Anda di halaman 1dari 11

PREFORMULASI

Salep Hidrokortison

Anggota kelompok :
Cindy Meilinda Tan (01038220007)
Marcus Marhope Silaban (01038220037)
Angelika Inriani Djumadi (01038220022)
Octa Vanessia Wijaya (01038220019)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2023
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa melakukan pembuatan sediaan unguentum dan mengevaluasi sediaan yang
telah dibuat.

II. Rancangan Formulasi

No. Nama Zat Jumlah Kegunaan

1. Asam Salisilat 20% Zat Aktif

2. Menthol 0,05% Pengaroma

3. Propylene Glycol 15% Pengawet

4. Parafin Padat 5% Pengeras Basis

5. Minyak Cengkeh 10% Zat Aktif

6. Vaselin Alba ad 10 gr Basis Salep


III. Tinjauan Zat Aktif
1. Asam Salisilat (C7H6O3)

- Nama lain : Salicy Acid


- Berat Molekul : 138,12 gram/mol
- Titik Lebur : 158,8°-161° (Farmakope III, 56)
- Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk putih; hampir tidak berbau
rasa agak manis dan tajam.
- Kelarutan : Larut dalam 550 bagia air dan 4 bagian etanol (95%) P; mudah larut
dalam kloroform, eter, larutan amonium asetat, dinatrium hidrofosfat, kalium
sitrat dan natrium sitrat.
- Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik (Farmakope III, 2834).

2. Minyak Cengkeh
Eguanol (C10H12O2)

- Nama Latin : Cengkeh (Syzgium aromaticum L)


- Nama IUPAC : 4-Alil-2-metoksifenol (FI ed V, 432)
- Berat Molekul : 164,20 gram/mol
- Titik didih : 250°-255°C
- Bobot Jenis : 1,064 dan 1,070
- Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat; bau cengkeh kuat dan
menusuk; rasa pedas; tidak memutar bidang polarisasi. Bila terpapar udara warna
menjadi lebih tua dan mengetal

- Kelarutan : Sukar larut dalam air; bercampur dengan etanol, dengan kloroform,
dengan eter dan dengan minyak lemak
- Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

3. Menthol (C10H20O) (FI VI, 1130)

- Nama IUPAC : Sikloheksanol, 5-Metil-2-(1-metiletil)


- Berat Molekul : 156,27 gram/mol
- Jarak Lebur : 41º dan 44º
- Jarak Beku : suhu di bawah 30º dan kelembapan relatif di bawah 50%
- Pemerian : Hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak berwarna, biasanya
berbentuk jarum, atau massa yang melebur; bau enak seperti minyak permen.
- Kelarutan : Sukar larut dalam air; sangat mudah larut dalam etanol, dalam
kloroform, dalam eter, dan dalam heksan; mudah larut dalam asam asetat glasial,
dalam minyak mineral, dalam minyak lemak, dan dalam minyak atsiri.
- Wadah dan Penyipanan : Dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu ruang
terkendali.
- Inkompatibilitas : mentol tidak kompatibel dengan butilkloral hidrat; kapur barus;
kloral hidrat; kromium trioksida; ϐ-naftol; fenol; kalium permaganat; pirogallol;
resorsinol; dan timol.
IV. Tinjauan Eksipien
1. Propylene Glycol (FI ed VI Hal 1446) (HOPE ed 6 Hal. 592)

- Nama IUPAC : 1,2-Propanadiol


- Rumus molekul : C3H8O2
- Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau;
p⁰0000⁰0⁰menyerap air pada udara lembab.
- Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform;
larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak.
- Berat molekul : 76,09
- Bobot jenis : Antara 1,035 dan 1,037.
- Titik didih : 188°C
- Titik nyala : 99°C
- Kegunaan : humectan, solvent, stabilizing agent, water-miscible cosolvent. bahan
pemlastis, Antimicrobial preservative, desinfactan
- Inkompatibilitas : tidak dapat homogen ketika dikombinasikan dengan kalium
permanganat sebagai reagen pengoksidasi.
- Kadar anjuran pemakaian topikal : 5 - 80%
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2. Vaselin Alba
Vaselin Putih (FI ed VI, 1388-1389)
- Pemerian : Putih atau kekuningan pucat, massa berminyak transparan dalam
lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0º.
- Kelarutan : Tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol dingin atau panas dan
dalam etanol mutlak dingin; mudah larut dalam benzen, dalam karbon disulfida,
dalam kloroform; larut dalam heksana, dan dalam sebagian besar minyak lemak
dan minyak atsiri.
- Bobot Jenis : Antara 0,815 dan 0,880; lakukan penetapan pada suhu 60º
- Jarak Lebur : 38º dan 60º.
- Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. Paraffin
Paraffin (FI ed VI, 1358)
- Pemerian : Hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak berwarna atau putih;
tidak berbau; tidak berasa; agak berminyak.
- Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam klorofrom,
dalam eter, dalam minyak menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak
hangat; sukar larut dalam etanol mutlak.
- Jarak Beku : 47º dan 65º
- Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya dan
cegah pemaparan terhadap panas berlebih.

V. Justifikasi Zat Aktif dan Eksipien

1. Eguanol (FI ed V, 432)


Merupakan minyak yang terbuat dari tanaman cengkeh dan dari sumber lain,
eguanol dalam sediaan ini berperan sebagai zat aktif, dan berfungsi juga sebagai
antimikroba. Eguanol lebih baik digunakan pada konsentrasi 20% karena pada
konsentrasi inilah yang paling efektif untuk dipakai pada sediaan topikal.

2. Asam Salisilat (FI ed III, 67)


Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% C7H6O3, khasiat sebagai
anti fungi, tetapi pada sediaan salep ini, senyawa ini berfungsi sebagai pelembab dan
dapat juga mengobati kutil, jerawat dan gangguan kulit lainnya. Untuk mengurangi
absorbsinya pada penggunaan topical, asam salisilat tidak dianjurkan untuk penggunaan
lama serta konsentrasi yang tinggi, konsentrasi asam salisilat hanya boleh digunakan
tidak boleh lebih dari 2% (aturan BPOM) jika penggunaan konsentrasi yang lebih maka
akan terjadi kerusakan kulit pada penggunanya.

3. Propylene glycol (Hope ed 6, hal 592)


Propilen glikol merupakan senyawa eksipien sebagai pelarut senyawa berkhasiat.
Tapi dalam sediaan ini, propilen glikol berfungsi sebagai humektan yang bisa
mempertahankan kelembaban kulit. Senyawa ini akan lebih aman digunakan pada
konsentrasi 15% jika lebih dari persenan yang telah ditentukan maka akan sulit untuk
meresap di kulit pasien.

4. Paraffin
Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan, yang diperoleh dari
minyak tanah. Dapat mengandung antioksidan yang sesuai, senyawa ini berperan untuk
mengeraskan sediaan salep hal ini dikarenakan titik lebur campuran akan naik.
Konsentrasi parafin yang paling umum digunakan yaitu 5%-15% tergantung seberapa
banyak yang akan dibuat.
5. Vaselin Alba
Vaselin alba merupakan basis salep yang umum digunakan, vaselin ini bertujuan
untuk pencampuran larutan barrier ke dalam larutan yang berlemak. Konsentrasi yang
baik digunakan yaitu 5-20% karena pada konsentrasi inilah salep yang dihasilkan akan
menjadi stabil serta memiliki daya pelepasan obat yang baik pada kulit.
6. Menthol (HOPE ed 6, hal 433)
Mentol merupakan eksipien yang dibuat dari ekstrak mint, dalam sediaan ini
mentol berfungsi untuk memberikan sensasi sejuk saat diaplikasikan pada kulit sehingga
mampu meredakan nyeri radang sendi ringan, sakit punggung, nyeri otot atau sendi, dan
memar. Senyawa ini akan lebih aman digunakan pada konsentrasi 0,05-10,0% untuk
mengindari iritasi seperti kemerahan, kulit terasa panas yang berlebihan.

VI. Alat dan Bahan

Alat Jumlah

Mortir dan Stemper 1 pasang

Cawan porselen 1 buah

erlenmeyer 3 buah

Anak timbangan 1-100 g secukupnya

Sudip 2 buah

Batang pengaduk 1 buah

Water bath 1 buah

Pipet tetes 1 buah

Alat uji daya lekat 1 buah


Bahan Kegunaan Jumlah per 10 gr

Asam salisilat Zat aktif 200 mg

Menthol Pengaroma 50 mg

Propylene Glycol Pengawet 1,5 gr

Parafin padat Pengeras basis 500 mg

Minyak cengkeh Zat aktif 1 ml

Vaselin alba Basis salep 6,75 gr

VII. Perhitungan Bahan


1. Asam salisilat
- Dalam 10 gr = 200 mg
- Perhitungan 3 pot = 200mg x 3 = 600 mg/ 0,6 gr
2. Menthol
- Dalam 10 gr = 50 mg
- Perhitungan 3 pot = 50 mg x 3 = 150 mg/0,15 gr
3. Propylene glycol
- Dalam 10 gr = 1,5 gr
- Perhitungan 3 pot = 1,5 gr x 3 = 4,5 gr

4. Paraffin padat
- Dalam 10 gr = 500 mg
- Perhitungan 3 pot = 500 mg x 3 = 1,5 gr
5. Minyak cengkeh
- Dalam 10 gr = 1 ml
- Perhitungan 3 pot = 1 ml x 3 = 3 ml
6. Vaselin alba
- Dalam 10 gr = 10 - (0,2 + 0,05 + 1,5 + 0,5 + 1) = 6,75 gr
- Perhitungan 3 pot = 6,75 x 3 = 20,25 gr
VIII. Aturan Pakai
- Dioleskan sehari 2-3 kali sehari pada bagian kulit yang diperlukan
- Hindari pemakaian pada luka terbuka

Evaluasi:

Jenis Uji Keterangan Target Hasil

Organoleptis Uji yang dilakukan Bentuk : kental


guna dengan cara Warna : putih bening
kualitas Bau : normal

Homogenitas Uji yang dilakukan


guna melihat
kestabilan dalam
sediaan dari varian
yang sama

Uji Daya Sebar Uji yang dilakukan 5-7 cm


guna melihat
kemampuan sediaan
menyebar pada kulit

Kemampuan Proteksi Uji ini dilakukan Tidak membentuk


guna melihat warna merah muda
kemampuan salep
untuk melindungi
kulit dari pengaruh
lingkungan luar
terhadap kulit

Daya lekat Uji ini dilakukan > 4 detik


guna melihat
kelekatan sediaan
terhadap kulit
Daftar Pustaka

Astuti, R. D., & Millenia, D. P. (2021). Formulasi Dan Evaluasi Balsam Aromaterapi
Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix Dc) Dengan Variasi Cera Alba Sebagai Stabilizing
Agent. JKPharm Jurnal Kesehatan Farmasi, 3(1), 43-49.

Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.

Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.

Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 1979.

Fatmawati, F., & Herlina, L. (2017). Validasi metode dan penentuan kadar asam salisilat
bedak tabur dari pasar majalaya. EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan), 2(2), 141-150.

Rowe, Raymond C, Sheskey, Paul J, Quinn, Marian E. (2009). Handbook of


Pharmaceutical Excipients sixth ed (6). United Kingdom: Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai