• Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau; stabil di udara
• Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
• Stabilitas : Larutan air dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi
• pH : 8
• Kegunaan : Pengawet
• Konsentrasi : 0.1-0.5% (HOPE hal 672)
• Inkompatibilitas : Tidak bercampur dengan gelatin, garam besi, garam kalsium
• Wadah : Wadah tertutup rapat, sejuk dan kering
DATA PREFORMULASI
6. CMC Na (FI ed V hal 606)
• Pemerian : Serbuk/granul, putih, higroskopik
• Kelarutan: Mudah terdispersi dalam air, tidak larut dalam etanol
• Konsentrasi : 0.25-1% (HOPE hal 119)
• KegunaaN : Pengental
• Stabilitas : Stabil walaupun higroskopis
• Inkompatibilitas : Larutan asam kemah, garam besi dan logam
DATA PREFORMULASI
7. Aquadest (FI V hal 63)
• Bobot Molekul : 18.02 g/mol
• Rumus Molekul : H2O
• Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau
• Stabilitas : Stabil di semua kondisi (gas, padat, cair)
• pH : 5-7
• Kegunaan : Pelarut
• Inkompatibilitas : Dapat bereaksi dengan logam alkali
• Wadah : Dalam wadah tertutup rapat
DATA PREFORMULASI
A. Zat Aktif
1. Oleum Olivae (FI ed.III hal 458, FI ed.V hal: 882, HOPE 6th hal:470-471)
Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau lemah, tidak
tengik, rasa khas, pada suhu rendah sebagian atau seluruhnya membeku.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam eter minyak tanah P.
Bobot Jenis : Antara 0,910 dan 0,915
Dosis : 20%
Stabilitas : Minyak zaitun saat didinginkan menjadi keruh pada suhu ±10°C dan menjadi massa mirip mentega pada suhu 0°C. Minyak
zaitun stabil jika disimpan ditempat yang sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.
Incompatibilities : Tersaponifikasi oleh alkali hidroksida. Karena mengandung banyak asam lemak tak jenuh, minyak zaitun rentan terhadap
oksidasi dan tidak sesuai dengan agen pengoksidasi.
HLB :7
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh
Khasiat : Antioksidan
B. Eksipien
1. Tween 80/Polysorbate 80 (FI ed.III hal: 509, FI ed.V hal: 1039, HOPE 6th hal: 551)
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam lemak, khas.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P, etil asetat P, dan
dalam metanol P, sukar larut dalam paraffin cair P, dan dalam
minyak biji kapas P.
Bobot Jenis : Antara 1,06 dan 1,09
Konsentrasi : 1-15%
Stabilitas : Stabil pada asam dan basa lemah
Incompatibilities : Perubahan warna dan pengendapan terjadi dengan berbagai zat
HLB : 15
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Agen pengemulsi, surfaktan nonionik, agen suspensi
2. Span 80/Sorbitan monooleat (Martindale 36 hal: 1920, HOPE 6th hal: 675-677)
Pemerian : Cairan warna kuning, kental, berminyak dengan bau khas
hambar.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan propilen glikol, larut dalam minyak
mineral dan nabati, dalam alkohol dan minyak lemak.
Konsentrasi : 1-15%
Stabilitas : Stabil pada asam dan basa lemah
HLB : 4,3
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Agen pengemulsi, surfaktan nonionik, agen suspensi
3. HPMC/Hydropropilmethylcellulose (HOPE 6th hal: 326)
Pemerian : Serbuk berwarna putih kuning, tidak berasa, tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam 1:25 etanol (25%) P, 1:5 propilen glikol, 1:2 air,
praktis tidak larut dalam minyak dan gliserin.
Konsentrasi : 2-6%
Stabilitas : Stabil pada pH 6,0-8,0 dengan viskositas larutan relatif tidak
terpengaruh.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Emulsifying agent, emulsion stabilizer, thickening agent
4. BHA/Butylhydroxyanisole (FI ed.V hal:266-267, HOPE 6th hal: 73)
Pemerian : Padatan seperti lilin, putih atau agak kekuningan, bau khas lemah.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam
propilen glikol, kloroform, dan dalam eter.
Konsentrasi : 0,005-0,02%
Stabilitas : Paparan cahaya menyebabkan perubahan warna dan hilangnya
aktivitas
Incompatibilities : Fenolik, zat pengoksidasi, dan garam ferri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat
yang sejuk dan kering
Khasiat : Antioksidan
5. Natrium Benzoat (FI ed.III hal: 395, FI ed.V hal:905, HOPE 6th hal: 627)
Pemerian : Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hampir
tidak berbau.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut
dalam etanol 90%.
