Anda di halaman 1dari 9

I.

FORMULA
Bahan Jumlah Kegunaan

Ibuprofen 2 gram Zat aktif

Carbopol 934 0,75% Suspending agent

Sukrosa 25 gram Pemanis

Natrium sitrat 2 gram Pendapar

Essence orange 0,5 mL (10 tetes) Perasa

Aquadest ad 100 mL Pelarut

Pembagian untuk 3x replikasi & 1 untuk dikemas


- Ibuprofen : 2 gram x 4 = 8 gram
- Carbopol 934 : 0,75 % x 4 = 0,75 gram x 4 = 3 gram
- Sukrosa : 25 gram x 4 = 100 gram
- Natrium sitrat : 2 gram x 4 = 8 gram
- Essence orange : 0,5 mL x 4 = 2 mL
- Pewarna jingga : 0,25 mL x 4 = 1 mL
- Aquadest :100 mL x 4 = 400 mL

II. METODOLOGI
1. Cara kerja
Semua bahan ditimbang
Carbopol 934 dimasukkan ke dalam mixer lalu ditambahkan aquadest
secukupnya
Diaduk menggunakan hand mixer (phillips) hingga terlarut
Dimasukkan ibuprofen sedikit demi sedikit sambil diaduk selama 5
menit dengan kecepatan 1 (18.000 rpm)
Dilarutkan sukrosa dan natrium sitrat dalam gelas beker hingga
homogen
Dimasukkan campuran larutan natrium sitrat dan sukrosa ke dalam
campuran ibuprofen sebelumnya
Ditambahkan 10 tetes essence orange lalu ditambahkan aquadest ad
100 mL

2. Uji organoleptis
uji organoleptis yang dilakukan yaitu meliputi bau, rasa, warna
3. Uji pH
Pengujian pH dilakukan menggunakan kertas pH pada formula
replikasi ke 1,2,3
4. Uji viskositas
Pengujian viskositas dilakukan dengan menggunakan alat visco tester
Rion VT06 rotor no 2
Formula yang sudah jadi dimasukkan ke dalam cup
Kemudian klik start dan tunggu hingga angka konstan
Didapatkan nilai viskositas
Diulangi hingga 3x replikasi
5. Uji volume sedimentasi
Uji volume sedimentasi dilakukan menggunakan alat conical flask 15
mL
Dimasukkan sediaan yang sudah jadi sebanyak 15 mL
Diamati pengurangan volume pada menit ke 30, 60, 90 menit, 1 hari, 2
hari dan 3 hari

𝑉𝑢
Jika terjadi perubahan volume dihitung F = 𝑉𝑜

Jika tidak ada perubahan, maka suspensi dianggap stabil dan tidak
memerlukan uji redispersi
6. Uji redispersi
Jika terbentuk endapan, sediaan dikocok sebanyak n x hingga
sedimentasi sebelumnya terdispersi kembali
Dihitung berapa banyak pengocokan yang diperlukan
% redispersi ability = (100% - (5 x n %))

III. HASIL PENGAMATAN


1. Uji organoleptis
Bau Rasa Warna

Jeruk Tidak terlalu manis Orange

2. Uji pH
Replikasi 1 6 (asam lemah)

Replikasi 2 6 (asam lemah)

Replikasi 3 6 (asam lemah)

3. Uji viskositas
Replikasi 1 120 dPa-3

Replikasi 2 50 dPa-3

Replikasi 3 50 dPa-3

4. Uji volume sedimentasi


Menit ke- Vu F

30 15 1

60 15 1
90 15 1

1 hari 15 1

2 hari 15 1

3 hari 15 1
IV. PEMBAHASAN
Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak
larut yang terdispersi dalam fase cair. Dalam pembuatan suspensi, kita
selaku praktikan mengharapkan hasil dari suspensi yang kita buat itu adalah
merupakan suspensi yang masuk dalam kategori suspensi ideal atau stabil.
Suspensi yang ideal merupakan suspensi yang memiliki kriteria yakni,
partikel yang terdispersi harus mempunyai ukuran yang sama dan tidak
mengendap cepat dalam wadah, endapan yang terbentuk tidak boleh keras,
dan harus terdispersi dengan cepat dengan sedikit pengocokan, harus
mudah dituang, memiliki rasa enak dan tahan terhadap serangan mikroba,
untuk obat luar harus mudah disebar dipermukaan kulit dan tidak cepat
hilang ketika digunakan serta cepat mengering.
Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat suspensi dengan zat
aktif Ibuprofen yang mempunyai khasiat sebagai analgetik dan antipiretik.
Selain Ibuprofen terdapat juga bahan – bahan lain seperti Carbopol 934
sebagai suspending agent, sukrosa sebagai pemanis, natrium sitrat sebagai
pendapar, Essence orange sebagai pemberi rasa jeruk, dan aquadest sebagai
pelarutnya.
Dari berbagai jenis suspensi, suspensi yang dibuat pada praktikum ini
adalah jenis suspensi oral. Dimana suspensi oral itu merupakan sediaan cair
yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam
fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai yang ditujukan untuk
pemakaian oral. Pembuatan suspensi ada dua metode, yaitu metode
presipitasi dan metode dispersi. Metode presipitasi dilakukan dengan
melarutkan zat aktif pada pelarut organik. Sedangkan metode dispersi,
suspensi dibuat dengan cara menambahkan bahan aktif dalam mucilago
yang telah dibuat terlebih dahulu. (Syamsuni,2006).
Terdapat beberapa metode pembuatan suspensi diantaranya yaitu
metode flokulasi, deflokulasi dan metode campuran. Pada praktikum ini
menggunakan metode flokulasi, dimana dalam sistem flokulasi, partikel
obat terflokulasi merupakan agregat yang bebas dalam ikatan lemah. Sistem
ini pristiwa sedimentasinya cepat terjadi dan partikel mengandap sebagai
flok (kumpulan partikel). Sedimen terbentuk dalam keadaan “terbungkus”
dan bebas, tidak membentuk “cake” yang keras dan padat serta mudah
terdispersi kembali ke dalam bentuk semula (Bambang,2007).
Ibuprofen merupakan obat non Steroid Anti Inflammation Drug
(NSAID) yang digunakan secara luas sebagai antiinflamasi, analgetik dan
antipiretik. Rumus molekul ibuprofen C13H18O2 dan berat molekul
206,28. Rumus bangun ibuprofen :

