Anda di halaman 1dari 20

Kelompok A1-2

sediaan Gargarisma
Gargarisma
Obat kumur adalah sediaan berupa larutan, umumnya
pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan,
dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau
pengobatan infeksi tenggorokan.
TUJUAN
 Mengetahui cara pembuatan sediaan gargarisma dengan

melihat pengaruh penambahan pelarut campur dan


surfaktan terhadap kelarutan suatu zat.
Menthol
(Excipients hal 433 , Farmakope Indonesia IV h 529)
Pemerian : hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak berwarna,
biasanya berbentuk jarum, atau massa yang melebur,
bau enak seperti minyak permen.
Kelarutan : sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam
ethanol, dalam kloroform, eter,dan dalam heksana.
Mudah larut dalam asam asetat glasial, dalam minyak
mineral, minyak lemak, dan minyak atsiri.
Penyimpanan : wadah tertutup baik, tempat sejuk dan kering.
Stabilitas : Stabil selama 18 bulan dalam temperatur kamar.
OTT : butil klorat hidrat, camphor, cromium tiroksida, beta
naftol, fenol, potassium permanganat, pyrogallol,
resorsinol dan tymol.
konsentrasi : 0,1 - 2% (untuk mouthwash)
Kehasiat : Antiseptik kulit dan mulut.
Propilen glikol
( FI IV hal.712, Excipient hal.624 )
Pemerian : Cairan kental jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau,

menyerap air pada udara lembab.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, aseton, kloroform, larut dalam eter, dalam

beberapa minyak essensial, tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.

Konsentrasi : 5-80%

Stabiitas : Higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya, ditempat dingin dan kering. Pada suhu yang tingi akan teroksidasi

menjadi propionaldehid asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat. Stabil jika

dicampur dengan etanol, gliserin, atau air.

Khasiat : Pelarut campur

Wadah :Simpan dalam wadah tertutup rapat


Etanol
(Farmakope Indonesia edisi III h.65)

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah


menguap dan mudah bergerak, bau khas rasa
panas. Mudah terbakar dengan memberikan
nyala biru yang tak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, kloroform P
dan eter P.
Khasiat : Pelarut campur.
Konsentrasi : 15-20%
Wadah : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya; ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
Tween 80
( FI IV h. 687, excipient h.549, Martindle h. 377)

Pemerian : Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning bau


asam lemak, khas.
Kelarutan : Larut dalam methanol, air; tidak larut dalam
pelarut minyak nabati dan minyak mineral.
OTT : Dengan tanin, fenol dll
Stabilitas : Stabil dalam elektrolit, asam dan basa.
HLB : 14,9
Konsentrasi : 1-10%
Khasiat : Surfaktan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Na. Benzoat
(Farmakope Indonesia IV h. 584, Excipient h. 146-153)

RM : C6H5COONa
Pemerian : Granul atau serbuk hablur putih, tidak berbau,
praktis tidak berbau dan stabil di udara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%.
pH : 8,0 pada suhu 25%.
Konsentrasi : 0,02-0,5% ( oral )
OTT : Dengan senyawa kuartener, gelatine, garam,
feri, garam kalium.
Khasiat : Pengawet
Wadah : Wadah tertutup rapat, kering dan sejuk serta
terlindung dari cahaya.
Brilliant Blue
(Martindale hal.425)

Rumus Molekul :C37H34N2Na2O9S3

Bobot Molekul : 792,8

Pemerian : Serbuk biru atau granul

Kelarutan : (1:5) bagian air, alkohol 75%, gliserol

Khasiat : Pewarna
Aqua Peppermint
(Martindale 28 h.181)
Pemerian : cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau
khas menusuk rasa pedas diikuti rasa pendingin
jika udara dihirup melalui mulut
Kelarutan : larut dalam etanol 70%, 1 bagian volume
dilarutkan dalam 3 bagian volume etanol 70%,
tidak terjadi opalesensi
Kegunaan : flavoring agent
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan hindari di panas
berlebih
Konsentrasi : 0,05-0,2 ml
Sorbitol
(Farmakope Indonesia IV h.756, Excipients 6th h.47)
Rumus molekul : C6H14O6
Bobot molekul : 182,17
Bobot Jenis : 1,49 g/cm³
Pemerian : serbuk tidak berbau, putih atau hampir tidak berwarna
kristalin, higroskopik, sorbitol mempunyai rasa sejuk
dan manis dan kira-kira 50-60% dari manis sukrosa
Kelarutan : 1:0,5 dalam air, 1:25 dalam etanol 95%
Kegunaan : sweetening agent
Konsentrasi : 20 – 60%
OTT : akan membentuk kelat larut air dan banyaknya
trivalent ion metal dalam asam dan basa kuat
Stabilitas : relatif inert dan kompatibel dengan hampir semua
eksipien, stabil dalam udara yang tidak ada katalis dan
dingin, dalam larutan asam dan basa.
Penyimpanan : wadah tertutup rapat; tempat sejuk dan kering.
Aquadest
(F armakope Indonesia III h.96; Handbook of Pharmaceutical E xcipient 6th p.766)

pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak


berbau, tidak berasa.
Kelarutan : dicampur dengan pelarut polar
Stabilitas : stabil secara fisika
Kegunaan : pelarut
Viskositas : 0,89mPa s (0,89cP) pada 25°C
Titik didih : 100°C
Titik beku : 0°C
KD : 78,54
ALAT DAN BAHAN
Alat: Bahan:
• Beaker Glass • Menthol
• Oven • Propilen glikol
• Batang pengaduk • Tween 80
• Erlenmeyer • Etanol
• Cawan Penguap • Na. Benzoat
• Gelas Ukur • Briliant Blue
• Pipet • Aqua Peppermint
• Piknometer • sorbitol
• Spatula • Aquadest
• Mortir dan lumpang
FORMULAS I
 Menthol 1%
 Propilen glikol 10%
 Etanol 15%
 Tween 80 2%
 Na. Benzoat 0,1%
 Briliant Blue 0,025%
 Aqua Pepermint 0,25%
 Sorbitol 10%
 Aquadest ad 300ml
PE RHITUNGAN DAN PENIMBANGAN

A. PERHITUNGAN
Menthol = 1% x 300 ml =3g
Etanol = 15% x 300 ml = 45 ml
Propilen glikol = 10% x 300 ml = 30 ml
Tween 80 = 2% x 300 ml = 6 ml
Na.Benzoat = 0,1% x 300 ml = 0,3 g
Brilliant blue = 0,025% x 300 = 0,075 gr
Peppermint oil = 0,25% x 300 = 0,75 gr
Sorbitol =10% x 300 = 30 ml
Aquadest = 300 – (3 + 45+ 30+ 6+0,3+0,075+0,75+30)
= 184, 875 ml
B. PENIMBANGAN

Bahan B. Teoritis B. Praktikum


Menthol 3 gr
Propilen glikol 30 ml
Etanol 45 ml
Tween 80 6 ml
Na. Benzoat 0,3 gr
Briliant Blue 75 mg
Aqua Peppermint 0,75 gr
Sorbitol 30 ml
Aquadest 185 ml
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Dilakukan kalibrasi botol ad 60 ml.

3. Ditimbang masing-masing bahan yang akan digunakan.

4. Digerus menthol dengan sedikit etanol di dalam mortar sampai larut lalu
tambahkan 10 ml etanol, dimasukan ke beaker glass.
5. Ditambahkan sisa etanol (20 ml) lalu aduk menggunakan stirrer

6. Dimasukkan propilen glikol ke dalam campuran tersebut, aduk sampai


homogen.
7. Dimasukkan tween 80 ke dalam campuran tersebut, aduk sampai
homogen.
8. Dilarutkan Na benzoat dengan sedikit air, lalu masukkan kedalam
campuran, aduk sampai homogen.
9. Ditambahkan sorbitol dan sisa aquadest.

10. Ditambahkan brilliant blue dan aqua peppermint diaduk sampai homogen.

11. Diambil sebanyak 60 ml obat kumur untuk dikemas, sisanya di gunakan


untuk uji evaluasi organoleptik, sbobot jenis, kejernihan.
Evaluasi
1. Bobot Jenis
2. Organoleptik
3. Uji kejernihan
4. Uji pH / Derajat keasaman
5. Viskositas dan rheologi.
1. Bobot jenis (Farmakope Indonesia edisi IV h.1030)
Digunakan piknometer.
1. Dibersihkan dan dikeringkan piknometer yang akan digunakan
2. Ditimbang pikno meter kosong
3. Piknomemeter diisi dengan aquadest 20% kemudian ditimbang
4. Piknometer dibersihkan, kemudian diisi dengan sampel suhu
70^C, kemudian ditimbang.
5. Bobot jenis dihitung menggunakan rumus:

(Bobot piknometer + sampel) – (bobot piknometer kosong)


BJ = (Bobot piknometer + air) – (bobot piknometer kosong)
2. Organoleptik (bau, rasa, warna)
Prosedur: diamati dan dicatat bau, rasa dan warna. Tujuannya untuk
estetika

3. Stabilitas (tingkat kejernihan)


Sediaan disimpan selama 1 minggu dan diamati kejernihan sediaannya.

Anda mungkin juga menyukai