Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk

digunakan

dalam

menetapkan

diagnosis,

mencegah,

mengurangkan,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan


badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional. Bahan
aktif obat agar digunakan nyaman, aman, efisien dan optimal dikemas dalam bentuk
sediaan obat (BSO) atau disebut sediaan farmasi. Bentuk sediaan obat (BSO) dapat
mengandung satu atau lebih komponen bahan aktif. Formulasi BSO memerlukan
bahan tambahan contohnya antara lain bahan pelarut atau bahan pelicin. Macam
bahan tambahan tergantung macam Bentuk Sedian Obat. Bahan tambahan bersifat
netral.
Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua
bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil
jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula
obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua
diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan. Bentuk sediaan
obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam
farmakoterapi dapat digunakan secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang
optimal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian obat dan bentuk sediaan obat?
2. Apakah manfaat bentuk sediaan obat?
3. Apakah kriteria dari bentuk sediaan obat?
4. Bagaimanakah bentuk sediaan obat?
1

1.3 Tujuan Umum


Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa memahami tentang
bentuk sediaan obat dan mampu mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
1.4 Tujuan Khusus
1. Memahami pengertian obat dan bentuk sediaan obat
2. Memahami manfaat bentuk sediaan obat
3. Memahami kriteria dari bentuk sediaan obat
4. Mengetahui macam-macam bentuk sediaan obat
1.5 Manfaat
Mahasiswa menjadi lebih memahami bentuk sediaan obat dan mampu
mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Obat merupakan sedian atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan
dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, 2005).
Definisi menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk
diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada
manusia atau hewan.
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.193/Kab/B.VII/71, dikatakann
bahwa obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia.
Menurut Batubara (2008), obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi
jaringan biologi.
Dalam WHO, obat didefinisikan sebagai zat yang dapat mempengaruhi
aktivitas fisik atau psikis. Sedangkan menurut
Dalam pengertian umum, obat adalah suatu substansi yang melalui efek
kimianya membawa perubahan dalam fungsi biologik (Katzung, 2007).
Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu
produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek
terapi yang diinginkan. Umumnya bentuk sediaan obat mengandung satu atau lebih
senyawa obat/zat berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk
formulasi tertentu.

2.2 Manfaat Bentuk Sediaan Obat


Bentuk sediaan obat dipilih agar :
1. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
2. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
3. Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi)
4. Sediaan yang cocok untuk : Obat yang tidak stabil, tidak larut penyakit pada
berbagai tubuh
5. Dapat dikemas/dibentuk lebih menarik dan menyenangkan
Dalam memilih bentuk sediaan obat, perlu diperhatikan :
a. sifat bahan obat
b. sifat sediaan obat
c. kondisi penderita
d. kondisi penyakit
e. harga
2.3 Kriteria Bentuk Sediaan Obat
Kriteria suatu bentuk sediaan obat secara umum adalah:
1. Aman
2. Stabil dalam penyimpanan dan menunjukkan kualitas fisik yang baik selama
penyimpanan sesuai dengan batasan kadaluarsanya
3. Dapat bercampur dengan zat aktif, mampu membawa dan melepaskan zat
aktif pada lokasi aksi/tempat pelepasan
4. Mampu melindungi zat aktif dari kemungkinan degradasi
5. Efektif, efisien, ekonomis
6. Dikemas dalam kemasan yang sesuai
2.4 Macam-macam Bentuk Sediaan Obat
A. Bentuk Sediaan Obat Padat
1. Pulvis Dan Pulveres (Serbuk)

Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan
tambahan berbentuk serbuk dan relatif stabil serta kering. Serbuk dapat
digunakan untuk obat luar dan obat dalam. Serbuk untuk obat dalam disebut
pulveres (serbuk yang terbagi berupa bungkus-bungkus kecil dalam kertas
dengan berat umumnya 300mg sampai 500mg dengan vehiculum umumya
Saccharum lactis.) dan untuk obat luar disebut Pulvis adspersorius (Serbuk
tabur).
Sifat Pulvis untuk obat dalam :
-

Cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk cairan

Abentuk sediaan obatrbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet

Tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak menyenangkan,


dirusak dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi yang rendah.

