PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai
oleh masyarakat karena tablet mempunyai beberapa keuntungan diantaranya
adalah ketepatan dosis, mudah cara pemakaiannya, relatif stabil dalam
penyimpanan, mudah dalam transportasi dan distribusi kepada konsumen, serta
harganya relatif murah. (Banker dan Anderson, 1986).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja metode yang dapat dilakukan untuk membuat tablet ?
2. Apa saja uji yang dilakukan untuk menguji kualitas tablet ?
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Dimana
zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai bahan pengisi, zat
pengikat, zat pelincir, zat pengembang, zat pembasah atau zat lain yang cocok
(Depkes RI, 1979).
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi (Depkes RI, 1995). Tablet yang berbentuk kapsul umumnya disebut
dengan kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk hewan besar.
Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih / gepeng, bundar, segitiga,
lonjong, dan sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk menghindari,
mencegah atau mempersulit pemalsuan dan agar mudah dikenal orang. Warna
tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna kemungkinan karena zat aktifnya
berwarna, tetapi ada juga tablet yang sengaja diberi warna agar tampak lebih
menarik, mencegah pemalsuan, dan untuk membedakan tablet yang satu dengan
tablet yang lain (Syamsuri, 2006).
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya
dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-
tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya
hancur, dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan
metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat-obat
secara oral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna,
zat pemberi rasa, dan lapisan-lapisan dalam berbagai jenis. Tablet lain yang
penggunaannya dengan cara sublingual, bukal, atau melalui vagina, tidak boleh
mengandung bahan tambahan seperti pada tablet yang digunakan secara oral
(Ansel, 2011).
1. Penggolongan Tablet
a. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu :
1) Bekerja lokal : misalnya tablet isap untuk pengobatan pada rongga mulut,
ovula untuk pengobatan pada infeksi di vagina.
2) Bekerja sistemik : peroral. Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan
menjadi :
a) Yang bekerja short-acting (jangka pendek) ; dalam satu hari memerlukan
beberapa kali menelan tablet.
b) Yang bekerja long-acting (jangka panjang) ; dalam satu hari cukup menelan
satu tablet. Tablet jangka panjang ini dapat dibedakan lagi menjadi :
Delayed action tablet (DAT)
Dalam tablet ini terjadi penundaan pelepasan zat berkhasiat. Karena
pembuatannya sebagai berikut : sebelum dicetak, granul-granul dibagi dalam
beberapa kelompok. Kelompok pertama tidak diapa-apakan, kelompok kedua
disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat, kelompok
ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama dari kelompok kedua,
demikian seterusnya, tergantung dari macamnya bahan penyalut dan lama kerja
obat yang dikehendaki. Granul-granul dari semua kelompok dicampurkan dan
baru dicetak.
Repeat action tablet (RAT)
Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi
tablet inti (core tablet). Kemudian granul-granul yang kurang lama pecahnya
dimampatkan disekeliling kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru.
B. Komponen Tablet
Komponen formulasi tablet terdiri dari bahan berkhasiat (API) dan bahan
pembantu (eksipien). Bahan tambahan (eksipien) yang digunakan dalam
mendesain formulasi tablet dapat dikelompokan berdasarkan fungsionalitas
eksipien sebagai berikut :
1. Pengisi/pengencer (diluents)
3. Penghancur (disintegrants)
4. Pelincir (lubricant)
a. Pelincir menurunkan friksi di antara granul dan dinding cetakan kempa selama
proses pengempaan dan penolakan tablet dari lumpang.
b. Antiadheran mencegah terjadinya pelengketan pada alu cetak dan selanjutnya
ada dinding cetakan.
c. Pelicin meningkatkan karakteristik aliran dari granul.
5. Antiadheran
6. Pelicin (glidan)
1. Supaya sifat alirnya baik (free-flowing). Granul dengan volume tertentu dapat
mengalir teratur dalam jumlah yang sama ke dalam mesin pencetak tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan dengan
bentuk serbuk jika diukur dalam volume yang sama. Makin banyak udaranya,
tablet makin mudah pecah.
3. Agar pada saat dicetak tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan mudah
melepas dari matris (die).
a. Granulasi basah
b. Granulasi kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif
dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat
yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih
besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul
secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat
melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang
memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif
yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban. Metode ini digunakan dalam
kondisi-kondisi sebagai berikut : (Andayana, 2009)
c. Kempa langsung
a. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan
pengisidapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya
dapatmenyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
b. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsungkarena
itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan
proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan
mahal.Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat
sepertisenyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning.
Padakempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi
selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif
dalamgranul terganggu.
c. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat;
mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dana dhesifitas yang
baik.
D. Evaluasi Granul
2) Waktu alir
Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir
dalam suatu alat.Sifat ini dapat dipakai untuk menilai efektifitas bahan pelicin,
dimana adanya bahan pelicindapat memperbaiki sifat alir suatu granul. Mudah
tidaknya aliran granul dapat dipengaruhioleh bentuk granul, bobot jenis, keadaan
permukaan dan kelembapannya. Kecepatan alir granul sangat penting karena
berpengaruh pada keseragaman pengisian ruang kompresi dankeseragaman bobot
tablet.
3) Sudut diam
Sudut diam yaitu sudut yang terjadi antara timbunan partikel bentuk
kerucut dengan bidanghorizontal. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh
bentuk, ukuran dan kelembapangranul. Uji sudut diam menggambarkan sifat alir
serbuk pada waktu mengalami proses penabletan. Besar kecilnya sudut diam
dipengaruhi oleh gaya tarik dan gaya gesek antar partikel, jika gaya tarik dan
gaya gesek kecil maka akan lebih cepat dan lebih mudahmengalir. Semakin datar
kerucut yang dihasilkan, maka sudut kemiringan semakin kecil dansemakin baik
sifat aliran serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 300
biasanyamenunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih
besar atau sama dengan400 biasanya daya mengalirnya kurang baik.
4) Kompaktibilitas
E. Evaluasi Tablet
1. Keseragaman bobot
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode,
yaitu keseragaman bobot atau keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan
untuk sediaan mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung dua atau lebih
zat aktif (Depkes RI, 1995).
Jika 1 satuan terletak di luar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang
tertera pada etiket dan tidak ada satuan terletak antara rentang 75,0% hingga
125,0% dari yang tertera pada etiket, atau jika simpangan baku relatif lebih besar
dari 6,0% atau jika kedua kondisi tidak dipenuhi, lakukan uji 20 satuan tambahan.
Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak diluar rentang
85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang
terletak di luar rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan
simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8% (Depkes RI,
1995).
2. Uji kekerasan
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang
mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi
tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan
kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada
saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan
adalahhardness tester (Banker and Anderson, 1984). Kekerasan adalah parameter
yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti
goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet selama pembungkusan,
pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan
pengempaan (Parrott, 1971).
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam
proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet
tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan
(bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua
kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan
(Andayana, 2009).
5. Waktu hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur
menjadi granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10 yang
terdapat dibagian bawah alat uji. Alat yang digunakan adalahdisintegration tester,
yang berbentuk keranjang, mempunyai 6 tube plastik yang terbuka dibagian atas,
sementara dibagian bawah dilapisi dengan ayakan/screen no.10 mesh (Sulaiman,
2007).
Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube,
ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam medium air
dengan suhu 37° C. Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya
merupakan simulasi larutan gastrik (gastric fluid). Waktu hancur dihitung
berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Persyaratan waktu hancur untuk
tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut
nonenterik kurang dari 30 menit, sementara untuk tablet salut enterik tidak boleh
hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera hancur
dalam medium basa (Sulaiman, 2007).
6. Uji Disolusi
F. Vitamin C
Vitamin C Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul
176,13 dengan rumus molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk murni
merupakan kristal putih, tidak berwarna, tidak berbau, dan mencair senyawa ini
bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Vitamin C sangat mudah larut
dalam air sedikit larut dalam alkohol dan tidak larut dalam benzene, eter,
kloroform, minyak dan sejenisnya. Vitamin C tidak stabil dalam larutan
(Andarwulan dan Koswara, 1989). Vitamin C mempunyai efek sistemik dalam
mensintesis kolagen, kolagen sangat penting pada kesehatan tulang rawan, tulang,
gigi, dan kulit. Gangguansintesis kolagen terjadi pada pasien skorbut, skorbut
adalah penyakit akibat kekurangan vitamin C. Hal ini tampak pada kesulitan
dalam penyembuhan luka, pendarahan pada gusi, gangguan pembentukan gigi,
berasa lemah dan nyeri sendi. Struktur kimia Vitamin C dapat dilihat pada
Gambar 2.1 di bawah ini (Ditjen POM, 1995)
a. Avicel ph 102
b. Primojel
c. Talkum
Talkum adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung
sedikit aluminium silikat. Berupa serbuk hablur sangat halus, putih, atau kelabu
(Ditjen POM, 1995). Talkum memiliki tiga keuntungan antara lain dapat
berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, bahan pelicin dan bahan pemisah hasil
cetakan. Talkum digunakan sebagai glidant pada proses pembuatan tablet sebagai
bahan tambahan (Voight, 1995).
d. Magnesium Stearat
METODOLOGI
C. Analisis Formula
1. Vitamin C digunakan sebagai zat aktif dengan kekuatan 50 mg yang memiliki
khasiat sebagai antioksidan.
2. Primojel 10% digunakan sebagai desintegran yang memfasilitasi untuk hancur
dalam pencernaan. Besarnya adalah 3 – 15%.
3. Magnesium stearat berfungsi sebagai lubrikan yangberfungsi untuk mengurangi
gerakan selama proses pengempaan tablet dan berguna untuk mengurangi tablet
melekat pada alat. Besarnya adalah 0,25 – 5 %.
4. Talk 2% sebagai lubrikan dan glidan. Syaratnya adalah 1 – 10%.
5. Avicel 102 digunakan sebagai pengisi dan meningkatkan laju alir.
D. Perhitungan dan Penimbangan
1. Perhitungan
Jumalah bobot 300 tablet = 300 mg x 300 tablet = 90000 mg = 90 gram
Vitamin C = 50 mg x 300 tablet = 15000 mg = 15 gram
15
Primojel 15% = 100 𝑥 300 𝑚𝑔 𝑥 300 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 = 4500 𝑚𝑔 = 4,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
1
Mg. Stearat 1% = 100 𝑥 300 𝑚𝑔 𝑥 300 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 = 900 𝑚𝑔 = 0,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
2
Talk 2% = 100 𝑥 300 𝑚𝑔 𝑥 300 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 = 1800 𝑚𝑔 = 1,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Evaluasi Granul
a. Kecepatan aliran
Metode Corong
Prosedur Kerja :
Sejumlah 30 gram granul dimasukkan
kedalam corong dengan ukuran tertentu.
Prinsip : pengukuran sudut yang terbentuk dan lereng timbunan granul yang
mengalir bebas dari corong terhadap suatu bidang datar.
Prosedur kerja :
c. Bobot Jenis/Kerapatan
1) BJ Nyata
W
Hitung : P = 𝑉
Keterangan : P = BJ Nyata
W = Bobot granul
W
Hitung : Pn = 𝑉𝑛
W = Bobot granul
Hitung : %K=
BJ Mampat−BJ Nyata
𝑥100%
BJ Mampat
3. Evaluasi Tablet
a. Visual / orgnoleptik
Rupa : dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih terlihat.
Bau
Rasa
b. Sifat fisik
1) Keseragaman ukuran
2) Kekerasan
Alat : Hardness tester
Prosedur Kerja :
𝑎−𝑏
Hitung : 𝑥 100%
𝑎
4) Keseragaman Bobot
Diambil 20 tablet, secara acak, lalu timbang
masing-masing tablet.
c. Sifat Kimia
1) Uji waktu hancur
Alat : Disintegration Tester
Prosedur Kerja :
Bejana diisi dengan air volume diatur pada kedudukan tertinggi,
lempeng kassa tepat pada permukaan larutan dan pada kedudukan
terendah mulut tabung tetap diatas permukaan.
Tablet hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas
kassa, kecuali fragmen-fragmen bahan pembantu.
BAB IV
PEMBAHASAN
ℎ
tan∝ = 𝑟
1,93
= 3,003
tan∝ = 0,642
∝ = 32,70 0
C. Bobot Jenis
71 𝑚𝐿−58 𝑚𝐿
= 𝑥 100% = 18,31%
71 𝑚𝐿
d. Pebandingan Haussner
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
Angka Haussner = 𝐵𝐽 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
0,517
= 0,423 = 1,22
e. Persen Kompresibilitas
BJ mampat BJ nyata
%K 100%
BJ mampat
0,517 − 0,423
= 𝑥 100 % = 18,18 %
0,517
(13,74−12,72)𝑥 0,88
= (13,74+21,63)−(12,72+21,78)
0,8916
= = 1,0317 gr/mL
0,87
E. Keseragaman Ukuran
F. Uji Kekerasan
135
Kekerasan rata-rata = = 6,75 kg/cm2\
20
G. Uji Kerapuhan
𝑎−𝑏
Friabilitas = x 100%
𝑎
= 2,46%
H. Keseragaman Bobot
0,31−0,3055
Tablet 1 = 𝑥 100 % = 1,45 %
0,31
0,305−0,300
Tablet 2 = 𝑥 100 % = 1,8 %
0,305
0,31−0,3055
Tablet 3 = 𝑥 100 % = 1,45 %
0,31
0,31−0,3055
Tablet 4 = 𝑥 100 % = 1,45 %
0,31
0,31−0,3055
Tablet 5 𝑥 100 % = 1,45 %
0,31
0,305−0,290
Tablet 6 = 𝑥 100 % = 5,07 %
0,305
0,305−0,300
Tablet 7 = 𝑥 100 % = 1,8 %
0,305
0,31−0,3055
Tablet 8 = 𝑥 100 % = 1,45 %
0,31
0,305−0,300
Tablet 9 = 𝑥 100 % = 1,8 %
0,305
0,305−0,300
Tablet 10 = 𝑥 100 % = 1,8 %
0,305
0,31−0,3055
Tablet 11 = 𝑥 100 % = 1,45 %
0,31
0,305−0,300
Tablet 12 = 𝑥 100 % = 1,8 %
0,305
0,31−0,3055
Tablet 13 = 𝑥 100 % = 1,45 %
0,31
0,305−0,300
Tablet 14 = 𝑥 100 % = 1,8 %
0,305
0,305−0,290
Tablet 15 = 𝑥 100 % = 5,07 %
0,305
0,305−0,300
Tablet 16 = 𝑥 100 % = 1,8 %
0,305
0,320−0,305
Tablet 17 = 𝑥 100 % = 4,5 %
0,320
0,305−0,290
Tablet 18 = 𝑥 100 % = 5,07 %
0,305
0,31−0,3055
Tablet 19 = 𝑥 100 % = 1,45 %
0,31
0,305−0,300
Tablet 20 = 𝑥 100 % = 1,8 %
0,305
No. WaktuHancur
1. 4 menit 42 detik
2. 4 menit 42 detik
3. 4 menit 42 detik
4. 4 menit 42 detik
5. 4 menit 42 detik
6. 4 menit 42 detik
0.8 R² = 0.999
0.863
0.6 0.753
0.605
0.4 Series1
0.489
0.2 0.355 Linear (Series1)
0.224
0
0 10 20 30
absorbansi
0.5
0.4 Absorbansi T1
0.3 Absorbansi T2
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50
Waktu
100
80 Kadar tablet 1 (%)
60 Kadar tablet 2 (%)
40
20
0
0 10 20 30 40 50
Waktu
J. Penetapan Kadar Vitamin C
a. Tablet 1
1. Menit ke 5
y = bx + a
y = 0,0322x + 0,0333
0,252 = 0,0322x + 0,0333
0,252−0,0333
x= 0,0322
x = 6,791 ppm
900
Mg kadar = 6,791 x 5 x 1000 = 30,56 mg
30,56
% kadar = x 100% = 61,12 %
50
2. Menit ke 15
y = bx + a
y = 0,0322x + 0,0333
0,843 = 0,0322x + 0,0333
0,843−0,0333
x=
0,0322
x = 25,145
900
Mg kadar = 25,145 x 1000 = 22,63 mg
22,63
% kadar = x 100% = 45,26 %
50
3. Menit ke 30
y = bx + a
y = 0,0322x + 0,0333
0,700 = 0,0322x + 0,0333
0,700−0,0333
x= 0,0322
x = 20,704
900
Mg kadar =20,704 x 5 x 1000 = 93,168 mg
93,168
% kadar = x 100% = 186,336 %
50
4. Menit ke 45
y = bx + a
y = 0,0322x + 0,0333
0,399= 0,0322x + 0,0333
0,399−0,0333
x= 0,0322
x = 11,357
900
Mg kadar = 11,357 x 1000 = 10,221 mg
10,221
% kadar = x 100% = 20,442 %
50
b. Tablet 2
Menit ke 5
y = bx + a
y = 0,0322x + 0,0333
0,446 = 0,0322x + 0,0333
0,446−0,0333
x= 0,0322
x = 12,816 ppm
900
Mg kadar = 12,816 x 5 x 1000 = 57,672mg
57,672
% kadar = x 100% = 115,344 %
50
Menit ke 15
y = bx + a
y = 0,0322x + 0,0333
0,686 = 0,0322x + 0,0333
0,686 −0,0333
x= 0,0322
x = 20,270 ppm
900
Mg kadar = 20,270 x 1000 = 18,243 mg
18,243
% kadar = x 100% = 36,486 %
50
Menit ke 30
y = bx + a
