populasi. Pemeriksaan hasil obstetri dan neonatal di antara wanita dengan penyakit autoimun dan bayi
mereka dapat memberikan wawasan penting untuk manajemen klinis.
Metode: Penyakit dan hasil autoimun diidentifikasi menggunakan catatan medis. Persalinan sesar,
kelahiran prematur, preeklampsia, kecil untuk usia kehamilan (SGA), perawatan neonatal intensif (NICU)
masuk, neonatal respiratory distress syndrome (RDS), dan risiko kematian perinatal dinilai. Regresi
Poisson dengan kesalahan standar yang kuat memperkirakan risiko relatif (RR) dan interval kepercayaan
95% (95% CI) dengan penyesuaian karakteristik ibu dan kondisi kronis lainnya.
Hasil: Wanita dengan T1DM berada pada risiko yang meningkat untuk hampir semua hasil termasuk RDS
(RR: 3,62; 95% CI: 2,84, 4,62), kematian perinatal (RR: 2,35; 95% CI: 1,12, 4,91), kelahiran sesar (RR: 2.16;
95% CI: 2.02, 2.32) dan interpretermbirth (RR: 3.52; 95% CI: 3.17,3.91). Wanita dengan SLEH juga
berisiko lebih tinggi untuk penafsiran pengiriman (RR: 2.90; 95% CI: 2.42, 3.48) dan RDS (RR: 2.99; 95%
CI: 1.99, 4.51) seperti halnya wanita dengan Crohn (kelahiran sesar RR: 1.31, 95% CI: 1.08, 1.60;
kelahiran prematur RR: 1,84, 95% CI: 1,37, 2,49. RA meningkatkan risiko SGA (RR: 1,66; 95% CI: 1,08,
2,55).
Kesimpulan: Meskipun heterogenitas pada penyakit autoimun, kami mengamati peningkatan kelahiran
prematur risiko untuk sebagian besar wanita dengan penyakit autoimun.SLE dan T1DM tampaknya
memberikan peningkatan risiko untuk berbagai hasil yang merugikan.