Anda di halaman 1dari 6

Nama : Pramudia Putra Muhawandi

NIM : 200106143

Prodi : Farmasi D

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLIDA

I. Pengertian

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang dibuat
dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.Tablet memiliki perbedaan dalam
ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan. Kebanyakan tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk
ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam saluran pencernaan.

Tablet dapat diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan dibantu zat tambahan
yang kemudian dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi tablet.

a. Menurut FI Edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi.

b. Menurut USP 26 (hal : 2406)


Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet
atau tablet kompresi.

c. Menurut British Pharmacopeae ( BP 2002)


Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif
dan biasanya dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam

d. Menurut Formularium Nasional Edisi II


Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk
umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat
dengan atau tanpa zat pengisi.

e. Menurut ANSEL Edisi IV


Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan
penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.

f. Menurut Buku Pelajaran Teknologi Farmasi


Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari serbuk
kering, kristal atau granulat,umumnya dengan penambahan bahan pembantu,pada mesin
yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk
silinder,kubus, batang dan cakram serta bentuk seperti telur atau peluru.

g. Menurut FI edisi III 1979


Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa – cetak berbentuk rata atau
cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok.

h. Menurut The Art,Science, and Tecnology of Pharmaceutical Compounding


The tablet is the most frequently prescribed commercial dosage form.
i. Menurut HUSA’A Pharmaceutical Dispensing
Tablet are solid dosageforms containing medicinal substanceswith or without
suitable diluents.

II. Penggolongan Sediaan Tablet

Penggolongan sediaan tablet didasarkan pada pada metode pembuatan dan pada
tujuan penggunaannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Penggolongan sediaan tablet
No. Golongan Jenis
1. Tablet oral yang dihantarkan  Tablet kempa (tablet kempa
ke dalam saluran cerna standar) (TKS)/tablet kempa
konvensional (TKK)
 Tablet multikempa (TMK)
 Tablet berlapis (TB)
 Tablet salut kempa (TSK)
 Tablet kerja cepat (TKC)
 Tablet kerja diperpanjang (tablet
lepas-lambat) (TLL)
 Tablet salut enterik (TSE)
 Tablet salut gula (TSG)
 Tablet salut coklat (TSC)
 Tablet salut film (TSF)
 Tablet kunyah (TK)
2. Tablet yang dihantarkan ke  Tablet bukal (TB)
rongga mulut  Tablet sublingual (TS)
 Tablet isap (TI)
3. Tablet yang dilarutkan  Tablet bukal (TB)
terlebih dulu dalam air lalu  Tablet sublingual (TS)
diminum Tablet isap (TI)
4. Tablet untuk komponen  Tablet dispensing (TD)
sediaan racikan obat resep  Tablet triturat (TT)
5. Tablet untuk diinjeksikan  Tablet hipodemik (TH)
setelah dilarutkan dalam
Pembawa
6. Tablet untuk dihantarkan ke  Tablet vaginal (TV)
rongga tubuh lainnya  Tablet rektal (TR)
7. Tablet yang ditanam  Tablet implantasi (TI)
8. Tablet untuk menegakkan  Tablet diagnostik (TD)
diagnosis
(Charles, 2010)

1. Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair.
Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi
atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.
2. Tablet Hipodermik
Tablet hipodermik adalah tablet steril,umumnya berbobot 30 mg, larut dalam air,
digunakan dengan cara melarutkan ke dalam air untuk injeksi secara aseptik dan
disuntikkan dibawah kulit(subkutan) (Syamsuni, 2006).
Tablet hipodermik adalah tablet yang dibuat dari bahan yang mudah larut melarut
sempurna dalam air, umumnya berbobot 30 mg, digunakan dengan cara melarutkan ke
dalam air yang steril untuk injeksi secara aseptic dan disuntikkan di bawah kulit
(subkutan). Tablet larut untuk injeksi, dilarutkan dengan aqua destilata non pyrogen,
baru diinjeksikan.
Tablet hipodermik merupakan tablet triturate, asalnya dimaksudkan untuk
digunakan oleh dokter dalam membuat larutan parenteral secara mendadak. Penyiapan
larutan injeksi seketika seperti itu pernah dipakai secara meluas di kalangan kedokteran,
oleh karena para dokter, terutama dokter-dokter pedesaan, dengan demikian dapat
membawa banyak botol yang berisi tablet serupa itu, dengan hanya satu botol air suling
steril untuk membuat berbagai macam obat suntik menurut keperluan yang dihadapinya.
Tablet ini bertujuan untuk menolong para dokter, supaya dia dapat membawa dalam tas
obatnya, macam-macam tablet hipodermik dan pelarut yang sesuai serta menyiapkan
obat injeksi yang berhubungan dengan volume dan kekuatan obat yang diinginkan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara perorangan.
Tablet hipodermik tidak banyak lagi dipergunakan lagi saat ini karena
bertambahnya peluang penggunaan larutan yang tidak steril dengan cara ini, sekalipun
ada perlengkapan saringan untuk mensterilkannya dan membebaskannya dari partikel-
partikel. Lagipula dokter-dokter saat ini berpraktek di rumah sakit atau tempat praktek
pribadi masing-masing, sehingga keuntungan untuk menyediakan tablet yang dibawa-
bawa dan siap dilarutkan untuk menjadi obat suntik tidak sepadan dengan bahaya dan
kerugian pemberian obat seperti ini di dalam kebanyakan situasi medis.
A. Ciri
Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder, dan biasanya mengandung
sejumlah kecil obat keras.
B. Contoh
Atropin Sulfat, Andantol, Sagalon, Confortin.
1. Atropin Sulfat
Indikasi :
Spasme/kejang pada kandung empedu, kandung kemih dan usus, keracunan
fosfor organik.
Kontra Indikasi :
Glaukoma sudut tertutup, obstruksi/sumbatan saluran pencernaan dan
saluran kemih, atoni (tidak adanya ketegangan atau kekuatan otot) saluran
pencernaan, ileus paralitikum, asma, miastenia gravis, kolitis ulserativa, hernia
hiatal, penyakit hati dan ginjal yang serius.
2. Andantol
Indikasi:
Meringankan alergi seperti gatal-gatal ,urtakaria atau alergi gigitan
serangga.
3. Sagalon
Indikasi :
Pengobatan jangka pendek penderita pruritus sedang sampai parah dengan
dermatitis eksim seperti dermatitis atopik dan likhen simplek kronik.
Kontra Indikasi :
Hipersensitid, pasien dengan narrow angle glaukoma, kecenderungan
retensi urin.
4. Confortin
Indikasi:
Pengobatan ruam, kulit kering, kulit yang terbakar sinar matahari, iritasi,
dan inflamasi.
C. Cara Penggunaan
Cara penggunaannya yakni dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut aqua
destilata non pyrogen, baru diinjeksikan. Diinjeksikan dengan disuntikan ke
bawah kulit (subkutan) yakni disuntikkan ke dalam jaringan di bawah kulit ke
alveolus, volume yang disuntikkan tidak lebih dari 1 ml. umumnya larutan
bersifat isotonis, pH netral dan bersifat depo (absorpsinya lambat). Dapat
diberikan dalam jumlah besar (volume 3-4 liter/hari dengan penambahan enzim
hialurodenase).
3. Tablet Triturat
Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder. Tablet triturat harus cepat dan
mudah larut seutuhnya didalam air. Contohnya: Supradyn, Bevitram.

Anda mungkin juga menyukai