Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

Dengan Tema :

Jenis-Jenis Tablet

Oleh Dosen : Apt Yuyun Wirasasmita, S.Farm.,M.Farm

Disusun Oleh :

Sri Rejeki (PBC210027)

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

POLITEKNIK BAUBAU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya kepada kita semua. Rasa

syukur itu dapat kita dengan memelihara lingkungan dan mengasah akal budi kita kita untuk

memanfaatkan karunia Tuhan itu dengan sebaik-baiknya.

Jadi, rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan. Denganitu, anda akan menjadi generasi bangsa yang tangguh

dan berbobot serta pintar. Makalah ini yaitu Materi “TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIF” tentang

“ Jenis-Jenis Tablet”.

Segala usaha telah saya lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. Namun dalam usaha

yang maksimal itu saya menyadari tentu masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bisa kami jadikan sebagai motivasi.

Baubau, 08 Oktober 2022

                                                           

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A.   Latar Belakang

B.   Maksud

C.   Tujuan

BAB II Pembahasan

A.   Definisi tablet

B.   Penggolongan tablet

C. Cara pembuatan tablet

BAB III Penutup

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Pengertian obat secara umum, Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang

dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah,

meringankan ataupun menyembuhkan penyakit.

Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan

dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan

penyakit atau gejala penyakit, luka atau untuk memperelok badan atau bagian badan

manusia.  

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat

dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk,

berat, kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung dengan

pemakaian tablet danpembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian secara

oral. Kebanyakan tablet dibuat dengan penambahan zat warna dan zat pemberi rasa. Tablet

lain yang penggunaanya dapat sublingual, bukal, atau melalui vagina.

B.  Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu tablet

2. Untuk mengetahui penggolongan tablet

3. Untuk mengetahui keuntunngan dan kerugian tablet

4. Untuk mengetahui kriteria tablet

5. Untuk mengetahui cara pembuatan tablet


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Definisi Tablet

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk

tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis

obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.Tablet adalah sediaan padat yang

mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya dibuat dengan mengempa

sejumlah partikel yang seragam (BP 2002).  Tablet yang berbentuk kapsul umumnya disebut

kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk obat hewan besar. Bentuk tablet

umumnya berbentuk cakram pipih/gepeng, bundar, segitiga, lonjong dan sebagainya. Bentuk

khusus ini dimaksudkan untuk menghindari, mencegah atau mempersulit pemalsuan dan agar

mudah dikenali orang. Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna mungkin karena zat

aktifnya memang berwarna, tetapi ada juga tablet yang sengaja diberi warna agar tampak lebih

menarik, mencegah pemalsuan, dan untuk membedakan tablet yang satu dengan tablet yang

lain.

B. Penggolongan Tablet

 Berdasarkan Metode Pembuatan

Berdasarkan metode pembuatannya, dikenal dua jenis tablet, yaitu tablet cetak dan

tablet kempa.

1. Tablet cetak

Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya

mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa serbuk

dibasahi dengan etanol persentase tinggi. Kadar etanol tergantung pada kelarutan zat

aktif dan bahan pengisi dalam system pelarut, serta derajat kekerasan tablet yang

diinginkan. Massa serbuk yang lembap ditekandengan tekanan rendah ke dalam lubang

cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga
harus hati-hati dalam pengemasan dan pendistribusian. Kepadatan tablet bergantung

pada ikatan Kristal yang terbentuk selama proses pengeringan selanjutnya dan tidak

bergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.

2. Tablet kempa

Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul

menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan

pengisi, bahan pengikat, desintegrant dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan

pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak

larut) yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.

Jenis-jenis tabletnya sebagai berikut:

i) Tablet triturate

Tablet triturat merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya

slindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan

obat.

ii) Tablet hipodermik

Tablet hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut

atau melarut sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih dahulu sebelum

digunakan untuk injeksi hipodermik.

iii) Tablet sublingual

Tablet sublingual digunakan dengan meletakkan tablet dibawah lidah sehingga

zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral atau

jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti tablet nitrogliserin.

iv) Tablet bukal

Tablet bukal digunakan dengan meletakkan tablet diantara pipi dan gusi,

sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.

v) Tablet efervesen
Tablet efervesen dibuat dengan dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung

campuran asam (asam sitrat, asam asam tartrat) dan natrium bikarbonat, yang jika

dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon dioksida. Tablet disimpan dalam

wadah tertutup rapat atau dalam kemasan tahan lembap dan pada etiket tertera

informasi bahwa tablet ini tidak untuk ditelan.

vi) Tablet kunyah (chewable)

Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, meninggalkan residu dengan rasa

enak dalam rongga mulut. Diformulasikan untuk anak-anak, terutama formulasi

multivitamin, antasida dan antibiotic tertentu. Dibuat dengan dikempa, pada

umumnya menggunakan manitol, sorbitol dan sukrosa sebagai bahan pengikat atau

pengisi, serta mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk

meningkatkan penampilan dan rasa.

 Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh

Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

1) Bekerja lokal: misalnya tablet isap untuk pengobatan pada rongga mulut;   ovula

untuk pengobatan pada infeksi di vagina.

2) Bekerja sistemik: Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan menjadi:

a. Yang bekerja short acting (jangka pendek); dalam satu hari memerlukan

beberapa kali menelan obat

b. Yang bekerja long-acting (jangka panjang); dalam satu hari cukup menelan

satu tablet. Tablet jangka panjang ini dapat dibedakan lagi menjadi:

a) Delayed action tablet (DAT)

Dalam tablet ini terjadi penundaan zat berkhasiat karena pembuatannya

adalah sebagai berikut. Sebelum dicetak, granul dibagi dalam beberapa

kelompok. Kelompok pertama tidak diapa-apakan, kelompok kedua

disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat,
kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama

dari kelompok kedua, demikian seterusnya, tergantung pada macam

bahan penyalut dan lama kerja obat yang dikehendaki. Granul-granul

dari semua kelompok dicampurkan dan baru dicetak.

b) Repeat action tablet (RAT)

Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu

menjadi tablet inti (core tablet). Kemudian granul-granul yang kurang

lama pecahnya dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga

terbentuk tablet baru.

C. Pembuatan tablet

Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat langsung

dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan tablet menjadi mudah

pecah. Campuran serbuk itu harus diubah menjadi granul-granul, yaitu kumpulan serbuk

dengan volume lebih besar yang saling melekat satu sama llain. Mengubah serbuk menjadi

granul ini disebut granulasi.

Tujuan granulasi adalah sebagai supaya sifat alirnya baik (free-flowing). Granul

dengan volume tertentu dapat mengalir teratur dalam jumlah yang sama ke dalam mesin

pencetak tablet. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan

dengan bentuk serbuk jika diukurdalam volume yang sama. Makin banyak udaranya, tablet

makin mudah pecah. Agar pada saat dicetak tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan

mudah lepas dari matriks (die).

Granul-granul yang dibentuk masih diperbolehkan mengandung butiran-butiran serbuk

halus (fines) antara 10%-20% yang bermanfaat untuk memperbaiki sifat alirnya (free-flowing).

Cara pembuatan tablet dibagi menjadi tiga cara yaitu granulasi basah, granulasi

kering (mesin rol atau mesin slug), dan kempa langsung.

1) Granulasi basah
Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan

panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan

kompresibilitasnya tidak baik. Metode ini memproses campuran partikel zat aktif dan

eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam

jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.

2) Granulasi Kering

Granulasi kering/slugging/precompression, dilakukan dengan mencampurkan zat

khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur, serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan

zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen, lalu dikempa cetak pad tekanan

tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling

dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Akhirnya

dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tablet adalah campuran zat aktif dan zat pengikat, biasanya dalam bentuk yang

dibentuk menjadi padatan.Tablet merupakan sediaan obat padat kempak dibuat secara kempa

cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung

mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa bahan tambahan.

Macam-macam obat tablet diantaranya tablet kunyah, tablet hisap, tablet sublingual,

tablet efervescent, dan lain-lain.

Keuntungan: Pemberian obat peroral merupakan yang paling banyak dipakai karena

ini adalah yang paling mudah, murah, aman dan nyaman bagi pasien.

Kerugian: Kelemahan dari pemberian obat peroraladlah pada aksinya yang lambat

sehingga cara ini tidak mudah dipakai pada keadaan gawat. Obat yang diberikan peroral

biasanya membutuhkan waktu 30-45 menit sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai

setelah 1- 1 ½ jam. Rasa dan bau obat yang tidak enak sering mengganggu pasien.

Kontraindikasi: Cara peroral tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami mual-

mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada

pasien yang mengalami gangguan menelan.

Indikasi: Cara peroral dapat dipakai pada pasien yang tidak mengalami mual-mual,

muntah, semi koma, pasien yang tidak akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada

pasien yang tidak mengalami gangguan menelan


DAFTAR PUSTAKA

Ansel. 1989. Pengantar Bantuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. UI Press: Jakarta.

Siregar. 2007. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. EGC: Jakarta.

Syamsuni .2007. Ilmu Resep. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai