Anda di halaman 1dari 37

Compounding and

Dispensing
Kelompok 2 A :
Davit Muhamad Muslim (20340005)
Endang Sari (20340006)
Lutfi Hadi Surya (20340007)
Oktaviani (20340008)
Khairul Ansor (20340009)
Compounding
Menurut USP edisi ke 34
 Penyiapan
 Pencampuran
 Perakitan
 Pengubahan
 Pengemasan
 Pelabelan

obat, perangkat pengiriman obat, atau peralatan sesuai dengan resep dokter, pesanan obat, atau inisiatif
berdasarkan pada hubungan praktisi-pasien-apoteker-compounder dalam hubungan praktek profesional.
Compounding
Tujuan :
Untuk memenuhi kebutuhan terapeutik pada obat racikan, apoteker harus memahami bahwa obat racikan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan khusus dari pasien,di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Pasien alergi karena eksipien yang terdapat dalam produk obat yang diproduksi oleh industri farmasi
2. Peracikan obat untuk pasien pediatri karena industri farmasi tidak menngembangkan sediaan yang di
khususkan untuk anak
3. Meningkatkan kepatuhan pasien untuk mendapatkan efek tambahan yang sinergis
4. Penggunaan orphan drug, yaitu obat yang telah dikembangkan secara khusus untuk mengobati kondisi
medis yang langka
5. Obat-obat yang digunakan untuk keperluan penelitian klinis di rumah sakit
6. Menyesuaikan terapi/personalisasi terapi
7. Obat-obatan yang memiliki masalah stabilitas, dalam hal ini penyiapan obat racikan sangat penting
8. Obat-obatan yang belum dipasarkan, peracik/apoteker dapat meracik obat tersebut jika zat aktif nya
diketahui dan sudah dipasarkan.
Timbangan
Timbangan adalah alat yang dipakai melak
ukan pengukuran massa suatu benda.

Macam
1. Timbangan kasar: daya beban 250 gram hingga 1000 gram, kepekaan 200 mg
2. Timbangan gram halus: daya beban 100 gram hingga 200 gram, kepekaan 50 mg Timbangan
3. Timbangan miligram: daya beban 10 gram hingga 50 gram, kepekaan 5 mg.

Obat
Cara Menimbang
Your Text Here
Langsung dan
Tidak Langsung
Your Text Here Cara langsung :
Berat botol di timbang kosong = 10,1234 g
Berat botol timbang + zat = 10,9034 g
Berat zat = 0,7800 g

Cara tidak langsung :


Your Text Here Berat botol timbang + zat = 11,1234 g
Berat botol timbang + sisa setelah zat di tuang = 10,1234
Berat zat = 1,0000 g

Your Text Here


Hal yang perlu diperhatikan
Dalam menimbang

01 Untuk bahan yang kering digunakan alas kertas perkamen


Untuk bahan yang mudah menguap, menyublim atau higroskopis
02 dimasukkan dalam botol timbang bertutup terlebih dahulu.

Untuk bahan yang berair, berminyak, atau berlemak atau berlemak


03 dalam jumlah kecil cukup dialasi dengan kertas perkamen yang diolesi
gliserin, sedang untuk jumlah besar dapat digunakan gelas arloji atau
pun cawan porselin.

04 Alas harus disetarakan terlebih dahulu dengan beban penara

05 Gunakan pinset untuk mengambil anak timbangan


Bahan yang akan ditimbang diletakkan pada piring sebelah kanan,
06 sedangkan piring yang kiri digunakan untuk anak timbang(beban tetap)
kecuali bagi yang kidal. Baik bahan atau pun anak timbangan harus
diletakkan pada pusat piring timbangan.
Hal yang perlu diperhatikan
Dalam menimbang

07 Pada saat penambahan bahan, posisi jarum timbang harus selalu


dalam keadaan off setelah penambahan selesai baru dipindah keposisi
on.

Pastikan penimbangan diakhiri dalam keadaan stimbang dari kedua


08 piring, jarum menunjuk ke arah angka nol (0) atau menunjukkan goyan
gan yang seimbang antara bagian kiri dan kanan skala timbang.

Selesai penimbangan timbangan dalam keadaan off (tanpa beban),


09 bersih dan almari tertutup

Pastikan anak timbang dan pinset lengkap dalam kotaknya masing-ma


10 sing.
Teknik menimbang (timbangan analitik)
Teknik
Menimbang 1. Ambil bahan yang akan di timbang
2. Masuk ke ruang timbang
3. Pilihlah timbangan yang kapasitas timbang yang sesuai dengan bahan yang
akan ditimbang. Dengan cara melihat kepekaannya (min-max ). ada 3 jenis
timbangan obat , yaitu
 Timbangan obat gram kasar, daya beban antara 250 g dan 1000 g,
kepekaannya 200 mg
 Timbangan obat gram halus, daya beban antara 100 g dan 250 g,
kepekaannya 50 mg.
 Timbangan obat miligram, daya beban antara 10 g dan 50 g, kepekaannya
5 mg
4. Neraca dan cawan harus dalam keadaan bersih
5. Periksalah bahwa neraca diletakkan pada area yang datar dan jarum penunjuk
dapat bergerak bebas.
6. Letakkan kertas timbang pada cawan timbang, kemudian atur neraca sehinga
pointer index ada pada zero.
7. Ketika neraca dalam keadaan istirahat, ambilah beban dari kotak anak
timbangan yang diinginkan dengan penjepit dan letakkan pada cawan timbang
an sebelah kiri.
Teknik menimbang (timbangan analitik)
Teknik
Menimbang 8. Segera tutuplah kotak anak timbang setelah pengambilan anak timbangan.
Apabila dibiarkan terbuka, ada kemungkinan bahan tumpah pada kotak anak
timbang dan menyebabkan kontaminasi anak timbang yang akan
mempengaruhi keakuratan berat anak timbang.
9. Bahan yang akan ditimbang diletakkan secara perlahan pada cawan timbang
sebelah kanan. Periksa kesetimbangan, pengurangan atau penambahan
bahan obat dilakukan dengan menggunakan spatula atau alat lain sesuai
dengan bahan.
10. Setelah berat yang diinginkan sesuai tercapai, pindahkan bahan ke dalam
wadah yang sesuai.
11. Segera simpan anak timbangan ke dalam kotak anak timbang.
Teknik menimbang (timbangan digital)
Teknik
Menimbang 1. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
2. Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di koreksi).
3. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda.
4. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan
tersebut.
5. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit,
karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
Penimbangan
Bahan Obat
Bahan padat seperti serbuk, lilin dll ditimbang diatas kertas perkamen

Bahan ½ padat seperti vaselin, adeps, ditimbang diatas kertas perkamen


atau diatas cawan penguap.

Bahan cair dapat ditimbang diatas kaca arloji, cawan penguap atau
langsung dalam botol atau wadah.

Bahan cairan kental seperti ekstrak belladon dan ekstrak hyosciamy


langsung ditimbang, sedangkan untuk ichtyol ditimbang dikertas
perkamen yang sebelumnya diolesi dengan parafin cair/vaselin.

Bahan oksidator (kalii permanganas, iodium, argenti nitras) ditimbang


pada gelas timbang atau pada gelas arloji yang ditutup.

Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan pengenceran.


Berat minimal boleh ditimbang
Berat Minimal
Boleh di (Farmakope Indonesia)
Timbang
Pada pengujian dan penetapan kadar menurut Farmakope Indonesia diperlukan
penggunaan timbangan yang beragam dalam kapasitas, kepekaan dan Reproduks
ibilitas. Jika tidak dinyatakan lain, jika zat dinyatakan “ TIMBANG SEKSAMA”untuk
penetapan kadar, maka penimbangan harus dilakukan dengan menggunakan alat
timbangan yang tidak kepastian pengukurannya (kesalahan acak ditambah
dengan kesalahan sistematik) tidak lebih dari 0,1% pembacaan.

Misalnya: ditimbang sejumlah 50 mg maka kesalahan mutlak tidak lebih dari 50µg.
Ketidak pastian pengukuran memenuhi syarat jika pada penimbangan ulang tidak
kurang dari 10 kali, tiga kali nilai simpangan baku dibagi dengan jumlah yang
ditimbang tidak lebih dari 0,001.
Berat minimal boleh ditimbang
Berat Minimal
Boleh di (US Pharmacopeia)
Timbang
uji farmakope membutuhkan timbangan yang bervariasi dalam kapasitas,
sensitivitas, dan reproduktifitas. Kecuali ditentukan lain, jika zat akan "ditimbang
secara akurat" untuk Pengujian, penimbangan harus dilakukan dengan perangkat
penimbangan yang ketidak pastian pengukurannya (kesalahan acak plus
sistematis) tidak melebihi 0,1% dari pembacaan.

Misalnya, kuantitas 50 mg harus ditimbang sehingga kesalahan absolut tidak


melebihi 50 µg. Ketidak pastian pengukuran memuaskan jika tiga kali standar
deviasi tidak kurang dari sepuluh ulangan penimbangan dibagi dengan jumlah
yang ditimbang, tidak melebihi 0,001.
Review Perhitungan Compounding
Pada proses compounding melibatkan sejumlah perhitungan dan perhitungan tersebut merupakan potensi
kesalahan terbesar. Untuk meminimalkan kesalahan perhitungan, dapat dilakukan cara berikut :
1. Apabila mentransfer data dari suatu pustaka, lakukan pengecekan berulang kali atas apa yang disalin
ulang.
2. Mencoba untuk tidak tergantung pada kalkulator. Buatlah suatu taksiran hasilnya terlebih dahulu
sehingga apabila anda menekan tombol kalkulator yang salah, dapat segera diketahui bahwa terjadi
kesalahan.
3. Periksa kembali perhitungan yang dilakukan. Terdapat lebih dari satu cara untuk menyelesaikan
perhitungan, apabila anda mendapatkan hasil perhitungan yang sama dengan cara yang berbeda,
berarti perhitungan anda benar.
Perhitungan Compounding
R/ Ketokonazole 2%
Basis ad 50 g

Langkah 1.
Tentukan berat ketokonazole melalui perkalian konsentrasi (2%) dengan berat total produk.

2% x 50 g = 1 g ketokonazole

Langkah 2.
Tentukan berat basis yang diperlukan melalui pengurangan berat total dengan berat ketokonazole.
50 g – 1 g = 49 g basis
Perhitungan Compounding
Memperkecil Formula
Berapa bahan yang diperlukan untuk membuat sebanyak 50 mL obat tetes mata natrium sulfasetamid ?

R/ Natrium sulfasetamide 10
Natrium Tiosulfat 0,1
Dinatrium Edetat 0,05
Timerosal 0,01
Air untuk injeksi ad 100 mL

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebanyak 50 mL adalah

Natrium sulfasetamide = 50/100 x 10 g = 5 g


Natrium Tiosulfat = 50/100 x 0,1 g = 0,05 g
Dinatrium Edetat = 50/100 x 0,05 g = 0,025 g
Timerasol = 50/100 x 0,01 g = 0,005 g
Perhitungan Compounding
Memperbesar Formula
Berapa bahan yang diperlukan untuk membuat sebanyak 150 mL obat tetes mata natrium sulfasetamid ?

R/ Natrium sulfasetamide 10
Natrium Tiosulfat 0,1
Dinatrium Edetat 0,05
Timerosal 0,01
Air untuk injeksi ad 100 mL

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebanyak 50 mL adalah

Natrium sulfasetamide = 150/100 x 10 g = 15 g


Natrium Tiosulfat = 150/100 x 0,1 g = 0,15 g
Dinatrium Edetat = 150/100 x 0,05 g = 0,075 g
Timerasol = 150/100 x 0,01 g = 0,015 g
Perhitungan Compounding
Metode Pengenceran Sediaan Padat

1. Timbang bahan sebesar 50 mg (batas penimbangan terendah)


2. Tambahkan sacharum lactis (SL) (tergantung perbandingan pengenceran obat), misalnya 1:10 > artinya 9
bagian untuk SL dan 1 bagian obat.

Jadi SL yang harus ditimbang 9 x 50 mg = 450 mg (total campuran 500 mg karena ditambah 50 mg obat).

3. Gerus campuran SL dan obat sampai homogen


4. Timbang hasil pengenceran sebanyak : (takaran obat dalam resep (mg) / 50 mg) x jumlah hasil pengenceran
Perhitungan Compounding
Metode Pengenceran Sediaan Padat

Contoh pengenceran obat padat :

Bila dalam resep jumlah obat yang harus ditimbang 20 mg, dan berdasarkan data perbandingan pengencer dan
obat dilakukan pengenceran padat dengan 1:10, maka jumlah hasil pengenceran yang harus ditimbang adalah

(20 mg / 50 mg) x 500 mg = 200 mg hasil pengenceran obat yang diambil untuk membuat sediaan.

