I. Tujuan Percobaan
Memahami prinsip dan perhitungan parameter farmakokinetik model mono
kompartemen dan model multi kompartemen pada sediaan intravena.
II. Prinsip Percobaan
Memahami parameter farmakokinetik pada obat dengan perhitungan
matematis dari model mono kompartemen dan multi kompartemen.
III. Teori Dasar
Farmakokinetik atau dapat juga disebut kinetika obat merupakan salah satu
cabang ilmu dalam bidang farmasi yang mempelajari nasib suatu obat dalam tubuh
atau efek tubuh terhadap obat. Dimana Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu
proses absorpsi (A), distribusi (D), metabolisme (M), dan ekskresi (E) dan setiap
obat yang masuk ke dalam tubuh dalam rute pemberian apapun selalu berkaitan
dengan farmakokinetik (Mycek, 2004).
Oxprenolol
Oxprenolol adalah beta blocker yang kuat dan tidak boleh diberikan kepada
penderita asma dalam keadaan apa pun karena kadar beta yang rendah sebagai
akibat dari penipisan karena obat asma lainnya, dan karena itu dapat menyebabkan
kegagalan saluran napas dan peradangan yang ireversibel, seringkali berakibat fatal.
bekerja non selektif pada reseptor B1 dan B2 dan bekerja spesifik pada reseptor B2.
Pada Oxprenolol memiliki koefisien partisi 2,81 yang berarti bersifat lipofil
sehingga absorbsinya dalam tubuh cepat. Maka semakin cepat suatu obat
diabsorbsi, semakin cepat juga waktu paruh (t1/2), sehingga semakin cepat obat
untuk dieliminasi.
Kelarutan : mudah larut dalam etanol, dalaam klorofom dan dalam air, agak
sukar larut dalam aseton dan praktis tidak larut dalam eter
pH : 4-6
Obat diberikan secara intravena bolus dengan dosis 50 mg. sampel darah
diambil secara periode selama 7 jam untuk penetapan kadar obat dalam darah (Cp).
Kemudian diperoleh data waktu (jam) dan konsentrasi sebagai Cp (μg/mL).
Selanjutnya dihitung Ln Cp dengan rumus Excel =LN(kolom Cp). Lalu dibuat
kurva kalibrasi post distribusi antara waktu (jam) dan Ln Cp, sehingga diperoleh
persamaan regresi linier y = a + bx dan nilai R. Persamaan liniernya diubah menjadi
rumus umumnya yaitu Ln Ct = Ln B + β.t. Waktu dari fase distribusi dimasukkan
ke persamaan regresi dari post distribusi sebagi nilai (x) sehingga diperoleh nilai
Ln C’ atau Ln C extrapolasi. Ln C’ diubah menjadi C’ dengan rumus Excel
=EXP(kolom Ln). kemudian dihitung nilai Cr dengan cara |Cp distribusi (Cp) – C
extrapolasi (C’)| dengan menggunakan rumus Excel =ABS(kolom Cp–kolom C’).
Selanjutnya dihitung nilai Ln Cr dengan menggunakan rumus Excel =LN(kolom
Cr). Kurva distribusi dibuat antara waktu (jam) dengan Ln Cr pada grafik post
distribusi. Dari kurva ditribusi tersebut diperoleh persamaan regresi linier y = a +
bx. Persamaan liniernya diubah menjadi rumus umumnya yaitu Ln Ct = Ln A + α.t.
Kemudian ditentukan parameter farmakokinetiknya meliputi K, K12, K21, t½, Vp,
AUC0˜, dan Cl.
V. Data Pengamatan
Tabel 1. Monokompartemen
ke (/jam) 0.459
t 1/2 (jam) 1.509803922
Ln C0 0.0514
C0 1.052743907
Dosis i.v (mg) 160
Vd (mL) 151.9837816
Cl (mL/jam) 69.76055576
AUC0~ (μg/mL.jam) 2.293559709
-1
OXPRENOLOL
-2
Linear
-3 (OXPRENOLOL)
y = -0.459x - 0.0514
R² = 0.9984 Ln Ct = Ke x t + Ln
-4 C0
Waktu (jam)
Multikompartemen
Tabel 3. Multikompartemen
Kadar Obat
Waktu (Jam) Dalam Darah LnCp LnC' C' Cr LnCr
(μg/mL)
Persamaan
Parameter Rumus Excel
Farmakokinetik
K (/jam) 0.3937
K12 (/jam) 0.6114
K21 (/jam) 0.4124
t 1/2 (/jam) 5.5131
Vp (mL) 0.7267
AUC0~ (mg/mL.jam) 174.7103
Cl (mL/jam) 0.2861
= 0.6114/𝑗𝑎𝑚
𝐴𝛽+𝐵𝛼 ((51.8834)(0.1257))+((16.9133)(1.292))
K21 = = = 0.4124/𝑗𝑎𝑚
𝐴+𝐵 51.8834+16.9133
0.693 0.693
t½ = = 0.1257 = 5.5131𝑗𝑎𝑚
𝛽
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 50
Vd = = = 0.7267𝑚𝑙
𝐴+𝐵 51.8834+16.9133
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 50 𝑚𝑔
AUCo~= = (0.3937)(0.7267)
= 174.7103 𝑚𝑙 𝑗𝑎𝑚
𝐾.𝑉𝑑
Cl = Vd.K = (0.7267)(0.2937) = 0.2861
-0.5 0 2 4 6 8 10
-1
-1.5
-2 oxpraponolol
-2.5 Linear (oxpraponolol)
-3
Ln Ct = Ke.t + Ln C₀
-3.5 y = -0.459x - 0.0514
R² = 0.9984
-4
Waktu (jam)
VII. Kesimpulan