Anda di halaman 1dari 69

PENGGOLONGAN, BENTUK

SEDIAAN DAN
PERHITUNGAN DOSIS OBAT

SAIFUDIN ZUKHRI
Pengertian Obat

Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-


bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau
bagian badan manusia.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71


Pengertian Obat

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk


produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.

Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Kesehatan No. 36 tahun 2009


Pengertian Obat Secara Khusus

 Obat Jadi: Obat dalam keadaan murni/campuran (serbuk,


cairan, salep, tablet, pil, suppositoria,dll) yang mempunyai
teknis sesuai FI/lain yang ditetapkan Pemerintah.

 Obat Patent: Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar


atas nama sipembuat/ yang dikuasakannya dan dijual
dalam bungkus asli pabrik yang memproduksinya.

 Obat Baru: Obat yang terdiri atau berisi zat, baik sebagai
bagian yang berkhasiat, ataupun yang tidak berkhasiat,
misalnya: lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau
komponen lain, yang belum dikenal sehingga tidak
diketahui khasiat dan kegunaannya.
Pengertian Obat Secara Khusus

 Obat Asli: Obat yg didapat langsung dari


bahan-bahan alamiah Indonesia, terolah
secara sederhana atas dasar pengalaman dan
digunakan dalam pengobatan tradisional.

 Obat Esensial: Obat yg paling dibutuhkan


untuk pelayanan kesehatan masyarakat
terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat
Esensial yang ditetapkan oleh MENKES.
Nama Obat di Pasaran

Dalam pemasarannya, obat juga dapat


dikelompokkan menjadi 3 bagian berdasarkan
nama mereknya, antara lain adalah :

a. Obat Paten
b. Obat Generik Bermerek /Bernama dagang
c. Obat Generik
Obat Paten

Obat paten atau specialité adalah obat milik


perusahaan tertentu dengan nama khas
yang diberikan produsennya dan dilindungi
hukum, yaitu merek terdaftar (proprietary
name). Dalam pengertian lain, obat paten
adalah obat yang memiliki hak paten.
Obat Generik Bermerek/Bernama Dagang

o Obat generik bermerek bernama dagang


adalah obat generik dengan nama dagang
yang menggunakan nama milik produsen
obat yang bersangkutan.

(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/Menkes/068/I/2010)
Obat Generik

Obat generik adalah obat dengan nama resmi


International Non Propietary Names (INN) yang
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau
buku standar lainnya untuk zat khasiat yang
dikandungnya. Dalam pustaka lain, obat generik
(generic name) adalah obat dengan nama umum
tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan.

(Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/Menkes/068/I/2010)
Golongan Obat

• OBAT BEBAS

• OBAT BEBAS TERBATAS

• OBAT KERAS (Keras, Keras Tertentu


(Psikotropika), Wajib Apotek (tanpa R/)

• NARKOTIKA
DOSAGE FORM
BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO)
BENTUK SEDIAAN OBAT

01. SOLID / PADAT


® Puyer / Powder : Pulveres,,Pulvis
® Kapsul / Capsules ® Tablet
® Supositoria
02. SEMISOLID / Setengah padat
® Salep, ® Krim, ® Gel / jelly
03. LIQUID / CAIR
® Solutio / Larutan, ® Suspensi /
Campuran kocok, ® Emulsi
PUYER / POWDER

Pulvis : Serbuk tidak terbagi ;

Obat luar (serbuk luka & serbuk tabur)


Obat dalam (digunakan lewat oral),
biasanya untuk obat yang tidak poten.

Mis : Laksansia, Antasida, Suplemen


makanan
PUYER / POWDER
Pulveres : Serbuk terbagi; Digunakan
sebagai obat dalam. Dibagi dalam bagian
yang sama dengan kertas atau bahan lain
yang tidak mempengaruhi isinya.

Satu bungkus / bagian dipakai untuk satu


kali pemakaian

Isi : Tunggal / dapat merupakan campuran dari


Remidia Cardinale (Obat kausatip), Remidia
adjuvantia (Obat simtomatik), Remidia corrigentia
(Obat pembantu) dan Konstituen / Vehiculum
(pembawa obat)
PUYER / POWDER
 Merupakan bentuk sediaan yang tertua
 Merupakan campuran yang kering
 Beberapa keuntungan :
01. Stabil (dibandingkan dengan cairan)
02. Dapat leluasa menakar dosis
03. Dapat leluasa mencampur barbagai macam obat
04. Cocok untuk anak (sukar menelan)
05. Murah (bila menggunakan bahan baku)
 Beberapa kerugian :
01. Ribet / meracik
02. Waktu lama
03. Mahal (menggunakan obat yang sudah jadi)
KAPSUL / capsules
 Sama seperti puyer, tetapi dimasukkan ke dalam kapsul
 Menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak
 Dapat dibuat kapsul enterik (pecah di dalam usus)
 Dibagi menjadi kapsul keras (hard capsules) yang dapat
dipisahkan antara tutup dan badannya, dapat dibuat
diapotek, dan kapsul lunak (soft capsules) tidak ada
badan maupun tutup kapsul, tidak dapat dibuat di apotek
 Dapat diisi dengan bahan padat maupun cair (bukan air)
 Bahan kapsul dapat dibuat dari Gelatin. Gelatin campur
gliserin, dan amylaseae.
SUPPOSITORY / SUPOSITORIA

o Bentuk sediaan obat padat yang penggunaannya dimasukkan


ke dalam lubang tubuh misalnya : anus, vaginal dan uretral.
o Dapat melunak / meleleh, larut atau pecah pada suhu tubuh.
o Dapat terdiri dari obat tunggal maupun campuran.
o Dapat berefek sistemik (asma, antipiretik, pelemas
otot/kejang) maupun lokal (trikomoniasis , hemoroid dll).

o Digunakan bila :
1. Obat tidak dapat lewat mulut (mual,muntah atau tidak
sadar).
2. Kontra indikasi penggunaan oral (post operasi, rusak
oleh asam lambung, mengiritasi lambung atau tidak
dapat dicerna)
3. Penggunaan yang lama (lambat diabsorbsi).
4. Dikehendaki efek lokal (hemoroid, dll).
TABLET

 Suatu masa padat yang berisi satu atau lebih bahan obat
dengan atau tanpa bahan tambahan.
 Dibuat dengan pengempaan (compressed) dengan
menggunakan mesin pembuat tablet terutama dari amterial
yang kering. Dan adapula yang dibuat dari material yang
lembab untuk dijadikan molding tablet / triturated tablet (tablet
yang didisain untuk dihancurkan / dilarutkan kembali).
 Ukuran , warna dan berat sangat bervariasi.
 KEUNTUNGAN :
1. Dokter sangat mudah untuk meresepkan.
2. Cepat & mudah disiapkan.
3. Praktis dibawa, menarik. Mudah ditelan dan dosisnya
dijamin akurat.
4. Mudah dan murah dalam proses pembuatan, stabil,
gampang dikemas.
TABLET

 Kerugian :
1. Komposisinya dan dosis
kadang tidak cocok untuk
pasien tertentu.
2. Memerlukan waktu untuk dapat
hancur dan larut dalam tubuh.
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

A. Compressed tablets (Tablet yang dibuat


dengan tekanan)
a. Tablet salut gula (Sugar coated tablet)
b. Tablet salut selaput (Film coated tablet)
c. Tablet salut enterik (Enteric coated tablet)

B. Multiple compressed tablet (Tablet kempa


ganda)
 Layered tablet (Tablet berlapis)
 Press-coated tablet (Tablet inti dan lapis luar)
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

C. Prolonged–action tablet/Controlled-released
tablet
Dibuat untuk pengobatan dengan periode
tertentu, dosis ganda yang diatur pelepasan
obatnya melalui :
a. Delayed action tablet (DAT). Pelepasan
dosis yang kedua dst ditunda sampai
kondisi fisiologis yang memungkinkan.
b. Repeat action Tablet (RAT). Pelepasan
dosis kedua dst sudah diprogram dengan
satuan waktu tertentu.
c. Extended–release Tablet (ERT) Pelepasan
dosisnya diatur tidak terputus (continously)
dalam waktu yang relatif panjang.
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

D. Tablet efervesen (Effervescent tablet)


Selain berisi bahan obat juga ditambahkan
NaHCO3 dan asam organik, yang bila
dimasukkan dalam air akan menghasilkan
CO2. Diminum setelah tabletnya larut
semua (tetapi larutan jenuh dengan CO2).
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

E. Vaginal tablet/Compressed suppositories/insert


Tablet yang dimasukkan lewat vagina dengan
aplikator.
F. Lozenges Tablet (tablet hisap)
Manis, odorous, padat , lambat larut. Untuk tujuan
pengobatan lokal dan dapat pula berefek sistemis
G. Buccal and sublingual tablet.
Kecil, datar atau oval , diletakkan dimukosa pipi
(buccal) atau dibawah lidah (sublingual), langsung
melarut dan diserap bila dikehendaki aksi yang
cepat. Contoh tablet untuk angina pectoris.
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

H. Implants sustain release (subcutaneously)


Untuk penggunaan jangka panjang. Contoh : obat
KB, immune/antihypertensive/ anticancer agent.
I. Reagent agents /Tablet reagen
Contoh : Hematest tablet (Untuk mengetahui
darah dalam tinja).
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

J. MOLDED TABLET

 Dispensing tablet :
Dapat dicampur / diracik lagi menjadi serbuk
atau cairan. Karena bila dalam bentuk cairan
/larutan dalam air tidak stabil (umur ± 10-15
hari). Contoh : Catalin untuk katarak.
 Hypodermic tablets.
Tablet yang dirancang untuk obat suntik ,
sekarang sudah tidak diproduksi karena tidak
memenuhi syarat sebagai obat suntik.
LIQUID /CAIR

 Dapat sebagai obat luar (non oral) maupun obat


dalam
 Solutio : Suatu bentuk cairan yang
mengandung bahan kimia terlarut tunggal
maupun campuran.
 Siap diabsorpsi, mudah tercampur dengan
cairan tubuh tetapi kurang stabil (dibandingkan
dengan bentuk padat) terasa, dan
penggunaannya menggunakan alat tertentu dan
harganya relatif lebih mahal.

LIQUID /CAIR

 Suspensi/mixtura /mixtura agitanda

Bentuk sediaan cair yang mengandung


satu atau lebih bahan kimia tidak terlarut,
terdispersi/tersebar dalam pembawanya
biasanya ditambah pengental (suspending
agent).
LIQUID /CAIR

Emulsi
 Suatu bentuk cairan yang mengandung bahan
cair (dapat minyak atau lemak) yang terdispersi
dalam pembawanya, dan perlu ditambahkan
emulgator (emulsifiying agent).
 Tipe a/m (air dalam minyak ) atau m/a ( minyak
dalam air), tergantung komponen yang lebih
banyak dan emulgatornya.
 Tujuan dibuat emulsi : untuk mengurangi rasa
dan bau yang tidak enak, mempunyai aksi /
absorpsi lebih cepat dari minyaknya sendiri.
LIQUID /CAIR

 Guttae (tetes)
Suatu obat bentuk cairan yang penggunaannya
dengan penetesan. Dosisnya dihitung dengan
jumlah tetesan atau menggunakan skala yang ada
pada alat penetes.
o Mempunyai volume yang lebih kecil dari sirup.
o Lebih acceptable (dapat diterima) oleh pasien
bayi.
o Dapat digunakan untuk obat luar maupun obat
dalam.
LIQUID /CAIR
Obat suntik/Injection/Injectio.
Sediaan cair yang steril dapat berupa larutan,
suspensi atau serbuk yang dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu maupun emulsi, yang
penggunaannya secara parenteral, suntikan dengan
cara menembus atau merobek jaringan ke dalam
atau melalui kulit atau selaput lendir.

o Wadah :
Ampul untuk pemakaian tunggal
Vial untuk penggunaan tunggal maupun ganda
o Pelarut : dapat aqua pro injectio atau minyak atau
campuran cairan yang lain (air dan gliserin)
Vial
Label-label obat pada vial atau ampul
Nama generik
Nama dagang obat
Dosis obat dalam berat (mg, gr, miliekuivalen)
Jumlah
Jika obat dalam bentuk bubuk, instruksi pencampuran
dan ekuivalensi dosisnya mungkin diberikan
CARA MENGHITUNG
DOSIS
PENGERTIAN DOSIS
DOSIS MEDICINALIS= DOSIS LAZIM =
DOSIS TERAPEUTIK
SEJUMLAH OBAT YANG MEMBERIKAN
EFEK TERAPEUTIK PADA PENDERITA
DEWASA
DOSIS : SEJUMLAH OBAT YANG DIBERIKAN

SATU KALI ATAU SELAMA JANGKA WAKTU


TERTENTU
DOSIS AWAL (LOADING DOSE)
ATAU
DOSIS PERMULAAN (INITIAL DOSE)
DOSIS OBAT UNTUK MEMULAI TERAPI SEHINGGA

DAPAT MENCAPAI KONSENTRASI TERAPEUTIK

DALAM TUBUH YANG MENGHASILKAN EFEK KLINIS


DOSIS PEMELIHARAAN (MAINTENANCE
DOSE)
Dosis obat yang diperlukan untuk

memelihara sampai mempertahankan

efek klinik atau konsentrasi terapeutik

obat yang Sesuai dengan dosis regimen


ISTILAH LAIN
 DOSIS MAKSIMUM (MD)

 DOSIS TOXICA : lebih besar

dari dosis maksimum


 DOSIS LETALIS (LD)
Pertimbangan Menghitung Dosis
Individu pemakai obat
Jenis dan berat ringanya penyakit
Profil obat
Epidemi
Faktor lingkkungan
Faktor Individu Penderita meliputi :
Umur
Bobot Badan
Jenis kelamin
Luas permukaan tubuh
Toleransi
Habituasi
Adiksi
Kondisi penderita
Umur menentukan efek terapi
suatu obat, juga keterkaitan
dengan fungsi organ dan
keadaan fisiologisnya:bayi,
anak, dewasa, lansia
Rumus Young
Umur anak dengan n tahun, untuk anak dibawah usia
8 tahun

n
Dosis n tahun = x dosis dewasa
n + 12
Soal: Hitung Dosis Parasetamol
untuk anak 4 tahun dengan
berat badan 15 kg, jika
diketahui dosis paracetamol
untuk orang dewasa adalah 500
mg per sekali pakai
Rumus Dilling
Umur anak dengan n tahun, untuk anak
diatas usia 8 tahun

n
Dosis n tahun = x dosis dewasa
20
Rumus Fried
Khusus untuk bayi dengan m bulan

m
Dosis m bulan = x dosis dewasa
150
Bobot Badan
Pada usia yang sama, bobot badan menentukan tinggi
rendahnya dosis untuk menghasilkan efek terapi yang
sama
Rumus CLARCK dalam pound
W
Dosis W = x dosis dewasa
150

Ket : W = Berat badan (pound),1 kg = 2,2 pound


Rumus dalam kg
B
Dosis B kg = x dosis dewasa
70

Ket : B = Berat badan dlm kg


Soal: Hitung Dosis Parasetamol
untuk pasien 25 tahun dengan
berat badan 52 kg, jika
diketahui dosis paracetamol
untuk orang dewasa adalah 500
mg per sekali pakai
Bila diketahui berat badan dan takaran obat per kg
berat badan

Soal : Dosis obat perkg berat badan adalah


10 mg per sekali pakai. Berapa dosis obat
yang diberikan pada anak dengan berat
badan 15 kg apabila diketahui suatu sirop
obat tersebut dalam 5 ml mengandung 100
mg obat ?
Luas Permukaan
Khusus untuk anak

S
Dosis anak = x dosis dewasa
1,75

Ket : S = Luas Permukaan Tubuh (m2)


PERHITUNGAN DOSIS INDIVIDUA

RUMUS DASAR

D/H X V = A

D = dosis yang diinginkan


H = dosis label tempat obat
V = Bentuk obat yang tersedia
A = Dosis yang diberikan
CONTOH PERHITUNGAN
DOSIS

1. Tablet
Perintah : ampisillin 0,5 g, PO, bid
Tersedia : ampicillin 250 mg/kapsul

D/H x V = 500 mg/250 mg x 1 kap


= 2 kapsul
2. Sirup
Perintah : amoksisillin 100mg, PO, qid
Tersedia : ammoksisillin 250 mg / 5 ml

D/H x V = 100 mg/250 mg x 5 ml


= 2 ml
3. Diket dosis mg/kg/hari

Perintah : Fluorourasil, 12 mg/kg/hari IV, tidak


Melebihi 800 mg/hari
Diketahui : Berat badan 60 kg

Dosis yg dibutuhkan :
12 X 60 = 720 mg/hari
4. Perintah : Sefaklor, 20 mg/kg/hari dalam dosis
Terbagi tiga
Diketahui : Berat badan anak 14 kg
tersedia cefaklor 125 mg/ 5ml

Dosis yg dibutuhkan :
20 X 14 = 280 mg/hari
= 280 / 3 = 93 mg / dosis

D/H x V = 93/ 125 x 5 ml


= 3,7 ml
5. Luas permukaan tubuh

Perintah : Siklofosfamid 100 mg/m2/hari


Diket : Tinggi 70 inci berat 160 lb, perpotongan
pada 1,97 m2 (LPT)

Dosis yang diberikan


100 mg x 1,97 = 197 mg
Perhitungan tetesan infus :

Rumus mencari tetesan/menit :


Jumlah cairan yang dibutuhkan X faktor tetesan
Waktu yang ditentukan (jam) X 60 menit

Rumus mencari lamanya dalam jam


Jumlah cairan yang dibutuhkan X faktor tetesan
Tetesan yang dibutuhkan X 60 menit
Perhitungan tetesan infus :

Rumus untuk mencari volume atau jumlah


cairan yang dibutuhkan
Jam X tetesan yang dibutuhkan X 60 menit
Faktor tetesan

Faktor tetesan
Mikro = 60 tetes/ml
Makro = 20 tetes/ml atau 15 tetes/ml
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai