Tablet
Farida Fauziah, S. Farm., Apt
Bhakti Kencana Soreang
Kompetensi Dasar dan Indikator
Menerapkan Pembuatan
Obat Bentuk Tablet
Membuat Sediaan
1. Definisi Tablet
2. Keuntungan dan
Tablet
Kerugian Tablet
3. komponen Tablet 1. Menerapkan Cara
4. Jenis-Jenis Tablet Pembuatan Tablet
5. Metode Pembuatan 2. Membuat Sediaan
Tablet
6. Jenis Kerusakan Tablet
Tablet
7. Evaluasi mutu Tablet
Definisi Tablet
Menurut FI Edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan
obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Simpulan
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri
dari satu atau lebih bahan obat yang dibuat
dengan pemadatan, kedua permukaannya rata
atau cembung.
Tablet memiliki perbedaan dalam ukuran,
bentuk, berat, kekerasan, ketebalan.
Kebanyakan tipe atau jenis tablet
dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian
dihancurkan dan melepaskan bahan obat
ke dalam saluran pencernaan.
Warna tablet uumnya berwarna putih adapun tablet yang berwarna itu
kemungkinan zat aktifnya , tetapi ada juga yang sengaja diberi warna
dimaksudkan agar tablet lebih menarik , mencegah pemalsuaan dan
membedakan tablet yang satu dengan yang lainnya
• Rasa pahit dapat ditutup dengan penyalutan
• Mudah di produksi massal
• Komposisi dapat disesuaikan dengan dosis
• Harga relatif murah
keuntungan • Stabilitas baik
Berdasarkan Berdasarkan
Metode Cara
Pembuatan Pemakaian
Berdasarkan Berdasarkan
Distribusi Obat Jenis Bahan
dalam Tubuh Penyalut
Berdasarkan Metode Pembuatan
Tablet Tablet
kunyah Tablet bukal (buccal
(chewable tablet)
biasa tablet)
Tablet hisap
Tablet larut
. Tablet (lozenges,
(effervescent
Implantasi trochisi,
tablet)
pastiles
2. Tablet kunyah (chewable tablet) Bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah
dulu dalam mulut kemudian ditelan, umumnya tidak pahit. Dimaksudkan untuk dikunyah
sehingga meninggalkan residu yang memberikan rasa enak di mulut.Diformulasikan untuk
anak-anak, antasida dan antibiotic tertentu. Dibuat dengan cara dikempa .biasanya
digunakan manitol, sorbitol dan sukrosa sebagai pengikat dan pengisi. Tablet kempa yang
mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan.
3. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles) Sediaan padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang
membuat tablet melarut atau hancur perlahanlahan dalam mulut. Tablet yang
mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk
disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. Tablet
ini dibuat dengan cara tuang disebut pastilles atau dengan cara kempa tablet
menggunakan bahan dasar gula disebut trochisi. Umumnya mengandung
antibiotic, antiseptic, adstringensia.
4. Tablet larut (effervescent tablet) Dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif, tablet
mengandung campuran zat asam dan natrium bikarbonat yang jika dilarutkan dengan air
akan menghasilkan CO2. Diberi wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari lembab, di
etiket diberi tanda “bukan untuk ditelan”. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru
diminum.Contohnya Ca-D-Redoxon, tablet efervesen Supradin.
5. Tablet Implantasi (Pelet) Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi hormon
steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet
dimasukkan, dan kulit dijahit kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan. Dibuat
berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi
subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).
6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet) Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah
larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi
steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI IV). Umumnya berbobot 30 mg
dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan).Dilarutkan lebih dahulu sebelum dijadikan injeksi
hipodermik
7. Tablet bukal (buccal tablet) Digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan
gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Tablet biasanya
berbentuk oval, keras dan berisi hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di
tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).
8. cara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat aktif secara langsung melalui mukosa
mulut, diberikan secara oral. Tablet kempa berbentuk pipih yang berisi nitrogliserin. Biasanya
untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat
terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah
lidah.
9. Tablet vagina (ovula)Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam
vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung
antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk
pemberian steroid dalam pengobatan sistemik. Tablet vagina mudah melemah dan meleleh
pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai obat luar khusus untuk vagina.
Cara Pembuatan Obat yang Baik ( CPOB )
Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat langsung
dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan tablet menjadi mudah
pecah.Campuran serbuk itu harus di ubah menjadi granul,yaitu kumpulan serbuk dengan
volumelebih besar yang saling melekat satu samma lain. Cara merubah serbuk menjadi
granul disebut granulasi.
1. Supaya sifat alirannya baik (free-flowing). Granul dengan volume tertentu dapat
mengalir teratur dalam jumlah angkasama kedalam mesin cetak tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika di bandingkan dengan
bentuk serbuk jika di ukurdalam voume yang sama. Makin banyak udaranya, tablet
makin mudah pecah.
3. Agar pada saat di cetak tidak mudah melekat pada steampel (punch) dan mudah
lepas dari matriks (die).
Metode Pembuatan Tablet
Metode
Granulasi
Basah
Granulasi
Kering
(Slugging)
Cetak
Langsung
Metode Granulasi Basah
salah satu metode yang paling sering digunakan dalam memproduksi tablet kompresi.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah ini
dapat dibagi sebagai berikut, yaitu menimbang dan mencampur bahan-bahan yang diperlukan
dalam formulasi, pembuatan granulasi basah, pengayakan adonan lembab menjadi pelet atau
granul, kemudian dilakukan pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan pelicin, dan
pembuatan tablet dengan kompresi
Keuntungan :
1. Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas Kekurangan :
serbuk sehingga diharapkan tablet yang dibuat 1. Banyak tahap dalam proses
dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan produksi yang harus divalidas.
kompresi tertentu akan menghasilkan bentuk 2. Biaya cukup tinggi.
tablet yang bagus, keras, dan tidak rapuh. 3. Zat aktif yang sensitif
2. Mencegah segregasi komponen penyusun tablet terhadap lembab dan panas
yang telah homogen sebelum proses tidak dapat dikerjakan dengan
pencampuran. cara ini. Untuk zat termolabil
3. Zat-zat yang bersifat hidrofob, dapat dilakukan dengan pelarut.
memperbaiki kecepatan pelarutan zat aktif dengan
perantara cairan pelarut yang cocok dengan bahan
pengikat.
Metode Granulasi Kering (Slugging)
Metode ini telah digunakan bertahun-tahun dan merupakan bentuk yang berharga terutama pada keadaan
dimana dosis efektif terlalu tinggi untuk kempa langsung dan bahanbahan yang digunakan peka terhadap
pemanasan, kelembaban atau keduanya.Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah
dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk
mengeringnyadiperlukan temperatur yang dinaikkan. Tahap pembuatan ini yaitu partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi
untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul).
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya.
Sticking/pic
Binding
king
Splitting/cap
Whiskering
ping
Crumbling Motling
1. Binding adalah kerusakan tablet akibat massa yang akan di cetak melekat pada
dinding ruang cetakan.Ini terjadi ketika pelepasan dari tablet sulit dan sering diikuti
bunyi rebut/menderika yang karakteristik, tepi tablet tergores atau kasar.
2. Sticking/picking ialah perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah
akibatpermukaan punch tidak licin.Sticking adalah keadaan granul menempel pada
dinding die. Penyebabanya yaitu punch kurang bersih.
3. Whiskering ialah percetakan tidak pas dengan ruangan cetakan terjadi pelelehan
zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
Keseraga
man
Kekerasan
Bahan
Aktif
Keseraga Proses
man Penghancur
tablet an
.
Keregasan
Tablet
(Friability)
Kekerasan
Dalam bentuk lain tablet tidak boleh terlalu keras karena akan gagal dalam
penghancuran atau gagal dalam larut dengan mudah.Kekerasan tablet merupakan
parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan
mekanik seperti guncangan dan terjadinya keretakan tablet selama pengemasan,
transportasi dan pemakaian. Kekerasan tablet biasanya antara 4 – 8 kg.
Keseragaman tablet
Tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot pada tiap tablet
terhadapbobot rata-rata dari semua tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam
Farmakope Indonesia.Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman
bobot yang ditetapkan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung
bobot rata-rata tablet.
Keregasan Tablet (Friability)
Friability adalah persen bobot yang hilang setelah diguncang.penentuan keregasan tablet
dilakukan terutama pada waktu tablet dilapisi (coating) alat yang digunakan disebut
Friability Tester
Evaluasi Tablet
Uji keseragaman bobot
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot. Keseragaman bobot ini ditetapkan
untuk menjamin keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat. Tablet- tablet yang
bobotnya seragam diharapkan akan memiliki kandungan bahan obat yang sama,
sehingga akan mempunyai efek terapi yang sama.
• Prosedur : ditimbang 20 tablet, lalu dihitung bobot rata-rata tiap tablet, Kemudian
timbang tablet satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet bobotnya menyimpang dari
bobot rata-rata lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu tablet
pun bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari yang ditetapkan pada
kolom
• Jika perlu gunakan 10 tablet yang lain dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang
lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B (Dirjen
POM, 1995):
• Tabel 1: Penyimpangan bobot rata-rata Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata (%)
A B < 25 mg 15 30 26 mg – 150 mg 10 20 151 – 300 mg 7,5 15 >300 mg 5 10
Evaluasi Tablet
Uji kekerasan
Uji kekerasan Ketahanan tablet terhadap goncangan pada waktu pembuatan,
pengepakan dan distribusi bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan
dinyatakan dalam satuan kg dari tenaga yang diperlukan untuk memecahkan
tablet. Alat yang digunakan untuk uji ini adalah hardness tester, alat ini
diharapkan dapat mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet.
Persyaratan kekerasan tablet umumnya berkisar 4-8 kg, bobot tersebut
dianggap sebagai batas minimum untuk menghasilkan tablet yang
memuaskan (Soekemi, A. R., 1987).
Uji keregasan
Uji keregasan Kekerasan tablet bukanlah indikator yang mutlak dari kekuatan tablet. Cara
lain untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur keregasannya. Gesekan
dan goncangan merupakan penyebab tablet menjadi hancur. Untuk menguji keregasan
tablet digunakan alat roche friabilator. Sebelum tablet dimasukkan kedalam alat
friabilator, tablet ditimbang terlebih
dahulu. Kemudiann tablet dimasukkan kedalam alat, lalu alat dioperasikan selama 4
menit atau 100 kali putaran. Tablet ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat
mula-mula. Selisih berat dihitung sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan harus
lebih kecil dari 0,8% (Ansel, H.C., 1989).
Evaluasi Tablet
Uji waktu hancur
Uji waktu hancur Agar bahan obat dapat secara utuh diserap pada sistem pencernaan,
maka tablet harus hancur dan melepaskan bahan obat kecairan tubuh. Waktu hancur
adalah waktu yang dibutuhkan oleh tablet untuk menjadi partikel-partikel kecil. Tablet
biasanya diformulasikan dengan bahan pengembang yang menyebabkan tablet hancur
didalam air atau cairan lambung (Soekemi, A. R., 1987). Peralatan uji waktu hancur terdiri
dari rak keranjang yang mempunyai enam lubang yang terletak vertikal diatas ayakan mesh
nomor 10. Selama percobaan tablet diletakkan pada tiap lubang keranjang, kemudian
keranjang tersebut bergerak naik turun dalam larutan transparan dengan kecepatan 29-32
putaran permenit. Interval waktu hancur adalah 5-30 menit (Ansel, H.C., 1989).
Uji disolusi Obat yang telah memenuhi persyaratan kekerasan, waktu hancur, keregasan,
keseragaman bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu obat
memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi tablet.
Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam larutan pada
suatu medium (Dirjen POM, 1995).
Tablet hisap
Tablet effervescent
Tablet kunyah
Tablet vaginal
Mesin tablet
pancoater