I. TABLET
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai
zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok
(FI III).
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam
dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga
kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan.
Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai
masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab
masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini (FI IV).
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak digunakan untuk pengobatan
dibanding semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan sehingga mudah dibawa.
4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas
dan dikirim
5. Dapat dijadikan produk dengan pelepasan khusus, seperti pelepasan terkendali/produk
lepas lambat.
Kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit dibanding keuntungannya. Kerugian sediaan
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada
2. Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya tinggi, absorpsi optimumnya
tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau
tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat
yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan atau
dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jalan keluar yang terbaik dan lebih
murah.
4. Kesulitan menelan pada anak-anak, orang sakit parah, dan pasien lanjut usia.
1. Keseragaman Ukuran
Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet
2. Keseragaman Bobot
b. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang
dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom Adan
tidak boleh ada 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata
c. Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada 1 tablet pun
yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan
3. Waktu hancur
Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberi per oral, kecuali tablet yang harus
di kunyah sebelum di telan.Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu
hancur yang ditetapkan pada masing – masing monografi.Uji waktu hancur tidak menyatakan
bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlalu sempurna.Pada pengujian waktu hancur, tablet
dinyatakan hancur jika ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang
berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk
menghancurkan keenam tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalutdan tidak
4. Disolusi
Disolusi adalah suatu proses perpindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam
larutan suatu media. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang
terabsorbsi dan memberikan efek terapi di dalam tubuh. Kecepatan absorbsi obat
tergantungpada cara pemberian yang dikehendaki dan juga harus dipertimbangkan frekuensi
pemberian obat.
5. Penetapan kadar zat aktif
Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat aktif yang
terkandung di dalam suatu sediaan sesuai dengan yang tertera pada etiket dan memenuhi
syarat seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Bila zat aktif obat tidak memenuhi
syarat maka obat tersebut tidak akan memberikan efek terapi dan juga tidak layak untuk
dikonsumsi.
tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet erat hubungannya dengan ketebalan
tablet, bobot tablet, dan waktu hancur tablet. Alat yang digunakan untuk pengukuran
7. Kerapuhan tablet
Persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Penentuan kerapuhan tablet
dilakukan terutama pada waktu tablet akan dilapis. Alat yang digunakan disebut friability
tester.
Caranya:
a. Tablet cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi umumnya mengandung laktosa dan serbuk
sukrosa dalam berbagai perbandingan.Massa serbuk yang lembab ditekan dengan tekanan
agak rapuh, sehingga harus hati - hati dalam pengemasan dan pendistribusian.
b. Tablet kempa
Dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan
cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung bahan zat aktif, bahan pengisi, bahan
pengikat, desintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak yang
1) Bekerja lokal : tablet hisap untuk pengobatan pada rongga mulut. Ovula pengobatan
2) Bekerja sistemik : peroral. Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan menjadi dua
yaitu yang bekerja short acting (jangka pendek), dalam satu hari memerlukan
beberapa kali menelan tablet dan Yang bekerja long acting (jangka panjang), dalam
satu hari cukup menelan satu tablet. Long acting ini dapat dibedakan lagi menjadi :
pembuatannya sebagai berikut sebelum dicetak granul - granul dibagi dalam beberapa
kelompok. Kelompok pertama tidak diapa - apakan, kelompok kedua disalut dengan
bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat, Kelompok ketiga disalut
dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama dari mecamnya bahan penyalut dan
lama kerja obat yang dikehendaki granul - granul dari semua kelompok dicampurkan
Granul - granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu
menjadi tablet inti (core tablet). Kemudian granul - granul yang kurang lama
baru.
a. Tablet salut biasa / salut gula (dragee), disalut dengan gula dari suspensi dalam air
mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbohidrat, talk atau
titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin. Kelemahan
salut gula adalah waktu penyalutan lama dan perlu penyalut tahan air.
b. Tablet salut selaput (film coated tablet / FCT) disalut dengan hidroksipropil
selulosa asetat ftalat dengan P.E.G yang tidak mengandung air atau mengandung
air.
c. Tablet salut kempa : tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat
yang terdiri dari laktosa, kalsium fosfat dan zat laim yang cocok.
d. Tablet salut enterik (enteric coated tablet) disebut juga tablet lepas tunda.
Jika obat dapat rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi
e. Tablet lepas lambat (sustained release), disebut juga tablet dengan efek
diperpanjang, efek pengulangan atau tablet lepas lambat. Dibuat sedemikian rupa
sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat
diberikan.
a. Tablet biasa / tablet telan dibuat tanpa penyalutan, digunakan peroral dengan cara
b. Tablet kunyah (chewable tablet) bentuk seperti tablet biasa, digunakan dengan
cara dikunyah dalam mulut kemudian ditelan, rasanya umumnya tidak pahit.
c. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles) adalah sediaan padat yang mengandung
satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis,
yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan - lahan dalam mulut.
d. Tablet larut (effervescent tablet) dibuat dengan cara kempa : selain zat aktif junga
mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan Natrium bikarbonat
e. Tablet implantasi (pelet) tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan bersih
hormon steroid, dimasukkan ke dalam kulit dengan cara merobek kulit sedikit,
f. Tablet hipodermik (hypodermic tablet) adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan
yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan
g. Tablet bukal (buccal tablet) digunakan dengan meletakan tablet diantara pipi dan
gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
h. Tablet sublingual digunakan dengan cara meletakan tablet dibawah lidah sehingga
zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral atau
jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti halnya tablet nitrogliserin.
i. Tablet vagina (ovula) adalah sediaan padat, umumnya berbentuk telur mudah
melemah (melembek) dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan
Praformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi
yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi
menitikberatkan pada kegiatan merancang komposisi bahan baik bahan aktif maupun
bahan tambahan yang diperlukan untuk membuat sediaan tertentu yang meliputi nama
dan takaran bahan, dimana penentuan bahan harus selalu melewati proses studi
praformulasi.
b) Kelarutan: larut dalam 60 bagian air dan dalam 10 bagian etanol (95%) P,
mudah larut dalam kloroform P disertai pemisahan air, praktis tidak larut
dalam eter P.
d) Susut pengeringan: tidak kurang dari 4,0% dan tidak lebih dari 5,5%.
Pengeringan dilakukan dalam hampa udara pada suhu 800 hingga bobot tetap.
Pemerian : Serbuk hablur atau granul mengalir bebas; putih; tidak berbau;
rasa manis. Manitol mempunyai rasa lebih manis dari l sehingga manitol
menambah rasa manis pada sediaan tablet hisap yang mana tablet tersebut
membutuhkan banyak. Selain itu manitol adalah zat yang dalam bentuk granul
dapat mengalir bebas, hal itu dapat memperbaiki sifat alir granul
Kelarutan : mudah larut dalam air, larut dalam larutan basa, sukar larut
dalam piridina, sangat sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam
eter.Pemilihan pengisi dan pengikat harus larut dalam air dan memiliki rasa
dicampurkan dengan zat aktif untuk menambah volume zat aktif bersama
dengan air.
pada rongga mulut, akan berbahaya jiak menggunakan pengisi yang bersifat
3) CMC- Na (Pengikat)
Air yang semula bebas bergerak tidak bisa bergerak bebas lagi karena sudah
pembuatan tablet.
Kelarutan: Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal, sifat ini
sehingga dapat dicapai massa granul yang baik dan cepat dalam
pembentukannya.
penetrasi air melewati pori tablet dan menunda disintegrasi tablet, dan
biasanya hal ini dapat berpengaruh pada kecepatan disolusi zat aktifnya.
Titik didih dari Mg stearat : 130-140˚c. Apabila memiliki titik didih rendah
masih bisa berperan dalam tablet karena Mg Stearat disini berfungsi sebagai
zat pelicin.
Kelarutan: Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter. Sebagai pelicin,
suatu zat harus tidak larut dalam air, agar saat dicetak granul tidak lengket
pada cetakan.