Ibuprofen berupa serbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau khas
lemah. Ibuprofen praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam
etanol, metanol, aseton dan dalam kloroform, sukar larut dalam etil asetat
(Ditjen POM, 1995).
Dari praktikum pembuatan suspensi yang kami lakukan kemudian
dilakukan evaluasi terhadap sediaan suspensi tersebut yaitu Uji organoleptis
Uji pH, Uji viskositas, Uji volume sedimentasi, dan Uji redispersi.
Pengujian organoleptis menunjukkan bahwa warna suspense adalah orange,
bau yang dihasilkan adalah bau khas jeruk dan rasanya adalah manis khas
jeruk karena penambahan essence orange dan sukrosa. Dari segi tampilan,
sediaan terlihat baik dengan warna orange yang homogen. Uji pH pada
suspensi dispersi menunjukkan pH yang konstan dari hari pertama hingga
hari ke empat yaitu pH pH 6 (dispersi). pH sediaan yang ideal yaitu 6,5 –
7,5 karena rentang pH tersebut cocok dengan pH tubuh.
Viskositas suspensi ibuprofen bertambah seiring bertambahnya
konsentrasi bahan pensuspensi, Pengujian viskositas dilakukan dengan
menggunakan alat viscotester Rion VT06 rotor no 2. Viscotester Rion VT06
adalah perangkat rotasi satu silinder untuk mengukur viskositas cairan
untuk penggunaan sederhana. Sebuah rotor yang berputar dengan kecepatan
konstan direndam dalam fluida dalam bejana. Resistansi (torsi) yang
bertemu rotor saat direndam dalam fluida diukur dengan mekanisme khusus
sehingga nilai-nilai ditampilkan yang dapat digunakan secara langsung.
Nilai viskositas yang kami peroleh berurut yaitu 120, 50 dan 50 dPa-3
berdasarkan jurnal dalam formulasi suspense ibuprofen tersebut nilai
viskositas ini masih berada dalam rentang, dengan rentang sebesar 42,662
– 58,5532 poise.
Karena kemampuan mendispersi kembali merupakan salah satu
pertimbangan utama dalam menaksir penerimaan pasien terhadap suatu
suspensi, dan karena endapan yang terbentuk harus dengan mudah
didispersikan kembali dengan pengocokan sedang agar menghasilkan suatu
sistem homogen, maka pengukuran volume sedimentasi dan mudahnya ia
mendispersi membentuk dua prosedur evaluasi dasar yang paling umum.
Konsep volume endapan (volume sedimentasi) adalah sederhana.
Pendeknya, konsep tersebut mempertimbangkan rasio tinggi akhir dari
endapan (Hu) terhadap tinggi awal suspensi keseluruhan (Ho) pada waktu
suspensi mengendap dalam suatu silinder dibawah kondiri standar.
Pengujian sedimentasi dilakukan dengan conical flask 15 mL yang disikan
suspense sampai penuh dan sampel didiamkan selama 30, 60, 90 menit, 1,
2, 3 hari yang tiap waktunya diamati penurunan volume yang terjadi.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus F= Vu/Vo dimana Vu
merupakan volume akhir dan Vo merupakan volume awal yaitu 15 cm. Dari
perlakuan tersebut selama 3 hari didapatkan nilai F=1, yang menandakan
bahwa suspense ibuprofen tersebut tidak membentuk cakeing dan dikatakan
stabil.
Uji redispersi, ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan suspensi untuk
dapat terdispesi kembali secara homogen dengan pengocokan ringan. Redispersi
dipengaruhi oleh viskositas dari sediaan, dimana semakin tinggi viskositas maka
redispersibilitas yang dihasilkan semakin rendah. Pada praktikum ini tidak
dilakukan uji redispersi karna sediaan suspensi ibuprofen ini stabil dan tidak ada
terbentuk sedimentasi sehingga uji redispers tidak dapat dilakukan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan formulasi suspense serta hasil pengamatan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Uji organoleptis formulasi kelompok 1 sesuai dengan tujuan yang
diinginkan yaitu rasa pahit ibuprofen tertutupi dengan penambahan
aroma jeruk yang disukai oleh anak – anak
2. Uji pH formulasi kelompok 1 yaitu rata-rata pH yang diperoleh adalah
6 (asam lemah)
3. Uji viskositas pada formulasi replikasi ke 1 yaitu 120 dPa-3 , replikasi
ke 2 dan ke 3 yaitu 50 dPa-3 . Dimana uji yang telah dilakukan telah
sesuai dengan jurnal yang digunakan, karena pada jurnal rentang
viskositasnya yaitu 42,662 – 58,5532 poise
4. Uji volume sedimentasi pada formula kelompok 1 dianggap stabil dan
tidak memerlukan uji redispersi karena tidak adanya pengurangan
volume suspensi.
VI. Daftar Pustaka
Bambang, P. 2007. Manajemen Farmasi Industri.Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Syamsuni, H. A., 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Ahmed, Aejaz dan Asgar Ali. 2012. Formulation and In vitro Evaluation
of Readyuse Suspension of Ampicilin Trihydrate. International Journal
of Applied Pharmaceutics Vol 2, Issue 3, 2010
Ancha, Kumar dan Jackson. 2010. Formulation and Evaluation of
Pedriatic Azithromycin Suspension. International Journal of Pharma and
Bio Sciences V1(2)2010
Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. UI
Press. Jakarta
Emilia, W. Taurina, dan A. Fahrurroji. 2013. Formulasi dan Evaluasi
Stabilitas Fisik Suspensi Ibuprofen dengan Menggunakan Natrosol
HBR sebagai Bahan Pensuspensi. Jurnal UNTAN. 1-12
Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai