Anda di halaman 1dari 11

ELIKSIR TEOFILIN

Zat Aktif : Teofilin


Bentuk Sediaan : Eliksir
Kekuataan Sediaan : 150 mg/15 ml
Jumlah Sediaan : 5 botol

1 Formula
R/ Teofilin 150 mg/15 ml
Etanol 90% 7%
Sirupus Simpleks 30%
Sorbitol 20%
Oelum Menthae pip qs
Aquadest qs

2 Alasan Pemilihan Formula


Teofilin digunakan sebagai zat aktif, karena memiliki efek farmakologi
sebagai spasmolitikum bronkial. Teofilin memiliki sifat kelarutan yang sukar larut
dalam air, tetapi mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida dan amonia, serta agak sukar larut dalam etanol, kloroform dan eter.
Sehingga, berdasarkan kelaurtan ini lah teofilin dibuat menjadi sediaan eliksir (Ansel,
2008).
Sediaan eliksir, yaitu sediaan larutan hidroalkohol yang jernih dan manis,
serta dimaksudkan untuk penggunaan oral. Maka dari itu, terdapat beberapa zat
tambahan seperti etanol dan air yang digunakan sebagai pelarut, sirupus simpleks
yang digunakan sebagai pemanis dan pengental karena komposisi sirupus simplex
terbuat dari 65 bagian sakarosa dalam larutan yang akan memberikan rasa manis,
sorbitol yang digunakan sebagai anti caplocking, yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kristalisasi pada daerah leher botol, dan oleum menthae pip yang
digunakan sebagai pearoma, karena oleum menthae pip memiliki bau yang tajam
seperti minyak permen yang akan memberikan bau aromatik dan menutupi bau zat
lainnya yang kurang menyenangkan (Rowe, 2009).

3 Monografi
3.1 Zat Aktif
Teofilin

Gambar 3.1 Struktur Teofilin

Rumus molekul : C7H8N4O2.H2O


Titik lebur : 270°C - 274°C
Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa pahit; dan
stabil di udara.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut daam
air panas; mudah larut dalam larutan alkali hidroksida
dan dalam amonia; agak sukar larut dalam etanol,
dalam kloroform dan dalam eter.
PH : 3,5 – 6,5
Stabilitas : Apabila terpapar cahaya dalam waktu lama, warna
teofilin menjadi kuning.
Kegunaan : Spasmolitikum Bronkial.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
(Departemen Kesehatan RI, 2014: 1251)
3.2 Zat Tambahan
3.2.1Etanol

Gambar 3.2 Struktur Etanol

Rumus molekul : C2H6O


Titik lebur :-
Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap dan terbakar,
tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan
rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap
meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada
suhu 78°C.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organik.
PH :-
Stabilitas : Larutan etanol encer dapat disterilisasi dengan
autoklaf atau dengan filtrasi.
Kegunaan : Pengawet dan antimikroba (>10%), pelarut:
Anak < 6 th (maks. 0,5%), Anak 6 – 12 th
(maks. 5%), Dewasa (maks. 10%).
Penyimpanan : Disimpan ditempat sejuk.
(ROWE, 2009: 17)
3.2.2Sakarosa

Gambar 3.3 Struktur Sakarosa

Rumus molekul : C12H22O11


Titik lebur : 160°C - 186°C
Pemerian : Berbentuk kristal tak berwarna, massa kristal
atau blok, bubuk kristal putih, tidak berbau,
dan memiliki rasa manis.
Kelarutan : Kelarutan dalam air 1:0,2 pada suhu 100°C,
1:400 dalam etanol pada suhu 20°C, 1:170
dalam etanol 95% pada suhu 20°C, 1:400
dalam propan-2-ol, dan tidak larut dalam
kloroform.
PH :-
Stabilitas : Stabil pada suhu kamar dan pada kelembaban
yang rendah. Sukrosa akan menyerap 1%
kelembaban yang akan melepaskan panas pada
90oC. Sukrosa akan menjadi karamel pada
suhu di atas 160°C. Sukrosa yang encer dapat
terdekomposisi dengan keberadaan mikroba.
Kegunaan : Pemanis (67%)
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup dan ditempat
sejuk dan kering.
(ROWE, 2009: 703)
3.2.3Sorbitol

Gambar 3.4 Struktur Sorbitol

Rumus molekul : C6H14O6


Titik lebur : 110°C - 112°C
Pemerian : Sorbitol adalah D-glucitol, serbuk higroskopis
atau kristalin, tidak berwarna atau warna putih,
kemanisannya 50 – 60 % mendekati sukrosa.
Kelarutan : Kelarutan dalam air 1:0,5, sedikit larut dalam
methanol, dan praktis tidak larut dalam eter
dan klorofom.
PH :-
Stabilitas : Stabil di udara baik pada kondisi dingin, asam
encer dan basa, karena tidak ada katalis. Tidak
mengalami penggelapan atau dekomposisi
pada saat suhu dinaikkan atau saat ada amina.
Tidak mudah terbakar, non korosif, dan tidak
mudah menguap. Tahan terhadap fermentasi
oleh banyak mikroorganisme, sebaiknya
pengawet ditambahkan pada larutan sorbitol.
Kegunaan : Anticaplocking agent (20% - 35%)
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah kedap udara serta
ditempat yang sejuk dan kering
(ROWE, 2009: 679)
3.2.4Oleum Menthae pip

Gambar 3.5 Struktur Oleum Menthae pip

Rumus molekul : C10H20O


Titik lebur : 34°C
Pemerian : Kristal atau bubuk kristal mengkilap, memiliki
bau dan rasa yang khas.
Kelarutan : Larut dalam aseton dan benzene, sedikit larut
dalam gliserin, dan praktis tidak larut dalam
air.
PH :-
Stabilitas : Stabil disuhu ruangan
Kegunaan : Pengaroma (0,005% - 0,05%)
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat
dan disuhu yang tidak lebih dari 25°C.
(ROWE, 2009: 433)
3.2.5Air

Gambar 3.6 Struktur Air

Rumus molekul : H2O


Titik lebur : 0°C
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya.
PH :-
Stabilitas : Baik pada keadaan fisik (padat, cair, gas).
Kegunaan : Pelarut
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
(ROWE, 2009: 766)

4 Perhitungan dan Penimbangan


4.1 Perhitungan
4.1.1 Perhitungan per unit
150 mg
1. Teofilin = x 100 ml =1g
15 ml
7
2. Etanol 90% = 100 x 100 ml = 7 ml
30
3. Sir. Simpleks = 100 x 100 ml = 30 ml
20
4. Sorbitol = 100 x 100 ml = 20 ml
0,01
5. Oleum Menthae pip = x 100 ml = 0,01 ml ≈ 1 tetes
100

6. Aquadest = ad 100 ml
4.1.2 Perhitungan 1 batch
1000 mg
1. Teofilin = x 500 ml =5g
100 ml

2. Etanol 90% = 7 ml x 5 = 35 ml
3. Sir. Simpleks = 30 ml x 5 = 150 ml
4. Sorbitol = 20 ml x 5 = 100 ml
5. Oleum Menthae pip = 1 tetes x 5 = 5 tetes
6. Aquadest = ad 500 ml

4.2 Penimbangan
1. Teofilin =5g
2. Etanol 90% = 35 ml
3. Sir. Simpleks = 150 ml
4. Sorbitol = 100 ml
5. Oleum Menthae pip = 5 tetes
6. Aquadest = ad 500 ml

5 Prosedur Kerja
5.1 Pembuatan elixir
Botol dan mixer I.K.A dikalibrasi. Kemudian masing – masing zat
aktif dan zat tambahan ditimbang. Zak aktif yang berupa teofilin dimasukkan
kedalam beker gelas dan dilarutkan dalam air panas, kemudian diaduk hingga
homogen dengan menggunakan mixer I.K.A. Masing-masing zat tambahan
dimasukkan kedalam beker berisi zat aktif dan diaduk hingga homogen
menggunakan mixer I.K.A
5.2 Prosedur evaluasi
5.2.1 Organoleptis
Sampel dituangkan kedalam beker gelas, kemudian diamati
warna, rasa, dan bau dari sediaan sampel.
5.2.2 Massa jenis
Piknometer dibersihkan dan dikeringkan. Piknometer kosong
ditimbang . Piknometer diisi dengan air dan kemudian ditimbang.
Piknometer diisi dengan sampel dan kemudian ditimbang. Massa jenis
dihitung dan dicatat.
5.2.3 Viskositas
Sampel dipipet sebanyak 15 ml dan dimasukkan kedalam viskometer
ostwold. Larutan sampel dihisap sampai batas atas dan dibiarkan
mengalir sampai batas bawah, waktu larutan sampai batas bawah
dicatat.
5.2.4 PH
Sampel dicelupkan kedalam alat pH meter dan nilai pH yang
dihasilkan dicatat.
5.2.5 Volume terpindahkan
Sampel dituangkan kedalam gelas ukur 100 ml. Didiamkan selama
tidak lebih dari 30 menit dan jika telah bebas dari gelembung udara,
volume diukur.
5.2.6 Sentrifugasi sediaan
Sampel dimasukkan kedalam tabung sentrifugasi, dilakukan
sentrifugasi dengan variasi waktu 1,2,3 menit.
6 Hasil Pengamatan
Hari Hari Hari
No Pengujian Persyaratan Kesimpulan
ke-1 ke-2 ke-3
1. Organoleptis
Memenuhi
Rasa Manis Manis Manis Manis
persyratan
Oleum Oleum Oleum Memenuhi
Bau Oleum MP
MP MP MP persyratan
Tidak Tidak Tidak Tidak Memenuhi
Warna
berwarna berwarna berwarna berwarna persyratan
Tidak
1,21 – 1,23 1,0958 1,1493 1,1093
2. Massa Jenis memenuhi
g/ml g/ml g/ml g/ml
persyaratan
Tidak
3. Viskositas 10 – 30 P 4,1882 P 4,7290 P 4,2300 P memenuhi
persyaratan
Tidak
Volume Memenuhi
4. kurang dari 100 ml 100 ml 99 ml
terpindahkan persyaratan
95 ml
Memenuhi
5. pH 3,1 – 6,1 3,2 3,41 3,19
persyaratan
Tidak boleh Tidak
Memenuhi
6. Sentrifugasi ada ada - -
persyaratan
endapan endapan
7 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai pembuatan sediaan eliksir.
Sediaan eliksir merupakan sediaan larutan hidroalkohol yang dimaksudkan untuk
penggunaan oral. Sehingga, pelarut yang digunakan terdiri dari etanol dan air.
Adapun, zat aktif yang digunakan adalah teofiln.
Teofilin, merupakaan
8 Kesimpulan
Jadi dapat di simpulkan

Anda mungkin juga menyukai