y = 0,0322x + 0,0333
0,563 = 0,0322x + 0,0333
0,563−0,0333
x= 0,0322
x = 16,450 ppm
900
Mg kadar = 16,450 x 1000 = 14,805 mg
14,805
% kadar = x 100% = 29,61 %
50
Menit ke 45
y = bx + a
y = 0,0322x + 0,0333
0,241 = 0,0322x + 0,0333
0,241−0,0333
x= 0,0322
x = 6,450 ppm
900
Mg kadar = 6,450 x 5 x 1000 = 29,025 mg
29,025
% kadar = x 100% = 58,05 %
50
I. Pembahasan
Pada praktikum pembuatan sediaan tablet dengan metode kempa langsung.
Kempa langsung merupakan suatu metode pembuatan tablet dengan mengempa
langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal
terlebih dahulu. Metode ini digunakan untuk bahan yang memiliki sifat mudah
mengalir dan mempunyai daya kompresibilitas tinggi sebagaimana juga sifat-sifat
kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet
tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.
Tujuan dari kempa langsung ini untuk enghindari berbagai masalah yang
timbul pada granulasi basah dan kering. Pembuatan tamblet dengan kecepatan
tinggi memerlukan eksipien yang memungkinkan pengempaan langsung tanpa
tahap granulsi terlebih dahulu. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik khusus
yang mempunai sifat aliran dan kempa yang diinginkan. Sedikit perubahan pada
sifat fisik dapat mengubah sifat alir dan sifat kempa sehingga menjadi tidak sesuai
untuk dikempa langsung.
Zat aktif yang digunakan adalah Vitamin C. Vitamin C dikenal sebagai
salah satu vitamin yang memiliki banyak manfaat. Selain bersifat aktioksidan
yang mempu melawan radikal bebas, vitamin C juga berperan dalam
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penggunaan Vitamin C sebagai zat aktif
pada praktikum kempa langsung karena Vitamin C tidak tahan pemanasan, stabil
diudara kering, kurang cocok dalam bentuk larutan karena cepat teroksidasi
sehingga tidak digunakan dengan metode granulasi basah, dan karena dosisnya
kecil ditambah dengan eksipien yang kompresibel dan mudah mengalir maka
dapat dibuat dengan metode kempa langsung. Vitamin C dengan metode kempa
langsung digunakan formula Vitamin C 50 mg , Primojel 5%, Avicel P 102qs, Mg
stearat 1%, Talk 2%
Vitamin C mempunyai rumus molekul C₆H₈O₆ dengan pemerian serbuk
hablur putih atau agak kuning; tidak bebau; rasa asam. Oleh cahaya lalu menjadi
gelap. Dalam keadaan kering mantap diudara dalam larutan cepat teroksidasi.
Vitamin C memiliki dosis yang kecil sehingga cocok dibuat tablet dengan metode
kempa langsung. Walaupun Vitamin C memiliki sifat alir yang kurang baik, tetapi
sifat alir tersebut dapat diatasi dengan penambahan bahan pelicin dalam formula .
Primojel digunakan pada sediaan tablet sebagai penghancur (disintegrasi).
Disentrigasi terjadi karena pengerapan air dengan cepat dan diikuti dengan
pembengkatan tablet yang tepat. Kosentrasi yang biasa digunakan adalah antara
2% - 8%, dengan kosentrasi optimal ±4%. Konsentarasi yang digunakan 5%
Avicel PH 102 digunakan pada sediaan tablet sebagai pengikat ataupun
penghancur. Pada metoda kempa langsung sangant diperlukan pengikat karena
tidak adanya proses granulasi pada saat pembuatan tablet. Kosentrasi yang
digunakan untuk pengikat adalah 20-90%, sedangkan untuk penghancur adalah 5-
15%.
Magnesium stearat pada pembuatan tablet digunakan sebagai pelinciratau
lubrikan. Sehingga dapat meminimalisir gesekan antara dinding die dengan pach
selama pengempaan dan penarikan, sehingga tablet yang dihasilkan memiliki
permungkaan yang halus. Kosentrasi yang digunakan 1%.Digunakan magnesium
stearat dengan konsentrasi 1 % dalamformulasi ini (Rentang 0,25%-5%).
Talk digunakan sebagai glidan, yaitu untuk meningkatkan aliran granul
dari permungkaan hopper ke permungkaan die.Dalam formulasi ini digunakan
talk dengan konsentrasi sebesar 2% (padaliteratur 1% - 10%). Talk 2% dipilih
dengan alasan apabila digunakan dengankonsentrasi terlalu besar maka akan
mengakibatkan tablet menjadi keras dan susahterdisintegrasi.
Prosedur awal pembuatan tablet dengan metode kempa langsung yaitu
dengan mencampur Vitamin C, Avicel PH 102, dan primojel menjadi satu,
pengadukan dilakukan sampai homogen selama 15 menit. Hal ini bertujuan agar
zat aktif dan bahan tambahan tercampur secara sempurna. Selanjutnya
menambahkan talkum dan mgstearat sebagai glidant dan lubrikan . pengadukan
serbuk sampai homogen selama 5 menit , bertujuan karena sifat lubrikan yang
hanya melumuri, jika diaduk terlalu lama maka berpotensi menempel pada serbuk
sehingga pemberian lubrikan malah akan mempersulit aliran campuran serbuk.
Sebelum serbuk dicetak, dilakukan evaluasi terhadap serbuk terlebih
dahulu. Evaluasi serbuk yang dilakukan yaitu
Yang pertama Kecepatan aliran metode corong dilakukan dengan menguji
kecepatan alir suatu granul. Kecepatan alir merupakan metode pengukuran yang
sangat sederhana dan dapat langsung diketahui kecepatan atau waktu yang
dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir. Laju alir granul memegang peranan
penting dalam pembuatan tablet. Apabila granul mudah mengalir, tablet yang
dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang baik. Laju alir ini dapat
ditentukan dengan menentukan sudut istirahat dari granul dengan menggunakan
metode corong. Aliran granul baik jika waktu yang diperrlukan untuk
mengalirkan 100 g granul < 10 detik. Dari hasil yang di dapat yaitu 30 gram
dalam 1,1 detik hal tersebut lebih sedikit dari persyaraan yaitu 10 gram granul < 1
detik, maka granul dimyatakan kurang baik dalam hal kecepatan alirnya.
Kecepatan aliran sudut istirahat ini merupakan sudut yang dibentuk oleh
tumpukan serbuk terhadap bidang datar setelah serbuk atau granul tersebut
mengalir secara bebas melalui suatu celah sempit dalam hal ini adalah corong.
Jadi, sudut istirahat diperoleh dengan memasukan sekitar 30 gr serbuk ke dalam
corong yang ditutup, kemudian tutup tersebut dibuka, dan dihitung waktu alir
serta tinggi dan diameter dari tumpukan granul yang dihasilkan. Dari hasil uji
terhadap granul yang dihasilkan, diperoleh sudut istirahat granul sebesar 17,83°.
Nilai ini menunjukkan bahwa granul yang dihasilkan memiliki sifat laju alir yang
baik karena pada umumnya granul dikatakan mengalir baik (free flowing) apabila
sudut diamnya lebih kecil dari 30 0C, sehingga granul dapat dicetak menghasilkan
tablet yang homogen
Evaluasi granul yang kedua yaitu pengujian bobot jenis, Evaluasi granul
dengan bobot jenis ini yaitu dengan mengetahui bobot jenis pada granul tersebut,
mulai dari bobot nyata, bobot mampat dan bobot sejati. Evaluasi ini bertujuan
untuk menjamin aliran granul yang baik. Evaluasi bobot jenis sejati ini dilakukan
menggunakan alat piknometer. Dari hasil yang didapat dari evaluasi granul
tersebut BJ nyata sebesar 0,423 gr/mL, BJ mampat sebesar 0,517 gr/mL, BJ sejati
sebesar1,0317 gr/mL.
Kadar pemampatan, uji ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampatan
campuran granul selama dikempa. Persen kamampatan granul alat dan metodenya
hampir sama seperti pada saat melakukan bj mampat. Setelah dilakukan pengujian
adalah sebesar 18,31%. Hasil tersebut menunjukan bahwa granul memenuhi
syarat karena persen kerapatannya yang kurang dari 20%. Pemampatan tergantung
pada penurunan volume granul atau serbuk akibat keretakan atau getaran.
Semakin kecil harga persen indek penetapan, semakin baik sifat alirnya.
Perbandingan Haussner. Pengujian ini sama dengan pengujian bj nyata.
Pada pengujian ini diperoleh angka 1,23. angka tersebut menunjukan bahwa nilai
tersebut tidak memenuhi syarat. penafsiran hasilnya adalah yang memenuhi syarat
adalah angka Haussner = 1. Pengujian ini hampir sama dengan pengujian kadar
pemampatan dimana nantinya akan diketahui granul setelah dimampatkan dengan
pengujian ini
Persen kompresibilitas, kompresibilitas adalah kemampuan granul untuk
tetap kompak dengan adanya tekanan. Setelah dilakukan pengujian diperoleh hasil
adalah 18,18 %. Penafsiran hasilnya adalah aliranbaik, karena masuk pada rentang
persyaratan aliran yang sangat baik yaitu 16-25%.
Kemudian dilakukan pengujian evaluasi pada tablet untuk mengetahui
tablet yang dibuat telah memenuhi syarat atau tidak. Pengujian yang pertama
yaitu uji organoleptik, uji ini dilakukan untuk mengetahui tablet yang dibuat baik
atau tidak dengan melihatnya secara visual meliputi bau, bentuk, warna dan rasa.
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa tablet parasetamol yang telah dibuat
memiliki bentuk yang bulat, berwarna putih, memiliki rasa pahit dan tidak berbau.
Pengujian yang kedua yaitu keseragaman bobot dan ukuran. Pengujian
keseragaman bobot dan ukuran tablet dilakukan dengan mengukur diameter dan
tebal tablet. Diameter dan tebal tablet diukur masing-masing (pada pengujian kali
ini dilakukan terhadap 20 tablet) dengan menggunakan alat piknometer dan
timbangan analitik. Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga
kali dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet. Uji keseragaman bobot
dilakukan untuk mengetahui apakah bobot tablet yang dibuat sudah memenuhi
syarat keseragaman bobot atau belum.
II. Kesimpulan
Kempa langsung merupakan suatu metode pembuatan tablet dengan
mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui
perlakuan awal terlebih dahulu. Evaluasi granul kecepatan aliran metode
coronghasil yang di dapat yaitu 30 gram dalam 1,1 detik hal tersebut lebih sedikit
dari persyaraan yaitu 10 gram granul < 1 detik, maka granul dimyatakan kurang
baik dalam hal kecepatan alirnya.Kecepatan aliran sudut istirahatdiperoleh sudut
istirahat granul sebesar 17,83°. Nilai ini menunjukkan bahwa granul yang
dihasilkan memiliki sifat laju alir yang baik karna kurang dari 30 0C.
Evaluasi bobot jenis hasil yang didapat dari evaluasi granul tersebut BJ
nyata sebesar 0,423 gr/mL, BJ mampat sebesar 0,517 gr/mL, BJ sejati
sebesar1,0317 gr/mL.Kadar pemampatan hasil yang didapat 18,31%. Hasil
tersebut menunjukan bahwa granul memenuhi syarat karena persen kerapatannya
yang kurang dari 20%.Perbandingan Haussner yaitu 1,23 tidak memenuhi karena
melebihi 1. Persen kompresibilitas hasilnya 18,18 %. aliran baik, karena masuk
pada rentang persyaratan aliran yang sangat baik yaitu 16-25%.
DAFTAR PUSTAKA
Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kaning J.L. (1994). Teori dan Praktek
Farmasi Industri. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press. Halaman 654, 697.
Naidu KA, 2003. Vitamin C in Human Health and Disease is still a mystery, an
overview. Noutrition J; 2; 7.
LAMPIRAN
Vitamin C
Primojel Talkum Mg Stearat