PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk
digunakan
dalam
menetapkan
diagnosis,
mencegah,
mengurangkan,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Obat merupakan sedian atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan
dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, 2005).
Definisi menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk
diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada
manusia atau hewan.
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.193/Kab/B.VII/71, dikatakann
bahwa obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia.
Menurut Batubara (2008), obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi
jaringan biologi.
Dalam WHO, obat didefinisikan sebagai zat yang dapat mempengaruhi
aktivitas fisik atau psikis. Sedangkan menurut
Dalam pengertian umum, obat adalah suatu substansi yang melalui efek
kimianya membawa perubahan dalam fungsi biologik (Katzung, 2007).
Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu
produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek
terapi yang diinginkan. Umumnya bentuk sediaan obat mengandung satu atau lebih
senyawa obat/zat berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk
formulasi tertentu.
Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan
tambahan berbentuk serbuk dan relatif stabil serta kering. Serbuk dapat
digunakan untuk obat luar dan obat dalam. Serbuk untuk obat dalam disebut
pulveres (serbuk yang terbagi berupa bungkus-bungkus kecil dalam kertas
dengan berat umumnya 300mg sampai 500mg dengan vehiculum umumya
Saccharum lactis.) dan untuk obat luar disebut Pulvis adspersorius (Serbuk
tabur).
Sifat Pulvis untuk obat dalam :
-
Abentuk sediaan obatrbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa
cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan
mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan.
( Berat tablet normal antara 300 600 mg ).
Sifat :
a.
b.
c.
Formulasi
dan
pabrikasi
sediaan
obat
dapat
mempengaruhi
e.
- Mudah hancur dalam mulut dan beraksi langsung pada mukosa mulut,
pharynx dan
-
Contoh : FG Trochees
c. Tablet Sublingual
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah,
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Sifat :
- Daya kerja cepat karena kelarutan dalam air tinggi dan efek obat dapat
bertahan lama
- Obat tidak melalui metabolisme di hepar.
- Tidak cocok untuk obat yang rasanya pahit.
Contoh : Tablet Cedocard
d. Tablet Kunyah ( Chewable Tablet )
7
Bahan aktif cepat dilepas oleh vehikulum sehingga obat cepat bekerja.
Tidak cocok untuk bahan obat yang rasanya pahit dan orang tua yang
tak bergigi.
Bentuk ini tepat untuk bahan obat yang iritatif terhadap lambung,
dirusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan.
yang
dilakukan
berulang-ulang
sehingga
terbentuk
tablet
multiplayer.
Contoh : Bodrex
h. Tablet Forte
Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa
tapi mempunyai kekuatan yang berbeda ( Biasanya 2 kali tablet biasa )
Contoh : Bactrim Forte
i. Tablet Pelepasan Terkendali
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama
jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini ditelan secara
utuh, tidak boleh dikunyah atau digerus. Ada Sediaan Retard yang devide
dose artinya bisa dipotong menjadi beberapa bagian, contoh Quibron-T
Sifat :
- Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan
- Pelepasan bahan aktif dari sediaan pelepasan terkendali dapat melalui
difusi, dilusi, osmotic pressure atau ion exchange.
- Mempertahankan efek terapi untuk batas waktu yang lama, sehingga
efek obat lebih seragam, hal tersebut akan mengurangi frekuensi
pemberian sehingga ketaatan pasien bertambah.
- Harga lebih mahal.
- Istilah efek diperpanjang ( prolong action ) ; efek pengulangan ( repeat
action) dan pelepasan lambat (sustained action) telah digunakan untuk
10
Abentuk sediaan obatrbsi obat lebih baik daripada kapsul keras karena
bentuk ini setelah cangkangnya larut obat langsung dapat diabentuk
sediaan obatrbsi.
Contoh : Natur E
2. Kapsul keras ( Hard Capsule ) : berisi bahan obat yang kering.
Sifat
11
Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita yang
sukar menelan, anak-anak dan manula
Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk
larutan.
Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah
pemanis dan perasa.
12
Homogen
Sirup Kering :
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan
obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut.
Apabiola akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk
sediaan suspensi.
Sifat :
-
Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia lain
yang tidak larut
3. Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak
larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung
stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu
sebelum dipakai.
Sifat :
-
Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak dari
Solutio
etanol
bisa
ditambah
kosolven
lain
seperti
gliserin
dan
propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir.
Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol
selain sebagai pelarut, juga sebagai pengawet atau korigen saporis.
Sifat :
-
14
5.
Tingtura
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan
atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat
mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain
mengandung 20% bahan tumbuhan.
Sifat :
-
Kadar
alcohol
yang
tinggi
dapat
menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme
-
Contoh : Halog 8 ml
6. Gargarisma
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan
Contoh : Betadine 190 ml
7. Guttae
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
a. Tetes Oral :
Sifat: :
- Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak
- Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang
sesuai dengan
- bentuk sediaannya
- Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika antipiretika,
vitamin,
- antitusif, dekongestan.
Contoh : Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml, Termagon
b. Tetes Mata :
15
Sifat :
- Harus steril dan jernih
- Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal
- Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet
Contoh : Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid
c. Tetes Telinga :
Sifat :
- Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang
mempunyai
- kekentalan yang cocok ( misal gliserol, minyak nabati, propilen
glikol ) sehingga dapat
- menempel pada hang telinga.
- pH sebaiknya asam ( 5-6 )
Contoh : Otolin 10 ml, Otopain 8 ml
d. Tetes Mata Dan Telinga
Contoh : Sofradex 3 ml, Kemicort 5 ml
e. Tetes Hidung :
Sifat :
- pH sekitar 5,5 sampai 7,5
- Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan stabilisator.
Contoh : Iliadin 10 ml, Vibrosil, Otrivin
8. Lotion
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit
Sifat :
-
Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan pelarut
lain yang cocok.
16
Contoh : Tolmicen 10 ml
C. Bentuk Sediaan Obat Semi Padat
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat adanya perubahan warna, berbau
tengik, dan lewat kadaluwarsa.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, kering, dan terlindung dari
cahaya matahari.
Jenis-jenis obat semi padat
1. Unguenta (Salep)
Sediaan setengah padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan
pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat
yang terkandung hares terbagi rata atau terdispersi homogen dalam
vehikulum.Umumnya memakai dasar salep Hidrokarbon ( vaselin album dan
vaselin flavum ), dan dasar salep Abentuk sediaan obatrbsi (adeps lanae, dan
lanolin ).
Sifat :
-
Obat kontak dengan kulit cukup lama sehingga cocok untuk dermatosis
yang kering dan kronik serta cocok untuk jems kulit yang bersisik dan
berambut.
17
18
Abentuk sediaan obatrbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari
kulit
Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah ( Sub akut atau
kronik )
19
Tidak bisa digunakan untuk kulit yang berambut dan dermatosa yang
eksudatif
Contoh :
Bricasma Inhaler 400 dose Metered Aerosol
Bricasma Turbuhaler 200 dose serbuk inhaler
Ventolin Rotahaler 200 mcg
Ventolin Rotacaps
Pulmocort Turbuhaler100 mcg/doses 200 dose Serbuk inhaler
Beconase Nasal Spray200 Doses
2. Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral.
Sifat :
-
Cocok untuk penderita dalam keadaan tidak kooperatif, tidak sadar, atau
keadaan darurat.
Untuk bentuk kristal steril biasanya obat tidak tahan lama atau tidak stabil
dalam larutan
21
22
4. Suppositoria
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung obat, cara
penggunaanya
dengan
memasukkanya
kedalam
salah
satu
rongga
Flagyl
Dulcolax 10 mg
Primperan 10 mg atau 20 mg
5. Penggunaan Obat Transdermal
Suatu system dimana bahan obat yang terdapat pada permukaan kulit
menembus beberapa lapisan kulit dan masuk sirkulasi sistemik. Bentuk
sediaan ini terdapat beberapa ukuran yang berhubungan dengan konsentrasi
obat. Cara penggunaanya tergantung bahan obat, ada yang ditempelkan
dipunggung, lengan atas, pundak, belakang telinga.
Sifat :
-
Contoh :
Nitroderm TTS
Nitrodisc Ditempelkan dipunggung atau lengan atas
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Rangkuman
Obat merupakan sedian atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan
dan kontrasepsi. Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat hingga didapat
suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai
efek terapi yang diinginkan. Manfaat dari Bentuk sediaan obat antara lain: 1) Dapat
melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh; 2) Dapat menutupi
rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat; 3) Dapat melengkapi kerja obat yang
optimum (topikal, inhalasi); 4) Sediaan yang cocok untuk : Obat yang tidak stabil,
tidak larut penyakit pada berbagai tubuh; dan 5) Dapat dikemas/dibentuk lebih
menarik dan menyenangkan. Macam- macam bentuk sediaan obat terdiri dari bentuk
sediaan obat padat, cair, setengah padat dan bentuk sediaan lain.
3.2 Soal-soal
1. Bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum
atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan
merupakan pengertian dari
a. Tablet
b. Kapsul
c. Sediaan obat
d. Pil
e. Suppositoria
2. Manfaat bentuk sediaan obat antara lain
a. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
b. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
c. Dapat membuat obat cepat rusak
d. A, B, dan C benar
e. A, B benar
3. Dalam memilih bentuk sediaan obat, perlu diperhatikan
a. Bentuk obat
25
b. Kondisi penyakit
c. Kemewahan
d. Kemenarikan
e. Kekayaan
4. Kriteria suatu bentuk sediaan obat secara umum adalah
a. Aman
b. Stabil dalam penyimpanan dan menunjukkan kualitas fisik yang baik selama
penyimpanan sesuai dengan batasan kadaluarsanya
c. Dapat bercampur dengan zat aktif, mampu membawa dan melepaskan zat
aktif pada lokasi aksi/tempat pelepasan
d. Semua benar
e. Semua salah
5. Macam-macam bentuk sediaan obat antara lain
a. Tablet
b. Sediaan obat padat
c. Tingtur
d. Ekstrak
e. Sediaan obat campuran
6. Salah satu bentuk sediaan obat padat adalah
a. Tablet
b. Sirup
c. Injeksi
d. Pasta
e. Eliksir
7. Sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih
dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau
beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan merupakan pengertian
dari
a. Tablet
b. Pil
c. Sirup
d. Injeksi
e. Spray
8. Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga
zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut disebut
a. Tablet suppositoria
b. Tablet kunyah
c. Tablet hisap
d. Tablet sublingual
e. Tablet Effervescent
26
9. Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula serta dibuat dengan
pengental dan pemanis dan termasuk suspensi oral disebut
a. Pil
b. Sirup
c. Eliksir
d. Tingtura
e. Suspensi
10. Sediaan setengah padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan
pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat yang
terkandung harus terbagi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum
disebut
a. Pasta
b. Suspensi
c. Tetes
d. Gel
e. Salep
Kunci Jawaban:
1.
2.
3.
4.
5.
C
E
B
D
B
6. A
7. A
8. D
9. B
10. E
27
DAFTAR PUSTAKA
Maricella, A. 2011. Obat.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25624/4/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 20 Maret 2015
Murini, Tri. Bentuk Sediaan Obat.
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/42964/b4547187f5d1ce068dc5b0c
c63d518f5 diakses tanggal 16 Maret 2015
Ries, Mulya. 2011. Obat dan Bentuk Sediaan Obat. http://sciencepharmacy.blogspot.com/2011/02/obat-dan-bentuk-sediaan-obat.html diakses
tanggal 20 Maret 2015
Sitindaon, H. S. 2011. Obat.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27518/4/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 20 Maret 2015
28