PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1) Mengetahui pembuatan formulasi sediaan suspensi ibuprofen serta metode
yang baik dan benar.
2) Mengetahui evaluasi sediaan suspensi ibuprofen seperti Organoleptis, pH,
BJ, viskositas, volume sedimentasi, dll.
3) Mengetahui dan mampu membuat kemasan suspensi ibuprofen dengan
benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Komponen suspensi
terdiri dari komponen sistem tersuspensi dan juga komponen pembawa suspensi
atau fase eksternal. Sistem tersuspensi terdiri dari agen pembasah, dispersan, agen
pemflokulasi dan juga pengental sedangkan fase eksternal terdiri dari agen
pengontrol pH, agen osmotik, agen pewarna ; flavor; dan fragans, serta pengawet.
Keuntungan Suspensi :
Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai yang dapat memperlambat
terlepasnya obat.
Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan
Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak, dibandingkan dalam
larutan.
Kekurangan Suspensi :
Rasa obat dalam larutan lebih jelas
Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya
pulveres, tablet, kapsul
Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar
kandungan dalam larutan dimana terdapat air sebagai katalisator III.
Chondrus
Diperoleh dari tanaman chondrus crispus dan mamilosa, dapat larut dalam air,
tidak larut dalam alkihol, bersifat alkali. Ekstrak dari chondrus disebut caragen,
yang banyak dipakai oleh industri makanan. Caragen merupakan derivat dari
saccharida, jadi mudah dirusak oleh bakteri, sehingga perlu ditambahkan bahan
pengawet untuk suspensi tersebut.
Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragcanth sangat
lambat mengalami hidrasi, untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan
pemanasan, mucilago tragacath lebih kental dari mucilago dari gom arab.mucilago
tragacanth baik sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator.
Algin
Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat dala
m bentuk garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan senyawa organic
yang mudah mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi dalam align
memerlukan bahan pengawet. Kadar yang dipakai sebagai suspending agent
umumnya 1 -2 %.
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat. Tanah liat yang seri
ng dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada tiga macam yaitu
bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah liatdimasukkan kedalam air merek
a akan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan penggojokan. Peristiwa
ini disebut tiksotrofi. Karena peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah
sehingga stabilitas dari suspensi menjadi lebih baik.
Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan
bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran
suspensi. Kebaikan bahan suspensi dari bahan tanah liat adalah tidak dipengaruhi
oleh suhu atau panas dan fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan tersebut
merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat.
Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa (methol, tylose), karbrsi
metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa. Dibelakang dari nama tersebut bias
anya terdapat angka atau nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini
menunjukkan kemampuanmenambah vislositas dari cairan yang dipergunakan
untuk melarutkannya semakin besar angkanya bearti kemampuannya semakin
tinggi. Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun sehingga b
anyak dipakai dalam produksi makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensus
pensi juga
digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur (disintergator) dalam pembuat
an tablet.
Golongan organik polimer
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Cabophol 934 (nama dagang
suatu pabrik). Merupakan serbuk putih bereaksi asam, sedikit larut dalam air,
tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit,serta sedikit pemakaiannya. Sehingga
bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh
viskositas yang baik diperlukan kadar ± 1%. Carbophol sangat peka terhadap
panas dan elektrolit. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas dari la
rutannya.
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah
terbentuk kemudian baru diencerkan. Perlu diketahui bahwa kadang-kadang
terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena
adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk. Serbuk yang sangat halus
mudah kemasukkan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk
terbasahi tergantung besarnya sudut kontak antara zat terdispersi dengan medium.
Bila sudut kontak ± 90 º serbuk akan mengambang diatas cairan . serbuk yang
demikian disebut memiliki sifat hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar
muka antar partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan
zat pembasah atau welling agent.
Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak
dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan dengan
larutan pensuspensi dalam air. Akan tetapi endapan halus dan tersuspensi dengan
bahan pensuspensi. Cairan organik tersebut adalah etanol, propilenglikol dan polie
tilenglikol.
Flokulasi
Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil para benzoat (1:1250), etil
p. Benzoat (1:14000), nipasol, nipagin ± 1 %. Disamping itu, banyak pula digunak
an garam komplek dari mercuri untuk pengawet, karena memerlukan jumlah yang
kecil, tidak toksik dan tidak iritasi. Misalnya fenil mercuri nitrat, fenil mercuri chl
orida, fenil mercuri asetat.
Semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar yang mempunyai
tuang udara diatas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang.
Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan
terlindung dari pembekuan, panas yang berlebihan dan cahaya. Suspensi perlu dik
ocok setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin distribusi zat padat yang mer
ata dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan setiap kali tepat dan seragam. P
ada etiket harus juga tertera "Kocok Dahulu".
Prosedur :
Gunakan piknometer bersih, kering, dan telah dikalibrasi dengan
menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang baru dididihkan, pada suhu 25°.
Atur hingga suhu zat uji lebih kurang 20°, masukkan ke dalam piknometer. Atur
suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 25°, buang kelebihan zat uji dan
timbang. Kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot piknometer yang telah
diisi. Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat
dengan bobot air dalam piknometer. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi
keduanya ditetapkan pada suhu 25°.
2. Penetapan Bobot per Mililiter
Bobot per milliliter suatu cairan adalah bobot dalam g per ml cairan yang
ditimbang di udara pada suhu 200C, kecuali dinyatakan lain dalam monografi.
(Farmakope Indonesia IV, 1995). Bobot per ml zat cair ditetapkan dengan
membagi bobot zat cair di udara yang dinyatakan dalam g, dari sejumlah cairan
yang mengisi piknometer pada suhu yang telah ditetapkan dengan kapasitas
piknometer yang dinyatakan dalam ml, pada suhu yang sama. Kapasitas
piknometer ditetapkan dari bobot di udara dari sejumlah air yang dinyatakan
dalam g, yang mengisi piknometer pada suhu tersebut. Bobot 1 liter air pada suhu
yang telah ditetapkan bila ditimbang terhadap bobot kuningan di udara dengan
kerapatan 0,0012 g/ml seperti tertera dalam tabel berikut. Penyimpangan
kerapatan udara dari harga tersebut di atas, yang diambil sebagai harga rata-rata,
tidak mempengaruhi hasil penetapan yang dinyatakan dalam Farmakope
Indonesia.
3. Homogenitas
4. Volume Terpindahkan
Uji berikut dirancang sebagai jaminan bahwa larutan oral dan suspense
yang dikemas dalam wadah dosis ganda, dengan olume yang tertera pada etiket
tidak lebih dari 250 ml, yang tersedia dalam bentuk sediaan cair atau sediaan cair
yang dikonstitusi dari bentuk padat dengan volume yang ditentukan, jika
dipindahkan dari wadah asli, akan memberikan volume sediaan seperti yang
tertera pada etiket. Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari
30 wadah, dan selanjutnya ikuti prosedur berikut untuk bentuk sediaan tersebut.
Larutan oral, suspensi oral, dan sirup dalam wadah dosis ganda, kocok isi 10
wadah satu persatu. (Farmakope Indonesia IV, 1995)
Serbuk dalam wadah dosis ganda yang mencantumkan penandaan volume
untuk larutan oral atau suspensi oral yang dihasilkan bila serbuk dikonstisusi
dengan sejumlah pembawa seperti tertera pada etiket, konstitusi 10 wadah dengan
volume pembawa seperti tertera pada etiket diukur secara saksama, dan campur.
(Farmakope Indonesia IV, 1995)
Prosedur : Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur
kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali
volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara hati-hati untuk menghindarkan
pembentukan gelembung udara pada waktu penuangan dan diamkan selama tidak
lebih dari 30 menit. Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap
campuran: volume rata-rata larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 10
wadah tidak kurang dari 100%, dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari
95% dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika A adalah volume rata-rata
kurang dari 100% tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satu wadahpun
volumenya kurang dari 95% dari volume yang tertera pada etiket, atau B tidak
lebih dari satu wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% dari
volume yang tertera pada etiket, lakukan pengujin terhadap 20 wadah tambahan.
Volume rata-rata larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 30 wadah tidak
kurang dari 100% dari volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari satu
dari 30 wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% seperti yang
tertera pada etiket. (Farmakope Indonesia IV, 1995)
5. Penetapan Kekentalan
Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan
untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati
permukaan datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila ruang di antara
permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya.
Kekentalan adalah tekanan geser dibagi laju tegangan geser. Satuan dasarnya yaitu
poise; namun oleh karena kekentalan yang diukur umunya merupakan harga
pecahan poise, maka lebih mudah digunakan satuan dasar sentipoise (1 poise =
100 sentipoise). (Farmakope Indonesia IV, 1995)
Penentuan suhu penting karena kekentalan berubah sesuai suhu; secara
umum kekentalan menurun dengan menaiknya suhu. Kekentalan mutlak dapat
diukur secara langsung jika dimensi alat pengukur diketahui dengan tepat, tetapi
pengukuran umumnya lebih praktis dilakukan dengan mengkalibrasi alat
menggunakan cairan yang diketahui kekentalannya, kemudian kekentalan cairan
uji ditetapkan dengan membandingkan terhadap kekentalan cairan yang telah
diketahui. (Farmakope Indonesia IV, 1995)
Metode yang umum digunakan untuk pengukuran kekentalan meliputi
penetapan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu cairan untuk
mengalir melalui kapiler. Banyak jenis viskosimeter tabung kapiler telah
dirancang, tetapi viskosimetet Ostwald dan Ubbelohde adalah yang paling sering
digunakan. Untuk mengukur kekentalan, suhu zat uji yang diukur harus
dikendalikan dengan tepat, karena perubahan suhu yang kecil dapat menyebabkan
perubahan kekentalan yang berarti. Untuk pengukuran sediaan farmasi, suhu
dipertahankan dalam batas lebih kurang 0,1. (Farmakope Indonesia IV, 1995)
3.1 Formulasi
3.1.1 Formulasi Pembanding 1
Suspensi Ibuprofen Dengan Menggunakan Natrosol Hbr
Sebagai Bahan Pensuspensi
Bahan Formula
Nama Bahan Komposisi Tiap Fungsi
Formulasi
Ibuprofen (g) 2 Zat aktif
Natrosol HBR % 1 Suspending Agent
Sukrosa (g) 25 Pemanis
Natrium sitrat (g) 2 Pendapar
Perasa jeruk (mL) 0,50 Perasa
Pewarna jingga (mL) 0,25 Pewarna
Aquadest (mL) Ad 100 Zat pembawa
Bahan Formula
Apabila dibuat dalam 1 batch (10 botol) maka tiap komposisi dikalikan 10.
2. Bobot Jenis
Isi piknometer dengan sediaan sampai penuh, kondisikan suhu suhu 25⁰c,
timbang
Bersihkan piknometer sampai kering
3. Viskositas
Sediaan, masukkan ke dalam panci stainless spedal 3
5. Volume Sedimentasi
Suspensi yang sudah dikocok, masukkan kedalam 3 tabung reaksi berskala masing2 10
ml (Vo)
Gojok Suspensi tempatkan kedalam rak tabung reaksi
Catat volume akhir dengan adanya sedimentasi volume akhir terhadap volume yang
diukur (Vu)
Catat volume endapan pada waktu 0,5,10,15,20,25,30,60 menit dan 1 hari
Vo tabung 1 = 8,5 mm
2 = 7,5 mm
3 = 8,5 mm
Vo rata-rata = 24,5 mm/3 = 8,17 mm
Waktu (menit) Vo / mm Vu / mm F = Vu / Vo
5 menit 8,17 0 0/8,17 = 0
10 menit 8,17 0 0/8,17 = 0
15 menit 8,17 0,13 0,13/8,17 = 0,016
20 menit 8,17 0,33 0,33/8,17 = 0,040
25 menit 8,17 0,33 0,33/8,17 = 0,040
30 menit 8,17 0,33 0,33/8,17 = 0,040
60 menit 8,17 0,47 0,47/8,17 = 0,057
1 hari / 24 jam 8,17 0,90 0,90/8,17 = 0,110
60
40
20
0
0 'm 5 'm 10 'm 15 'm 20 'm 25 'm 30 'm 60 'm
Sumbu x = waktu (menit)
3.6 Brosur, Kemasan dan Etiket
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA