PRAKTIKUM 7
KONSTRUKSI PLASMID (SELEKSITRANSFORMASI)
28. Uv Untuk
transluminato memvisualisasi
r DNA setelah proses
elektroforesis
IV. PROSEDUR
4.1 Tahap Penumbuhan Kultur
Transforman Pertama diambil 5 (lima) koloni yang tumbuh pada hasil
transformasi, kemudian diinokulasikan masing-masing ke dalam 3 mL media
LB cair yang mengandung ampisilin 100 µg/µL. Lalu ditumbuhkan overnight
pada suhu 37ºC dengan moderate shaking (250 rpm).
4.2 Tahap Isolasi Plasmid
4.4.2 Pencucian
Ditambahkan 700 μl Wash Buffer (pastikan ethanol sudah
ditambahkan) ke dalam kolom lalu sentrifugasi pada 14-16.000 xg
selama 30 detik. Lalu supernatant pada tabung penampung
dibuang.Kemudian diletakkan kembali Kolom PD di tabung
penampung.
4.4.3 Pengeringan
Disentrifuga pada 14-16.000 xg selama 3 menit untuk mengeringkan
matriks kolom. Kemudian tabung penampung dibuang. Setelah itu,
letakkan kembali Kolom PD di tabung Mikrotube 1,5 ml yang baru.
4.4.4 Elusi
Ditambahkan 50 μl elution buffer pada bagian tengah matriks
KolomPD. Lalu didiamkan selama minimal 2 menit. Setelah itu,
sentrifugapada 14-
16.000 xg selama 2 menit untuk mengelusi DNA yang telahdimurnikan.
4.5 Konfirmasi Hasil Restriksi Melalui Elektrforesis Agarosa
4.5.1 Pembuatan Gel agarose
Disiapkan volume buffer elektroforesis yang memadai (TAE lihat
Kritis Parameter, buffer elektroforesis) untuk mengisi tangki
elektroforesis dan menyiapkan gel. Lalu ditimbang agarose untuk
volume 40 mL. Kemudian dituang larutan penyagga TAE 1x ke dalam
labu erlenmeyer. Tutup mulut labu Erlenmeyer. Selanjutnya dilarutkan
agarosa dengan cara dipanaskan di dalam microwave. Kemudian
agarosa yang telah dipanas didinginkan dahulu sebelum dituang ke
cetakan gel. Lalu disegel cetakan gel jika terbuka pada sisi yang
terbuka. Dituang agarosa leleh dan masukkan sisir gel, pastikan tidak
ada gelembung yang terperangkap di bawah sisir dansemua gelembung
di permukaan agarosa dihilangkan sebelum gel mengeras.
4.5.2 Dimasukkan gel dan dijalankan perangkat elektroforesis
Setelah gel mengeras, dilepaskan selotip dari ujung terbuka cetakan gel
dan tarik sisir gel, berhati-hatilah agar tidak merobek sumur sampel.
Kemudian cetakan gel yang berisi gel set dimasukkan ke tangki
elektroforesis. Lalu dituang buffer elektroforesis hingga merendam gel
hingga kedalaman sekitar 1 mm (atau hanya sampai bagian atas sumur
terendam). Selanjutnya dipastikan tidak ada kantong udara yang terjebak
di dalamnya sumur. Kemudian di campurkan 5 µL sampel DNA dengan
2 µL Loading dye dan dipipet campuran tersebut dan 5 µL marka DNA
ke dalam sumur gel yang terpisah. Kemudian ditutup tangki
elektroforesis dan pastikan Input listrik sudah masuk kedalam Shocket
sehingga DNA akan berpindah ke arah gel anoda atau lead positif. Atur
voltase menjadi
40 V dan waktu eletroforesis selama 50 menit, kemudian jalankan
elektroforesis. Lalu dimatikan catu daya jika pewarna biru bromphenol
dari Loading buffer telah bermigrasi hingga jarak yang dinilai cukup
untuk pemisahan fragmen DNA. Gel kemudian diwarnaidengan
merendam gel dalam larutan encer etidium bromida (0,5 g / ml dalam
air) dan diaduk perlahan 10 sampai 30 menit. Gel direndamdi dalam air
selama 30 menit. Pada sumur agarosa tempatkan 3 µL marka DNA, 2 µL
hasil restriksi, dan 2 µL plasmid yang belum direstriksi.
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Hasil Pegamatan
3. Koloni C
4. Koloni D
5. Koloni E
6. Plasmid sebelum digesti
7. DNA ladder (bp)
Ket :
1. Koloni A
Koloni A terletak pada ukuran 3500 bp yang mejadikan migrasi
pergerakkannya menjadi lambat atau sulit dikarenakan ukuran nya
besar.Hal ini juga sama dengan koloni B, dimana koloni A dan B memiliki
pergerakkan yang sama dan ukuran yang sama. Dapat di duga bahwasannya
pita ini merupakan pita plasmid rekombinan TAGZyme - subB.
2. Koloni B
Pada koloni B didapatkan 2 pita dimana pita yang satu berukuran
sekitar3500 bp dan pita kedua berukuran 1000 bp. Pita koloni B terletak
pada ukuran 3500 bp yang mejadikan migrasi pergerakkannya menjadi
lambatatau sulit dikarenakan ukuran nya besar. Lalu pada pita koloni B
yang terletak pada ukuran 1000 bp migrasi nya lebih cepat karena
ukurannya
mjgrasi nya. Dapat di duga bahwasanya pita ini merupakan berat plasmid
sebelum di digesti.
7. DNA ladder (bp)
DNA ladder atau marker merupakan kumpulan fragmen yang spesifik dan
telah diketahui ukurannya yang berfungsi sebagai penanda untuk
memperkirakan ukuran DNA hasil amplifikasi. Setelah elektroforesis, DNA
divisualisasi di atas lampu UV untuk melihat pita-pita DNA.
Dari elektroforegram yang diperoleh:
1. Manakah koloni yang membawa plasmid rekombinan yang diharapkan?
Jelaskan!
Jawab :
Koloni no 2 dan no 5. Karena digesti yang digunakan itu adalah enzim
retriksi dan terdapat 2 pita yang terbentuk yang masing-masingnyamemiliki
3500 bp dan 1000 bp, dimana pita yang memiliki 3500 bp merupakan
plasmid dan pita yang memiliki 1000 bp yaitu insert DNA.
2. Jelaskan pada setiap sampel apa yang terjadi dan bagaimana cara
mengatasinnya (jika tidak sesuai dengan yang diharapkan)!
Jawab :
Koloni A, bentuk pita tidak jelas karena terkontaminan oleh
senyawayang ikut terekstraksi. Solusinya, diberi larutan peluntur
Destainingsolution.
Koloni B, mengalami pemotongan yang baik yaitu membentuk 2
ukuran plasmid yaitu 3,5 kb dan 1 kb.
Koloni C, tidak muncul pita karena terlalu lalu lama direndam dalam
buffer TAE. Solusinya, waktu optimal perendaman 30-50 menit.
Koloni D, bentuk pita tidak jelas karena terkontaminan oleh
senyawayang ikut terekstraksi. Solusinya, diberi larutan peluntur
Destainingsolution.
Koloni E, mengalami pemotongan yang baik yaitu membentuk 2
ukuran plasmid yaitu 3,5 kb dan 1 kb.
Plasmid sebelum digesti, bentuk pita tidak jelas karena plasmid belum
terestriksi
3. Bagaimana cara memperbanyak dan menyimpan transforman yang telah
dipastikan membawa plasmid rekombinan yang diinginkan!
Jawab :
Memperbanyak transforman dapat dilakukan dengan cara kloning gen,
kloning gen adalah teknik untuk memperbanyak gen. Teknik ini dilakukan
dengan insersi fragmen DNA rekombinan melalui suatu pembawa gen
berupa plasmid, bakteriofage, dan kosmid (Sudjadi, 2008). Setelah itu,
pembawa gen diinsersi ke dalam sel inang, kemudian DNA rekombinan
diperbanyak melalui propagasi atau pembelahan organismeinang. Selain itu
memperbanyak dan menyimpan transforman dengan cara merangkai
konstruksi plasmid pada suhu 25-37◦C yang diakhiri dengan seleksi
transforman dari hasil transformasi.
- DNA yang ingin disisipkan, diisolasi dan dipotong oleh enzim retriksi
endonuklease, ditempat yang urutan nukleotidanya spesifik
- Plasmid bakteri e.coli, diisolasi dan dipotong pula oleh enzim yang sama.
Plasmid ini biasanya disebut sebagai vektor pengklon
- Fragmen DNA kemudian disisipkan kedalam vektor dan disatukan oleh
enzim ligase.
Interprestasi :
Sumur 1 : TAGZyme + DNA sisipan
Sumur 2 : TAGZyme
I : Memiliki migrasi yang lambat dikarenakan memiliki ukuran pb
yangbesar yakni plasmid serta DNA sisipan
II : Memiliki migrasi yang cepat karena memiliki ukuran pb yang
kecilyakni plasmid saja.
4. Jelaskan prinsip 2 (dua) metode lain yang dapat digunakan untuk seleksi
transforman!
Jawaban:
1. Seleksi Antibiotik
Prinsip : Ketika plasmid yang mengandung gen merB berada di dalam
E.coli, maka bakteri tersebut akan mengalami transformasi yaitu
perubahanresistensi terhadap antibiotik ampisilin. Hal ini dikarenakan pada
plasmidterdapat gen yang resisten terhadap antibiotik ampisilin. Bakteri E.
coli yang awalnya tidak mampu bertahan hidup (tidak resisten) pada media
yang mengandung antibiotik ampisilin, setelah memperoleh plasmid yang
mengandung gen resisten ampisilin menjadi mampu bertahan
hidup(resisten) pada media yang mengandung antibiotik ampisilin
(Rotinsulu,et.al., 2019).
2. Seleksi Biru Putih
Prinsip : Digunakan enzim β-galaktosidase. β-galaktosidase adalah enzim
yang dihasilkan dari ekspresi gen lacZ. Gen ini diatur ekspresinyaoleh
operon lac. Aktivator untuk ekspresi gen ini adalah molekul laktosayang
dalam jumlah tertentu dapat menginduksi terekspresinya gen lacZ. Pada
MCS terdapat gen lacZ yang akan mengkode β- galaktosidase. Sehingga
X-gal
akan menjadi biru. Apabila telah ada DNA sisipan, makaDNA sisipan tsb
akan merusak gen lacZ → β-galaktosidase tidak diproduksi X-gal tidak
diuraikan = putih (Kauffman, S., 1995) (Gupta, P.K., 2008).
5. Jika metode seleksi transforman yang akan digunakan adalah seleksi biru
putih, jelaskan minimal 3 (tiga) faktor utama yang harus dipertimbangkan agar
seleksi berjalan dengan sukses
Jawaban:
Protokol utama dan lengkap skrining biru-putih mencakup 3 langkahpenting:
A. Ligasi: ligasi DNA asing ke MCS vektor plasmid
7. Tindakan apa yang dapat dilakukan jika diketahui tidak terdapat DNA
insert dalam plasmid yang diisolasi? Jelaskan
Jawaban:
Mengulang tahapan awal dengan cara membuat ulang konstruksi plasmid
rekombinan yang baru, disiapkan vektor (plasmid) dan insert (gene of
your interest).
Agar insert ini bisa masuk dan menyisip ke dalam vektor pada posisi dan
orientasi yang benar, maka perlu dilakukan pemotongan dengan enzim
restriksi. Dipilih pemotongan yang menghasilkan hasil lancip. Ujung
potongan yang kohesif sangat menguntungkan karena pasanganinsert dan
vektor akan dapat diligasi jiga dipotong dengan enzim restriksi yang sama.
Sedangkan ujung tumpul akan dapat menempel dengan ujung tumpul
lainnya yang tidak spesifik.
Singkatnya, untuk preparasi:
vektor: vektor murni prep → digesti → isolasi dari gel → penetapan
konsentrasi → ligasi
insert: amplifikasi →isolasi dari gel → digesti → ekstraksi fenol-
kloroform → penetapan konsentrasi → ligasi
Agar bisa melakukan reaksi ligasi dengan baik dilakukan purifikasi vektor
maupun insert, agar tidak terkontaminasi dengan fragmen- fragmen DNA
yang lain. Oleh karena itu, biasanya vektor yang telah dipotong di-run
pada gel agarosa, dan diisolasi fragmen yang diinginkan dari gel. Sebelum
melakukan reaksi ligasi, diperlukan penetapan konsentrasi DNA vektor
maupun insert, karena perbandingan yang tidak sesuai dapat menyebabkan
hasil yang tidak diinginkan
6.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan praktikum konstruksi plasmid uji
transformasi dan seleksi transforman. Tujuan dari praktikum kali ini yaitu
Mengidentifikasi metode dan melakukan prosedur seleksi transforman.
Plasmid merupakan DNA sirkular untai ganda ekstrakromosomal pada bakteri
dengan panjang kurang dari 20 kb yang dapat bereplikasi sendiri, sehingga
memungkinkan terdapatnya banyak kopidalam satu sel. Sebagian besar
plasmid dalam sel tersusun dalam struktur molekul yang sangat berpilin
(supercoiled). Supercoiling ini terjadi karena sebagian heliks ganda DNA
plasmid terbuka oleh kerja enzim topoisomerase selama replikasi. Bentuk
berpilin ini hanya dapat dipertahankan jika kedua untai polinukleotida dalam
keadaan utuh, sehingga disebut DNA sirkular yang tertutup secara kovalen
(DNA kovalen-tertutup). Jika salah satu untai polinukleotida terputus, maka
heliks ganda akan berelaksasi kembali ke keadaan normalnya, ke bentuk
alternatif plasmid yang disebut sirkular terbuka (open circular) (Hogg, 2005).
Lalu pada koloni E didapatkan 2 pita dimana pita yang satu berukuran sekitar
3500 bp dan pita kedua berukuran 1000 bp. Pita koloni Eterletak pada ukuran
3500 bp yang mejadikan migrasi pergerakkannya menjadi lambat atau sulit
dikarenakan ukuran nya besar. Lalu pada pita koloni E yang terletak pada
ukuran 1000 bp migrasi nya lebih cepat karenaukurannya yang ringan. Dapat
di duga bahwasannya pita 3500 bp merupakan plasmid sedangkan pada pita
1000 bp merupakan insert DNA.
VII. KESIMPULAN
7.1 Dari hasil elektroforogram dapat diketahui koloni yang membawa
plasmid rekombinan terdapat pada nomor 2 dan 5 yaitu koloni B dan
E. Pita pada kedua koloni menunjukan hasil yang sangat bagus, karena
hanya menunjukkan lebih dari satu pita. Dan keduanya terletak pada
ukuran 1000 bp.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Brown, T. A. 2010. Gene cloning and DNA analysis. Blackwell Publishing,
Oxford. Halaman : 95-99.
Casali, N. and Preston, A. (2003). E. coli plasmid vectors: methods and
applications. New Jersey, Humana Press. Diakses pada tanggal
9 Desember 2022.
Hogg, S. 2005. Essential Microbiology. England: John Wiley & Sons Inoue, H.,
Nojima, H., Okayama, H. 1990. High efficiency transformation
of Escherichia coli with plasmids. Gene 96 (1) : 23- 28.
Kauffman, S. (1995). At Home in the Universe: The Search for the Laws
ofSelf- Organization and Complexity. Oxford: Oxford
University. Diakses pada tanggal 9 Desember 2022.