Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antropometri merupakan ukuran dari tubuh. Pengukuran antropometri
merupakan data referensi untuk mengevaluasi dan mencatat pertumbuhan anak. Hal
ini di mulai dengan perbandingan kecenderungan umum dalam pertumbuhan fisik
anak. Apabila dari pengukuran antropometrik telah dikumpulkan sebagai bagian dari
pengumpulan data, maka harus digunakan peralatan dan prosedur baku, begitu juga
pedoman pengukuran yang baku. Meskipun fokus pengukurannya pada kekurangan
gizi/nutrisi, kita tetap harus mendeteksi adanya obesitas.
Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara
universal, tidak mahal, dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian,
dan komposisi dari tubuh manusia. Oleh karena itu, disebabkan pertumbuhan anakanak dan dimensi tubuh pada segala usia dapat mencerminkan kesehatan dan
kesejahteraan dari individu dan populasi, antropometri dapat juga digunakan untuk
memprediksi performa, kesehatan, dan daya tahan hidup. Antropometri penting untuk
kesehatan anak dan juga secara klinis dapat mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan sosial dari individu dan populasi. Selain itu, aplikasi antropometri
mencangkup berbagai bidang karena dapat dipakai untuk menilai status pertumbuhan,
status gizi dan obesitas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian antopometri?
2. Apakah kelebihan antropometri?
3. Apakah kekurangan antropometri?
4. Apa saja jenis antropometri pada anak?
5. Bagaimanakah cara melakukan pemeriksaan antropometri pada anak?

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui tentang konsep antropometri serta cara pengukuran antropometri
pada anak.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian antopometri.
2. Untuk mengetahui kelebihan antropometri.
3. Untuk mengetahui kekurangan antropometri
4. Untuk mengetahui jenis antropometri pada anak.
5. Mampu melakukan pemeriksaan antropometri pada anak.

BAB II
TINJAUAN TEORI
1.1 Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan metros
yang berarti ukuran. Istilah tersebut berasal dai Bahasa Yunani. Jadi dapat diartikan
bahwa antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri merupakan pengetahuan
mengenai pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh
yang relevan dengan perancangan alat alat atau benda benda yang digunakan oleh
manusia.
Pengukuran

antropometri

adalah

pengukuran

yang

dilakukan

untuk

mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur


tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran). Ukuran antropometri dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Tergantung umur
Yaitu hasil pengukuran disbanding dengan umur. Misalnya, BB terhadap usia
atau TB terhadap usia. Dengan demikian, dapat diketahui apakah ukuran yang
dimaksud tersebut tergolong normal untuk anak seusianya.
2. Tidak tergantung umur
Yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan pengukuran lainnya tanpa
memperhatikan berapa umur anak yang diukur.
1.2 Kelebihan Antropometri
1. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup
besar
2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat
4. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena sudah
ada ambang batas yang jelas

7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu
generasi ke generasi berikutnya
8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi
1.3 Kelemahan Antropometri
Kelemahan Antropometri yaitu
1. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak
dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu, misal Fe dan Zn
2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi, dan validitas pengukuran
4. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan
komposisi jaringan), analisis dan asumsi yang keliru
5. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan petugas yang tidak
cukup, kesalahan alat, kesulitan pengukuran
1.4 Jenis-Jenis Pengukuran Antropometri
Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan untuk
menentukkan keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah:
1) Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan (BB/TB)
A. Tujuan Pengukuran BB dan TB
Tujuan pengukuranBB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak,
normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
B. Jadwal Pengukuran BB dan TB
Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh
kembang balita. Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga
kesehatan terlatih.
C. Pengukuran Berat Badan (BB)
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan:
1. Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat.
2. Memberi gambaran status gizi sekarang dan gambaran yang baik
tentang pertumbuhan.
4

3. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan


luas.
4. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan
pengukur.
5. KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik
untuk pendidikan dan monitor kesehatan anak menggunakan juga berat
badan sebagai dasar pengisian.
Cara Mengukur Berat Badan (BB)
a) Cara mengukur menggunakan timbangan bayi
1. Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2
tahun atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang.
2. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah
3.
4.
5.
6.
7.

bergoyang.
Lihat posisi jarum atau angka harus menunjyk ke angka 0.
Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki sarung tangan.
Baringkan bayi dengan hati-hati diatas timbangan.
Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan.
8. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerak jarum, baca angka
ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

b) Cara mengukur menggunakan timbangan injak


1. Letakkan timbangan dilantai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak.
2. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
3. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai
alas kaki, jaket, topi jam tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu.
4. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan.
7. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerak jarum, baca angka
ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
D. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB)
5

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan


keadaan pertumbuhan skeletal. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat
badan. Tinggi badan relative kurang sensitive pada masalah kekurangan gizi
dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan
tampak dalam waktu yang relative lama. Pada keadaan normal, tinggi badan
tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
Cara mengukur panjang badan/tinggi badan
a. Cara mengukur dengan posisi berbaring
1. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang
2. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar
3. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
4. Petugas 1: Kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap
menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala)
5. Petugas 2: tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki.
6. Petugas 2: membaca angka ditepi luar pengukur.
b. Cara mengukur dengan posisi berdiri
1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
2. Berdiri tegak menghadap kedepan.
3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
5. Baca angka pada batas tersebut.
E. Pengukuran Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)
Ukur tinggi/panjang dan timbang berat badan anak, sesuai cara di atas.
Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil

pengukuran.
Pilih kolom berat badan untuk laki-laki atau perempuan sesuai jenis
kelamin anak, cari angka berat badan yang terdekat dengan berat badan

anak.
Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk
mengetahui angka standar deviasi (SD).

F. Interpretasi
Normal
: -2 SD s/d 2 SD atau Gizi baik
Kurus
: < - 2 SD s/d 3 SD atau Gizi kurang
Kurus sekali : < - 3 SD atau Gizi buruk
Gemuk
: > 2 SD atau Gizi lebih
6

G. Intervensi
Lihat Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk, Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS).

2). Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)


Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif
konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat
lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan
bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm.
Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan
dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala
bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar
kepala hanya bertambah + 10 cm.
A. Tujuan pengukuran lingkar kepala anak
Tujuan pengukuran lingkar kepala anak adalah untuk mengetahui lingkaran
kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal.
B. Jadwal pengukuran lingkar kepala anak
Jadwal disesuaikan dengan umur anak:
Umur 0-11 bulan, pengukuran dilakukan setiap 3 bulan
Umur 12-72 bulan, pengukuran dilakukan setiap 6 bulan.
Pengukuran dan penilaian lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga
kesehatan terlatih.
C. Cara pengukuran Lingkar Kepala
1. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi
alis mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang
menonjol, tarik agak kencang.
2. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
3. Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi atau anak.
4. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan
jenis kelamin anak.

5. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran
sekarang.
D. Interpretasi
Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam jalur hijau maka

lingkaran kepala anak normal.


Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar jalur hijau maka

lingkaran kepala anak tidak normal.


Lingkaran kepala anak tidak normal ada

2, yaitu makrosefal bila

berada di atas jalur hijau dan mikrosefal bila berada di bawah jalur
hijau.
E. Intervensi
Bila ditemukan mikrosefal atau makrosefal segera dirujuk ke rumah sakit.
3). Pengukuran Linkar Lengan Atas (LILA)
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar
lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16
cm. Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak
dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk
menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.
Cara pengukuran lingkar lengan:
1. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan
bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri
tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif
dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil.
2. Tentukan posisi pangkal bahu
3. Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup kain atau pakaian
4. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan
kearah perut.
5. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku siku dengan
menggunakan pita pengukur dan beri tanda dengan pulpen.
6. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas sesuai dengan tanda yang
telah dibuat. Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.

7. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita
pengukur
8. Catat hasil pada KMS.
4). Pengukuran Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan.
Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang
Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan
posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi
berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah :
1. Siapkan pita pengukur
2. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada seperti pada gambar 1
3. Catat hasil pengukuran pada KMS

BAB III
PEMBAHASAN
Pengukuran antropometri dilakukan pada An. Komang Ari Triguna Putra, 59
bulan. Pengukuran dilakukan di rumah klien di Br. Sekargula, Ds. Mekarsari, Kec.
9

Baturiti, Tabanan. pada hari Minggu, 20 Maret 2016. Jenis pengukuran antropometri
yang dilakukan adalah pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan atas, dan lingkar dada.
Pada pengukuran berat badan didapatkan hasil 18 kg. Sesuai dengan grafik
KMS hasil tersebut termasuk kategori normal serta berat badan naik dari berat badan
sebulan yang lalu yaitu 17,5 kg, artinya anak sehat.
Pengukuran tinggi badan di dapatkan hasil 109 cm. Berdasarkan tabel Berat
Badan/Tinggi Badan (Direktorat Gizi Masyarakat 2002), pada kolom tinggi badan
anak laki-laki 109 cm, bila ditarik garis lurus ke kiri berat badan normal untuk anak
dengan tinggi badan 109 cm adalah 15,2-21,8 kg. Jadi berat badan saat pengukuran
18 kg masuk dalam rentang normal dengan interpretasi normal: -2 SD s/d 2SD atau
status gizi baik.
Pada pengukuran lingkar kepala didapatkan hasil 50 cm. Pada pengukuran
lingkar lengan didapatkan hasil 15 cm. Pada pengukuran lingkar dada didapatkan
hasil 55 cm

Secara keseluruhan hasil pengukuran antropometri pada An. Komang

Ari Triguna Putra, 59 bulan adalah normal dan status gizinya baik. Untuk itu,
disarankan kepada ibu untuk mempertahankan status gizi An. Komang Ari dengan
memberikan makanan dengan gizi seimbang dan ditambang dengan buah-buahan
serta sayur-sayuran.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan

10

Pengukuran

antropometri

adalah

pengukuran

yang

dilakukan

untuk

mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur


tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran).
Kelebihan Antropometri yaitu prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan
dalam jumlah sampel cukup besar, relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, alat murah,
mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat,
Kelemahan Antropometri yaitu tidak sensitif (tidak dapat mendeteksi status
gizi dalam waktu singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu,
misal Fe dan Zn, kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukuran.
Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan untuk
menentukkan keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah, pengukuran berat badan
dan tinggi badan (BB/TB), pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB),
pengukuran lingkar kepala anak (LKA), pengukuran linkar lengan atas (LILA), dan
pengukuran lingkar dada.
4.2 Saran
Pengukuran antropometri pada anak hendaknya dilakukan secara rutin untuk
mengetahui pertumbuhan dan status gizi pada anak serta dapat mencegah secara dini
apabila terdapat penyimpangan pada pertumbuhan anak.
Kita sebagai tenaga kesehatan hendaknya juga mampu melakukan pengukuran
antropometri dengan tepat dan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam diagnosis.

DAFTAR PUSTAKA

Djitowiyono,Sugeng.2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta:


Nuha Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
11

Kemenkes

RI.

2011.

Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

Nomor:

1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi


Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak ( untuk perawat dan bidan),
edisai pertama. Jakarta: Salemba Medika
Soetjiningsih. 2005 Tumbuh Kembang pada Anak. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. 2003. Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta: EGF.

12

Anda mungkin juga menyukai