Konsentrasi : 0,02-0,5%
Stabilitas : Stabil di udara
Incompatibilities : Tidak cocok dengan senyawa kuartener, gelatin, garam besi,
garam kalsium, dan garam logam berat, termasuk perak,
timah, dan merkuri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat pengawet
6. Oleum Rosae (FI ed.III hal: 459, Martindale 36 hal:2381)
Pemerian : Cairan, tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai bunga
mawar, rasa khas, pada suhu 25° kental, jika didinginkan perlahan-
perlahan berubah menjadi massa hablur bening yang jika dipanaskan
mudah melebur.
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloroform P, larutan jernih.
Bobot Jenis : 0,848 sampai 0,863
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Pewangi
7. Aquadest (FI ed.III hal:96, HOPE 6th hal: 766)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Kelarutan : Bercampur dengan pelarut polar
Stabilitas : Stabil dalam berbagai kondisi (padat, cair, gas)
Incompatibilities : Dalam logam alkali
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Pelarut
Kel. 1 Kel. 4
Bahan Formula Bahan Formula
Bentuk Kental
•
Kelompok 4
Waktu Formula 1
Vu 50
15 Menit Vo 50
F 1
Vu 50
30 Menit Vo 50
F 1
Vu 50
45 Menit Vo 50
F 1
Vu 50
60 Menit Vo 50
F 1
Vu 50
1 Hari Vo 50
F 1
Vu 50
2 Hari Vo 50
F 1
Vu 50
3 Hari Vo 50
F 1
3. Uji Menentukan Tipe Emulsi (Kelompok 1) 3. Uji Tipe Emulsi (Kel.4)
Cara : - Disiapkan objek dan cover glass Cara :
- Emulsi tiap formula diteteskan pada object 1. Disiapkan object glass dan cover glass (masing-masing 2
glass (duplo) buah)
- Masing – masing object diteteskan dengan 2. Diletakkan sediaan emulsi pada object glass, ditambahkan
metilen blue dan sudan III masing-masing Methylene Blue dan Sudan III
- Diamati dibawah mikroskop 3. Diletakkan masing-masing object glass, dilakukan duplo
4. Dilihat preparat menggunakan mikroskop
• Methylene Blue ( Larut air) Emulsi M/A
• Sudan III ( Larut minyak ) Emulsi A/M
Formula Metilen Blue Sudan III Tipe
1
4. Viskositas dan Rheologi
• Alat : Viskometer Brookfield
• Cara : - Dipasang spindel yang disesuaikan dengan kekentalan sediaan
- Spindel diturunkan sampai tercelup ke dalam sediaan yang diukur viskositasnya
- Alat dinyalakan, tunggu hingga jarum 3x berputar
- Baca skala yang ditunjuk
- Dihitung Viskositasnya
-Skala < 10 naikkan RPM
- Skala > 100 ganti spindle
Kelompok 1
No.Spin Skala Faktor RPM ɳ (cPs) F
del (dyne/cm
2
)
1 1 6.95 7.27
6. Uji pH (Kelompok 1) 4. Uji pH (Kel.4)
Formula pH
1 7
PEMBAHASAN
• Pada praktikum ini digunakan Tween 80 dan Span 80 sebagai emulgator, tujuannya agar fase air dan fase minyak pada emulsi dapat bergabung
dan stabil. Lalu digunakan Natrium Benzoat sebagai pengawet, tujuannya agar emulsi tidak dapat ditumbuh mikroba dan stabil. Digunakan
Natrium Benzoat karena cocok untuk topical dan oral. Lalu digunakan gliserin sebagai pengental, dan digunakan CMC Na sebagai pengental
sekaligus penstabil emulsi karena CMC Na dapat mengikat fase air dan fase minyak sehingga tidak pecah.
• Uji organoleptic bertujuan untuk mengetahui apakah bentuk, warna, dan bau dari sediaan yang dibuat sesuai dengan harapan atau tidak. Pada
praktikum ini didapatkan warna putih susu, bentuk kental dan tidak berbau.
• Uji volume sedimentasi bertujuan untuk mengetahui apakah emulsi stabil atau tidak ditandai dengan adanya endapan atau tidak. Pada
praktikum ini emulsi yang didapatkan tidak menunjukan sedimentasi selama 3 hari, menandakan emulsi stabil. Hal ini terjadi karena pemilihan
bahan dan jumlah persentasenya sesuai, dan pada saatn penggerusan konstan dan panas.
• Uji tipe emulsi bertujuan untuk mengetahui tipe emulsi pada sediaan yang dibuat. Pada praktikum ini, menggunakan methylene blue dan sudan
III didapat tipe A/M karena bobot fase minyak lebih banyak dibandingkan bobot fase air
• Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui daya penyebaran dan penetrasi sediaan pada kulit. Pada praktikum ini didapat diameter horizontal
6,05 cm dan vertical 7,27 cm, menandakan emulsi yang didapat masuk klasifikasi emulsi semi cair
• Uji pH bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan emulsi yang dibuat memiliki pH yang cocok untuk kulit atau tidak. Pada praktikum ini didapat
pH sediaan 7, sedangkan kulit memiliki pH 7, sehingga sediaan aman untuk digunakan
• Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan dan sifat alir dari suatu sediaan. Pada percobaan ini diperoleh viksositas rata rata sebesar
318.400 cPs dan sifat alirnya pseudoplastis. Sifat alir pseudoplastis menandakan sediaan agak encer sehingga saat di beri gaya pada saat
penuangan dari wadah akan lebih mudah.
• Metode mikroskopis dilakukan untuk mengetahui ukuran sediaan dan juga luas permukaan sediaan karena ukuran partikel menentukan suatu
efek dari obat tersebut, mulai dari farmakokinetik dan farmakodinamik.
PEMBAHASAN
(Kel.4)
1. Pada praktikum pembuatan emulsi kali ini, digunakan Ol.Oliv sebagai zat aktif. Sedangkan, untuk zat
tambahannya digunakan Tween 80, Span 80, HPMC, BHA, Na. Benzoat, Ol. Rosae, dan aquadest.
2. Tween 80 dan air digunakan sebagai fase air, sedangkan Span 80 dan Ol. Oliv sebagai fase minyak.
3. Pada pembuatan emulsi kali ini, digunakan HPMC sebagai pengental, BHA sebagai antioksidan, Ol. Rosae
sebagai pewangi, dan aquadest sebagai pelarut.
4. Pada percobaan kali ini, dilakukan uji evaluasi seperti, uji organoleptik, uji tipe emulsi, dan uji volume
sedimentasi.
5. Pada pengujian organoleptik, dilakukan secara makroskopik dengan mengamati warna, bau, dan bentuk
sediaan. Pada percobaan kali ini dihasilkan sediaan emulsi berwarna putih, berbau khas lemah, dan berbentuk
emulsi.
6. Pada pengujian volume sedimentasi, diamati sediaan pada selang waktu 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60
menit, 1 hari, 2 hari, dan 3 hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sediaan stabil pada HLB 7 dengan F=1.
7. Pada pengujian tipe emulsi, digunakan methylene blue dan sudan III yang diteteskan pada sediaan dan
kemudian dilihat menggunakan mikroskop. Hasil menunjukkan bahwa sediaan termasuk ke dalam tipe M/A.
8. Pada sediaan emulsi yang diteteskan methylene blue (larut air) menghasilkan butiran-butiran minyak
(berwarna putih) yang tersebar ke dalam air (berwarna biru). Sedangkan dengan menggunakan sudan III (larut
minyak), menghasilkan warna merah pada butiran-butirannya.
9. Pada sediaan emulsi kali ini, didapatkan pH=5 dengan menggunakan pengukuran pH universal.
KEMASAN
Kelompok 1
Kegunaan
Olivelia® Olivelia® Mengatasi kulit kering,
Komposisi melindungi kulit dari
Hand and Body Hand and Body
Minyak Zaitun, Span 80, Lotion
sinar UV, sebagai
Lotion
Gliserin, Tween 80, antioksidan, dan
Natrium Benzoat, Butil melembabkan kulit.
Hidroksitoluen, Aquadest
Penyimpanan
Simpan dalam wadah
Cara Pakai tertutup rapat pada suhu
Gunakan secara teratur. 25 ͦC.
Setelah mandi dan
setiap diperlukan.
Oleskan ke bagian Perhatian
tangan dan kaki sebagai Hanya untuk pemakaian
perlindungan kulitmu luar,hindarkan dari
sebelum beraktivitas. jangkauan anak-
anak,apabila terjadi
iritasi hentikan
Netto : 60 ml Netto : 60 ml pemakaian iritasi
Diproduksi oleh: berlanjut hubungi dokter.
Diproduksi oleh:
PT. MEDICCA PT. MEDICCA
Jakarta-Indonesia Jakarta-Indonesia
No.Reg : NA20860905712C3
No. Batch : 135678
Mfg. Date : Maret
2020
Exp. Date : Maret
2022
Kelompok 1
Kelompok 1
KEMASAN, ETIKET DAN BROSUR