Dengan Tema :
Jenis-Jenis Tablet
Disusun Oleh :
POLITEKNIK BAUBAU
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya kepada kita semua. Rasa
syukur itu dapat kita dengan memelihara lingkungan dan mengasah akal budi kita kita untuk
Jadi, rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan. Denganitu, anda akan menjadi generasi bangsa yang tangguh
dan berbobot serta pintar. Makalah ini yaitu Materi “TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIF” tentang
“ Jenis-Jenis Tablet”.
Segala usaha telah saya lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. Namun dalam usaha
yang maksimal itu saya menyadari tentu masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bisa kami jadikan sebagai motivasi.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Maksud
C. Tujuan
BAB II Pembahasan
A. Definisi tablet
B. Penggolongan tablet
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengertian obat secara umum, Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang
dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah,
Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau untuk memperelok badan atau bagian badan
manusia.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk,
berat, kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung dengan
oral. Kebanyakan tablet dibuat dengan penambahan zat warna dan zat pemberi rasa. Tablet
B. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Definisi Tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis
obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.Tablet adalah sediaan padat yang
mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya dibuat dengan mengempa
sejumlah partikel yang seragam (BP 2002). Tablet yang berbentuk kapsul umumnya disebut
kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk obat hewan besar. Bentuk tablet
umumnya berbentuk cakram pipih/gepeng, bundar, segitiga, lonjong dan sebagainya. Bentuk
khusus ini dimaksudkan untuk menghindari, mencegah atau mempersulit pemalsuan dan agar
mudah dikenali orang. Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna mungkin karena zat
aktifnya memang berwarna, tetapi ada juga tablet yang sengaja diberi warna agar tampak lebih
menarik, mencegah pemalsuan, dan untuk membedakan tablet yang satu dengan tablet yang
lain.
B. Penggolongan Tablet
Berdasarkan metode pembuatannya, dikenal dua jenis tablet, yaitu tablet cetak dan
tablet kempa.
1. Tablet cetak
Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya
mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa serbuk
dibasahi dengan etanol persentase tinggi. Kadar etanol tergantung pada kelarutan zat
aktif dan bahan pengisi dalam system pelarut, serta derajat kekerasan tablet yang
diinginkan. Massa serbuk yang lembap ditekandengan tekanan rendah ke dalam lubang
cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga
harus hati-hati dalam pengemasan dan pendistribusian. Kepadatan tablet bergantung
pada ikatan Kristal yang terbentuk selama proses pengeringan selanjutnya dan tidak
2. Tablet kempa
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan
pengisi, bahan pengikat, desintegrant dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan
pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak
i) Tablet triturate
Tablet triturat merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya
slindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan
obat.
Tablet hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut
atau melarut sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih dahulu sebelum
zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral atau
Tablet bukal digunakan dengan meletakkan tablet diantara pipi dan gusi,
v) Tablet efervesen
Tablet efervesen dibuat dengan dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung
campuran asam (asam sitrat, asam asam tartrat) dan natrium bikarbonat, yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon dioksida. Tablet disimpan dalam
wadah tertutup rapat atau dalam kemasan tahan lembap dan pada etiket tertera
umumnya menggunakan manitol, sorbitol dan sukrosa sebagai bahan pengikat atau
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
satu tablet. Tablet jangka panjang ini dapat dibedakan lagi menjadi:
disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat,
kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama
C. Pembuatan tablet
Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat langsung
dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan tablet menjadi mudah
pecah. Campuran serbuk itu harus diubah menjadi granul-granul, yaitu kumpulan serbuk
dengan volume lebih besar yang saling melekat satu sama llain. Mengubah serbuk menjadi
Tujuan granulasi adalah sebagai supaya sifat alirnya baik (free-flowing). Granul
dengan volume tertentu dapat mengalir teratur dalam jumlah yang sama ke dalam mesin
pencetak tablet. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan
dengan bentuk serbuk jika diukurdalam volume yang sama. Makin banyak udaranya, tablet
makin mudah pecah. Agar pada saat dicetak tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan
halus (fines) antara 10%-20% yang bermanfaat untuk memperbaiki sifat alirnya (free-flowing).
Cara pembuatan tablet dibagi menjadi tiga cara yaitu granulasi basah, granulasi
1) Granulasi basah
Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan
panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik. Metode ini memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam
jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.
2) Granulasi Kering
khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur, serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan
zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen, lalu dikempa cetak pad tekanan
tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling
dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Akhirnya
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tablet adalah campuran zat aktif dan zat pengikat, biasanya dalam bentuk yang
dibentuk menjadi padatan.Tablet merupakan sediaan obat padat kempak dibuat secara kempa
cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung
mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa bahan tambahan.
Macam-macam obat tablet diantaranya tablet kunyah, tablet hisap, tablet sublingual,
Keuntungan: Pemberian obat peroral merupakan yang paling banyak dipakai karena
ini adalah yang paling mudah, murah, aman dan nyaman bagi pasien.
Kerugian: Kelemahan dari pemberian obat peroraladlah pada aksinya yang lambat
sehingga cara ini tidak mudah dipakai pada keadaan gawat. Obat yang diberikan peroral
biasanya membutuhkan waktu 30-45 menit sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai
setelah 1- 1 ½ jam. Rasa dan bau obat yang tidak enak sering mengganggu pasien.
Kontraindikasi: Cara peroral tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami mual-
mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada
Indikasi: Cara peroral dapat dipakai pada pasien yang tidak mengalami mual-mual,
muntah, semi koma, pasien yang tidak akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada
Ansel. 1989. Pengantar Bantuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. UI Press: Jakarta.
Siregar. 2007. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. EGC: Jakarta.