Anda di halaman 1dari 8

KISI-KISI UAS PRAKTIKUM FITOFARMASI

 Fase dalam dan fase luar sediaan tablet

Bahan Keterangan
Fase Dalam
Ekstrak Bunga Telang Zat Aktif
Laktosa Bahan Pengisi
Avicel Pengikat
PVP 30 Pengikat
Nipagin Zat pengawet
Aquadest Pelarut
Fase Dalam
Mg Stearat Antiadheren
Talk Glidant

 Nama-nama latin tumbuhan selama pembuatan:


1) Temulawak  Curcuma xanthorrhiza
2) Jahe  Zingiber Officinale
3) Bunga telang  Clitoria ternatea
4) Ketan hitam  Oryza sativa var glutinosa
5) Kangkung pagar  Ipomoea Carnea
6) Daun sirih  Piper betle L
 Macam-macam tablet
1) Tablet Cetak : Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang
umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai
perbandingan. Massa serbuk dibasahi dengan etanol persentase tinggi.
Kadar etanol tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi
dalam sistem pelarut, serta derajat kekerasan tablet yang diinginkan.
2) Tablet Kempa : Dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk atau granul mengunakan cetakan baja. umumnya tablet kempa
mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan
lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak
(pewarna yang diabsorbsikan pada alumunium hidroksida yang tidak
larut) yang diizinkan, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.
3) Tablet Triturat : Tablet cetak atau kempa berbentuk kecil,
umumnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang
tepat untuk peracikan obat.
4) Tablet Hipodermik : Tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah
larut atau melarut sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih
dahulu sebelum digunakan untuk injeksi hipodermik.
5) Tablet Sublingual : Tablet yang disisipkan di pipi (bukal) dan di
bawah lidah (sublingual), biasanya memiliki bentuk yang berbeda
dengan tablet kebanyakan, yaitu berbentuk datar. Tablet ini juga
merupakan tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipi atau
di bawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral. Biasanya
ditujukan untuk efek yang cepat, dan untuk obat-obatan yang dapat
dirusak oleh cairan lambung dan atau sedikit obat yang diabsorbsi
melalui saluran cerna.
6) Tablet Kunyah : Tablet segera hancur ketika dikunyah maupun
dibiarkan melarut dalam mulut. Biasanya tablet ini ditujukan untuk
anak-anak, memiliki rasa yang baik, dan biasanya produknya berupa
multivitamin.
7) Tablet Effervescent : Tablet berbuih yang mengandung garam
effervescent atau bahan lain yang dapat melepaskan gas ketika
bercampur dengan air. Tablet effervescent dibuat untuk memudahkan
penyerapan obat karena obat diberikan dalam bentuk larutan ketika akan
digunakan.

 Uji-uji dan evaluasi tablet


1) Keseragaman bobot
Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada produk kapsul
lunak berisi cairan atau pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg
atau lebih yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot, satuan sediaan.
Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada sediaan padat
(termasuk sediaan padat steril) tanpa mengandung zat aktif atau inaktif
yang ditambahkan, yang telah dibuat dari larutan asli dan dikeringkan
dengan cara pembekuan dalam wadah akhir dan pada etiket dicantumkan
cara penyiapan ini (Siregar, 2010).
2) Uji Kerapuhan (Friability)
Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur
ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu
pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator.
Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet
selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu Kerapuhan dapat
dievaluasi dengan menggunakan friabilator (contoh nya Rosche
friabilator) (Siregar, 2010).
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam
proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka
tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil
pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian
harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari
ketiga uji yang telah dilakukan (Siregar, 2010).
3) Uji Waktu Hancur 
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur
menjadi granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10
yang terdapat dibagian bawah alat uji. Faktor-faktor yang mempengaruhi
waktu hancur suatu sediaan tablet yaitu sifat fisik granul, kekerasan,
porositas tablet, dan daya serap granul. Penambahan tekanan pada waktu
penabletan menyebabkan penurunan porositas dan menaikkan kekerasan
tablet. Dengan bertambahnya kekerasan tablet akan menghambat penetrasi
cairan ke dalam pori-pori tablet sehingga memperpanjang waktu hancur
tablet (Siregar, 2010).
4) Uji kekerasan tablet
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet
yang   mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur
dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus
mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari
berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan
transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester. Kekerasan
adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan
tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet
selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini
dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan (Siregar, 2010).
5) Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan
disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet
dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah.
Uji kesesuaian alat dilakukan pengujian masing-masing alat menggunakan
1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis diintegrasi dan 1 tablet Kalibrator
Disolusi FI jenis bukan disintegrasi. Alat dianggap sesuai bila hasil yang
diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera
dalam sertifikat dari Kalibrator yang bersangkutan, (Lachman dkk., 2008).
6) Uji daya alir
Uji ini dilakukan untuk mengetahui berapa waktu daya alir yang
dibutuhkan untuk granul melewati mesin tersebut.

 Fungsi utamanya tanaman-tanaman


1) Temulawak  Temulawak dikenal sebagai herbal yang ampuh
meningkatkan nafsu makan, sehingga banyak digunakan sebagai bahan
pembuatan obat.
2) Jahe  dapat menurunkan kolesterol, memperbaiki fungsi lambung,
berdaya antiseptik dan mengatasi diare.
3) Bunga telang  memelihara fungsi kesehatan otak, meringankan reaksi
alergi, sebagai antioksidan
4) Ketan hitam  menjaga kesehatan pencernaan karena kandungan
seratnya yang tinggi.
5) Kangkung pagar  dapat mencegah dan mengobati peradangan,
menurunkan risiko terkait penyakit kronis seperti penyakit jantung.
6) Sirih  mengharumkan miss V yang bau dan antimikroba.
 Alat uji kekerasan
Hardness tester  Untuk uji kekerasan tablet ini menggunakan alat atau
instrument yang bernama hardness tester. Alat ini berguna untuk menentukan
tingkat kekerasan dan ketahanan tablet terhadap tekanan yang diterima
selama perjalanan distribusi. Selain itu, dengan alat ini juga akan diketahui
standart kekerasan yang diterima pada tablet hingga menjadi retak.

 Sublingual dan Bukal


Tablet sublingual adalah tablet yang digunakan dengan cara diletakkan di
bawah lidah sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa
mulut, diberikan secara oral, atau jika diperlukan ketersediaan obat yang
cepat. Tablet bukal adalah tablet yang digunakan dengan cara meletakkan
tablet diantara pipi dan gusi sehingga zat aktif diserap secara langsung
melalui mukosa mulut.
Tablet sublingual merupakan jenis tablet kompresi yang penggunannya
disisipkan di bawah lidah sedangkan tablet bukal penggunaanya disipkan di
antara pipi dan gusi. Tablet ini umumnya berbentuk datar atau oval, keras,
dan mengandung hormon.
Keuntungan tablet sublingual dan bukal adalah :
1. Cocok untuk jenis obat yang dapat dirusak oleh cairan lambung atau
sedikit sekali diserap oleh saluran pencernaan.
2. Bebas First Pass Metabolism.
3. Proses absorpsinya cepat karena langsung diabsorpsi melalui mukosa
mulut, sehingga diharapkan dapat memberikan efek yang cepat juga.
Adapun kerugian tablet sublingual dan bukal adalah :
1. Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi tablet sublingual dan
bukal karena obat yang dapat diabsorpsi melalui mukosa mulut jumlahnya
sangat sedikit.
2. Untuk obat yang mengandung nistrogliserin pengemasan dan
penyimpanan obat memerlukan cara khusus karena bahan ini mudah
menguap.
Contoh tablet sublingual adalah tablet nitrogliserin dan bukal adalah
tablet hormon–hormon steroid.

 Lemak yang digunakan pada pembuatan es krim


Lemak susu  Lemak susu adalah bagian susu yang berlemak.Susu dan krim
sering dijual menurut jumlah lemak yang dikandungnya.
Santan  cairan berwarna putih susu yang berasal dari parutan daging kelapa
tua yang dibasahi sebelum akhirnya diperas dan disaring.

 Stabilizer
Stabilizer merupakan zat yang mampu menghambat adanya kristal es ketika
disimpan dan juga menambah ketahanan es supaya tidak mudah meleleh. Hal
tersebut dikarenakan stabilizer mampu membentuk struktur gel pada air.
Dapat dikatakan juga stabilizer bisa mengikat air sebagai air hidrat. Jenis
stabilizer pada eskrim adalah gelatin, sodium alginate, Pektin, Agar-Agar,
Carrageenan, Guar Gum, CMC, dan Pektin.

 Maserasi
Simplisia yang sudah menjadi serbuk dimasukkan dalam maserator lalu
dibasahi dengan pelarut sampai merata. Selanjutnya, tuangkan pelarut yang
sisa dan tutup rapat maserator tersebut. Rendam selama 6 jam pertama, lalu
sambal sesekali diaduk, selanjutnya diamkan selama 18 jam. Kemudian,
maserat disaring menggunakan corong buchner dengan filtrat selanjutnya
dipekatkan menggunakan rotavapor sampai mendapatkan ekstrak kental.

 Alat- alat untuk pengujian


1) Disintegrator tester  Disintegration Tester adalah alat yang digunakan
untuk mengukur atau menguji lama waktu hancur dari sediaan obat
didalam tubuh yang disini digunakan yaitu aquades dan HCl.
2) Friability tester  alat yang digunakan untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet dari abrasi yang disebabkan oleh gesekan maupun
benturan dengan benda lain baik pada saat proses produksi maupun pada
saat pengemasan dan proses distribusi / pengiriman.
3) Flow tester  alat untuk mengetahui sifat alir dari granul apakah baik
untuk di lakukan proses selanjutnya seperti cetak tablet dan pengisian
granul ke sacheet, cocok untuk cek granul utk tablet dan granul sachet
menjaga agar tablet yang akan di cetak bobot nya seragam dan tdk
menyendat di mesin cetak tablet, tablet rata bagus.
4) Hardness tester  alat yang digunakan untuk menguji kekerasan
suatu benda, dengan pengujian ini kita bisa dengan mudah mencari
tahu sifat mekanis suatu material.
5) Uji diameter tablet (Jangka sorong)  alat untuk mengukur panjang,
diameter luar maupun diameter dalam suatu tablet. Untuk mngetahui
keseragaman ukuran tablet.
6) Disolution tester  Alat laboratorium dalam bidang farmasi yang
digunakan untuk mengetahui proses kelarutan suatu zat aktif yang
terkandung dalam sediaan obat.
7) Density tester  Alat untuk mengetahui bj mampat/kadar mampat.
8) Moisture balance  Uji kadar air.
9) Timbangan  untuk keseragaman ukuran.
10) pH meter  untuk mengetahui suatu pH sediaan

 Alat yang digunakan untuk menguji apakah tablet hancur dalam tubuh
- Alatnya yaitu berupa disintegration tester

 Cara pengisian kapsul


a. Buka bagian-bagian kapsul
b. Badan kapsul dimasukkan ke dalam lubang pada bagian alat yang tidak
bergerak
c. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsul
d. Ratakan dengan bantuan alat kertas film
e. Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau menggerakkan bagian alat yang
bergerak.

Anda mungkin juga menyukai