drop yang dikonsumsi anak usia 0 bulan
– 3 bulan selama 4 hari. Pemilihan kemasan 15 ml juga dimaksudkan untuk
menyesuaikan kemasan yang ada (20ml).

3.3 Formula Standar

Rancangan Spesifikasi Sediaan

Nama produk : Albarasitamol Syrup


Exp. Date : Januari 2023
Sasaran usia : 1 – 5 tahun
No. Jenis Spesifikasi yang diinginkan
1. Bentuk sediaan Sirup
2. Kadar Bahan Aktif 90-110%
3. Dosis 120mg/5ml
4. Warna sediaan Ungu
5. Rasa sediaan Anggur
6. pH Sediaan 6,0
7. Volume sediaan 60 ml/botol

Nama produk : Alabarasitamol Drop


Exp. Date : Januari 2023
Sasaran usia : 0 bulan - 3 tahun
No. Jenis Spesifikasi yang diinginkan
1. Bentuk sediaan Drop
2. Kadar Bahan Aktif 90-110%
3. Dosis 30mg/0.6ml
4. Warna sediaan Orange
5. Rasa sediaan Jeruk
6. pH Sediaan 6,0
7. Volume sediaan 60 ml/botol

Larutan Dapar

Larutan dapar umumnya digunakan larutan dapar fosfat,larutan dapar borat dan larutan
dapar lain yang mempunyai kapasitas dapar rendah. Jika disebutkan pH dalam paparan obat jadi
pengaruh pH dilakukan dengan penambahan asam,basa atau larutan dapar yang tersisa dalam data
berikut ini, hingga pH yang dikehendaki.(Farmakope Indonesia ed.,V.2014)

Larutan Dapar Fosfat

Larutan NaH2PO4.2H2O Larutan Na2HPO4 1,85% PH


2,55% (ml) (ml)
1 9 7,6
2 8 7,3
3 7 7,05
4 6 6,85
5 5 6,65
6 4 6,45
7 3 6,25
8 2 6,05
9 1 5,7
9,5 0,5 5,3

KARAKTERISTIK DAPAR FOSFAT


 NaH2PO4 (HPE 6th ed, hal:659)
 Pemerian : bentuk hidrat, tidak berbau, tidak berwarna atau putih, bentuk
anhidrat, serbuk kristal putih atau hablur
 Kelarutan : larut dalam 1 bagian air, sangat sukar larut dalam etanol 95%
 Berat molekul : 156,01
 Berat jenis : 1,915g/ml
 pH : 4,1-4,5 pada suhu 25˚C
 kegunaan : sebagai dapar agent (Handbook pharmaceutical Excipients 6th
hal:659)
 inkompaktibilitas : asam mineral dengan karbonat, phosphate, sulfat, larutan
terkomposisi dengan pemanas.
 ADI : up to 100mmol of phosphate daily
 Na2HPO4 (HPE 6th ed, hal:656)
 Pemerian : USP 32 menyatakan bahwa Natrium hidrogen fosfat dikeringkan
atau mengandung 1,27 atau molekul air dan hidrat, Natrium hidrogen fosfat
anhidrat berupa serbuk putih. Dihidrat kristal putih tidak berbau atau hampir
putih. Heptahidrat, kristal tidak berwarna atau granul putih atau granul hablur
yang bereffloresce pada udara kering yang hangat.
 Kelarutan : sangat larut dalam air, lebih larut dalam air panas atau mendidih,
praktis tidak larut dalam etanol.
 Berat molekul : 177,98
 pH : ± 9,1 pada suhu 25˚C
 khasiat : sebagai dapar agent (Hnadbook Pharmaceutical Excipients 6th
hal:656)
 inkompaktibilitas : garam alkaloid, striknin, kloralhidrat, ion asetat, fenol dan
resornisol
 ADI : untuk sediaan oral maksimal penggunaan adalah 100mmol fosfat
perhari
PERHITUNGAN DAPAR
Perhitungan dapar sirup
Sediaan yang digunakan PH 6,0
Menggunakan dapar phospat, dapar phospat memiliki 3 pka dalam
a. Sediaan yang digunakan PH 6,0
Pka1 = 2,12 (H3PO4) = Na3HPO4
Pka2 = 7,25 (H2PO4) = Na2HPO4
PKA3 = 12,67 (HPO4) = NaH2PO4

PH yang digunakan 6,0


PH = PKa + log garam/asam
6,0 = 7,21 + log Na2HPO4/NaH2PO4
Na2HPO4 = 0,0617 NaH2PO4

b. Kapasitas dapar ß = 0,02


Pka = 7,21 =Ka 6,14x10-8/10-7,21
PH =6,0 = H3O+ = 1X10-6

c. Persamaan van style


ß = 2,3 . C . Ka . [H3O+]
(Ka + [H3O+])2
0,02 = 2,3 . C . (6,17 X 10-8 X 10-6)
{(6,17 X 10-8 + 10-6)}2
0,02 =2,3 C (0,0547)
0,02 = 0,1258C
C = 0,1589 M
C = garam + asam
0,1589 = 0,0617 (Na2HPO4 + NaH2PO4)
0,1589 = 1,0617 NaH2PO4
NaH2PO4 = 0,1497 M

C = garam + asam
0,1589 = garam + 0,1497M
Garam = 9,2 x 10-3M
Untuk Na2HPO4 dalam 60ml
Na2HPO4 = massa/MR X 1000/volume
9,2 x 10-3 gram/141,958 x 1000/60
Gram = 0,0783 g
Untuk NaH2PO4 dalam 60ml
NaH2PO4 =gram/MR x 1000/vol.
0,1497 =gram/119,976 x 1000/60
Gram = 1,0776 g
Perhitungan dapar drops
a. Sediaan yang digunakan PH 6,0
Pka1 = 2,12 (H3PO4) = Na3HPO4
Pka2 = 7,21 (H2PO4) = Na2HPO4
PKa3 = 12,67 (HPO4) = NaH2PO4

b. PH yang digunakan 6,0


PH = Pka + log garam/asam
6 = 7,21 + Na2HPO4/H2PO4
-1,21 = log Na2HPO4/H2PO4
Na2HPO4 = 0,0617

c. Kapasitas dapar
Pka = 7,21 = ka = 6,17 x 10-18
PH = 6 = H3O+ = 10-16

d. Persamaan style
ß = 2,3 . C . [Ka x (H3O+)]
[Ka + (H3O+)]
0,02 = 2,3 . C . (6,17 x10-8) x 10-6
[(6,17 x10-8 + 10-6)]
0,02 = 2,3 . C . 6,17 x 10-14
1,13 x10-12
0,02 = 0,1258 C
C = 0,1589 M

C = garam + asam
0,1589 = 1,0617 (Na2HPO4 + NaH2PO4)
0,1589 = 1,0617 NaH2PO4
NaH2PO4 = 0,1497 M
Asam = garam/MR x 1000/vol.
0,1497 = gram/119,976 x 1000/15
Gram = 0,2694 g

Garam = gram/MR x 1000/vol.


9,2 x 10-3 =gram/141,958 x 1000/15
Gram = 0,0196 g
Perhitungan Expired Date
Perhitungan Expired Date sirup
a. Parasetamol PH 6 = t½ = 21,8
Log K = 2,303/t½ x log co/ct
Log K = 2,303/21,8 x log co/½co
Log K = 2,303/21,8 x log 2
Log K = 0,0318
b. Perhitungan T90
Log K = 2,303/T90 x log a/0,9a
0,0318 = 2,303/T90 x log 1/0,9
T90 = 3,3138 tahun
Perhitungan Expired Date drop
a. Parasetamol PH 6 = t½ = 21,8
Log K = 2,303/t½ x log co/ct
Log K = 2,303/21,8 x log ᾱ/½ᾱ
Log K = 2,303/21,8 x log 2
Log K = 0,0318
b. Perhitungan T90
Log K = 2,303/t90 x log co/ct
0,0318 = 2,303/t90 x log ᾱ/0,9ᾱ
0,0318 = 2,303/t90 x log 1/0,9
0,0318 = 0,105/t90
T90 = 3,30 tahun
Jadi masa kadaluarsa parasetamol kurang dari 3,30 tahun dari tanggal pembuatan

BAB IV
FORMULA SIRUP DAN DROP
Formula sirup
Formula sirup parasetamol 1
Nama Bahan Fungsi Rentang Kadar % digunakan Jumlah / 60ml
Parasetamol Bahan aktif 2,4% 1,44 g
Propilenglikol Kosolven 10-25% 10% 6,228 g
Glycerin Kosolven <50% 10% 7,572 g
PEG 400 Kosolven 15-25% 15% 10,17 g
Sorbitol Pemanis 20-35% 20% 17,88 g
Sakarin Pemanis 0,02-0,5% 0,3% 0,1548 g
Nipagin Pengawet 0,015-0,2% 0,2% 0,1622 g
Na2HPO4 Dapar 0,13% 0,0783 g
NaH2PO4 Dapar 1,80% 1,0776 g
Essence Perasa q.s
Pewarna Pewarna q.s
Aquadest Pelarut 40,17% 40,17 g

Anda mungkin juga menyukai