RANCANGAN FORMULASI
Tiap 10 g mengandung
R/ Sulfocetamid 10 %
Na Metabisulfit 0,1 %
Setil alcohol 2,235 %
Adeps lanae 5,364 %
Paraffin cair 35,76 %
Vaselin flavum ad 100 %
Mf. salep 10 gr
Oculentum simplex:
26,82 𝑔
Setil alkohol = 𝑥 2,5 𝑔 =0,6705 g
100 𝑔
0,6705 𝑔
= 𝑥 100% =2,235 %
30 𝑔
26,82 𝑔
Adeps lanae = 100 𝑔 𝑥 6 𝑔 =1,6092 g
1,6092 𝑔
= 𝑥 100% =5,364 %
30 𝑔
Sulfasetamida
3. Pemerian serbuk hablur putih; rasa asam khas, tidak berbau. Larut dalam air peka terhadap cahaya, tidak stabil dalam
suasana asam dan alkali kuat.
Sukar larut dalam air dan dalam eter; mudah larut dalam asam mineral encer ; dalam larutan kalium
4. Kelarutan hidroksida ; dalam larutan natrium hidroksida; larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam kloroform;
praktis tidak larut dalam benzene.
5. Stabilitas Sensitif terhadap cahaya, tidak stabil ketika asam atau alkali kuat ( Martindal 36)
9. Indikasi Pengobatan dan profilaksis konjungtivitis karena organisme yang peka, ulser kornea, terapi tambahan dengan
sulfanomida sistemik untuk terapi trakoma ( Drug Information Handbook ) dan Anti Mikroba ( martindale
36th)
5 kali sehari di oleskan ( formulasi nasional )
10. Dosis 1 – 4 kali per hari dioleskan dan sebelum tidur ( Drug Information Handbook )
Cetyl Alcohol
Hablur bentuk memanjang, prisma atau kubus, tidak berwarna, atau serbuk granul putih, tidak berbau; rasa
3. Pemerian garam; stabil di udara; larutan bereaksi netral terhadap lakmus
4. Kelarutan Mudah larut dalam etanol ( 95% ) dan eter, kelarutan meningkat dengan kenaikkan suhu; praktis tidak larut
dalam air; dapat bercampur ketika dilebur dengan lemak, paraffin cair padat dan isopropyl miristat
5. Stabilitas Dengan adanya adam, alkali, cahaya dan udara; tidak menjadi tengik.
6. Organoleptis Bentuk lilin, serpihan, kubus, atau lempengan berwarna putih, berbau khas memusingkan, dan berasa lembut
10. Dosis
Adeps Lenae
2. Bobot Molekul -
3. Organoleptis Bentuk senyawa lilin, berwarna kuning pucat, berbau khas, dan berasa agak manis
4. Kelarutan Mudah larut dalam benzene, kloroform, eter, dan petroleum spirit; agak larut dalam etanol dingin (95
%), lebih larut dalam etanol panas ( 95%) ; praktis tidak larut dalam air.
5. Stabilitas Dapat berangsur-angsur mengalami auto oksidasi selama penyimpanan, untuk menghambat proses
ditambahkan antioksidan dan butyl hidroksitoluen.
6. pH
7. Titik Lebur
8. Wadah Penyimpanan Dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering; penyimpanan
normal 2 tahun.
9. Khasiat Emulsifier, basis salep
10. Dosis
Parafin Cair
2. Bobot Molekul -
Organoleptis Bentuk cairan kental berminyak, tidak berwarna dan transparan, tidak berbau ( dingin ) , berbau
3. khas (panas) , dan tidak berasa
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol ( 95% ), gliserin, dan air ; larut dalam aseton, benzen, kloroform,
4. karbon disulfida, eter, dan petroleum eter. Dapat bercampur dengan minyak yang mudah menguap
dan minyak olahan kecuali minyak jarak.
Stabilitas Mengalami Oksidasi ketika terpapar cahaya dan panas,Hasil Oksidasi dalam bentuk aldehid dan
5. asam organic yang memberi rasa dan bau. Stabilitas dapat ditambahkan antioksidan butyl
hidroksianisol, butyl hidroksitoluen, alfa tokoferol. Sterilasasi dengan panas kering.
6. Ph -
7. Titik Lebur -
8. Wadah Penyimpanan
Dosis -
10.
Vaselin Flavum
2. Bobot Molekul -
3. Organoleptis Bentuk massa atau padatan lembut tembus cahaya, berwarna putih hingga kuning pucat, tidak
berbau dan tidak berasa.
4. Kelarutan Praktis tidak larut dalam aseton, etanol panas atau dingin, etanol ( 95% ), gliserin, dan air, larut
dalam benzene, kloroform, karbon disulfide, eter, hexan, dan banyak dengan minyak yang mudah
menguap dan minyak olahan.
5. Stabilitas Stabil dan senyawa tidak reaktif, masalah stabilitas terjadi karena adanya sedikit senyawa tidak
murni. Paparan cahaya menyebabkan senyawa tidak murni teroksidasi menjadi berubah warna dan
berbau tidka menyenangkan. Stabilitas dapat ditambahkan antioksidan butyl hidroksianisol.
Sterlisasi dengan panas kering atau radiasi sinar gamma.
6. Ph -
7. Titik Lebur 38 – 60o C
Disimpan dalam wadap kedap udara, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.
8. Wadah Penyimpanan
10. Dosis -
6. Ph -
7. Titik Lebur 190o C
Simpan ditempat yang sejuk dan kering
8. Wadah Penyimpanan
10. Dosis -
Metode sterilisasi yang digunakan adalah sterilisasi secara aseptis . Proses cara aseptisnya adalah melakukan sterilisasi pada semua bahan sediaan
(pada awal sebelum pembuatan sediaan) sesuai dengan sifat dari bahan yang digunakan. kemudian dilanjutkan pada proses pembuatan dan pengemasan
dalam ruang steril atau didalam laminar air flow untuk mencegah kontaminasi.
FORMULIR PEMECAHAN MASALAH
3. Rute Pemberian
4. Pemilihan pengisotonis
5. Penambahan pendapar
6 Pemilihan pengawet
CARA PENGAWASAN MUTU
A. In Proses Control
No. Parameter yang Satuan Cara Pemeriksaan
diperiksa/diuji
II. Penimbangan
1. Timbang masing-masing bahan :
Uji Organoleptis
2.
Pengujian organoleptis saleb mata sulfasetamide meliputi bau dan
warna sediaan.
Warna :
Bau :
3.
Uji Homogenitas
masing-masing basisnya.
-
HASIL :
kosong tadi.
basisnya.