Koordinator Praktikum :
Desy SiskaAnastasia,M.Si.,Apt
NIP. 198912102019032014
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK / KELAS : 6 / A1
ANGGOTA : Siti Nurhayati (I1021211004)
Rizky Rasiqah (I1021211028)
Tiara Dhalia (I1021211079)
Shinta Nopalia (I1021211091)
Rizki Fadri (I1021211103)
LATAR BELAKANG
Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat,
sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat lokal atau sistemik. Bahan dasar
supositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak
nabati terhidrogenasi, campuran polietilen glikol berbagai bobot molekul dan ester
asam lemak polietilen glikol. Bahan dasar supositoria yang digunakan sangat
berpengaruh pada pelepasan zat terapetik. Lemak coklat cepat meleleh pada suhu
tubuh dan tidak tercampurkan dengan cairan tubuh, oleh karena itu menghambat difusi
obat yang larut dalam lemak pada tempat yang diobati (Farmakope VI).
● Parasetamol
Struktur kimia
(Kemenkes, 2020)
Kelarutan Agak larut dalam air dingin, lebih mudah larut dalam air panas, larut
dalam alkohol, metanol, etanol aseton, pentane, benzene (Pubchem,
2021).
Wadah dan Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat yang
penyimpanan sejuk dan kering
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : asam
Kemasan : botol wadah tertutup rapat, berwarna coklat, tahan terhadap cahaya
BAB III
PENDEKATAN FORMULA
PREFORMULASI EKSIPIENT
Pemerian Padat kekuningan atau putih, rapuh dengan sedikit bau coklat.
Kelarutan Larut bebas dalam kloroform, eter, dan semangat minyak bumi;
larut etanol ,mendidih; sedikit larut dalam etanol.
Alasan pemilihan eksipien : merupakan basis suppositoria yang paling banyak digunakan
karena memenuhi persyaratan sebagai basis ideal, diantaranya
tidak berbahaya, lunak, tidak relatif, serta meleleh pada
temperatur tubuh.
Cara Sterilisasi : -
Pemerian Padatan yang terdiri dari lembaran berwarna putih atau agak
kuning; tidak berasa; butiran halus dengan sedikit tembus cahaya,
baunya mirip dengan care falava, tetapi kurang kuat
Kelarutan Larut dalam kloroform, eter, minyak tetap, minyak atsiri, dan
karbon disulfida hangat; sedikit larut dalam etanol (95%); praktis
tidak larut dalam air.
Persentase yang 5%
digunakan
Stabilitas Ketika care alba dipanaskan diatas 150ºC, esterifikasi terjadi
dengan konsekuensi penurunan nilai asam dan peningkatan titik
● Panas leleh
● Hidrolisis
/oksidasi
● Cahaya
Inkompatibilitas Tidak sesuai dengan oksidator
Alasan pemilihan eksipien : karena dapat meningkatkan suhu lebur suppositoria dalam
basis oleum cacao. Serta memperbaiki sifat polimorf oleum
cacao agar sediaan suppositoria stabil secara fisik dan tidak
terlalu lunak
Cara Sterilisasi : -
PERHITUNGAN
PROSEDUR PEMBUATAN
Dileburkan cera alba diatas penangas pada suhu 65⁰C hingga melebur
Ditambahkan sisa oleum cacao yang sudah dihaluskan , lalu tuang ke dalam cetakan
5. Uji Kekerasan
VIII.1. Hasil
No Perlakuaan Pengamatan
1. Disiapkan alat dan bahan Alat dan bahan telah disiapkan seperti :
Alat
Timbangan analitik
kertas perkamen
cetakan suppositoria
cawan porselin
kaca arloji
beaker glass
sendok taduk
sudip
gelas ukur
batang pengaduk
kotak obat dan botol obat kaca
Bahan
Paracetamol
Oleum cacao
Cera alba
2. Dileburkan cera alba dan oleum ccao Cera alba dan oleum cacao melebur hingga
diatas penangas air pada suhu 65⁰ menjadi cairan dan dilakukan pengadukan
hingga melebur dengan hati-hati
3. Diangkat dari penangas air dan Paracetamol homogen dengan basisnya,
ditambahkan paracetamol, homogenkan perlu dilakukan dengan waktu sesingkat
mingkin agar basis tidak memadat
4. Dimasukkan dalam cetakan Cetakan hanya terisi penuh 4 cetak
suppositoria
5. Dimasukkan dalam lemari pendingin. Hasil penimbanga n
Kemudian ditimbang 1. 2,3354 g
2. 3,3081 g
3. 3,2862 g
4. 3,3299 g
Rata rata = 3,0649 g
6. Dibungkus sediaan dalam aluminium sediaan suppo telah siap
foil serta dikemas dalam kotak
VIII.2. Pembahasan
Cera alba dileburkan di atas penangas air pada suhu 65⁰C hingga
melebur, kemudian ditambahkan lemak cokelat 2/3 bagian, setelah melebur
ditambahka paracetamol sambil diaduk hingga setelah homogen ditambahkan
sisa lemak cokelat yang sudah dihaluskan, lalu dituang ke dalam cetakan
yang sebelumnya telah diolesi parafin cair dengan tujuan untuk
mempermudahan pelepasan suppositoria dan tidak melekat pada cetakan,
penuangan leburan suppositoria ke dalam cetakan dilakukan dengan hati-hati
dan tidak terputus untuk mencegahte rbentuknya lubang-lubang akibat adanya
udara pada cetakan yang dapat mempengaruhi bobot suppositoria maupun
homogenitas dari suppositoria. leburan suppositoria yang dituang juga
diusahakan melebihi volume cetakan untuk mencegah penyusutan volume
suppositora dalam keadaan dinginlalu dimasukkan ke dalam lemari pendingin
setelah memadat dikeluarkan dari cetakan lalu ditimbang.
Peleburan lemak 2/3 bagian, lalu ditambahkan 1/3 bagian lemak cokelat
yang tidak dilebur atau dipanaskan. Hal ini, diharapkan agar tidak terjadi
peristiwa polimorfi dari lemak cokelat yang dapat membentuk kristal
metastabil. Jika lemak cokelat dilelehkan sebagian maka didapat titik leleh
suppositoria yang dapat meleleh pada suhu tubuh (tidak dapat meleleh pada
suhu kamar). Jika keadaan ini terjadi maka didapat suppositoria yang ideal.
.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Farmakope Indonesia Edisi. 2020.
Lachman, L., H.A. Liberman, J.L. Kanig. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Jakarta: UI Press.
Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME. Handbook of pharmaceutical excipients 6th ed.
2009; 1, 283, 441, 766.
Syamsuni. 2007. Ilmu Resep: :Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran : EGC
LAMPIRAN KEMASAN
LAMPIRAN FOTO