Aturan umum pengenceran atau aturan perbandingan obat dan pengencer :


Jika berat obat dalam resep 10-50 mg maka dibuat perbandingan pengenceran 1:10
Jika berat obat dalam resep 1-10 mg maka dibuat perbandingan pengenceran 1:50
Jika berat obat dalam resep 0,11 mg maka dilakukan pengenceran bertingkat (dua kali pengenceran).
Perhitungan Compounding
Metode Pengenceran Larutan (Sediaan Cair)

1. Timbang bahan obat 50 mg (batas minimum penimbangan)


2. Larutkan obat dalam pelarut sejumlah tertentu misalnya bahan obat dilarutkan sampai volume 10 mL
3. Maka jumlah hasil pengenceran yang digunakan : (takaran obat dalam resep (mg)/50 mg) x 10 mL

Contoh pengenceran obat cair :


Bila dalam resep takaran obat yang harus ditimbang 25 mg, dan dilakukan pengenceran cair sampai volume 10
mL, maka perhitungan pengenceran yang diambil adalah :

(25 mg/50 mg) x 10 mL = 5 mL hasil pengenceran obat yang diambil untuk membuat sediaan.
Langkah-Langkah
Compounding
Peracik mengingat langkah-langkah berkut untuk meminimalkan kesalahan
dan memaksimalkan tujuan papenulis resep.
1. Pertimbangkan kecocokan resep yang akan diracik dengan syarat-syarat
keamanan dan tujuan pemakaian
2. Kerjakan perhitungan yang yang penting untuk mendapatkan jumlah
bahan-bahan yang diperlukan
3. Identifikasi alat-alat yang diperlukan
4. Pakai pakaian yang tepat dan cuci tangan
5. Bersihkan daerah peracikan dan alat yang diperlukan
6. Hanya satu resep yang harus diracik pada satu waktu dalam suatu
peracikan yang ditentukan
7. Kumpulkan semua bahan-bahan untuk meracik resep
8. Racik sediaan dengan mengikuti catatan formulasi (formulation record)
Langkah-Langkah
Compounding
Peracik mengingat langkah-langkah berkut untuk meminimalkan kesalahan
dan memaksimalkan tujuan papenulis resep.
9. Nilai variasi berat, kecukupan pencampuran, kejernihan, bau, warna,
konsistensi, dan pH setepatnya.
10. Bubuhi keterangan catatan racikan dan jelaskan rupa sediaan
11. Beri label wadah resep dengan memasukkan item berikut :
a) nama sedaan
b) nomor identifikasi internal
c) initial compounder
d) penyimpanan yang diperlukan, dan pernyataan yang diperlukan
berdasarkan undang-undang.
12. Tandatangani dan beri tanggal resep yang menegaskan bahwa semua
prosedur telah dikerjakan untuk menjamin keseragaman, identitas,
kekuatan, kuantitas, dan kemurnian.
13. Bersihkan semua peralatan dan simpan dengan tepat
Persyaratan Sediaan Racikan

Kalu tidak dikatakan lain, sediaan racikan yang akan


dibuat menjamin tiap sediaan mengandung zat aktif tidak
kurang 90,0 %dan tidak lebih dari 110 % perhitungan
secara teori dari yang tertera pada label per unit berat
atau volume sediaan.
Cara compounding
yang baik
Kapsul, serbuk, tablet hisap, dan tablet

Dalam meracik sediaan ini perlu perhatian :


1. Kurangi ukuran partikel bahan-bahan menjadi ukuran partikel terkecil yang layak
2. Lakukan pemeriksaan untuk menjamin bahwa semua bahanbahan tercampur homogen
3. Monitor kelembaban jika uap air dapat menyebabkan hidrolisis, sediaan teradhesi ke pada bahan
wadah, atau melunakkan atau disolusi sebahagian dari cangkang kapsul
4. Lakukan penimbangan secara teliti untuk menjamin bahwa tiap unit akan tidak kurang dan tidak
lebih dari 110% dari berat secara teori untuk tiap unit
5. Kemas unit sediaan berdasarkan spesifikasi wadah untuk kapsul dan tablet dari bahan aktif.
Cara compounding
yang baik
Emulsi, Larutan, dan Suspensi

Apabila meracik sediaan ini, peracik menyiapkan 2% sampai 3% jumlah berlebih dari jumlah total.
Dalam meracik sediaan ini diperhatikan:
1. Untuk wadah unit-tunggal, berat dari tiap wadah yang terisi, periksa berat, tidak kurang dari 100%
dan tidak lebih dari 110% dari volume pada label
2. Suspensi air disiapkan dengan menghaluskan campuran serbuk menjadi pasta halus dengan
bahan pembasah yang tepat. Pasta ini diubah menjadi cairan free-flowing dengan menambahkan
pembawa secukupnya. Bagian pembawa dipakai untuk mencuci mortir, atau bejana lain, untuk
mentransfer suspensi secara kuantitatif ke dalam botol yang sudah dikalibrasi. Sediaan dapat
dihomogenkan untuk menjamin kehomogenan sediaan akhir
3. Kurangi ukuran partikel menjadi ukuran terkecil yang layak
4. Larutan tidak mengandung bahan-bahan tidak larut yang tampak
5. Emulsi dan suspensi diberi label “Kocok sebelum dipakai”
Cara compounding
yang baik
Supositoria

Dalam meracik sediaan ini diperhatikan :


1. Tidak memakai bahan-bahan yang pedas atau mengiritasi, yang bersifat mengikis membran
mukosa.
2. Pilih dasar yang membolehkan bahan aktif memberikan efek terapetik secara lokal atau sistemik
3. Kurangi ukuran partikel menjadi ukuran terkecil yang layak
4. Timbang sejumlah supositoria untuk menjamin bahwa masing-masing tidak kurang 90% dan tidak
lebih dari 90% dari berat rata-rata dari semua supositoria dalam batch.
Cara compounding
yang baik
Krim, gel topikal, salap, dan Pasta

Bila meracik sediaan semisolid, peracik menyiapkan jumlah berlebih dari jumlah total sediaan. Dalam
meracik sediaan ini diperhatikan :
1. Tidak memakai bahan-bahan yang pedas, mengiritasi, alergenik terhadap kulit atau tapak
pemakaian lain kecuali kalau perlu untuk pengobatan
2. Pilih dasar atau pembawa yang membolehkan bahan aktif memberikan efek terapetik lokal atau
sistemik
3. Kurangi ukuran partikel menjadi terkecil yang layak
4. Gabungkan bahan aktif dengan bahan-bahan yang ditambahkan untuk mendapatkan cairan yang
uniform atau dispersi padat dalam sediaan
5. Amati keseragaman (uniformityI dispersi dengan menyebarkan lapisan tipis sediaan akhir pada
permukaan datar transparan.
Stabilitas Obat
Stabilitas Kualitas

Dengan berbagai cara obat dapat mengalami penguraian dan akan berakibat pada kualitas, efektifitas,
dan keamanan dari obat tersebut.

Ketika suatu obat (zat berkhasiat) mengalami penguraian maka masalah yang akan muncul adalah:
1. Konsentrasi obat akan berkurang  dosis tidak tepat  efektifitas obat berkurang
2. Obat terurai menjadi metabolit (produk penguraian) yang toksik  keamanan
Stabilitas Obat
Sabilitas merupakan kemampuan suatu produk obat atau kosmetik untuk bertahan dalam batas
spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin
identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian prduk tersebut.

Sediaan obat/kosmetika yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada dalam batas yang
dapat diterima selama periode penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan karakteristiknya
sama dengan yang dimiliki pada saat dibuat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Stabilitas :


1. Faktor Kimia  reaksi penguraian
2. Faktor Fisika  perubahan fisika
3. Faktor Biologi  cemaran mikroorganisme
Efek yang tidak diinginkan dari
ketidakstabilan produk farmasi :
1. Hilangnya zat aktif
2. Naiknya konsentrasi zat aktif
3. BA berubah
4. Hilangnya keseragaman kandungan
5. Menurunya status mikrobiologis
6. Hilangnya elegansi produk dan patient acceptability
7. Pembentukan hasil urai yang toksik
8. Hilangnya kekedapan kemasan
9. Menurunnya kualitas label
10. Modifikasi faktor hubungan internasional
Stabilitas Kimia
Lamanya waktu suatu obat untuk mempertahanakan integritas kimia dan potensinya seperti yang
tercantum pada etiket dalam batas waktu yang ditentukan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Kimia


1. Kondisi lingkungan (paparan temperatur yang ekstrim, cahaya, kelembaban)
2. Bentuk sediaan (ukuran partikel, pH, kelarutan, bahan tambahan kimia yang spesifik)

Dalam berbagai bentuk sediaan reaksi-reaksi ini dapat mengakibatkan rusaknya kandungan zat aktif,
antara lain adalah :
1. Hidrolisis 8. Perubahan nilai pH
2. Dehidrasi 9. Interionik
3. Dekarboksilasi 10. Kestabilan bentuk padat
4. Oksidasi 11. Temperatur
5. Dekomposisi fitokimia
6. Kekuatan ion
7. Epimerisasi
Stabilitas Fisika
Mengevaluasi perubahan sifat fisika dari suatu produk yang tergantung waktu (periode penyimpanan),
contoh dari perubahan fisika antara lain : migrasi (perubahan) warna, perubahan rasa, perubahan bau,
perubahan tekstur atau penampilan.

Evaluasi dari uji stabilitas fisika meliputi : pemeriksaan organoleptik, homogenitas, ph, bobot jenis.

Kriteria stabilitas fisika :


1. Penampilan fisika meliputi; warna, bau, rasa, tekstur, bentuk sediaan
2. Keseragaman bobot
3. Keseragaman kandungan
4. Suhu
5. Disolusi
6. Bobot jenis
7. isikositas
Stabilitas Mikrobiologi
Keadaan di mana tetap sediaan bebas dari mikroorganisme atau memenuhi syarat batas
miroorganisme hingga batas waktu tertentu.

Farmakope telah mengatur ketentuan mengenai kandungan mikroorganisme pada sediaan obat
maupun kosmetik dalam rangka memberikan hasil akhir berupa obat dan kosmetika yang efektif dan
aman untuk digunakan atau dikonsumsi manusia.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme pada sediaan antara lain adalah
kesesuaian pH, suhu, kelembapan, keberadaan air, nutrisi, dan factor cahaya. Mikroorganisme yang
dapat mucul pada sediaan kosmetik dan obat diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bakteri Gram Positif (Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Enterococcus sp,
Clostridium perfringens, Clostridium tetani)
2. Bakteri Gram Negatif (Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella Enterobacteriae)
3. Fungi (Candida albicans, Candida parapsilosis, Malassezia furfur, Tricophyton spp, Trichoderma,
Aspergillus spp).
Stabilitas Farmakologi
Fase farmasetik :
Fase ini menentukan ketersediaan farmasetik yaitu ketersediaan senyawa aktif untuk dapat diabsorsi
oleh sistem biologis.

Fasa Farmakokinetik
proses absorpsi molekul obat yang mengahasilkan ketersediaan biologis obat, yaitu senyawa aktif
dalam cairan darah (Ph = 7,4) yang akan didistribusikan ke jaringan atau organ tubuh

Fasa Farmakodinmik :
Meliputi proses fasa IV dan fasa V. Fasa IV adalah tahap interaksi molekul senyawa aktif dengan
tempat aksi spesifik atau reseptor pada jaringan target, yang dipengaruhi oleh ikatan kimia yang
terlibat. Fasa V adalah induksi rangsangan, dengan melalui proses biokimia, menyebabkan
terjadinya respons biologis.
Stabilitas Toksikologi
Ukuran yang menujukkan ketahanan suatu senyawa/bahan akan adanya pengaruh kimia, fisika,
mikrobiologi dan farmakologi yang tidak menyebabkan peningkatan toksisitas secara signifikan.

Efek toksik dapat dibedakan, menjadi :


1. Efek toksik akut, mempunyai korelasi langsung dengan absorpsi zat toksik
2. Efek toksik kronis, zat toksik dalam jumlah kecil diabsorpsi sepanjang jangka waktu lama,
terakumulasi, mencapai konsentrasi toksik akhirnya timbul keracunan.
Cara Mencegah Kontaminasi
1. Merancang wadah yang sesuai
2. Biasanya menggunakan wadah dosis tunggal
3. Menuliskan kondisi penyimpanan yang tepat pada label
4. Menambah suatu senyawa antimikroba sebagai pengawet

Beberapa pengawet pada sedian farmasi :


1. Injections : Phenol, Cresol, Chlorocresol
2. Eye drops : Chlorhexidine, acetate, Benzalkonium, chloride
3. Mixtures : Benzoic acid ,Methyl paraben, Alcohol
4. Creams : Parabens, Chlorocresol
5. Tablets : Methylparaben
Terima
Kasih...

Anda mungkin juga menyukai