Sifat Pulvis adspersorius :


-

Selain bahan obat, mengandung juga bahan profilaksi atau pelicin

Untuk luka terbuka sediaan harus steril

Sebagai pelumas harus bebas dari organisme patogen

Bila menggunakan talk harus steril, karena bahan-bahan tersebut sering


terkontaminasi spora dan kuman tetanus serta kuman penyebab gangren.

Cara mengenal kerusakan :


Secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak
enak, perubahan warna, benyek atau mnggumpal.
Cara peyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung
dari sinar matahari.
Contoh :
Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius)
Oralit (Pulvis untuk obat dalam ) dalam kemasan sachet
2. Tablet

Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa
cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan
mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan.
( Berat tablet normal antara 300 600 mg ).
Sifat :
a.

Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.

b.

Tidak tepat untuk :


- obat yang dapat dirusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan
- obat yang bersifat iritatif.

c.

Formulasi

dan

pabrikasi

sediaan

obat

dapat

mempengaruhi

bioavailabilitas bahan aktif.


d.

Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat yang


dapat berinteraksi secara fisik/khemis, interaksinya dapat dihindari

e.

Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut Kaplet

Cara mengenal kerusakan :


Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna,
berbau, tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau
benyek.
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, balk ditempat yang sejuk dan terlindung dari
sinar matahari.
Contoh :
- Sediaan paten : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin
- Sediaan generik : Tablet parasetamol, Tablet amoksisilin
Jenis-jenis Tablet
a. Tablet Hisap ( Lozenges )
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya
dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet
melarut atau hancur perlahan dalam mulut.
Sifat :
6

Tablet secara perlahan melarutkan dan melepaskan bahan aktif


sehingga abentuk sediaan obatrbsi obat juga lambat dan obat berefek
panjang.

Untuk efek lokal, lamanya pemberian tergantung lamanya obat dapat


tinggal dalam rongga mulut, mengandung obat antibiotik atau
antiseptik

Merupakan pilihan lain bentuk sediaan obat, terutama untuk terapi


lokal batuk dan sumbatan nasal.

-Cocok untuk pasien kesulitan menelan dan cocok untuk anak-anak


Contoh : Kalmicyn lozenges
b.Trochici
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini disimpan dalam
suhu kamar 28 C.
Sifat :
-

Bentuk sediaan seperti donat untuk mencegah tersedak.

Rasanya manis sehingga mudah diberikan pada anak-anak

- Mudah hancur dalam mulut dan beraksi langsung pada mukosa mulut,
pharynx dan
-

saluran nafas bagian atas

Contoh : FG Trochees
c. Tablet Sublingual
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah,
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Sifat :
- Daya kerja cepat karena kelarutan dalam air tinggi dan efek obat dapat
bertahan lama
- Obat tidak melalui metabolisme di hepar.
- Tidak cocok untuk obat yang rasanya pahit.
Contoh : Tablet Cedocard
d. Tablet Kunyah ( Chewable Tablet )
7

Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan residu dengan


rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa
pahit, tablet ini umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa
sebagai pengikat dan pengisi yang mengandung bahan pewarna dan bahan
pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa
Sifat :
-

Tablet tidak mengandung bahan pemecah tablet sehingga perlu


ketaatan pemakaian agar efek optimal.

Bahan aktif cepat dilepas oleh vehikulum sehingga obat cepat bekerja.

Penggunaannya dikunyah sehingga cocok untuk orang yang tidak bisa


atau sulit menelan

Cocok untuk obat Antasida

Tidak cocok untuk bahan obat yang rasanya pahit dan orang tua yang
tak bergigi.

Contoh : Tablet Plantacid


e. Tablet Effervescent
Tablet selain mengandung zat aktif, juga mengandung campuran asam
(asam sitrat, asam tartar ) dan Natrium bikarbonat , apabila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan karbondioksida yang akan memberikan rasa
segar.
Sifat :
-

Memberikan rasa manis dan segar seperti limun

Bahan aktif obat cepat terabentuk sediaan obatrbsi dan dapat


mengurangi iritasi lambung

Harga relatif mahal karena biaya produksi tinggi.

Contoh : Tablet Ca-D- Rhedoxon


f. Tablet Salut
Tujuan penyalutan tablet :
1) Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, atau cahaya
2) Menutupi rasa dan bau tidak enak
8

3) Membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat


dalam saluran cema.
Macam-macam Tablet Salut
1. Tablet Salut Gula (TSG)
Tablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung
serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau
titanium dioksida, yang disuspensikan dengan gom akasia atau
gelatin, sehingga berat tablet bertambah 30-50%.
Sifat :
-

Mudah ditelan dibanding tablet biasa

Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa

Cocok untuk obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan

Dengan penyalutan memperlambat tersedianya obat diabentuk


sediaan obatrbsi, karena terlambat-nya sediaan pecah.

Contoh : Supra livron


2. Tablet Salut Film (TSF)
Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan bahan
yang merupakan derivat cellulose ( film ) yang tipis/transparan, dan
hanya menambah berat tablet 2-3%
Sifat :
- Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa.
- Cocok untuk bahan obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan.
Contoh : Ferro gradumet
3. Tablet Salut Enterik (TSE)
Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan obat
sampai tablet telah melewati lambung, dilakukan untuk obat yang
rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi
lambung.
Sifat :
-

Abentuk sediaan obatrbsi obat Baru terjadi didalam usus


9

Bentuk ini tepat untuk bahan obat yang iritatif terhadap lambung,
dirusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan.

Tidak tepat untuk bahan campuran pulveres atau potio serta


pemberian yang dalam bentuk tidak utuh.

Contoh : Dulcolax 5 mg, Voltaren


g. Tablet Multilayer
Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah granulasi diatas
tablet

yang

dilakukan

berulang-ulang

sehingga

terbentuk

tablet

multiplayer.
Contoh : Bodrex
h. Tablet Forte
Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa
tapi mempunyai kekuatan yang berbeda ( Biasanya 2 kali tablet biasa )
Contoh : Bactrim Forte
i. Tablet Pelepasan Terkendali
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama
jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini ditelan secara
utuh, tidak boleh dikunyah atau digerus. Ada Sediaan Retard yang devide
dose artinya bisa dipotong menjadi beberapa bagian, contoh Quibron-T
Sifat :
- Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan
- Pelepasan bahan aktif dari sediaan pelepasan terkendali dapat melalui
difusi, dilusi, osmotic pressure atau ion exchange.
- Mempertahankan efek terapi untuk batas waktu yang lama, sehingga
efek obat lebih seragam, hal tersebut akan mengurangi frekuensi
pemberian sehingga ketaatan pasien bertambah.
- Harga lebih mahal.
- Istilah efek diperpanjang ( prolong action ) ; efek pengulangan ( repeat
action) dan pelepasan lambat (sustained action) telah digunakan untuk

10

menyatakan sediaan tersebut. Istilah lain yang sering digunakan antara


lain retard, time release, sustained release..oros
Contoh : Avil retard, Adalat oros
3. Kapsul
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat
dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya
terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya.
1. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi bahan obat berupa minyak/larutan
obat dalam minyak.
2. Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi bahan obat yang kering
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna,
berbau, tidakkompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau
benyek.
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan terlindung dari
sinar matahari.
1. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): Berisi bahan obat berupa minyak/ larutan
obat dalam minyak.
Sifat :
-

Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi

Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan

Abentuk sediaan obatrbsi obat lebih baik daripada kapsul keras karena
bentuk ini setelah cangkangnya larut obat langsung dapat diabentuk
sediaan obatrbsi.

Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres

Contoh : Natur E
2. Kapsul keras ( Hard Capsule ) : berisi bahan obat yang kering.
Sifat
11

Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi

Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan

Tepat untuk obat yang mudah teroksidasi, bersifat higroskopik, dan


mempunyai rasa dan bau yang tidak menyenangkan.

Kapsul lebih mudah ditelan dibandingkan bentuk tablet.

Setelah cangkang larut dilambung, bahan aktif terbebas serta terlarut


maka proses abentuk sediaan obatrbsi baru terjadi ( di gastrointestinal).

Contoh : Ponstan 250 mg


B. Bentuk Sediaan Obat Cair
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopis kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna,
berbau, timbul kristal atau adanya endapan zat padat.
Penyimpanan :
Dalam Botol tertutup rapat dan dimasukkan kedalam almari, ditempat kering
pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari.
Jenis-jenis sediaan obat cair:
1. Solutio
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Solute: Zat yang terlarut.
Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air.
Sifat :
-

Obat homogen dan abentuk sediaan obatbsi obat cepat

Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita yang
sukar menelan, anak-anak dan manula

Volume pemberian besar

Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk
larutan.

Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah
pemanis dan perasa.
12

Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle


2. Sirup
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :
a. Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula ( 64-66%).
b. Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.
c. Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk
suspensi oral.
Sifat :
-

Homogen

Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio. - Cocok


untuk anak-anak maupun Dewasa.

Sirup Kering :
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan
obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut.
Apabiola akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk
sediaan suspensi.
Sifat :
-

Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia lain
yang tidak larut

dan tidak stabil dalam bentuk cairan dalam penyimpanan lama.

Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan anak.

Kecepatan abentuk sediaan obatrbsi obat tergantung pada besar


kecilnya ukuran partikel

Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan + 7 hari pada


suhu kamar, sedang pada almari pendingin + 14 hari.

Contoh Sirup kering :


Cefspan sirup (untuk dibuat Suspensi ) Amcillin DS sirup (untuk dibuat
Suspensi )
Contoh sirup : Biogesic sirup, Dumin sirup
13

3. Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak
larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung
stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu
sebelum dipakai.
Sifat :
-

Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula

Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak dari
Solutio

Volume pemberiannya besar

Kecepatan abentuk sediaan obatrbsi obat tergantung pada besar


kecilnya ukuran partikel yang terdispersi

Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspensi


4. Elixir
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi
jumlah

etanol

bisa

ditambah

kosolven

lain

seperti

gliserin

dan

propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir.
Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol
selain sebagai pelarut, juga sebagai pengawet atau korigen saporis.
Sifat :
-

Cocok untuk penderita yang sukar menelan

Karena mengandung Alkohol, hati-hati untuk penderita yang tidak


tahan terhadap

Alkohol atau menderita penyekit tertentu

Elixir kurang manis dan kurang kental dibandingkan bentuk sediaan


sirup.

Contoh : Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml ( Paediatri )

14

5.

Tingtura
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan
atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat
mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain
mengandung 20% bahan tumbuhan.
Sifat :
-

Homogen dan bahan obat lebih stabil

Kadar

alcohol

yang

tinggi

dapat

menghambat

pertumbuhan

mikroorganisme
-

Karena Berisi beberapa komponen, dengan adanya cahaya matahari


dapat terjadi perubahan fotosintesis

Contoh : Halog 8 ml
6. Gargarisma
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan
Contoh : Betadine 190 ml
7. Guttae
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
a. Tetes Oral :
Sifat: :
- Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak
- Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang
sesuai dengan
- bentuk sediaannya
- Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika antipiretika,
vitamin,
- antitusif, dekongestan.
Contoh : Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml, Termagon
b. Tetes Mata :
15

Sifat :
- Harus steril dan jernih
- Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal
- Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet
Contoh : Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid
c. Tetes Telinga :
Sifat :
- Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang
mempunyai
- kekentalan yang cocok ( misal gliserol, minyak nabati, propilen
glikol ) sehingga dapat
- menempel pada hang telinga.
- pH sebaiknya asam ( 5-6 )
Contoh : Otolin 10 ml, Otopain 8 ml
d. Tetes Mata Dan Telinga
Contoh : Sofradex 3 ml, Kemicort 5 ml
e. Tetes Hidung :
Sifat :
- pH sekitar 5,5 sampai 7,5
- Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan stabilisator.
Contoh : Iliadin 10 ml, Vibrosil, Otrivin
8. Lotion
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit
Sifat :
-

Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya.

Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan lapisan tipis


komponen obat pada permukaan kulit

Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan pelarut
lain yang cocok.
16

Contoh : Tolmicen 10 ml
C. Bentuk Sediaan Obat Semi Padat
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat adanya perubahan warna, berbau
tengik, dan lewat kadaluwarsa.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, kering, dan terlindung dari
cahaya matahari.
Jenis-jenis obat semi padat
1. Unguenta (Salep)
Sediaan setengah padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan
pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat
yang terkandung hares terbagi rata atau terdispersi homogen dalam
vehikulum.Umumnya memakai dasar salep Hidrokarbon ( vaselin album dan
vaselin flavum ), dan dasar salep Abentuk sediaan obatrbsi (adeps lanae, dan
lanolin ).
Sifat :
-

Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan dengan bentuk sediaan


padat lainnya.

Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi

Obat kontak dengan kulit cukup lama sehingga cocok untuk dermatosis
yang kering dan kronik serta cocok untuk jems kulit yang bersisik dan
berambut.

Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh tubuh.

Contoh : Tolmicen 10 ml, Polik oint 5 g


Macam-macam salep:
a. Salep Berlemak ( Fatty Ointment )

17

Suatu sediaan obat berbentuk setengah padat yang mudah dioleskan,


bahan obat hares terdispersi homogen dalam dasar salep yang bebas air
( berlemak )
Sifat :
-Abentuk sediaan obatrbsi obat cukup baik
-Basisnya bebas air sehingga obat dapat kontak dengan kulit cukup
lama
-Dapat berfungsi sebagai pendingin
-Cocok untuk jenis kulit yang kering dan dermatosa kronis
Contoh : Nerisona fatty oint
b. Salep Mata.
Sifat :
- Steril dan obat dapat kontak lama dengan mata sehingga lebih efektif
dibandingkan
- dengan tetes mata.
- Stabil dalam penyimpanan dan transportasi
- Bahan dasar tidak mengiritasi mata (adeps lanae, vaselin flavum,
paraffin liq )
- Cocok untuk penggunaan malam hari.
Contoh : Cendocycline 1%, 3,5 gram, Cendomycos 3,5 g, Kemicitine 5g
2. Jelly (Gel )
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu
kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak.
Pada umumnya menggunakan bahan dasar larut dalam air ( PEG, CMG,
Tragakanta )
Sifat :
- Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering
- Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat

18

- Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak sehingga cocok


untuk dermatosa
- kronik
- Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu banyak dapat
memberikan efek
- sistemik.
Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g
3. Cream
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan
perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa
emulsi 0/W atau emulsi W/O.
Sifat :
-

Abentuk sediaan obatrbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari
kulit

Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung air dan


mudah timbul

jamur bila sediaan dibuka segelnya.

Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin

Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.

Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1 g


4. Pasta
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu serbuk
dalam jumlah besar ( 40 60% ), dengan vaselin atau paraffin cair atau
bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun.
Sifat :
-

Obat dapat kontak lama dengan kulit

Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah ( Sub akut atau
kronik )
19

Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan pembawa

Tidak bisa digunakan untuk kulit yang berambut dan dermatosa yang
eksudatif

Untuk lesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula

Contoh : Pasta Lassari


D. Bentuk Sediaan Lain
1. Bentuk Sediaan Obat Gas/ Aerosol
Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang
diberi tekanan, berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga
habis, sedangkan cara penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol
sehingga memancarkan cairan dan atau bahan padat dalam media gas. Produk
aerosol dapat dirancang untuk mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut
halus, kasar, semprotan basah atau kering atau busa.
Macam-macam bentuk sediaan gas:
a. Inhalasi
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau mulut dengan cara
dihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang bronchus
atau untuk efek sistemik lewat paru-paru.
b. Spray
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagai zat padat yang
terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran hidung, faring atau
kulit
Cara Penyimpanan :
Ditempat yang terlindung dari cahaya matahari, pada temperatur kamar
(t<30C derajat celcius) dan di tempat yang kering.
Sifat :
-

Merupakan suatu system koloid lipofob. Apabila berupa cairan, ukuran


partikel antara 2-6 mikron untuk pemakaian sistemik

Bahaya kontaminasi dapat dihindari


20

Dapat dipakai pada daerah yang dikehendaki

Dapat digunakan sebagai obat dalam ( inhalasi ) maupun obat luar.

Mudah cara penggunaanya

Untuk topical dapat dihindari efek iritatif

Harganya mahal karena biaya produksi tinggi

Contoh :
Bricasma Inhaler 400 dose Metered Aerosol
Bricasma Turbuhaler 200 dose serbuk inhaler
Ventolin Rotahaler 200 mcg
Ventolin Rotacaps
Pulmocort Turbuhaler100 mcg/doses 200 dose Serbuk inhaler
Beconase Nasal Spray200 Doses
2. Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral.
Sifat :
-

Cocok untuk penderita dalam keadaan tidak kooperatif, tidak sadar, atau
keadaan darurat.

Obat bekerja dengan cepat

Cocok untuk obat yang dirusak oleh asam lambung

Untuk bentuk kristal steril biasanya obat tidak tahan lama atau tidak stabil
dalam larutan

Harga obat relatif lebih mahal

Pemberian obat memerlukan spuit injeksi.

Cara mengenal kerusakan :


Untuk sediaan cair : Secara makroskopik dapat dilihat adanya perubahan
warna, berbau, timbul kristal atau endapan, dan tidak bias bercampur dengan
baik apabila dilakukan pengocokan.

21

Untuk sediaan kering : Timbul perubahan warna dan penggumpalan, sebelum


dicairkan
Penyimpanan :
Sediaan cair : Disimpan ditempat kering, pada suhu kamar dan terlindung dari
cahaya matahari
Sediaan kering : Disimpan ditempat kering, pada suhu kamar dan terlindung
dari cahaya matahari (belum dicairkan ) , disimpan dialmari es ( setelah
dicairkan )
a. Injeksi Dalam Bentuk Larutan
Contoh : Aminophylin vial 10 ml, Dilantin ampul 2ml, Glukosum flacon
10 ml, ATS ampul 1 m,l Delladyl vial 15 ml
b. Injeksi dalam bentuk Suspensi
Contoh : Procaine PenicillinG Flacon 10 ml, Cortisone acetat 100 ml
c. Injeksi dalam bentuk Serbuk kering.
Contoh : Chloramex vial 1000 mg, Streptomysin Sulfat Vial 5g,
Kemicitine succinate Vial 1000 mg
3. Vaginal Dosage Form
Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair, padat, setengah padat yang cara
penggunaannya dengan menggunakan aplikator (alat khusus) dimasukkan
kedalam liang vagina sedalam-dalamnya. Untuk Tablet vagina dapat
dimasukkan langsung dalam rongga vagina. Berefek lokal sebagai antiseptik,
antiinfeksi, dan kouterisasi
Contoh :
Betadine 100 ml Obat dimasukkan ke vagina dengan alat. Obat dicampur
dengan air hangat
Canesten SD
Flagystatin
Albothyl (Ovula)

22

4. Suppositoria
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung obat, cara
penggunaanya

dengan

memasukkanya

kedalam

salah

satu

rongga

tubuh.Suppositoria yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal dan


bertujuan untuk efek lokal atau sistemik, sedang yang dimasukkan vagina
disebut ovula, untuk efek lokal
- Untuk tujuan sistemik cocok untuk obat-obat yang :
a. iritasi dan toksik di Gastrointestinal
b. tidak stabil pada pH Gastrointestinal
c. dirusak oleh enzim di Gastrointestinal
d. rasa tidak menyenangkan.
- Dalam pemakaiannya perlu diperhatikan tentang :
a. Kegiatan pasien dalam hal cara penggunaan dan waktunya, agar
mendapatkan efek yang optimal ( pagi hari setelah defekasi dan atau
malam hari menjelang tidur, sambil tiduran ).
b. Abentuk sediaan obatrbsi bahan aktif sering tidak sempurna.
c. Dapat menyebabkan proktitis
- Sediaan ini cocok untuk pasien yang :
a. Mual,muntah atau post operatic, gangguan mental atau tak sadar
b. Terlalu muda atau terlalu tua
Cara mengenal kerusakan :
Sediaan lunak/telah lembek, timbul kristaUberbau tengik sebaiknya jangan
digunakan.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat & ditempat sejuk. Untuk sediaan suppositoria
dengan vehikulum O1. Cacao/minyak lemak yang lain, sebaiknya disimpan di
almari es.
Contoh :
Anusol Obat dimasukkan kedalam dubur, pagi atau sore hari setelah BAB
23

Flagyl
Dulcolax 10 mg
Primperan 10 mg atau 20 mg
5. Penggunaan Obat Transdermal
Suatu system dimana bahan obat yang terdapat pada permukaan kulit
menembus beberapa lapisan kulit dan masuk sirkulasi sistemik. Bentuk
sediaan ini terdapat beberapa ukuran yang berhubungan dengan konsentrasi
obat. Cara penggunaanya tergantung bahan obat, ada yang ditempelkan
dipunggung, lengan atas, pundak, belakang telinga.
Sifat :
-

Menghindari kesulitan obat diabentuk sediaan obatrbsi karena dirusak


oleh pH lambung, aktivitas enzim,

interaksi obat dan makanan.

Cocok untukPenderita mual, muntah, diare

Menghindari obat lewat lintas utama

Menghindari resiko terapi secara parenteral

Memperpanjang aktivitas obat yang mempunyai waktu paruh pendek.

Memungkinkan terapi yang berhari-hari dengan pemakaian tunggal

Memungkinkan penghentian efek obat secara cepat

Memungkinkan percepatan identifikasi apabila terjadi keadaan darurat

Contoh :
Nitroderm TTS
Nitrodisc Ditempelkan dipunggung atau lengan atas

24

BAB III
PENUTUP
3.1 Rangkuman
Obat merupakan sedian atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan
dan kontrasepsi. Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat hingga didapat
suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai
efek terapi yang diinginkan. Manfaat dari Bentuk sediaan obat antara lain: 1) Dapat
melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh; 2) Dapat menutupi
rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat; 3) Dapat melengkapi kerja obat yang
optimum (topikal, inhalasi); 4) Sediaan yang cocok untuk : Obat yang tidak stabil,
tidak larut penyakit pada berbagai tubuh; dan 5) Dapat dikemas/dibentuk lebih
menarik dan menyenangkan. Macam- macam bentuk sediaan obat terdiri dari bentuk
sediaan obat padat, cair, setengah padat dan bentuk sediaan lain.
3.2 Soal-soal
1. Bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum
atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan
merupakan pengertian dari
a. Tablet
b. Kapsul
c. Sediaan obat
d. Pil
e. Suppositoria
2. Manfaat bentuk sediaan obat antara lain
a. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
b. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
c. Dapat membuat obat cepat rusak
d. A, B, dan C benar
e. A, B benar
3. Dalam memilih bentuk sediaan obat, perlu diperhatikan
a. Bentuk obat
25

b. Kondisi penyakit
c. Kemewahan
d. Kemenarikan
e. Kekayaan
4. Kriteria suatu bentuk sediaan obat secara umum adalah
a. Aman
b. Stabil dalam penyimpanan dan menunjukkan kualitas fisik yang baik selama
penyimpanan sesuai dengan batasan kadaluarsanya
c. Dapat bercampur dengan zat aktif, mampu membawa dan melepaskan zat
aktif pada lokasi aksi/tempat pelepasan
d. Semua benar
e. Semua salah
5. Macam-macam bentuk sediaan obat antara lain
a. Tablet
b. Sediaan obat padat
c. Tingtur
d. Ekstrak
e. Sediaan obat campuran
6. Salah satu bentuk sediaan obat padat adalah
a. Tablet
b. Sirup
c. Injeksi
d. Pasta
e. Eliksir
7. Sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih
dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau
beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan merupakan pengertian
dari
a. Tablet
b. Pil
c. Sirup
d. Injeksi
e. Spray
8. Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga
zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut disebut
a. Tablet suppositoria
b. Tablet kunyah
c. Tablet hisap
d. Tablet sublingual
e. Tablet Effervescent
26

9. Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula serta dibuat dengan
pengental dan pemanis dan termasuk suspensi oral disebut
a. Pil
b. Sirup
c. Eliksir
d. Tingtura
e. Suspensi
10. Sediaan setengah padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan
pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat yang
terkandung harus terbagi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum
disebut
a. Pasta
b. Suspensi
c. Tetes
d. Gel
e. Salep
Kunci Jawaban:
1.
2.
3.
4.
5.

C
E
B
D
B

6. A
7. A
8. D
9. B
10. E

27

DAFTAR PUSTAKA
Maricella, A. 2011. Obat.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25624/4/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 20 Maret 2015
Murini, Tri. Bentuk Sediaan Obat.
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/42964/b4547187f5d1ce068dc5b0c
c63d518f5 diakses tanggal 16 Maret 2015
Ries, Mulya. 2011. Obat dan Bentuk Sediaan Obat. http://sciencepharmacy.blogspot.com/2011/02/obat-dan-bentuk-sediaan-obat.html diakses
tanggal 20 Maret 2015
Sitindaon, H. S. 2011. Obat.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27518/4/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 20 Maret 2015

28

Anda mungkin juga menyukai