Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pengertian simplisia menurut Farmakope Indonesia Edisi III adalah bahan
alamyang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
juga, kecualidinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. (Farmakope
Indonesia Edisi III, 1979)
Pada buku Materia Medika Indonesia simplisia merupakan bahan alamiah
yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga
dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. (Materia Medika
Indonesia, 1980)
Menurut Departemen Kesehatan RI Simplisia adalah bahan alami yang
digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa pun, dan
kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia
terbagi menjadi 3 golongan yaitu simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia
mineral. Yang akan dibahas pada artikel ini adalah simplisia nabati. (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1987)
Di Indonesia banyak berbagai macam tumbuhan obat yang telah diteliti
oleh para ahliyang mana sampai sekarang tercantum pada buku-buku maupun
artikel obat tradisional.Tumbuhan obat atau yang biasa dikenal dengan obat herbal
adalah sediaan obat baik berupaobat tradisional, fitofarmaka dan farmasetika,
dapat berupa simplisia ( bahan segar atau yangdikeringkan ) ekstrak, kelompok
senyawa atau senyawa murni berasal dari alam, yangdimaksut dengan obat alami
adalah obat asal tanaman.Indonesia sangat kaya akan kekayaan alam yang
melimpah, mulai dari tanaman herbalsampai mineral tersimpat dalam bumi
pertiwi. Dijaman yang berkembang banyak Ilmuwan bahkan Mahasiswa dari
berbagai universitas berlomba-lomba untuk mengembangkan tanamanobat. Dari
sekian banyak tanaman obat ada salah satu tanaman yang berkasiat obat yaitu
Piper betle atau yang biasa disebut Daun sirih ini telah diteliti bahawa kandungan
fitokimia yang terkandung didalamnya dapat berkhasiat sebagai obat Antibakteri..

I.2 Maksud dan Tujuan


I.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara
pembuatan simplisia nabati dari tumbuhan obat.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa mampu membuat simplisia
nabati dari tumbuhan obat dengan harapan kandungan zat aktif tidak
rusak dan dapat disimpan dalam waktu yaang lama..

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Simplisia
II.1.1 Definisi Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia
merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati,
simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral. (Widaryanto, 1989)

II.1.2 Penggolongan Simplisia


Simplisia terbagi atas 3 golongan yaitu :
1. Simplisia nabati
Simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat
tanaman atau gabungan antara ketiganya. Eksudat tanaman adalah isi sel yang
secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan
dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya. Bagian
yang dapat diambil dari tanaman untuk di buat simplisia adalah biji, buah, daun,
bunga, kulit batang, umbi lapis dan rimpang, contohnya adalah Curcuma
domestica rhizom, psidium guajava, piperis nigri fructus, dll. (Melinda, 2014)

2.Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna
yangdihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, contohnya
adalah adeps lanae, cera flava, cera alba, dll. (Gunawan, 2010)

3.Simplisia Mineral
Simplisia mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhan dan belum berupa

3
bahankimia murni, contohnya adalah CaCO3, kaolin, paraffinum liquidum, dll.
(Gunawan, 2010).

II.1.3 Cara Membuat Simplisia


Adapun tahap-tahap proses pembuatan pembuatan simplisia meliputi :
1. Pengumpulan bahan baku
Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas
bahan baku. Faktor yang paling berperan dalam hal ini adalah masa
panen (Yani, 2015)
Berdasarkan garis besar pedoman panen, pengambilan bahan
baku tanaman dilakukan sebagai berikut :
a. Biji
Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat mulai mengeringnya
buah atau sebelum semuanya pecah.
b. Buah
Pengambilan buah tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan
aktifnya. Panenbuah bisa dilakukan saat menjelang masak, setelah
benar-benar masak atau dengancara melihat perubahan
warna/bentuk dari buah yang bersangkutan.
c. Bunga
Panen bunga tergantung dari tujuan pemanfaatan kandungan
aktifnya. Panen dapatdilakukan pada saat menjelang penyerbukan,
saat bunga masih kuncup, atau saat bunga sudah mulai mekar.
d. Daun
Panen daun dilakukan pada saat proses fotosintesis berlangsung
maksimal yaituditandai dengan saat-saat tanaman mulai berbunga
atau buah mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun,
dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun berubah menjadi
daun tua.
e. Kulit batang

4
Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada tanaman yang sudah
cukup umur. Saat panen yang paling baik adalah awal musim
kemarau.
f. Umbi lapis
Panen umbi dilakukan pada saat akhir pertumbuhan.
g. Rimpang
Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau.
h. Akar
Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau
tanaman sudahcukup umur. Panen yang dilakukan terhadap akar
umumnya akan mematikan tanaman yang bersangkutan.
2. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih
segar. Sortasi dilakukan terhadap :
a. Tanaman kerikil
b. Rumput-rumputan
c. Bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak
digunakan,
d. Bagian tanaman yang rusak (dimakan ular dan sebagainya).
3. Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang
melekat, terutamabahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga
bahan-bahan yang tercemar pestisida. Pencucian dilakukan dengan
menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber yakni mata air,
sumur dan PAM.
4. Perajangan
Perajangan (Slicing) adalah proses pengecilan dengan menggunakan
pisau untuk mendapatkan ukuran panjang potongan yang lebih kecil
dan tipis dengan arah melintang, miring, atau sejajar panjang bahan
yang akan dipotong. Proses perajangan bertujuan untuk memperkecil
dan mempercepat proses pengeringan karena permukaan yang

5
diperbesar dan pada akhirnya penurunan kadar air lebih cepat selama
masa pengeringan
5. Pengeringan
Proses pengeringan simplisia, terutama bertujuan :
a. Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah
ditumbuhi kapang dan bakteri.
b. Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih
lanjut kandungan zat aktif.
c. Memudahkan dalam hal pengelolaan proses, selanjutnya (ringkas,
mudah disimpan, tahan lama dan sebagainya).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan yaitu :
a. Waktu pengeringan. Semakin lama dikeringkan akan semakin
kering bahan itu.
b. Suhu pengeringan. Semakin tinggi suhunya semakin cepat kering,
tetapi harus dipertimbangkan daya tahan kandungan zat aktif di
dalam sel yang kebanyakan tidak tahan panas.
c. Kelembapan udara disekitarnya dan kelembapan bahan atau
kandungan air dari bahan.
d. Ketebalan bahan yang dikeringkan.
e. Sirkulasi udara.
f. Luas permukaan bahan. Semakin luas permukaan bahan semakin
mudah kering.
6. Sortasi Kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses
pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu
gosong, bahan yang rusakakibat terlindas roda kendaraan, atau
dibersihkan dari kotoran hewan.

7. Penyimpanan

6
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia
perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling
bercampur antara simplisia satu dengan yang lainnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan simplisia
adalah :
a. Cahaya
b. oksigen atau sirkulasi udara
c. reaksi kimia yang terjadi antara kandungan aktif tanaman dengan
wadah.
d. Penyerapan air
e. Kemungkinan terjadinya proses dehidrasi.
f. Pengotoran atau pencemaran, baik yang diakibatkan oleh
serangga, kapang, bulu-bulutikus atau binatang lain.

II.1.4 Kegunaan Simplisia


Secara umum adalah simplisia nabati yang telah melalui proses pasca
panen dan proses preparasi secara sederhana yang siap pakai atau siap
diproses lebih yaitu:
a. Jamu: siap pakai dalam serbuk halus untuk diseduh sebelum
diminum
b. Infus: siap dipakai untuk dicacah dan digodok sebagai jamu
godokan
c. Diproses lebih lanjut untuk dijadikan produk sediaan farmasi lain
yang umumnya melalui proses ekstraksi, separasi dan pemurnian
yaitu menjadi ekstrak, fraksi atau bahan isolate senyawa murni.

II.2 Psidium Guajava


Daun jambu biji (Psidium guajava L.) berbau aromatik dan rasanya sepat.
Daunnya merupakan daun tunggal yang berwarna hijau keabuan, helai-helai daun

7
berbentuk jorong sampai bulat memanjang, ujung daunnya meruncing sedangkan
pangkal daunnya juga meruncing tetapi ada pula yang membulat, daun berukuran
panjang antara 6cm sampai 15cm dan lebar antara 3cm sampai 7,5cm sedangkan
tangkainya kurang lebih 1cm. Daun berambut penutup pendek, tampak berbintik-
bintik yang sesungguhnya merupakan rongga-rongga lisigen, warnanya gelap
namun bila dalam keadaan terendam air menjadi tembus cahaya (Karta Sapoetra,
1992).

II.3 Kandungan Senyawa Psidium Guajava


Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung berbagai senyawa
kimia aktif diantaranya saponin, flavonoid, tri terpenoid, minyak atsiri (Menurut
Ma'at dan Albana), tanin, beta sitosterol dan senyawa-senyawa lainnya
(Duke,2004).

II.4 Manfaat Simplisia Psidium Guajava


Manfaat simplisia daun jambu biji yang sering di gunakan adalah sebagai
anti diare, Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Revista do
Instituto de Medicina Tropical de Sao Paulo, ekstrak daun jambu biji mampu
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yang menyebabkan
diare,orang yang menderita diare disarankan untuk mengonsumsi daun jambu biji
agar mengurangi sakit perut, menghambat pengeluaran tinja yang berair, serta
memulihkan tubuh lebih cepat. Daun jambu biji juga digunakan untuk mengobati
diare kronis terutama pada anak-anak. Selain menghentikan diare.

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kami adalah:
a. Gunting
b. Kain hitam
c. Koran
d. Nampan
e. Pisau
f. Plastik
g. Talenan
h. Tisu
i. Timbangan
j. Toples kaca

III.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kami adalah:
a. Dauh jambu biji (Psidium guajava)
b. Silica Gel (Food grade)

III.2 Prosedur Kerja


Cara pembuatan simplisia daun jambu biji
1. Pengumpulan bahan baku
Pengumpulan bahan yang akan dijadikan simplisia merupakan
langkah awal dalam pembuatan simplisia. Setiap jenis tanaman memiliki
waktu dan cara panen yang berbeda. Tanaman yang dipanen buahnya
memiliki waktu dan cara panen yang berbeda dengan tanaman yang
dipanen berupa biji, rimpang, daun, kulit dan batang. Untuk pemanenan
daun jambu biji dilakukan pada daun jambu biji yang masih segar dan

9
masih mudah. Teknik pemetikan dilakukan dengan cara langsung dipetik
tanpa menggunakan alat-alat (Melinda, 2014).

2. Sortasi Basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau
bahan-bahan asing lainnya dari daun jambu yang telah dikumpulkan,
seperti tanah atau debu yang menempel pada saat panen (Melinda, 2014).

3. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan air bersih dan mengalir. Pencucian
bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran dan mengurangi mikroba-
mikroba yang melekat pada bahan (Melinda, 2014).

4. Perajangan
Perajangan dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajang
khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang
dikehendaki. Perajangan pada bahan dilakukan untuk mempermudah
proses selanjutnya seperti pengeringan, pengemasan, dan penyimpanan
(Gunawan, 2010).

5. Pengeringan
Pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar
matahari atau menggunakan suatu alat pengering. Hal-hal yang perlu
diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu pengeringan,
kelembaban udara,aliran udara, dan Waktu pengeringan. Pengeringan
adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara
mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat terhambat.
Proses pengeringan ditutup dengan menggunakan kain hitam agar
terhindar dari debu yang berterbangan. Dan digunakan kain hitam karena
kain hitam memiliki daya hantar panas yang baik (Melinda, 2014).

10
6. Sortasi Kering
Sortasi kering dilakukan bertujuan untuk memisahkan benda-benda
asing yang terdapat pada simplisia, misalnya akar-akar, pasir, kotoran
unggas atau benda asing lainnya. Proses sortasi kering merupakan tahap
akhir dari pembuatan simplisia kering sebelum dilakukan pengemasan,
penyimpanan atau pengolahan lebih lanjut (Melinda, 2014).

7. Penyimpanan
Penyimpanan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah
dikeringkan. Jenis kemasan yang digunakan dapat berupa plastik, kertas
maupun toples. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu
produk yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan,
dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak
bereaksi dengan isi (Melinda, 2014).

11
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kelompok kami melakukan percobaan mengenai
cara pembuatan simplisia. Simplisia yang digunakan dalam kelompok kami ialah
psidium guajava atau dalam bahasa Indonesia disebut daun jambu biji, pada
dasarnya kita harus mengetahui terlebih dahulu apa saja cara yang harus dilakukan
sebelum melakukan pembuatan simplisia psidium guajava ini. Adapaun cara atau
prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini, dimulai dari pengumpulan
bahan, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, dan
penyimpanan.
Pertama pengumpulan bahan daun jambu biji, daun yang dipilih
merupakan daun yang muda dan tidak memiliki banyak lubang dimakan oleh
hama, daun jambu biji yang telah di petik dimasukkan kedalam kantung plastic
dikumpulkan sebanyak 3 kg.
Tahap kedua sortasi basah, daun jambu biji yang telah dikumpulkan
selanjutnya dilakukannya sortasi basah yang bertujuan untuk memisahkan bahan-
bahan asing yang tidak berguna atau berbahaya saat pembuatan simplisia. Dalam
hal bentuk, warna dan tanda-tanda lainnya yang merugikan (cacat) seperti luka,
lecet dan adanya infeksi penyakit atau luka akibat hama. Pada daun jambu biji
yang kami petik masih terdapat daun yang warnanya mulai menguning bahkan
ada yang sudah kering maupun berlubang akibat hama.
Selanjutnya tahap ketiga pencucian daun jambu biji, proses Pencucian
berguna untuk menghilangkan kotoran dan mengurangi mikroorganisme yang
menempel pada bahan, daun yang telah kami sortasi basah di lakukan pencucian
dengan air bersih.
Tahap keempat perajangan (pengirisan) daun jambu biji, perajangan ini
bertujuan untuk memperluas permukaan sehingga lebih cepat kering tanpa
pemanasan yang berlebihan. Daun yang telah kami cuci selanjutnya di potong
menggunkan pisau dan gunting dengan melakukan sayatan melintang pada saat
pemotongan daun jambu biji.

12
Kemudian kelima pengeringan daun jambu biji, pengeringan dilakukan
untuk menurunkan kandungan air dalam suatu simplisia. Pengeringan suatu bahan
yang terlalu lama dan suhunya yang tinggi juga dapat menurunkan mutu karena
dapat merusak komponen-komponen yang terdapat didalamnya, dikarenakan
pengeringan terlalu lama dan bila langsung terkena sinar matahari dapat merusak
simplisia psidium guajava maka kami menggunakan kain hitam sebagai penutup
saat pengeringan dilakukan, dan kami melakukan pengeringan memakan waktu 6
jam disebabkan oleh cuaca yang kurang mendukung maka proses pengeringan
membutuhkan waktu yang lama.
Tahap keenam sortasi kering simplisia psidium guajava tujuan dari sortasi
kering ialah memisahkan benda asing, seperti bagian-bagian yang tidak
diinginkan dan kotoran lain yang masih ada dan tertinggal. Pada saat proses
pengeringan yang diakibatkan cuaca yang kurang mendukung seperti angin yang
kencang membuat simplisia terkena debu, sehingga dilakukanlah sortasi kering.
Tahap ketujuh penyimpanan simplisia psidium guajava, tempat
penyimpanan yang kami gunakan untuk simplisia ini adalah toples kaca tertutup
rapat, dan menggunakan silica gel agar mencegah kelembapan didalam toples
kaca. Berikut adalah nilai rendemen dari daun jambu biji sampai menjadi
simplisia psidium guajava.

Perhitungan Rendemen :
Rendemen simplisia daun jambu biji = Bobot simplisia (akhir) X 100%
Bobot bahan baku (awal)
=520 gram X 100%
3000 gram
= 17,3 %

13
BAB V
Penutup
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah metode pembuatan simplisia
psidium guajava dilakukan dengan mengumpulkan sebanyak 3 kg daun jambu biji
selanjutnya dilakukan proses sortasi basah, pencucian, perajangan/pemotongan,
pengeringan, sortasi kering, dan penyimpanan. Diketahui bahwa setelah melalui
proses pengeringan simplisia psidium guajava memiliki bobot seberat 520 gram
dengan hasil dari rendemen yang didapatkan adalah 17,3%.

V.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat bermanfaat sebagai acuan pada
praktikum selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Pada saat praktikum diharapkan kebersihan laboratorium tetap dijaga.
2. Dalam menggunakan alat pada saat praktikum lebih berhati-hati terutama
benda yang tajam.
3. Sebelum melakukan praktikum, diharapkan praktikan telah mengetahui
hal-hal apa saja yang dilakukan agar waktu praktikum lebih efisien dan
efektif.

14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1985,Cara Pembuatan Simplisia,Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995,Farmakope Indonesia edisi IV,Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2017,Farmakope Herbal Indonesia edisi II,Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1987, Analisis Obat Tradisional,
Jakarta, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, Cetakan Pertama, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan,Jakarta.
Dharma, A.P. 1985. Tanaman Obat Tradisional Indonesia. PN Balai Pustaka;
Jakarta.
Gunawan, D., dan Sri, M. 2010. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Melinda. 2014. Aktivitas Antibakteri Daun Pacar (Lowsonia inermis L), Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Suzanne, Langger. 1988.K. Problem of Art. Terjemahan Widaryanto. Bandung:
ASTIBandung
Yani Zamzam, Muh. 2015. Farmakologi:Bidang Keahlian Kesehantan. Jakarta:
EGC.

15
Lampiran

(Gambar pengumpulan bahan baku) (Gambar proses sortasi basah)

(Gambar proses pencucian) (Gambar proses perajangan/pemotongan)

16
(Gambar proses pengeringan) (Gambar proses sortasi kering)

(Gambar penyimpanan simplisia)

17

Anda mungkin juga menyukai