Anda di halaman 1dari 6

BEBERAPA CARA MENGHITUNG TONISITAS (Ansel, H.C.

, 1989)

1. Konsentrasi Molekuler

Cara ini didasarkan pada pendapat Van't Hoff bahwa kaidah mengenai tekanan osmosa
identik dengan kaidah mengenai gas dari Charles dan Boyle.

= n/v.RT atau = cRT

di mana : = tekanan osmosa c = molaritas, grol/l
n = jumlah grol R = tetapan gas, 0,0821
v = volume T = suhu absolut,
o
K

Untuk larutan zat yang terionkan dipakai persamaan berikut:

0,3 x M
W =
N

di mana:
W = kadar zat dalam gram/l
M = BM zat
N = jumlah ion tiap molekul zat


2. Konsentrasi Ion

Diketahui bahwa komposisi normal dari plasma darah adalah:

Kation:
Na
+
142 mEq/l 327 mg%
K
+
5 mEq/l 20 mg%
Ca
2
+
5 mEq/l 10 mg%
Mg
2
+
3 mEq/l 4 mg%

155 mEq/l 361 mg%

Anion :
HCO
3
-
27 mEq/l 165 mg%
Cl
-
103 mEq/l 366 mg%
HPO
4
2-
2 mEq/l 10 mg%
SO
4
2-
1 mEq/l 5 mg%
Organik acid 6 mEq/l -
Protein 16 mEq/l 7100 mg%

155 mEq/l 7646 mg%

Fakta bahwa jumlah ion dalam plasma darah normal adalah 310 mEq/l, maka suatu
larutan elektrolit dikatakan isotonis dengan cairan tubuh apabila mempunyai jumlah ion
sebesar 310 mEq/l.




Contoh :
1. Larutan natrium klorida, BM = 58 isotonis mempunyai ion sebesar 310
Eq/l terdiri dari ion Na
+
sebesar 155 mEq/l dan ion Cl
-
sebesar 155
mEq/l. Jadi kadar natrium klorida isotonis adalah 155 x 58 = 8990 mg/l
atau 0,899 %

2. R/ K
+
40 mEq.
Cl
-
40 mEq.
NaCl qs.
m.f. inj. ad 1000 ml

jumlah ion yang tersedia = 80 mEq/l.
ion yang diperlukan = (310 - 80) mEq/l.
= 230 mEq/l.

ini terdiri dari 115 mEq/l ion Na
+
dan 115 mEq/l ion Cl
-

jadi NaCl yang diperlukan adalah 115 x 58 = 6670 mg


3. Faktor Disosiasi

Faktor dipakai sebagai dasar dalam perhitungan dengan cara ini:

1. Kadar zat dalam larutan, gram/l
2. Berat molekul zat
3. Derajat disosiasi zat yang mendekati keadaan sebenarnya,

- untuk zat yang tidak terdesosiasi = 1
- untuk basa dan asam lemah = 1,5
- untuk garam, basa dan asam kuat = 1,8

Dari faktor-faktor di atas dapat diturunkan faktor isotonis serum sebagai berikut:

1. NaCl mempunyai derajat disosiasi = 1,8 dan BM = 58, kadar larutan
isotonisnya = 9 gram/l.

1,8 x 9
Faktor isotonis serum = = 0,28
58

2. Glukosa anhidrat mempunyai derajat desosiasi = 1 dan BM = 180, kadar
larutan isotonisnya = 50,5 gram/l.


Faktor isotonis serum = = 0,28
180
Dari dua contoh perhitungan di atas secara umum dapat dikatakan bahwa suatu larutan
dikatakan isotonis apabila mempunyai persamaan sebagai berikut:


(faktor isotonis serum)

Cara menghitung jumlah zat yang harus ditambahkan untuk mendapatkan larutan
isotonis (h) digunakan persamaan sebagai berikut:

{ (

)}



dimana :

MA, MB, ... = BM zat-zat terlarut
a, b, ..... = kadar zat-zat terlarut dalam gram/l
Mh = BM zat tambahan
fh, fA, fB, ... = derajat disosiasi


4. Penurunan Titik Beku (ptb)


dimana:
W = jumlah zat yang harus ditambahkan, gram/100 ml.
a = penurunan titik beku air karena zat terlarut.
b = penurunan titik beku air karena 1% zat yang ditambahkan


5. Ekivalensi NaCl.

Yang dimaksud dengan Ekivalensi NaCl adalah sekian gram NaCl yang memberikan
efek osmosa sama dengan satu gram suatu zat.

Ada dua cara untuk mendapatkan besaran/bilangan ekivalensi NaCl:

1. Cara ini berdasarkan fakta bahwa penurunan titik beku molal sebanding
dengan perbandingan penurunan titik beku zat terlarut dan kadar molalnya.
Wells memberikan rumus sebagai berikut:



di mana:
L = penurunan titik beku molal
t = penurunan titik beku berdasarkan zat terlarut
C = kadar molal dari zat terlarut

Penggolongan harga L rata-rata menurut Wells:
Untuk menghitung ekivalensi NaCl dipakai rumus :

atau E




dimana:
E = Ekivalensi NaCl, untuk zat dengan BM = M, dan penurunan
titik beku molal L.
58,45 = BM NaCl
3,44 = L NaCl
(Sumber: Lachman, Leon; Lieberman, Hebbert A; Kanig, Joseph L. Teori dan praktek
Farmasi Industri, Edisi ketiga. Jakarta : UI Press).

Anda mungkin juga menyukai