5) Sukrosa (pemanis)
Pemerian: Raba mulut mendingin, karena saat digunakan tablet hisap harus
Rasa: Manis. Karena tablet hisap membutuhkan pemanis untuk menutupi rasa
Kelarutan: sangat mudah larut dalam air, karena saat dicampurkan akan
merata sehingga dapat bercampur dengan zat aktif dan zat tambahan yang lain
Formula
1) Bahan Aktif
Bahan aktif adalah bahan atau zat yang memiliki khasiat untuk meengobati suatu
penyakit.Bahan aktif disini adalah bahan utama yang sangat penting dalam pembuatan
sediaan, termasuk sediaan tablet. Bahan aktif yang biasa digunakan dalam mengobati batu
khasiatnya dengan kodein tetapi bertahan lebih lama dan tidak bersifat analgetik, sedatif, dan
adiktif. Berbeda dengan kodein zat ini jarang menimbulkan kantuk atau gangguan saluran
cerna.Dalam dosis terapi dekstrometorfan tidak menghambat aktivitas silia bronkus dan efek
antitusifnya bertahan 5-6 jam.Toksisitas zat ini rendah sekali tetapi dosis sangat tinggi
mungkin menimbulkan depresi napas.Efek samping ringan dan terbatas, seperti mengantuk,
Penggunaan antitusif yang mengandung kodein atau analgesik opioid sejenis tidak
dianjurkan pada anak dan harus dihindari pada anak usia< 1 tahun
Bahan pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup membuat bulk, jumlah zat aktif
sedikit atau sulit dikempa.Pada obat yang berdosis tinggi bahan pengisi tidak diperlukan
(Lachman dkk, 1994).Selain itu juga untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat
dikempa langsung atau untuk memacu aliran (Banker dan Anderson, 1986).
Bahan pengisi ditambahkan dalam formula tablet untuk memperbesar volume tablet,
sehingga memungkinkan pencetakan dan peracikan jumlah obat yang sangat sedikit dan
dengan bahan pengisi ini maka akan menjamin tablet memiliki ukuranatau massa yang
Bahan pengisi yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet antara lain : laktosa,
dekstrosa, manitol, sorbitol, sukrosa atau gula dan derivat-derivatnya, selulosa mikrokristal
kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 101,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan. Manitol mempunyai rasamanis, tidak berbau, berupa serbuk habluratau granul
mengalir bebas, dan mudah larut dalam air, larut dalam larutan basa, sukar larut dalam
piridina, sangat sukar dalam etanol, praktis tidaklarut dalam eter (Anonim,1995). Manitol
mempunyai rasa manis 70% dari gula dengan rasadingin di mulut, bersifattidak higroskopis
sehingga mannitol sebagai bahan pembawa yang idealtahan terhadap lembab (Ansel, 1981).
granul.Komponen ini ditambahkan pada kekuatan kohesif yang ada pada zat
kekuatan mengikat yang dibutuhkan untuk membentuk granul dan kecocokannya dengan
bahan-bahan lain, terutama dengan obat. Pada beberapa formula, pengikat dibiarkan
mengering dan dicampur dengan bahan pengisi dan obat. Pengikat yang ditambahkan pada
larutan mempunyai daya ikat yang lebih kuat daripada pengikat identik yang ditambahkan
dalam bentuk kering kemudian dilembabkan. Terlalu banyak pengikat juga akan membentuk
granul menjadi keras, sehingga membutuhkan tekanan kuat untuk melarutkan menjadi tablet
Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan selama granulasi basah
untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakkan bagi tablet yang dicetak langsung
(Voigt, 1984). Bahan pengikat dimaksudkan untuk memberikan kekompakkan dan daya
tahan tablet, oleh karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk
dalam sebuah butir granulat. Contoh bahan pengikat : gelatin, PVP, gom arab.
Na-CMC merupakan zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak berbau
dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis
(Inchem, 2002). Menurut Tranggono dkk. (1991), CMC ini mudah larut dalam air panas
maupun air dingin. Pada pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat dapat
balik (reversible). Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran pH Na-CMC
adalah 5-11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu rendah (<3), Na-CMC akan
mengendap (Anonymous. 2004). Na-CMC akan terdispersi dalam air, kemudian butir-butir
Na-CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan terjadi pembengkakan. Air yang
sebelumnya ada di luar granula dan bebas bergerak, tidak dapat bergerak lagi dengan bebas
sehingga keadaan larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan viskositas (Fennema, Karen
and Lund, 1996). Hal ini akan menyebabkan partikel-partikel terperangkap dalam sistem
tersebut dan memperlambat proses pengendapan karena adanya pengaruh gaya gravitasi
Bahan pelicin dapat meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet dan
mencegah melekatnya beban pada punch dan die serat membuat tablet menjadi bagus dan
Bahan pelicin ini bertujuan untuk memicu aliran serbuk atau granul dengan jalan
dalam pembuatan tablet antara lain : talk, magnesium stearat, asam stearat, garam-garam
Mg stearat adalah lubrikan sangat efektif dan luas digunakan. Material aygn berasal
dari sumber hewani, merupakan campuran dari stearat dan palmilat, dan merupakan lubrikan
yang baik jika dimanufaktur secara proses pengendapan (presipitasi) material berasal dari
dihidrat dan trihidrat dan ada pula bentuk amorf. Bentuk hidrat stabil dengan keberadaan
kelembaban, bentuk anhidrat mengabsorbsi kelembaban pada RH sampai 50% dan pada
kelembaban tinggi akan embentuk trihidrat. Bentuk anhidrat dapat terbentuk secara
pengeringan dari bentuk hidrat pada 105 derajat C.Sifat fisika dari Mg stearat dapat bervariasi
antara bets dari manufakturer berbeda, karena karakterisitik keadaan padat serbuk
dipengaruhi oleh variabel manufacturing. Bahkan variasi sifat fisikal ini juga dapat terjadi
5) Zat Pemanis
Rasa sangat penting dalam pembuatan tablet hisap. Apa yangdirasa mulut saat
menghisap talet sangat terkait dengan penerimaankonsumen nantinya dan berarti juga
Tablet hisap cenderung menggunakan banyak pemanis sekitar 50%atau lebih dari berat
berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C12H22O11. Senyawa ini dikenal
sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain seperti hewan
Penambahan sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber karbon. Sukrosa atau gula dapur
diperoleh dari gula tebu atau gula beet. Unit glukosa dan fruktosa diikat oleh jembatan asetal
oksigen dengan orientasi alpha. Struktur ini mudah dikenali karena mengandung enam cincin
glukosa dan lima cincin fruktosa. Proses fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme
yang dapat memperoleh energi dari substrat sukrosa dengan melepaskan karbondioksida dan
produk samping berupa senyawaan alkohol. Penggunaan ragi (yeast) ini dalam proses
fermentasi diduga merupakan proses tertua dalam bioteknologi dan sering disebut dengan
zymotechnology. Sukrosa diproduksi sekitar 150 juta ton setiap tahunnya. Sebagai zat bahan
pengisi untuk mendapatkan ukuran tablet yang sesuai dan mempermudah dalam proses
pembuatan tablet.
2.5.1 Definisi
menambah daya guna suatu bahan awal ( raw material ) menjadi suatu sediaaan ruahan
ataupun sediaan jadi sesuai dengan spesifikasi standar nasional maupun internasional
a. Kebutuhan pasien
Dilakukannya produksi sehubungan dengan kebutuhan pasien pada suatu obat yang
kegiatan produksi, agar gagasan tersebut dapat berguna bagi masyarakat untuk
menunjang kesehatan.
c. Up grade sediaan
Bahwa kegiatan produksi dapat meng up grade sediaan agar suatu sediaan lebih
mudah digunakan.
Semakin banyak sediaan baru dan sediaan yang selalu diperbaruhi, teknologi atau alat
yang digunakan untuk memproduksi dalam farmasi juga diperbaruhi dan berkembang
Dilakukannya produksi dengan tujuan sarana evaluasi langsung adalah, setiap tahap
produksi mulai dari penimbangan sampai dengan penyimpanan hasil produksi selalu
a. Ruang Produksi
Ruang produksi adalah suatu ruang yang dirancang dengan khusus sebagai tempat
goyang saat terjadi bencana gempa, tidak roboh saat terjadi bencana banjir dan
sebagainya
2) Mendukung alur produksi one way: Ruangan didesain hanya untuk satu arah.
Maksudnya adalah pintu masuk dan pintu keluar dibedakan agar saat bekerja
tidak terjadi saling senggol atau saling bersimpangan saat melakukan produksi
3) Terdapat pengaturan suhu, cahaya, tekanan, dan higienitas: ruangan dilengkapi
dengan pengatur suhu, cahaya, tekanan serta higenitas karena saat produksi
kadang antara yang satu dengan yang lain akan berbeda kadar cahaya serta
4) Ruang tidak bersudut: hal ini dilakukan agar ruangan terhindar dari sarang
binatang serta debu-debu yang biasanya banyak terdapat pada sudut ruanagan.
5) Berlapiskan epoksi: epoksi berguna untuk melapisi lantai atau atap ruang, hal
ini berguan karena dengan epoksi lantai akan menjadi lebih bersih dan lebih
kuat
6) Terdapat interlock door: ruang yang dilengkapi dengan interlock door ini
adalah ruang yang jika pada satu pintu dibuka, maka pintu lain akan tertutup
secara otomatis, hal ini karena agar tidak banyak mikroba atau udara yang
1. Berdasar kelas
Kelas I ( White Area ): Ruang produksi yang jumlah partikelnya ( non patogen ) kurang dari
Kelas II ( Clean Area ): Ruang produksi yang jumlah partikelnya ( non patogen ) kurang dari
Kelas III ( Grey Area ): Ruang produksi yang jumlah partikelnya ( non patogen ) kurang dari
a. Unclassified Area
Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area) tetapi untuk
kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk didalamnya adalah
laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold storage dan cool
b. Black area
Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas
ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi, area staging
bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan
c. Grey area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini
adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang,
laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling
di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning (pakaian
dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan
airlock.
d. White area
Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang masuk
dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi
steril, ruang mixing untuk produksi steril ,background ruang filling , laboratorium
mikrobiologi (ruang uji sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib
mengenakan pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey
area dan white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock.
setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan, kelembaban
Jumlah partikel/m3
Hygine
Kelas At rest In Operational
Zoning
0,5 (µm) 5,0 (µm) 0,5 (µm) 5,0 (µm)
E1 UC NS NS NS NS
E2 UC NS NS NS NS
E3 UC NS NS NS NS
a. Alat Produksi
Alat produksi adalah seperangkat instrument yang digunakan untuk membuat,
mengolah ataupun memodifikasi suatu bahan awal menjadi sediaan ruahan maupun sediaan
2. Fungsi tetap ( stabil ): Selama digunakan tidak ada perubahan dalam jumlah
lebih cepat
1. Berdasar kinerja alat yaitu terdiri dari alat otomatis dan manual
Alat otomatis juga dapat dikatakan sebagai mesin, cara kerjanya sudah secara
otomatis dengan pengaturan yang sesuai. Otomatis disini, alat yang bekerja
secara otomatis tidak perlu digerakkan alat tersebut sudah bergerak sendiri
sesuai fungsinya.
Alat manual adalah alat yang cara kerjanya masih manual dan butuh bantuan
2. Berdasar Ukuran alatyaitu terdiri dari alat berat dan alat ringan
Alat berat adalah alat dalam industry yang berukuran besar dan kebanyakan
3. Berdasar bahan: Alat kaca, alat logam, alat porselin, alat karet, alat plastik
dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik
pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan
2,5mm
6. Melakukan proses pemberian beban pada benda uji dengan cara mendekatkan
indentor pada benda uji, lalu handle dilepas sehingga indentor yang berupa
bola baja menekan permukaan benda uji. Proses ini dilakukan selama 10-20
detik.
pada spesimen uji dengan menggunakan lensa dengan pembesaran 70x pada
dengan cara diukur pada kedua sisi lingkaran yang tertera pada layar
Hardness Machine
10. Dilakukan proses pencatatan diameter (d1 dan d2) pada ketiga titik bekas
Cara kerja:Uji ini dilakukan dengan metode corong. Adapun caranya adalah
sebagai perikut yaitu ditimbang 100g granul yang sudah terbentuk, kemudian
alir granul yang baik adalah jika waktu yang diperlukan kurang lebih atau
sama dengan 10 detik untuk 100 gram granul. Dengan demikian kecepatan alir
Cara kerja: Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap
tablet yang hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam waktu tertentu.
Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah friablator test (Lachman,
1994:654)
d. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil
F = Wo – Wf x 100%
Wo
Ket :
F = indeks kerapuhan
sesuai
Cara kerja: tablet satu per satu diukur ketebalan dan diameter tablet dengan
jangka sorong.
Alat : terdiri dari wadah tertutup terbuat dari kaca. Wadah tercelup
sebagian didalam suatu tangas air yang sesuai berukuran sedemikian sehingga
dapat mempertahankan suhu dalam wadah 370C +/- 0,50C. dayung yang
disolusi hingga suhu 370C +/- 0,50C dan angkat thermometer. Masukkan 1
tablet ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang
diuji dn segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam
cakram.
d. Letakkan alat pada mesin, kemudian nyalakan mesin dan tunggu hingga
e. Kemudian catat waktu hancurnya. Waktu hancur suatu tablet yang baik
Berfungsi untuk mencetak tablet, cara kerjanya adalah Mesin ini digunakan
untuk membuat pil/ permen tablet, dari bahan yang berupa serbuk lembut yang
akan dipadatkan. Cara kerja dan pengoperasiannya cukup mudah & dapat
dikerjakan secara manual meskipun dengan tenaga kerja wanita. Kita tinggal
menaruh serbuk yang akan dipadatkan pada casing yang kita inginkan,
Alat ini berfungsi untuk menyamakan bobot tablet agar dihasilkan tablet yang
b. Kemudian ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata – ratanya.
c. Selanjutnya dihitung persentase tablet dengan syarat tidak boleh lebih dari
dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5% bobot rata – ratanya
dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% bobot
rata –ratanya.
9. Oven
Alat ini digunakan untuk memanasakan masa granul basah agar menjadi
kering. Cara kerjanya mudah, masa granul yang akan dikeringkan dimasukkan
ke dalam oven dan diatur suhu yang dikehendaki serta lama pemanasan
10. Granulator
granul tablet. Sistem kerja alat ini dengan piringan berputar, sehingga bahan
b. Personal Produksi
Personal produksi adalah praktisi produksi yang mengerjakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan
Syarat-syarat:
proses produksi
make up saat bekerja. Karena bahan kimia dalam make up dapat bereaksi
3. Kompeten
4. Menggunakan APD
Penggunaan APD penting untuk pelaku produksi karena agar terlindung dari
paparan bahan kimia berbahaya serta agar terlindung dari kecelakaan kerja.
tenaga kerja dan kondisi yang dapat menjamin agar pengujian dapat
6. Attitude baik
Pekerja harus memiliki attitude baik, agar proses produksi berjalan lancar tanpa
kurang baik
sediaan mulai dari bahan awal untuk diolah menjadi sediaan ruahan maupun sediaan jadi
1. Granulasi basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi
partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat
sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Granulasi basah digunakan untuk zat
aktif yang tahan terhadap lembab dan panas. Prinsip dari metode ini adalah membasahi massa
atau campuran zat aktif dan eksipien dengan larutan pengikat tertentu sampai diperoleh
tingkat kebasahan tertentu pula. Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk
dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran
serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan
cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting
dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan
meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan
tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat
sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada
ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar
terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih
cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat
disolusi.
Kerugian dari metode granulasi basah, yaitu: banyak tahap dalam proses produksi
yang harus divalidasi, biaya cukup tinggi, zat aktif yang tidak tahan lembab dan panas tidak
dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dapat menggunakan pelarut non air.
2. Granulasi kering
Granulasi kering sering disebut juga dengan slugging, yaitu memproses partikel zat
aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang
selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk
semula (granul). Metode ini digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan
kelembaban. Prinsip metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Pada proses ini komponen - komponen
tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan
dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada
proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang sifat
alirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses
diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin
khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500
kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu
dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin
ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara
penggiling.
Keuntungan dari metode granulasi kering, yaitu: Peralatan yang digunakan lebih
sedikit, baik untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan kelembaban, dan
Kekurangan dari metode granulasi kering, yaitu: memerlukan mesin tablet khusus
untuk membuat slug, tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam, dan proses banyak
Kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat
aktif dan eksipien kering tanpamelalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode
yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada
kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan
lembab. Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah zat
aktif yang sifat alirnya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu
menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Prinsip metode kempa langsung
yaitu mencampur zat aktif dengan eksipien yang memiliki aliran dan kompresibilitas yang
Keuntungan dari metode kempa langsung, yaitu: lebih ekonomis karena validasi
proses lebih sedikit, prosesnya lebih singkat sehingga tidak memakan waktu, tenaga, dan
mesin yang banyak, dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan
Kerugian dari metode kempa langsung, yaitu: perbedaan ukuran partikel dan
kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul
yang
2.6.1 Definisi
Evaluasi adalah tahapan akhir produksi di mana menekankan pada kegiatan pemastian
dan pemeriksaan sediaan telah sesuai dengan spesifikasi mutu standar sediaan baik secara
a. Identifikasi bahan
Identifikasi bahan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat bahan
b. Interaksi bahan
Interkasi bahan dilakukan untuk mengethaui interaksi bahan dengan yang akan
digunakan dalam produksi dengaan obat lain atau dengan bahan tambahan lain
c. Kadaluarsa bahan
Digunakan untuk mengetahui masa aktif bahan yang akan digunakan, agar saat
d. Stabilitas fisik
a. Keakuratan penimbangan
Tujuannnya adalah agar saat produksi tablet yang dihasilkan memiliki dosis yang
Tablet dikatakan akurat dalam penimbangannya apabila tablet tidak boleh lebih dari
dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5% bobot rata – ratanya dan tidak
satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% bobot rata –ratanya.
b. Homogenitas
Homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi variansi dua buah
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa zat aktif terdistribusi merata di dalam
campuran suatu tablet. Campuran bahan aktif dan bahan tambahan dikatakan
warna terdistribusi merata dalam campuran. Menetapkan kadar zat aktif dengan cara
sampling pada beberapa titik (atas, tengah, bawah) wadah pencampur campuran
dinyatakan homogen jika kadar zat aktif pada beberapa titik sama
c. Kinerja alat
Alat yang digunakan harus dalam keadaan baik agar dalam masa produksi tidak ada
kendala, serta tablet yang dihasilkan bagus dalam hal kualitatif dan kuantitatifnya
Waktu alir granul adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir
dalam suatu alat. Tujuannya adalah uji alir ini dapat dipakai untuk menilai efektivitas
bahan pelicin, dimana adanya bahan pelicin dapat memperbaiki sifat alir suatu
granulat (Voigt, 1995:161) granul dikatakan memiliki waktu alir yang baik apabila
Sudut diam adalah sudut yang dibentuk oleh tumpukan serbuk terhadap bidang datar
setelah serbuk tersebut mengalir secara bebas melalui suatu celah sempit. Alat yang
biasa digunakan adalah corong.Semakin kecil sudut diam maka semakin mudah
serbuk tersebut mengalir. Tujuannya adalah untuk menguji sudut diam granul
terhadap bidang horizontal dan mengevaluasi fluiditas granul secara tidak langsung.
Standar yang digunakan adalah pada umumnya granul dikatakan mengalir baik (free
flowing) apabila sudut diamnya labih kecil dari 50o. Jika sudut diam lebih besar dari
f. Uji kompresibilitas
Uji kompresibilitas adalah uji untuk menghitung kerapatan granul, yaitu dengan
a. Keseragaman bobot
keseragaman bobot adalah uji yang dilakukan untuk menyeragamkan bobot tablet
agar dosis setiap tablet juga menjadi seragam. Tujuannya adalah untuk
menyamakan dosis. Patokan yang digunakan adalah tidak lebih dari dua tablet
yang mempunyai penyiampangan lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada
satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom B.
(Indonesia, 1979:6)
A B
b. Keseragaman ukuran
ketebalan merupakn indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada
pengisian granul ke dalam die. Alat yang digunakan pada uji keseragaman ukuran
Patokan yang digunakan adalah tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
c. Kekerasan
Uji kekerasan adalah uji yang menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan
adalah tablet tidak rusak saat proses produksi, pengemasan serta pengangkutan.
Patokan yang digunakan adalah kekuatan minimum untuk tablet adalah sebesar 4
kg/cm3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester. (Ansel,
1989:255)
d. Waktu hancur
Untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-
masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul
digunakan sebagai tablet hisap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan
kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat
dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas diantara
periode pelepasan tersebut. Tujuannya adalah tablet dapat hancur atau mengikis
saat dihisap untuki tablet hisap. Standar uang digunakan adalah uji waktu hancur
sesuai dengan persyaratan FI adalah kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus
tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit
untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak hancur sempurna,
ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus
e. Kerapuhan
Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
Tujuannya adalah untuk mengukur kerapuhan pada tablet, agar tablet tidak rusak
presentase bobot tablet yang hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam
waktu tertentu. Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah friablator test
(Lachman, 1994:654)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Formula
3.1.1 Formulasi
Dextromethorfan HBr
Manitol 10-90%
CMC Na 1-6%
Sukrosa 50-67%
3.3.1
3.4.1 Alat
timbangan
3. Batang pengaduk
4. Sendok tanduk
5. Beaker glass
6. Gelas ukur
7. Centong
8. Serbet
9. Sudip
10. Loyang
11. Oven
12. Thermometer
13. Corong
1. Manitol
2. CMC-Na
3. Mg Stearat
4. Sukrosa
4. Ditimbang CMC-Na ……… masukkan kedalam mortir, tambahkan air panas …….
5. Masukkan Sukrosa dan DMP kedalam mucilago, untuk membentuk granulsi basah
7. Setelah granul terbentuk, dilakukan dilakukan pengeringan granul dengan oven pada
suhu 50-60% selama 1-2 jam yang bertujuan untuk mengurangi kelembaban granul
tapi tetap mempertahankan kadar air, sehingga CMC-Na yang telah mengembang
menjadi mucilago dapat menyusut dan meningkat partikel bahan obat dengan
maksimal.
a. Homogenitas
b. Waktu alir
stopwatch.
3. Catat waktu yang diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut
dengan menggunakan stopwatch. Waktu alir granul yang baik adalah jika
waktu yang diperlukan kurang lebih atau sama dengan 18 detik untuk 100
gram granul. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah lebih besar
4. Setelah granul berhenti mengalir, ukur ketinggian dan diameter dari aliran
granul yang terbentuk untuk mengukur sudut diam pada granuk tersebut.
c. Sudut diam
Sudut diam dapat diukur dengan mengamati tinggi kerucut yang terbentuk
(h cm) di atas alas dengan diameter tertentu (d cm). Besar sudut diam dapat
d. Kompresibilitas
Kompresibilitas = x 100 %
12-16 Baik
a. Keseragaman bobot
2. Kemudian ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata – ratanya.
3. Selanjutnya dihitung persentase tablet dengan syarat tidak boleh lebih dari
dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5% bobot rata – ratanya dan
tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% bobot rata –
ratanya.
b. Keseragaman ukuran
1. Diambil 10 tablet secara acak, lalu diukur tebalnya satu per satu dengan
tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
c. Waktu hancur
masukkan satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan menggunakan air
bersuhu 370 ± 20C sebagai media kecuali dinyatakan lain dalam monografi.
2. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, keranjang diangkat
d. Kerapuhan
4. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil
𝑊0−𝑊𝑓
F= x 100%
𝑊0
Ket :
F = indeks kerapuhan
e. Kekerasan
padasebuah sekrup.
3. Tablet akan pecah dan dibaca penunjuk skala pada alat yang disebut
Hardness Tester.