PENYAKIT KOLESTEROL
OLEH:
KELOMPOK 16
ASTRIANI N211 16 090
YUNI ASTIKA N211 16 091
EGA PURNAWATI SAAD N211 16 092
FIRDHA FITRA N211 16 932
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 3
A. Epidemiologi ............................................................................................................... 3
B. Jenis Dislipidemia ....................................................................................................... 3
C. Patofisiologi ................................................................................................................ 4
D. Presentasi Klinik dan Diagnosa................................................................................... 8
E. Penatalaksanaan Terapi ............................................................................................. 10
BAB III .................................................................................................................................... 16
SWAMEDIKASI ................................................................................................................. 16
A. Suplemen Nutraseutikal ............................................................................................ 16
B. Obat Jadi Herbal ........................................................................................................ 23
C. Ramuan dari tanaman ................................................................................................ 35
D. Diet makanan............................................................................................................. 42
BAB IV .................................................................................................................................... 47
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 47
BAB IV .................................................................................................................................... 50
PENUTUP ............................................................................................................................ 50
A. Kesimpulan................................................................................................................ 50
B. Saran .......................................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 51
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data dari badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa penyakit
jantung koroner (PJK) dan stroke menduduki urutan nomer satu dan dua sebagai penyebab
kematian di dunia. Keduanya menyebabkan 14,1 juta kematian diseluruh dunia pada tahun
2012. Data dari kementerian kesehatan Indonesia memasukkan penyakit jantung koroner
sebagai penyebab utama kematian di Indonesia, sedangkan stroke berada diurutan kelima.
Untuk mengupayakan penurunan jumlah kematian akibat PJK dan stroke badan kesehatan
dunia menyarankan agar setiap negara membuat kebijakan untuk melakukan pencegahan
terhadap kedua penyakit ini. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan
mengontrol kadar kolesterol darah yang tinggi (dislipidemia) yang merupakan salah satu faktor
risiko utama untuk terjadinya PJK dan stroke. Badan Kesehatan dunia (WHO) mencatat pada
2002 sebanyak 4,4-juta kematian disebabkan oleh hiperkolesterol alias kolesterol tinggi. Nilai
itu setara 7,9% dari jumlah total angka kematian global. artinya hiperkolesterol
merupakan ancaman yang serius.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang Undang No. 23 tahun
1992). Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan
guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan diselenggarakan bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, upaya kesehatan harus dilakukan
secara integral oleh seluruh komponen, baik pemerintah, tenaga kesehatan maupun
masyarakat. Oleh karena itu masyarakat harus berperan aktif dalam mengupayakan
kesehatannya sendiri. Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan
istilah swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan
penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat. Swamedikasi menjadi alternatif yang
diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan.
1
Salah satu pengobatan yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk mencegah dan
mengobati keluhan penyakit yaitu dengan berswamedikasi menggunakan tanaman-tanaman
atau obat herbal yang kini telah banyak tersedia. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas
secara lebih lanjut mengenai swamedikasi pada penyakit dislipidemia atau kolesterol tinggi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Untuk mengetahui alasan, tujuan, dan cara berswamedikasi pada penyakit dislipidemia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Epidemiologi
Indonesia merupakan negara dengan penderita obesitas di tingkat ke-10 sedunia (Marie
et al. 2014). WHO (2014) juga mengungkapkan bahwa terdapat 4.8% penduduk Indonesia
mengalami obesitas dari 247 juta jiwa penduduknya. Obesitas merupakan suatu kondisi
manusia yang memiliki cadangan lemak yang terlampau banyak di dalam tubuhnya. Adapun
WHO juga mengategorikan obesitas jika seseorang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) /
Body Mass Index (BMI) lebih dari 30 kg/m2. Obesitas diduga terjadi karena adanya perubahan
pola makan dan gaya hidup seseorang.
Berdasarkan laporan Riskesdas Bidang Biomedis menunjukkan bahwa prevalensi
dislipidemia atas dasar konsentrasi kolesterol total >200 mg/dL adalah 39, 8%. beberapa
provinsi di Indonesia seperti Kepaulauan Riau, Nangroe Aceh, Sumatera Barat dan Bangka
Belitung memiliki prevalensi dislipidemia 50%.
B. Jenis Dislipidemia
Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas berasal dari
makanan (eksogen) dan dari sintesis lemak (endogen). lipid tidak larut dalam plasma, sehingga
lipid terikat oleh protein sebagai mekanisme transpor dalam serum. Ikatan ini menghasilkan 4
kelas utama lipoprotein: Kilomikron, Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL), Lipoprotein
densitas rendah (LDL) dan Lipoprotein densitas tinggi (HDL).
Istilah hiperlipidemia menyatakan peningkatan kolesterol dan atau trigliserida serum di
atas normal. Kasus dengan kadar tinggi yang disebabkan oleh ganngguan sistemik disebut
sebagai hiperlipidmia sekunder. Penyebab utamanya yaitu obesitas, asupan alkohol yang
berlebihan, diabetes melitus, hipotiroidisme dan sindrom nefrotik.
Hiperlipidemia akibat predisposisi genetik terhadap kelainan metabolisme lipid disebut
sebagai hiperlipidemia primer. Ini terjadi akibat kelainan genetik yang mengode enzim,
apoprotein, atau reseptor yang terlibat dalam metabolisme lipid. Beberapa tipe hiperlipidemia
dapat ditandai dengan menentukan profil lipoprotein dalam plasma. Klasfikasi WHO membagi
kasus menjadi tipe I hingga V.
3
Tabel 1. Tipe-tipe Lipoprotein
C. Patofisiologi
Pemeriksaan kadar kolesterol dilakukan setelah puasa selam 9-12 jam. Rumus di atas
tidak akurat jika kadar trigliserida serum lebih besar dari 400 mg/dL (4,52 mmol/L), atau
adanya kilomikron pada pasien hiperlipidemia tipe III. Pada kasus ini, LDL kolesterol harus
diukur secara langsung. Non-HDL kolesterol diangkut oleh apolipoprotein B yang
mengandung lipoprotein seperti VLDL, IDL, dan LDL. Non-HDL dapat diukur pada saat tidak
berpuasa, dengan rumus sebagai berikut:
4
bertindak sebagai ligan untuk berikatan dengan reseptor pada permukaan sel, dan d) sebagai
kofaktor untuk inhibisi enzim-enzim yang terlibat pada kerusakan trigliserida, dari kilomikrn
dan VLDL.
Gambar 1 : Struktur Lipoprotein dengan variasi ukuran dan densitas. Berisis variabel kolesterol ester
dan trigliserida, dan beberapa variasi dan jenis apolipoprotein pada permukaan.
Kolesterol dari makanan dan empedu masuk ke dalam saluran intestinal yang kecil, dan
diemulsifikasi oleh garm-garam empedu menjadi micelles (gambar 2). micelles ini berinteraksi
dengan permukaan duodenum dan jejunum, dan kolesterol ditransportasi dari micelles masuk
ke sel-sel melalui transporter NPC1L1. kolesterol diesterifikasi dan dikemas dalam kilomikron
bersama trigliserida, fosfolipid, dan apolipoprotein, yang kemudian masuk ke dalam sirkulasi
limfa dan sistemik. Kilomikron akan dikonversi menjadi kilomikron remnant, selama proses
ini kilomikron juga berinteraksi dengan partikel HDL (Gambar 3) dan mengubah trigliserida
dan kolesterol (difasilitasi oleh protein transfer kolesterol ester, CETP) dan partikel HDL
kolesterol dan trigliserida dimasukkan dalam VLDL bersama fosfolipid dan Apo B-100 di hati.
VLDL kehilangan substansi trigliserida melalui interkasi dengan lipoprotein lipase (LPL)
menjadi VLDL remnant dan IDL. IDL dapat dibersihkan di sirkulasi melalui reseptor LDL di
hati dan selanjutnya dikonversi menjadi LDL (pengurangan trigliserida) oleh enzim hepatik
lipase (HLs), sekitar 50% IDL dikonversi menjadi LDL. LDL dibersihkan di sirkulasi terutama
melalui reseptor LDL di hati dengan berinteraksi dengan Apo B-100, dapat juga diambil oleh
jaringan ekstrahepatik atau pada dinding pembuluh darah, yang berkontribusi pada
aterogenesis.
5
Gambar 2. Absorbsi dan transportasi kolesterol di intestinal
Kolesterol ditranspor dari pembuluh darah atau jaringan ekstrahepatik kembali ke hati
dibawa oleh HDL (Gambar 3). Trigliserida yang kaya akan HDL dihidrolisis oleh HL,
menghasilkan asam lemak dan HDL nascent, ataupun HDL yang matang yang dapat berikatan
pada empedu.
Aterosklerosis merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan dan hilangnya
elastisitas dinding arteri, adanya aterom pada bagian intima arteri yang berisi kolesterol, zat
lipoid dan lipofag. Komplikasi dari aterosklerosis adalah penyakit jantung koroner, ganggua
pembuluh darah perifer. Faktor resiko yang merupakan predisposisi untuk timbulnya penyakit
koroner adalah hiperipidemia.
7
Proses aterosklerosis dimulai ketika migrasi lipoprotein di antara sel endotel masuk ke
dinding pembuluh arteri yang dimodifikasi oleh oksidasi (Gambar 5). oksidasi lipoprotein
menyebabkan disfungsi endotel dengan mengganggu produksi nitit oksida yang memelihara
vasomotor tone (vasodilator). meningkatkan adesi molekul sel pada sel endotel vaskular dan
meningkatkan monosit pada intima. Monosit berdiferensiasi menjadi magrofag dan dengan
cepat menuju reseptor, dan meningkatkan pengambilan lipoprotein yang teroksidasi. Makrofag
mengakumulasi lipoprotein dan akhirnya berkembang menjadi sel busa. Akumulasi sel busa
meningkatkan pembentukan inti yang kaya akan lipid yang membentuk plak. Plak ini mungkin
akan menghasilkan penyakit jantung iskemik dan sindrom koronari akut, dll.
1. Lipid
a) Non-HDL kolesterol melebihi 130 mg/dL (3,36 mmol/L) atau LDL kolesterol melebihi 100
mgdL (2,59 mmol/L), harus dievaluasi untuk kolesterol tinggi yang berhubungan dengan
resiko peyakit jantung aterosklerosis
b) Trigliserida serum melebihi 150 mg/dL (1,70 mmol/L) dan serum HDL kolesterol kurang
dari 40 mg/dL (1,03 mmol/L) pada pria dann kurang dari 50 mg/dL (1,29 mmol/L) pada
wanita mungkin terjadi sindrom metabolik dan harus dievaluasi.
2. Pemeriksaan fisik
a) Corneal arcus pada mata dan xanthomas tampak pada pasien dengan kelainan genetik yang
menyebabkan peningkatan LDL kolesterol (>350 mg/dL atau 6,47 mmol/L)
b) Peningkatan trigliserida secara ekstrim (> 1000 mg/dL atau 11,3 mmol/L) dapat
berkembang menjadi pankreatitis dan tuberoeruptive xanthomas.
8
b) Indikasi untuk tes-tes lainnya
Kondisi-kondisi yang memproduksi lipid secara abnormal (seperti pada tabel 2) harus
9
E. Penatalaksanaan Terapi
10
transaminase yang tetap tinggi atau bertambah tinggi. Efek statin yang berpotensi berbahaya
adalah miopati dan rabdomiolisis. Insiden miopati rendah (<1%), tetapi meningkat bila
diberikan bersama obat-obat tertentu seperti fibrat dan asam nikotinat dan mempengaruhi
metabolisme statin.
Losartan, simvastatin, atorvastatin dan serivastatin terutama dimetabolisme oleh CYP3A4,
sedangkan fluvastatin dan rosuvastatin lewat CYP29C. Reaksi nonenzimatik dan enzimatik
dalam saluran cerna dan hati. Golongan statin yang dimetabolisme lewat CYP3A4 akan
berakumulasi dalam plasma bila diberikan bersama obat yang menghambat atau
berkompetisi untuk CYP3A4 seperti antibiotik makrolid, siklosporin, ketokonazole,
penghambat protease HIV, takrolimus, nefazodon, fibrat, dll.
Efek samping yang dapat terjadi adalah gangguan saluran cerna, sakit kepala, rash,
neuropati perifer, dan sindrom lupus. Belum diketahui keamanan penggunaan statin pada
kehamilan, sebaiknya tidak digunakan pada ibu laktasi. Penggunaan pada anak dibatasi
hanya untuk hiperkolestrolemia familial homozigot dan kasus-kasus tertentu yang
heterozigot.
d) Posologi dan indikasi:
Statin, kecuali atorvastatin dan rosuvastatin sebaiknya diberikan pada malam hari. Absorbsi
lovastatin meningkat bila disertai makanan. Pemberian statin sebaiknya dimulai dengan
dosis kecil lalu ditingkatkan hingga dosis ysng lebh tinggi sampai didapatkan efek yang
diingginkan. Lovastatin dimulai dari dosis 20 mg hingga maksimal 80 mg/hari. Pravastatin
10-80 mg/hari, simvastatin 5-80 mg/hari, fluvastatin 20-80 mg/hari, atorvastatin 10-80
mg/hari, dan rosuvastatin 10-40 mg/hari.
2. Fibrat
a) Farmakodinamika:
Mekanisme kerjanya yaitu dengan cara berikatan pada reseptor peroxisome proliferator-
activated receptors (PPARs), yang mengatur transkripsi gen. Akibat interaksi obat ini
dengan PPAR isotipe , maka terjadilah peningkatan oksidasi asam lemak, sintesis LPL dan
penurunan ekspresi Apo C-III. Peningkatan kadar LPL dapat menyebabkan peningkatan
klirenss lipoprotein yang kaya akan trigliserida. Penurunan produksi Apo C-III hati akan
menurunkan VLDL. HDL meningkat secara moderat karena peningkatan ekspresi Apo A-1
dan Apo A-II. Pada umumnya LDL hanya sedikit menurun. Pada pasien lain terutama
dengan hipertrigliseridemia, kadar LDL seringkali meningkat bersamaan dengan
menurunnya trigliserida oleh gemfibrozil. Penurunan LDL diduga disebabkan karena
11
meningkatnya afinitas LDL terhadap reseptor LDL dan meningkatnya jumlah reseptor LDL
karena peningkatan produksi SREBP-1 (Sterol Regulation Element Binding Proteins-1) hati
diinduksi oleh PPAR.
b) Farmakokinetik :
Semua derivat asam fibrat diabsorbsi lewat usus secara cepat dan lengkap (>90%) terutama
bila diberikan bersama makanan. Pemecahan ikatan ester terjadi sewaktu absorbsi dan kadar
puncak plasma tercapai dalam 1-4 jam. Lebih dari 95% obat terikat pada protein, terutama
albumin. Aktu paruh fibrat bervariasi: gemfibrozil 1,1 jam dan fenofibrat 20 jam.
Gemfibrozil dapat menembus saar plasenta. Hasil metabolisme asam fibrat diekskresi dalam
urin (60%) dalam bentuk glukuronid dan 25% lewat tinja. Penggunaan obat ini
dikontraindikasikan pada pasien gagal ginjal.
c) Efek samping :
Golongan obat ini umumnya ditoleransi secara baik. Efek samping yang paling sering
ditemukan adalah ganggguan saluran cernah (mual, diare, perut kembung, dll) yang terjadi
pada 10% pasien. Gangguan umumnya yang berkurang setelah bebrapa waktu. Efek
samping lainnya yaitu ruam kulit, alopesia, impotensi, leukopenia, anemia, berat badan
bertambah, gangguan irama jantung, dll.
Deriat asam fibrat kadang-kadang menyebabkan peningkatan CPK dan transaminase
disertai miosis (flu like myositis), CPK dan transaminase dapat juga meningkatbila
digunakan bersama statin. Indeks litogenik meningkat sehinggga lebih mudah terbentuk
batu empedu. Obat-obat ini menggeser ikatan antikoagulan oral dari tempat ikatannya pada
albumin. Kofibrat dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan hati dan ginjal, pada
anita hamil dan masa menyusui.
d) Posologi dan indikasi:
Fibrat merupakan obat pilihan utama pada pasien hiperlipoproteinemia tipe III dan
hipertrigliseridemia berat (kadar TG>1000 mg/dL). klofibrat tersedia sebagai kapsul 500
mg. Diberikan 2-4 kali sehari dengan dosis total sampai 2 g. obat ini sudah jarang digunakan,
tetapi mungkin berguna pada pasien yang tidak dapat menerima gemfibrozil atau fenofibrat.
Dosis obat harus dikurangi pada pasien hemodialisis. Fenofibrat diberikan tunggal 200-400
mg/hari, Bezafibrat diberikan 1-3 kali 200 mg/hari. Gemfibrozil biasanya diberikan 600 mg
2x sehari 1/2 jam sebelum makan pagi dan makan malam. Obat ini tidak efektif untuk pasien
hiperkolesteronemia karena defisiensi lipoprotein lipase familial.
12
3. Resin
a) Farmakodinamika:
Resin menurnkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna,
mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam
tinja mningkat. Penurunan kadar asam empedu ini oleh pemberian resin akan menyebabkan
meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol. Karena sirkulasi
enterohepatik dihambat oleh resin maka kolesterol yang diabsorbsi lewat saluran cerna akan
terhambat dan keluar bersama tinja. Kedua hal ini akan menyebabkan penurunan kolesterol
dalam hati yang akan menyebabkan terjadinya 2 hal: pertama, meningkatnya jumlah
reseptor LDL sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya aktivitas HMG-
CoA reduktase. Peningkatan aktivitas enzim HMG-CoA ini akan mengurangi efek
penurunan kolesterol oleh resin.
b) Efek samping:
Obat ini mempunyai rasa tidak enak seperti pasir, efek samping tersering ialah mual, muntah
dan konstipasi yang berkurang setelah beberapa waktu. Colesevelam dalam saluran cerna
membentuk gel sehingga dapat mengurangi iritasi. Konstipasi dapat dikurangi dengan
makanan berserat. Klorida yang diabsorbsi dapat menyebabkan asidosis hiperkloremik
terutama pada pasien muda yang menerima dosis besar. Di samping itu meningkatnya
trigliserida plasma, resin juga meningkatkan aktivitas fosfatase alkali dan tranaminase
sementara. Akibat gangguan absorbsi vitamin A, D dan K seta hipoprotrombinemia.
4. Asam nikotinat
Niasin merupakan vitamin B kompleks yang hingga kini masih digunakan secara luas di
Amerika Serikat untuk pengobatan dislipidemia. Efek ini tidak dimiliki nikotinamid.
a) Farmakodinamika: asam nikotinat harus diberikan dalam dosis yang lebih besar daripada
yang diperlukan untuk efeknya sebagai vitamin. Pada jaringan lemak, niasin menghambat
hidrolisis trigliserida oleh hormon sensitif lipase, sehingga mengurangi transport asam
lemak bebas ke hati dan mengurangi sintesis TG hati yang akan menyebabkan berkurangnya
produksi VLDL sehingga kadar LDL menurun. Selain itu, niasin juga meningkatkan
aktivitas LPL yang akan menurunkan kadar kilomikron dan TG VLDL. Kadar HDL
meningkat sedikit sampai sedang karena menurnnya metabolisme Apo AI oleh mekanisme
yang belum diketahui. Obat ini tidak mempengaruhi katabolisme VLDL, sintesis kolesterol
total atau ekskresi asam empedu. Asam nikotinat merupakan hipolidemik yang paling
efektif dalam meningkatkan HDL (30-40%). obat ini menurunkan TG sebaik fibrat (35-
13
45%) dan menurunkan LDL (20-30%). Kadar Lp (a) menurun hingga 40%. obat-obat lain
yang juga menurunkan Lp(a) adalah estrogen dan neomisin.
b) Efek samping:
Gatal dan kemerahan kulit terutama di daerah ajah dan tengkuk, yang timbul dalam beberapa
menit hingga beberapa jam setelah pemberian. Efek ini mungkin berlangsung lewat jalur
prostatglandin, karena pemberian aspirin dapat mencegah timbulnya gangguan ini. Tetap ini
akan cepat menghilang bila obat diteruskan (takfilaksis). Efek samping yang berbahaya
yaitu gangguan fungsi hati ditandai dengan kenaikan kadar fosfatase alkali dan transaminase
terutama pada dosis tinggi (di atas 3 g). gangguan faal hati ini diduga disebabkan karena
penghambatan sintesis NAD. Terjadi gangguan saluran cerna ( muntah, diare, ulkus
lambung karena sekresi asam lambung meningkat, dsb). juga tejadi acanthosis nigricans dan
pandangan kabur pada pemakaian jangka lama, hiperurisemia dan hiperglikemia bersifat
reversibel dan menghilang jika obat dihentikan. Efek samping lain yang jarang terjadi yaitu
ambliopa toksik dan makulopati toksik yang bersifat reversibel. Tidak dianjurkan pada
wanita hamil.
c) Posologi dan indikasi:
Asam nikotinat brguna sebagai obat pilihan pertama untuk pengobatan semua jenis
hipertrigliserida dan hiperkolesterolemia, kecuali tipe I. asam nikotinat terutama bermanfaat
pada pasien hiperlipoproteinemia tipe IV yang tidak berhasil diobati dengan resin. Asam
nikotinat biasanya diberikan per oral 2-6 g sehari terbagi dalam 3 dosis bersama makanan,
mula-mula dalam dosis rendah (3x 100-200 mg sehari) lalu dinaikkan setelah 1-3 minggu.
5. Probukol
a) Farmakodinamika:
Obat ini bekerja dengan menurunkan kadar LDL, obat ini tidak menurunkan kadar TG pada
kebanyakan pasien. Kadar HDL menurun lebih banyak daripada kadar LDL sehingga
meimbulkan rasio LDL dan HDL yang kurang menguntungkan. Probukol dapat
meningkatkan kecepatan katabolisme fraksi LDL pada pasien hiperkolesterolemia familial
heterozigot dan homozigot lewat jalur non-reseptor.
b) Indikasi:
Probukol dianggap sebagai piliha kedua pada pengobatan hiperkolesterolemia dengan
peninggian LDL. Obat ini menurunkan kadar LDL dan HDL tanpa perubahan kadar TG.
Obat ini dapat dikombinasi dengan hipolipidemik lainnya. Pemberian bersama resin
meningkatkan efek hipolipidemiknya, probukol menimbulkan konsistensi tinja yang lunak
14
sehingga memperbaiki efek resin yang menimbulkan konstipasi. Kombinasi dengan
klorfibrat tidak dianjurkan karena kadar HDL akan lebih rendah.
c) Farmakokinetika:
Obat ini terbatas diabsorbsi lewat saluran cerna (<10%), tetapi kadar darah yang tinggi dapat
dicapai bila obat ini diberikan bersama makanan. Waktu paruh eliminasi adalah 23 hari,
tetapi akan memanjang pada pemberian kronik. Obat ini perlahan-lahan akan berkumpul
dalam jaringan lemak dan bertahan selama 6 bulan atau lebih setelah dosis terakhir
diberikan.
d) Efek samping:
Probukol ditoleransi dengan baik. Reaksi yang sering terjadi berupa gangguan
gastrointestinal ringan (diare, faltus, nyeri perut, dan mual). kadang-kadang terjadi
eosinofilia, parestesia dan edema angioneurotik. Pada wanita yang merencanakan untuk
hamil dianjurkan agar menghentikan probukol 6 bulan sebelumnya.
e) Posologi:
Dosis dewasa 250-500 mg sebaiknya ditelan bersama makanan, 2x sehari. Biasanya
dikombinasi dengan obat hipolipidemik,lain ( resin atau penghambat HMG-CoA reduktase).
15
BAB III
SWAMEDIKASI
A. Suplemen Nutraseutikal
Kombinasi dari mengkonsumsi makanan yang rendah lemak dan suplemen nutraseutikal
dalam pengobatan dislipidemia seperti niasin, omega 3, angkak, serat, dan asam lineloat alpha
dapat menurunkan serum lipid.
1. Niasin (vitamin B3)
Niasin dengan dosis 1-4 g/hari dapat menurunkan T, LDL, Apo B, LDL, VLDL, dan
meningkatkan konversi LDL menjadi HDL, khususnya HDL 2b dan Apo A1. niasin
menghambat oksidasi LDL, meningkatkan lipolisis TG pada jaringa adiposa, meningkatkan
degradasi Apo B, mengurangi fraksi katabok dari HDL-Apo A1, menghambat fungsi platelt,
dan menginduksi fibrinolisis, dan merunkan sitokin-sitokin dan molekul-molekul sel adesi,
menurunkan lipoprotein a, meningkatkan adiponektin, dan merupakan antioksidan yang poten.
Dosis yang efektif yaitu dari 500-4000 mg/ hari, hanya vitamin B3 niasin yang efktif
pada dislipidemia. Non-flush niasin (inositol heksanikotinat-IHN) tidak efektif dan tidak
direkomendasikan pada tretment dislipidemia. Efek samping dari niasin yaitu hiperglikea,
hiperurisemia, gout, hepatitis, ruam, dll. Jika diberikan pada regulasi dasar tanpa dosis yang
berlebih dapat meminimalisir efek samping.
Beberapa OTC sediaan dari niasin yaitu dapat dibagi menjadi 3 kategori pelepasan cepat
(niasin immediate-release, crystalline), sustained release (niasin sustained release. controlled
release, time-release), dan no-flush (niasin no flush, zero-flush, flush free)
16
2. Red Yeast Rice (Anggak)
Monascus purpureus rice, merupakan produk fermentasi, digunakan sebagai pengawet
makan dan obat di Cina. Anggak dapat memproduksi substansi yang dapat menghambat
sintesis kolesterol yaitu monacolin K (mevinolin/ lovastatin), 8 monacolin mampu
menghambat enzim 3-HMG-CoA reduktase. Anggak juga mengandung sterol-sterol (-
sitosterol, campesterol, stigmasterol, and sapogenin), isoflavon, isoflavon glikosida dan MUFA
yang juga dapat menghambat enzim HMG-CoA reduktase.
Lovastatin (monacolin K) merupakan senyawa aktif utama dari anggak, menjadi obat
baru oleh FDA pada tahun 1987 dengan Brand Mevacor. Cholestin masih mengandung anggak
sebagai suplemen di Kanada, Eropa, dan Asia. Sedangkan di USA, cholestin telah
direformulasi dan tidak lagi mengandung anggak, tetapi berisi flavon polimetoksilat yang
diekstraksi dari buah jeruk, geraniol, dan minyak ikan.
Beberapa standar produk yang berisi penghambat enzim HGM-CoA reduktase 0,4
ekuivalen dengan 0,3 lovastatin. Dosis 2,4 g/ hari anggak, memiliki 9,6 mg penghambat enzim
HGM-CoA reduktase, setara dengan 7,2 mg lovastatim. Dosis ini dapat mengurangi kolesterol
LDL sekitar 8-10%. Dosis yang direkomendasikan yaitu 2,4 -4,8 mg/hari.
Gambar 7. Contoh sediaan dari hasil fermentasi beras anggak (Monascus Purpureus)
3. Fitosterol
Fito sterol merupakan substansi lemak yang ditemukan di semua tanaman, kelas
fitonutrien telah terbukti dapat menurunkan kolesterol total, LDL. Sterol seperti -sitosterol,
campesterol, stigmasterol (4-desmethyl sterol) dan stanol, yang merupakan sterol tak jenuh.
Strukturnya mirip dengan kolesterol tetapi berikatan pada serat, yang membuat kolesterol sulit
untuk diabsorbsi. Penyimpanan, pembekuan, dan pemasakan dapat merusak aktivitas sterol.
17
Mekanisme aksi fitosterol dan fitostanol yaitu mengurangi absorbsi kolesterok di saluran
GI melalui via kompetisi dengan pembentukan micelle. Direkomendasikan pada pasien
dislipidemia untuk mengonsumsi ftitosterol 1,6-3,0 g/ hari pada suplemen sediaan kapsul, atau
dari makanan yang kaya akan fitosterol. Untuk hasil yang optimal, sterol harus diberikan
bersama dengan serat, lemak tak jenuh seperti minyak zaitun atau minyak kacang, dan omega.
18
5. Sesame Oil
Minyak ikan (Sesame indicum) banyak mengandung MUFA dan PUFA (47% asam oleat
dan 39% asam linoleat), juga mengandung lignan seperti sesamin dan sesamolin dan beberapa
senyawa antioksidan seperti sesaminol. Sesamin menurunkan kadar lipid serum dan juga
meningatkan oksidasi FA. Sesamin mempengaruhi PPAR- yang memodulasi metabolisme
lipoprotein dan inflamasi, lignan-ligna berikatan kompleks dengan kolesterol dari usus dan
mencegah absorbsi kolesterol. Dosis yang direkomendasikan untuk pasien dislipidemia yaitu
< 3 g/ hari.
6. Tocotrienol
Vitamin E merupakan nama generik dari campuran fenol larut lipid, tokoferol, dan
tocotrienol dengan struktur kepala aromatik kromanol, dan ekor hidrokarbon 16-
karbon.tokotrienol merupakan derivat tokoferol pada vitamin E dan memiliki 4 isomer yang
sama, tetapi berbeda pda ikatan ganda pada rantai samping.
Tokotrienol memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dari tokoferol. Tokotrienol
banyak terkandung pada kulit padi dan minyak palem sekitar 30-50%. tokotrienol efektif dalam
menurunkan LDL dan kolesterol total. Isomer tokotrienol yang memiliki potensi yang besar
dalam menurunkan LDL, TC, dan TG adalah tokotrienol delta.
Tokotrienol terdiri dari cincin kroman dan beberapa metil yang berpotensi dalam
menurunkan lipid. Isomer gamma 30x berpotensi dibanding isomer alpa. Ikatan rangkap dua
19
pada struktur tokotrienol sangat mirip dengan farnesil, yaitu senyawa awal dalam pembentukan
sintesis squalen kolesterol. Farnesil juga merupakan senyawa yang dikonversi menjadi
ubikuinon (koenzim Q-10). tokotrienol meningkatkan konversi farnesil menjadi farnesol yang
mana akan mengurangi konversi farnesil menjadi squalen kolesterol. Farnesol juga dapat
menekan aktivitas enzim HGM-CoA reduktase.
Tokotrienol juga dapat menurunkan translasi mRNA HMG-CoA reduktase,
meningkatkan reseptor LDL, dan LDL akan berkurang melalui stimulasi klirens degradasi
apolipoprotein B. Dosisnya bergantung pada reduksi kolesterol terhadap tokotrienol. Jika
tokotrienol meningkat, maka konversi menjadi -tokoferol mungkin terjadi, yang mana akan
mengurangi efektivitas dalam menurunkan lipid. -tokoferol dapat berkompetisi untuk
berikatan dengan protein transfer -tokoferol, dan akhirnya mengganggu transpor tokotrienol
dalam sirkulasi. -tokoferol juga melemahkan efek penghambatan tokotrienol terhadap
enzimHMG-CoA reduktase.
Pasien dislipidemia dianjurkan mengonsumsi 200 mg -/-tokotrienol pada malam hari
bersama makanan, 100 mg TRF yang diekstraksi dari 2 desmetilasi tokotrienol, dikonsumsi
bersama makanan pada malam hari. Jumlah -tokoferolnya harus kurang dari 20% dari jumlah
total vitamin E, dan dikonsumsi pada pagi hari untuk mencegah efek pengurangan efek
tokotrienol dalam menurunkan kolesterol.
20
bioavailabilitas CoA di sitoplasmik sel dan menstimulasi oksidasi asetat pada sintesis asam
lemak dan kolesterol. Peningkatan CoA dapat meningkatkan aktivitas siklus Krebs,
menurunkan penggunaan asetat dalam sintesis FA (50%) dan kolesterol (80%). Pantetin juga
dapat menurunkan oksidasi LDL.
Dosis yang direkomendasikanyaitu 300 mg. Maksimal perkembangan dalam
menurunkan kadar lipid belum jelas selama < 4 bulan, tetapi akan nyata efeknya pada > 9
bulan.
21
9. Kromium
Kromium merupakan mineral yang penting dalam metabolisme glukosa dan mineral
esensial untuk keadaan normal. Sumber kromium pada makanan yaitu bir, keju, daging, padi,
dll. Kromium pikolinat menginduksi kehilangan kolesterol pada membran plasma. Gen
ABCA1 merupakan mediator transport eflux kolesterol, penekanan transkripsi SREBP ditekan
oleh gen ABCA1. Aktivitas membran berikatan dengan SREB juga ditingkatkan regulasinya
oleh kromium pikolinat. Dosis yang dianujrkan untuk orang dewasa yaitu 50-200 g/ hari.
22
B. Obat Jadi Herbal
1. Alpukat
Nama Herbal : Alpukat (Persea americana Mill.)
Kandungan kimia : Daun mengandung minyak atsiri 0.5%, dengan methylchavicol, d-d-
pinene dan paraffin, isorhamnetin, luteolin, rutin, quercetin dan
apigenin. Biji mengandung saponin, tannin, flavonoid dan alkaloid.
Mekanisme Kerja : Alpokat mengandung senyawa antioksidan yang dapat menangkap
radikal bebas dan menhambat proses oksidasi lipid. Kandungan serat
alvokat, yaitu serat-serat yang larut dapat mengikat asam-asam garam
empedu di saluran intestinal yang mengubah bentuk micelle dan
menurunkan absorbsi asam empedu sehingga diekskresikan di feses.
Data manfaat : -Hasil uji preklinik (Hasil menunjukkan ada penurunan kadar TC, TG,
VLDLC dan LDLC dan peningkatan HDLC secara bermakna (P <
0.05) pada kelompok berbagai dosis P. Americana)
- Hasil uji Klinik (Pada subjek hiperkolesterolemia yang mendapat P.
americana, serum kolesterol total menurun 17%, LDL-kolesterol
menurun 22% dan trigliserida menurun 22%, serta peningkatan HDL-
kolesterol 11% secara bermakna (p < 0.01). Diet tinggi MFA- P.
americana dapat memperbaiki profil lipid pada orang sehat dan pasien
hiperkolesterolemia dan pasien yang juga disertai hipertrigliseridemia.
Data keamanan : LD50 per oral ekstrak air biji Persea americana (alpukat): > 10 g/kg BB
pada tikus. LD50 per oral serbuk biji P.americana: 1767 mg/kg BB
pada mencit.
23
Indikasi : Hiperkolesterolemia (Grade B)
Kontraindikasi : Belum diketahui
Interaksi : Alergi lateks, pisang, melon, dan pir mungkin sensitif silang dengan
alpukat
Nama produk : Alpukin
Komposisi : Ekstrak daun 500 mg/kapsul
Aturan pakai : 2 x 1 kapsul sehari
Produsen : CV Toga Nusantara
Kota Bekasi, Jawa Barat
Gambar 16. Contoh produk
2. Bawang Putih
Nama Herbal : Bawang putih (Allium sativum Linn)
Nama daerah : Bawang putih, bawang basihong, lasun, lasuna, palasuna, dasun,
bawang handak, bawang pulak, ghabang pote, kesuna, lasuna mabida,
lasuna mawuru, yantuna mopusi, pia moputi.
Bagian digunakan : Umbi lapis
Kandungan kimia : Alliin (alkilsistein sulfoksida), allylalliin, profenil alliin, dan allisin
(termasuk gama glutamil). Umbi yang telah kering dan kemudian
dilembabkan kembali dengan ragi akan menghasilkan minyak yaitu
oligosulfida, ajoens (dialkiltrithiaalkana-monoksida) dan vinil dithiin
fruktosa, saponin allisin, dan selenium.
Mekanisme Kerja : Aktivitas antikolesterolemia dan antihiperlipidemia diduga karena
kandungan diallil disulfida dan trisulfida yang menghambat
hepatichydroxy-methylglutaryl-CoA (HMG-CoA) reductase dan
peningkatan ekskresi garam empedu ke dalam feses dan mobilisasi
lemak jaringan ke dalam sirkulasi.
24
Data manfaat : - Uji praklinik: Pada cell line binatang dan manusia, terlihat
penurunan lemak jaringan vaskular, pembentukan fatty streak, dan
ukuran plak aterosklerotik.
-Uji klinik: Kajian sistematik terhadap potensi menurunkan lipid
terhadap 8 studi dari 500 subyek yang mendapat serbuk A. sativum
600-900 mg menghasilkan penurunan serum kolesterol dan
trigliserida sebesar 5-20%, dan disimpulkan bahwa serbuk bawang
putih berpotensi menurunkan kadar lemak darah.
Data keamanan : LD50 3034 mg/kg BB pada kelinci, per oral. Allii sativi bulbus
(bawang putih) tidak mutagenik secara in vitro. Dapat menyebabkan
ulkus pada gaster.
Indikasi : Hiperlipidemia (Grade B), aterosklerosis (Grade C)
Kontraindikasi : Alergi terhadap bawang putih.
Efek Samping : Gastritis, Makan umbi segar ekstrak atau minyak dalam keadaan perut
kosong dapat menimbulkan heartburn, nausea, vomitus dan diare.
Orang yang belum pernah memakai obat ini mengalami sedikit alergi.
Dosis : The European Scientific Cooperative on Phytotherapy (ESCOP)
dianjurkan untuk dikonsumsi 0.5-1.0 gram (sesuai dengan kadar
allicin 3-5 mg, atau 6-10 mg aliin) atau setara dengan satu siung
bawang putih segar. The World Health Organization (WHO)
menganjurkan 2-5 gram bawang putih segar, atau 0.4-1.2 gram bubuk
kering, atau 2-5 miligram dalam bentuk minyak, atau 300-1000 mg
dalam bentuk ekstrak, ataupun dalam bentuk lain yang setara dengan
2-5 miligram allicin/hari.
Interaksi : Pasien dalam terapi warfarin harus diperingatkan bahwa
mengkonsumsi Allii Sativi Bulbus akan meningkatkan waktu
pendarahan. Waktu lamanya pendarahan telah dilaporkan meningkat
2x untuk pasien. Tidak boleh diberikan bersamaan dengan
antikoagulan dan antitrombotik clopidogrel karena dapat
meningkatkan risiko perdarahan.
Dosis : 500 mg ekstrak/hari
25
Nama produk : Garlicia
Komposisi : Ekstrak bawang putih 500 mg/kapsul
Aturan pakai : 1 x 1 kapsul/sehari
Produsen : PT Jamu IBOE Jaya
Kab. Sidoarjo, Jawa Timur
Gambar 18. Contoh produk
3. Daun Dewa
Nama Herbal : Daun Dewa (Gynura procumbens (Lour.) Merr)
26
Data manfaat : -Uji praklinik: Pengujian ekstrak etanol pada tikus normal dan tikus
diabetes yang diinduksi streptozotocin, selama 7 hari dengan kontrol
metformin dan glibenklamid, selain menurunkan kadar gula darah
juga menghasilkan dosis efektif optimum untuk menurunkan
kolesterol dan trigliserida adalah 150 mg/kg BB. Fraksi butanol dosis
30, 100, dan 300 mg/kg BB selama 21 hari pada mencit menurunkan
total kolesterol dan trigliserida serta meningkatkan HDL. Penelitian
ekstrak Gynura procumbens (daun dewa) terhadap enzim lipase yang
dikultur dari Bacillus subtilis mendapatkan hasil bahwa konsentrasi
ekstrak kasar daun dewa menghambat enzim lipase secara optimum
pada 60 mg/10 mL (aq) dengan aktivitas 1.25 mol/mL/menit.
Data keamanan : LD50 ekstrak oral pada mencit: 5,56 g/kg BB. Fraksi kloroform dari
ekstrak etanol bersifat mutagenik.
Indikasi : Dislipidemia, penurun kolesterol
Kontraindikasi : Belum diketahui
Efek samping : Gangguan hati
Peringatan :Menghambat aktivitas angiotensin converting enzyme (ACE),
menimbulkan hipotensi
Efek Samping : Belum diketahui
Dosis : 1200 mg ekstrak/hari
: Nama produk : Daun Dewa
Komposisi : Ekstrak daun dewa 500 mg/kapsul
Aturan pakai : 2 x 1 kapsul/sehari
Produsen : PT Herbal Indo Utama
Kab. Magelang, Jawa Tengah
Gambar 20. Contoh produk
27
4. Kunyit
Nama Herbal : Curcuma domestica Val / Curcuma longa Linn.
28
mg/kg BB diberikan intragastrik pada tikus setiap 6 jam selama 48
jam, memperlihatkan aktivitas antihiperkolesterolemia.
-Uji Klinik: Uji acak terkontrol terhadap subyek DM tipe-2
menunjukkan pemberian kapsul yang mengandung kombinasi ekstrak
C. longa (200 mg/kapsul) dan bawang putih (200 mg/kapsul) dengan
dosis 2,4 g per hari selama 12 minggu menunjukkan perbaikan profil
lipid (penurunan kolesterol total, LDL, trigliserid), penurunan glukosa
darah puasa dan penurunan kadar HbA1C. Sebanyak 10 sukarelawan
sehat yang diberi 500 mg curcumin selama 7 hari menghasilkan
penurunan bermakna kadar lipid peroksida serum (33%) dan
peningkatan HDL kolesterol (29%) serta penurunan kadar serum
kolesterol total (12%).
Indikasi : Dislipidemia, hiperkolesterolemia (Grade C)
Kontraindikasi : Obstruksi saluran empedu, kolesistitis. Hipersensitivitas terhadap
komponen kunyit, gagal ginjal akut, anak < 12 tahun.
Efek Samping : Mual
Interaksi : Dapat meningkatkan aktivitas obat antikoagulan, antiplatelet,
trombolitik, sehingga meningkatkan risiko perdarahan. Interaksi
kurkumin dengan herbal yang lain: orang sehat diberi 2 g kurkumin
dikombinasi dengan 20 mg piperin, bioavailabilitas kurkumin
meningkat 20 kali.
Nama produk : Sari Kunyit
Komposisi : Ekstrak rimpang kunyit 500 mg (100 mg kurkumin)
/kapsul
Aturan pakai : 1-3 x 1 kapsul/sehari
Produsen : PT Industri Jamu & Farmasi Sidomuncul, TBK
Kota Semarang, Jawa Tengah
Gambar 22. Contoh produk
29
5. Mengkudu
Nama Herbal : Morinda citrifolia Linn.
30
22%, LDL 6-10%, trigliserida 10- 54%, homosistein 21%, dan
meningkatkan HDL kolesterol 10-16%, sedangkan pada plasebo tidak
ada perubahan. Hasil penelitian lainnya dari Badan POM
menyimpulkan bahwa M. citrifolia dapat menurunkan kadar
trigliserida.
Indikasi : Dislipidemia
Kontraindikasi : Kehamilan, laktasi, anak, hiperkalemia, alergi.
Efek Samping : Sedasi, mual, muntah, alergi
Interaksi :Dapat berinteraksi dengan obat ACE inhibitor, antagonis reseptor
angiotensin II, diuretik hemat kalium. Dapat mengurangi efek obat
imunosupresan.
Peringatan : Hati-hati terhadap penderita gastritis karena mengkudu bersifat asam.
Dengan obat antidiabetes dapat terjadi hipoglikemia dan hipotensi,
karena dapat menurunkan kadar glukosa dan kalium darah. Warna urin
dapat menjadi merah muda sampai merah kecoklatan.
Dosis :1200 mg/hari selama 30 hari
: Nama produk : Mengkudu
Komposisi : Ekstrak buah mengkudu 200 mg/kapsul
Aturan pakai : 3 x 1-3 kapsul/sehari
Produsen : CV Herbal Indo Utama
Kab. Magelang, Jawa Tengah
Gambar 24. Contoh produk
6. Rosella
31
Kandungan kimia : Kelopak bunga mengandung senyawa antosianin, vitamin C, dan B.
Kandungan lainnya adalah kalsium, beta karoten serta asam amino
esensial. Rosela memiliki banyak unsur kimia yang menunjukkan
ektivitas farmakologis. Sebanyak 15-20% merupakan asam-asam
tumbuhan yang meliputi asam sitrat, asam malat, asam tartar dan asam
(+)- allo-hidroksisitrat.
Mekanisme Kerja : Mengandung senyawa antioksidan yang dapat menangkap radikal
bebas dan menhambat proses oksidasi lipid
Data keamanan : LD50: di atas 5000 mg/kg BB per oral pada tikus. Pada dosis 15 mg/kg
BB terlihat ada perubahan kadar albumin, namun pada gambaran
histologi tak ada perubahan. Pada pria sehat, dapat menurunkan kadar
kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat, kalsium, natrium, kalium, dan fosfat
pada urin.
Data manfaat : -Uji Praklinik: Pemberian ekstrak kering kelopak bunga Hibiscus
sabdarifa (rosela) 500 dan 100 mg/kg BB pada tikus dengan diet
kolesterol tinggi selama 6 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol
22 dan 26%, sedangkan trigliserida turun sebesar 33 dan 28%.
Sementara kadar high-density lipoprotein (HDL) tidak terjadi
perubahan nyata.
-Uji klinik: Esktrak kering kelopak bunga H.sabdarifa 100 mg/hari
selama 1 bulan dapat menurunkan secara nyata kadar kolesterol total
dan trigliserida, meningkatkan kadar HDL. Sediaan kapsul diberikan
peroral pada 42 sukarelawan dengan umur 18-75 tahun dengan kadar
kolesterol 175-327 mg/dL selama 4 minggu. Sukarelawan dibagi 3
kelompok masing-masing memperoleh 1, 2 dan 3 kapsul. Pada minggu
ke-2 terjadi penurunan kadar kolesterol pada ketiga kelompok sekitar
7,08-8,2 % dibandingkan dengan baseline, sedangkan pada minggu
ke-4 penurunan terjadi sekitar 8,3-14,4%. Penurunan nyata terlihat
pada kelompok 2 yaitu 12% pada 71% sukarelawan.
Indikasi : Dislipidemia
Kontraindikasi : Anak. Rosela seharusnya dihindari oleh pasien yang mempunyai
riwayat alergi atau hipersensitif terhadap rosela atau kandungannya.
Efek Samping : Walaupun rosela sering digunakan sebagai teh, data keamanan yang
dilaporkan masih terbatas.
32
Peringatan : Gastritis erosif berdasarkan laporan kasus, karena bersifat sangat asam.
Pemberian pada dosis tinggi harus hatihati.
Interaksi : Menurunkan kadar klorokuinolon sehingga tidak berefek.
Asetaminofen ditambah dengan pemberian rosela dapat mengubah
waktu paruh obat asetaminofen pada sukarelawan. Rosela memiliki
aktivitas estrogen meskipun belum ada perubahan klinis yang jelas.
Interaksi dapat terjadi dengan senyawa estrogen lain.
: Nama produk : Rosella
Komposisi : Ekstrak kelopak rosella 500 mg/kapsul
Aturan pakai :1-2 kapsul/sehari
Produsen : PT Liza International
Kota Bogor, Jawa Barat
Nama produk : Rosella Tea
Komposisi : 2 x 1 tea bag (6 g serbuk)/hari, seduh dalam 1
cangkir air
Aturan pakai : 2 x 1 tea bag (6 g serbuk)/hari, seduh dalam 1
cangkir air
Produsen : UD Kanjeng Mami
Temanggung, Sideorjo
Gambar 26. Contoh produk
7. Temulawak
33
furanodien, furanodienon, arturmeron, -atlantanton, d-kamfor. Pati
(30-40 %) (periksa kandungan kimia, karena ini mungkin tertukar
dengan kunyit)
Mekanisme Kerja : Inhibitor reduktase HMG-CoA
Data keamanan : LD50 ekstrak etanol per oral pada mencit: > 5 g/kg BB. LD50
kurkumin per oral pada tikus dan guinea pig: > 5 g/kg BB. Uji klinik
fase I dengan 28 orang sehat dengan dosis sampai 8000 mg/hari selama
3 bulan tidak menunjukkan efek toksik. Dari lima penelitian pada
manusia dengan dosis 1125-2500 mg kurkumin per hari tidak
menunjukkan adanya toksisitas.
Data manfaat : C. xanthorrhiza menurunkan kadar trigliserida serum, fosfolipid,
kolesterol hati, dan meningkatkan kadar HDL-kolesterol dan apo A-I
serum, dan menurunkan aktivitas fatty acid synthase hati. Pada tikus
yang diberi diet tinggi-kolesterol, C. xanthorrhiza tidak menekan
peningkatan kolesterol serum, walaupun menurunkan kolesterol hati.
Kurkuminoid dari C. xanthorrhiza tidak mempunyai efek bermakna
pada lipid serum hati.
Indikasi : Dislipidemia, penurun kolesterol
Kontraindikasi : Obstruksi saluran empedu
Efek Samping : Hingga saat ini belum ditemukan efek samping yang berarti. Tidak
dapat digunakan pada penderita radang saluran empedu akut
Peringatan : Hati-hati pada penderita gastritis dan nefrolithiasis.
Interaksi : Hati-hati menggunakan temulawak bersama dengan antikoagulan
Dosis : 1000 mg ekstrak/hari
: Nama produk : Curmino
Komposisi : Ekstrak rimpang temulawak 500 mg/kapsul
Aturan pakai :1-2 kapsul/sehari
Produsen : PT Jamu IBOE Jaya
Kab. Sidoarjo, Jawa Timur
Gambar 28. Contoh produk
34
C. Ramuan dari tanaman
1. Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)
35
2. Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis (L) Kuntze)
36
3. Daun Salam (Syzygium polyanthum Wigh)
37
b. Kandungan kimia dan mekanisme kerja
Buah ini mengandung vitamin B dan C dan beberapa mineral penting bagi tubuh. Buah
ini mampu mengurangi kadar kolesterol, termasuk asam lemak yang disebut trigliserida, tanpa
mempengaruhi kadar HDL (kolesterol baik). Selain itu, dalam penelitian 12 minggu yang
diterbitkan dalam Journal of Medical Food, peserta diberi ekstrak India Gooseberry untuk
mengurangi LDL.
5. Ketumbar (Coriandrum sativum)
38
6. Bawang Merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back)
39
a. Cara Pembuatan
Temulawak kering satu ruas jari ditumbuk halus lalu dengan air panas, tutup dan biarkan
sebentar, dan saring. Minum ramuan penurun kolesterol ini selagi hangat.
Bila ingin merebus Temulawak untuk menurunkan LDL Kolesterol, tutup wadahnya harus
dibuka. Karena pada temulawak ada kandungan minyak atsiri dan kurkumin yang memiliki
manfaat berbeda. Saat merebus Temulawak disarankan untuk tidak menggunakan panci
alumunium. Penggunaan bahan alumunium bisa menimbulkan reaksi antara zak aktif dan
tanaman obat yang bisa menimbulkan racun.
b. Ekstrak tumbuhan Curcuma xanthorhiza mengandung kurkuminoid (kurkumin &
desmetoksikurkumin) yang berkhasiat menaikkan kadar koleterol HDL serta menurunkan
kadar kolesterol LDL& trigliserida dalam darah Anda.
40
9. Mengkudu (Morinda Citrifolia)
41
b. Kandung kimia dan mekanisme kerja:
Di dalam jeruk nipis banyak sekali mengandung senyawa flavonid. Senyawa tersebut
adalah senyawa yang berkhasiat untuk menghambat produksi kolesterol LDL. Jika produksi
LDL dapat dihambat maka otomatis resiko serangan jantung dapat dikurangi. Jeruk nipis bisa
di konsumsi setiap hari tanpa mengkhawatirkan membuat lambung jadi perih. Menangani
cholesterol tinggi dapat juga dikerjakan lewat cara konsumsi jus jeruk dengan teratur. Jeruk
memiliki kandungan vitamin C, asam folat serta flavonoid yang tentu baik untuk melindungi
kesehatan badan. Cukup hanya teratur minum juice jeruk untuk memperoleh badan yang sehat
dengan kandungan cholesterol darah yang stabil. Jus jeruk yang terbuat dari semua jenis jeruk
akan membantu menurunkan kolesterol. Pada jaman dahulu jus jeruk menjadi minuman
tradisional yang bisa membantu menjaga kesehatan. Setiap jus jeruk mengandung nutrisi yang
akan memerangi kolesterol seperti flavonoid, vitamin C dan folat. Selain itu kandungan
fitosterol dalam jus jeruk akan menurunkan LDL hingga 12%. Namun sebaiknya jus jeruk
dikonsumsi tanpa tambahan gula atau menggantikan gula dengan madu.
D. Diet makanan
1. Konsumsi Kedelai
Kedelai mengandung molekul bioaktif seperti fitoestrogen atau isoflavon dapat
menurunkan kolesterol. Isoflavon utama pada kacang kedelai yaitu genestin, daidzin, dan
glicitin. Beberapa produk kedelai seperti tofu, soy nuts, soy butter, dan soy burgers dapat
bermanfaat bagi kesehatan karena kandungan lemak tak jenuh dan serat yang tinggi, dan sedikit
lemak jenuh. Variasi bentuk fermentasi kedelai 30-40 g per hari diberikan sebagai tambahan
pada diet pasien dyslipidemia.
42
Serat larut air seperti oat, psyllium, pektin dan gum dapat menrunkan kolesterol total
dan LDL. Serat tidak larut air seperti gandum dan selulosa tidak memberikan efek, hanya
menggantikan makanan lemak jenuh dan kolesterol dari absorbsi di intestisinal. Serat yang
larut air direkomendasikan untuk pasien dislipidemia dengan dosis < 10 g/ hari.
43
6. Gunakan Minyak Zaitun
Minyak zaitun adalah rahasia kecantikan dan umur panjang bagi masyarakat di Korea,
Jepang dan kawasan Eropa. Minyak zaitun dihasilkan dari buah dan daun pohon zaitun. Bahan
bahan ini mengandung asam lemak trans monoenoic yang bisa menurunkan kadar kolesterol
buruk. Bahkan konsumsi minyak zaitun secara rutin bisa mengurangi penumpukan lemak
dalam perut. Cara ini akan membantu tubuh menjadi lebih sehat dan bentuk tubuh yang lebih
ideal. Gunakan minyak zaitun untuk campuran salad, menumis bumbu masakan, memasak
ayam atau ikan dengan cara dipanggang. Jadi jangan ragu untuk menggantikan minyak sayuran
dengan minyak zaitun.
Jika Anda memasak atau menumis bumbu masakan maka gunakan margarin yang tidak
mengandung lemak trans. Margarin mengandung senyawa yang sangat baik untuk menurunkan
kolesterol seperti sterol. Senyawa ini akan bekerja untuk menyerap kolesterol buruk menjadi
kolesterol baik. Selain itu juga bisa membantu mengurangi kolesterol dalam arteri hingga 4%.
Jadi mulai sekarang jangan ragu untuk memilih semua jenis margarin yang tidak mengandung
lemak trans. (baca juga: perbedaan mentega dan margarin)
Kunyit merupakan jenis tanaman rimpang tradisional yang akan menurunkan kolesterol.
Kunyit akan membantu menurunkan kolesterol karena mengandung sifat ekspektoran dan
melindungi kesehatan jantung. Kunyit juga akan melindungi dinding kolesterol dari
penumpukan lemak jahat. Kunyit sering digunakan sebagai obat anyang anyangan, cara
menghilangkan cacar air alami dengan cepat dan makanan sehat untuk paru paru perokok.
Campurkan kunyit untuk memasak sayuran, bumbu memasak ikan, bumbu memasak daging
dan ramuan minuman kunyit dan asam.
45
13. Konsumsi Sayur Terong
Terong atau terung mengandung senyawa asam khlorogenik yang akan bekerja untuk
mengikat kolesterol buruk dan meningkatkan jumlah HDL dalam tubuh. Selain itu sayur terong
juga mengandung serat yang sangat baik untuk menurunkan berat badan dan mencegah
obesitas. Namun konsumsi sayur terung berlebihan untuk penderita asam urat tinggi akan
menyebabkan dampak buruk. Sayuran ini mengandung asam oksalat yang tinggi sehingga
berbahaya untuk ginjal dan meningkatkan asam urat. Sayur terong bisa menjadi makanan
penurun berat badan super cepat. Konsumsi sayuran terung dengan cara yang lebih sehat
sehingga bisa meningkatkan kesehatan tubuh. Untuk menurunkan kolesterol sebaiknya
konsumsi sebanyak satu hingga dua kali dalam satu minggu.
46
BAB IV
PEMBAHASAN
Dislipidemia adalah kelainan yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar lipid
darah, umumnya tidak menunjukkan gejala klinis spesifik. Perubahan gaya hidup dalam
masyarakat terutama diet tidak sehat (asupan lemak jenuh yang meningkat), berkurangnya
aktivitas fisik (sedentary lifestyle) menyebabkan masalah kesehatan yang cukup serius.
Penyakit yang diakibatkan dislipidemia merupakan masalah yang serius pada negara-negara
maju bahkan saat ini juga muncul sebagai penyebab kematian dini dan ketidakmampuan fisik
di negara-negara berkembang. Salah satunya adalah penyakit jantung koroner yang disebabkan
oleh kadar kolesterol total, LDL (Low Density Lipoprotein) dan trigliserida yang tinggi dan
kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang rendah.
Pasien tanpa penyakit jantung koroner, diharuskan mengubah gaya hidup (diet, latihan
fisik, penurunan berat badan) selama 3-6 bulan sebelum mulai terapi. Sebelum pengobatan
dimulai penyebab hiperlipidemia sekunder harus diobati/disingkirkan seperti diabetes melitus,
sindrom nefrotik, penggunaan alkohol, kontrasepsi/estrogen, hipotiroidisme, kelebihan
glukortikoid, penyakit hati obstruktif, dll.
a. Menghambat oksidasi LDL: niasin, ekstrak teh hijau dan teh hijau, pantetin, resevertrol,
lemak tak jenuh, kurkumin, pomegranat, bawang putih, sesame, tokotrienol gamma/delta,
likopen, polifenol, asam oleat, glutasion, sitrus bergamot, dan polikosanol.
48
b. Menghambat glikasion LDL: karnosin, histidin, myricetin, kaempferol, rutin, morin,
pomegranate, dan senyawa-senyawa organosulfur.
c. Menurunkan LDL: niasin, angkak, fitosterol, sesame, tokotrienol, pantetin, sitrus bergamot,
teh hijau, omega 3, jerami, bawang putih, lemak tak jenuh, reseratrol, kurkumin, jjus
orange, serat yang larut, minyak krill (udang kecil).
e. Mengurangi absorbsi kolesterol di saluran interstinal: fitosterol, kedelai, teh hijau, sesame,
bawang putih, dan serat.
f. Menghambat enzim reduktase HMG CoA: angkak, pantetin, tocotrienol, sesame, teh hijau,
omega 3, sitrus bergamot, bawang putih, kurkumin, asam linoleat, dan fitosterol.
h. Menurunkan trigliserida: niasin, angkak, omega 3, pantetin, sitrus bergamot, jerami, lemak
tak jenuh, resveratol, jus orange, dan minyak krill.
i. Meningkatkan HDL dan HDL 2b, dan meningkatkan konversi HDL 3 menjadi HDL 2 dan
2b: niasin, omega 3, pantetin, angkak, lemak tak jenuh, resveratrol, kurkumin, pomegranat,
jus orange, dan minyak krill.
j. Mengubah reseptor nikotinamida adenin dinukletida fosfat oksidase dan oksidasi LDL:
resveratrol dan N asetil sistein
n. Meningkatkan regulasi reseptor LDL: teh hijau, sesame, polikosanol, dan fitosterol.
49
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mengontrol dislipidemia dapat dilakukan dengan cara farmakologi dan non
farmakologi. Secara non farmakologi dapat dilakukan dengan cara memodifikasi pola hidup
dengan cara mengatur nutrisi dan makanan, mengurangan berat badan, latihan fisisk (olahraga)
atau dengan metode pengobatan alternatif.
Terapi farmakologi diberikan pada kasus yang memiliki resiko penyakit jantung yang
tinggi dan sangat tinggi atau orang yang tidak memberikan respon terhadap terapi non-obat.
Beberapa pasien lebih memilih terapi non-obat dalam berbagai alasan termasuk efek samping
dari obat-obat antilipid, kontraindikasi atau reaksi alergi terhadap obat, persepsi terhadap efek
yang tidak diinginkan dari obat tersebut menjadi alasan untuk memilih terapi alternatif atau
pengobatan secara swamedikasi menggunakan bahan-bahan alami.
Adapun pengobatan swamedikasi penyakit dislipidemia antara lain dengan
menggunakan supplement nutraseutikal, obat jadi herbal, dan ramuan-ramuan tradisional yang
dipercayai dapat menurunkan kolesterol darah yang tinggi.
B. Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
1. Erwinanto, dkk. Pedoman Tata Laksana Dislipidemia, Edisi I . PERKI. Jakarta. 2013. Hal
1-2
2. Burns, Marie Chisholm ddk, Pharmacotherapy Principles and Practice, Third Edition.
McGraw-Hill Medical. 2016.
9. Direktorat Obat Asli Indonesia. Serial Data Terkini Tumbuhan Obat. BPOM RI. 2010
10. Heyne K. Tumbuhan berguna. Jilid 1, terjemahan Badan Litbang Kehutanan, Koperasi
Karyawan Departemen Kehutanan, Jakarta Pusat. 1987;601-2.
11. Andriani Y. Pengaruh ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) terhadap
bobot badan kelinci yang diberi pakan berlemak. Jurnal Gradien. 2005;1(2):74-6.
12. Kristiani EBE. Ekstrak daun jati belanda (GuazumaUlmifolia Lamk.) sebagai obat
alternatif untuk hiperlipidemia: kajian in vivo dan in vitro [Tesis]. Institut Pertanian Bogor,
Program Studi Biokimia, Bogor; 2003.
13. Rosdiana. Pengaruh ekstrak daun kemuning terhadap penurunan berat badan. Jurnal
Penelitian UMJ. 2010; 16(3):15-29. Paembonan IL. Efek serbuk daun kemuning (Murraya
paniculata L.) terhadap penurunan kadar kolesterol LDL serum mencit jantan (Mus
musculus) galur Swiss Webster yang diberi asupan tinggi kolesterol [Tesis]. Universitas
Kristen Maranatha; 2012.
14. http://halosehat.com/penyakit/kolesterol-tinggi/obat-tradisional-kolesterol
(diakses tanggal 29 Mei 2017)
51