Anda di halaman 1dari 22

Anak 3 Tahun 8 Bulan, Berat Badan Tidak Naik Dan Ketakutan

Vania Amalia Agatha*


NIM 102010091
17 Januari 2012
Pendahuluan
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah besar, jumlah,
ukuran yang dapat diukur dengan ukuran berat dan perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik. Dan kedua peristiwa itu terjadi secara
sinkron pada setiap individual. Tujuan Ilmu Tumbuh Kembang adalah mempelajari berbagai
hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh
kembang anak baik fisik, mental, dan sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan
tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan
mencegah keadaan tersebut.
ANAMNESIS TUMBUH KEMBANG ANAK
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam anamnesis tumbuh kembang anak diantaranya
adalah (1) Anamnesis faktor pranatal dan perinatal, merupakan faktor penting untuk
mengetahui perkembangan anak. Anamnesis harus menyangkut faktor resiko untuk terjadinya
gangguan perkembangan fisik dan mental anak, termasuk faktor resiko untuk buta, tuli, palsi
serebralis,dll. Anamnesis juga menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan
antar keluarga. (2) Kelahiran prematur, harus dapat membedakan antara bayi prematur
(SMK = sesuai masa kehamilan) dan bayi dismatur (KMK = kecil masa pertumbuhan) dimana
telah terjadi retardasi pertumbuhan intrauterin. Pada bayi prematur, karena dia lahir lebih
cepat dari kelahiran normal, maka harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterin yang
tidak sempat dilalui bayi tersebut.

*Alamat Korespondensi :
Vania Amalia Agatha,
Fakulltas Kedokteran Universitas Krida Wacana,
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat, 11510
E-mail : vaniaamalia@yahoo.com

Contoh, bayi lahir 3 bulan prematur (umur kehamilan 6 bulan), kalau bayi ini dilakukan
pemeriksaan 6 bulan setelah lahir, maka dia tidak bisa dibandingkan dengan bayi usia 6 bulan,
tetapi harus dengan bayi usia 3 bulan (setelah koreksi 3 bulan masa pertumbuhan intrauterin
yang tidak sempat dilaluinya). (3) Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang
mempengaruhi perkembangan anak, misalnya untuk meneliti perkembangan motorik pada
anak, harus ditanyakan berat badannya, karena erat hubungannya dengan perkembangan
motorik anak tersebut. Untuk menanyakan kemampuan menolong diri sendiri, misalnya
makan, berpakaian, buang air, dll harus pula ditanyakan apakah ibunya memberikan
kesempatan pada anak untuk belajar hal tersebut. (4) Anamnesis kecepatan pertumbuhan
anak, hal ini merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada ibunya
saat pertama kali datang. Anamnsesis yang meneliti tentang milestone perkembangan anak,
dapat mengetahui tingkat perkembangan anak tersebut. Tidak selalu perkembangan anak
mulus seperti pada teori, ada kalanya perkembangan anak normal sampai umur tertentu,
kemudian mengalami keterlambatan. Ada juga yang mulainya terlambat, atau karena sakit,
perkembangan terhenti yang kemudian normal kembali. Dapat juga perkembangan yang
langsung pesat, misalnya pada perkembangan bicara. (5) Penyakit-penyakit yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi. (6) Pola perkembangan anak dalam
keluarga, anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainya, karena ada kalanya
perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat lebih cepat atau terlambat, demikian
pula dengan perkembangan bicara atau kemempuan mengontrol buang air besar atau
kecilnya.1
PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK
1. Antropometrik
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran antropometrik
yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi a.) tergantung umur, BB terhadap
umur, tinggi/panjang badan terhadap umur, lingkaran kepala terhadap umur dan lingkaran
lengan atas terhadap umur. Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur
anak yang tepat, karena tidak semua anak mempuyai catatan mengenai tanggal lahirnya.
b.) tidak tergantung umur, BB terhadap TB, lingkar lengan atas terhadap tinggi badan
(QUAC Stick), lain-lain : LLA, dibandingkan dengan standart, lipatan kulit pada trisep,
subskapular, abdominal dibandingkan dengan baku. c.) disamping itu ada ukuran
antropometrik lainnya, yang dipakai untuk keperluan khusus, misalnya pada kasus-kasus
dengan kelaianan bawaan atau untuk menentukan jenis perawakan, yaitu lingkaran dada,
2

lingkaran perut dan lingkaran leher dan panjang jaraj antara 2 titik tumbuh, speerti
biakromial untuk lebar bahu, bitrokenterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar
kepala,dll. 1,2
i.)

Berat badan, merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada


setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat
badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada
tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainya. Berat badan
dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mrngrtahui keadaan gizi
dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran
objektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif
murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu. Kerugiannya, indikator berat
badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh, misalnya pendek gemuk atau
tinggi kurus. Indikator berat badan dimanfaatkan dalam klinik untuk, bahan
informasi untu menilai keadaan gizi yang akut maupun yang kronis tumbuh
kembang dan kesehatan, memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan

ii.)

penyakit dan dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan.
Tinggi badan, merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting.
Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan
meningkat terus-menerus sampai tinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan
tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi
pesat kembali (pacu tubuh adolesen), selanjutnya melambat lagi dan akhirnya
berhenti pada umur 18-20 tahun. Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah
panjang, tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun,
Dengan pengisian tulang pada ujung atas dan bawah korpus-korpus ruas-ruas
tulang belakang, sehingga tinggi badan sedikit bertambah yaitu sekitar 3-5 mm.
Anatara umur 30-45 tahun tinggi badan tetap statis, kemudian menyusut.
Keuntungan indikator TB ini adalah pengukurannya objektif dan dapat diulang,
alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, merupakan indikator yang
baik untuk gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat, sebagai perbandingan
terhadap perubahan-perubahan relatif, seperti nilai BB dan LLA. Kerugiannya
adalah perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar mengukur tinggi badan yang
tepat dan kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga. Disamping itu
dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran, apda anak umur kurang dari 2 tahun
dengan posisi tidur terlentang dan pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan posisi
3

berdiri. Panjang supinasi pada umumnya 1 cm lebih panjang, daripada tinggi


berdiri pada anak yang sama meski diukur dengan teknik pengukuran yang terbaik
dan secara cermat. Peningkatan nilai rata-rata TB orang dewasa suatu bangsa
merupakan indikator peningkatan kesejahteraan (perbaikan gizi, perawatan
kesehatan dan keadaan sosial ekonomi), jika potensi genetik belum tercapai secara
optimal. Demikian pula perkawinan sebagai akibat meluasnya migrasi ke bagiannagian lain disuatu negri maupun dunia, kemungkinan besar mempunyai andil
iii.)

pada perubahan sekular TB.


Lingkar kepala, mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk menaksir
pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil.
Sehingga pada lingkar kepala yang lebih kecil dari ormal (mikrosefali), maka
menunjukan adanya retardasi mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada
aliran cairan serebrospinalis ada hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala,
sehingga LK lebih besar dari normal. Sampai saat ini yang dipakai sebagai acuan
untuk LK ini adalah kurve LK dari nellhaus dimana tidak terdapat erbedaan yang
bermakna terhadap suku bangsa, ras maupun geografi. Pertumbuhan LK yang
paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu 34 cm pada wkatu lahir
menjadi 44 cm pada umur 6 bulan. Sedangkan pada umur 1 ttahun 47 cm, 2 tahun
49 cm dan dewasa 54 cm. Oleh karena itu manfaat pengukuran LK yang terbatas
pada 6 bulan pertama sampai umur 2 tahun karena pertumbuhan otak yang pesat,
kecuali diperlukan seperti pada kasus hidrosefalus. Lingkaran kepala yang kecil
pada umumnya sebagai variasi normal, bayi kecil, keturunan, retardasi mental,
kraniostenosis. Sedangkan LK yang besar pada umunya disebabkan oleh, variasi
normal, bayi besar, hidranensefali, tumor serebri, keturunan, efusi subdural,
hidrosefalus, penyakit Canavan dan megalensefali. Dan untuk menilai kepala yang
besar atau kecil tersebut masih dalam batas normal atau tidak, harus diperhatikan

iv.)

gejala-gejala klinik yang menyertai.


Lingkar lengan atas (LLA), mecerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
otot yang tidak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat
badan. LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi atau tumbuh kembang pada
kelompok umur prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir
menjadi 16 cm pada umur satu tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah selama 13 tahun. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah dapat digunakan oleh tenaga
tidak terdidik. Sedangkan kerugiannya adalah LLA hanya untuk identifikasi anak
dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang berat, sukar menentukan pertengahan
4

LLA tana menekan jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun
ada yang mengatakan dapat untuk anak mulai umur 6 bulan sampai dengan 5-6
v.)

tahun.
Lipatan kulit, tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular
merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan lemak dibawah kulit, yang
mencerminka kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis
dan sebaliknya jika masukan energi berlebihan. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan

vi.)

untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya pada kasus obesitas.
Gejala atau tanda pemeriksaan fisik, keseluruhan fisik (dilihat bentuk tubuh,
perbandingan bagian kepala, tubuh dan anggota. Juga diperhatikan apa ada edema
atau tidak, jaringan otot (pertumbuhan otot diperiksa pada lengan atas, pantat, dan
paha dengan cubitan tebal), jaringan lemak (diperksa pada kulit di bawah triseps
dan subskapular dengan cubitan tipis), rambut (diperiksa pertubuhannya, warna,
diameter, sufat dan akar rambut), dan geligi-geligi (saat erupsi gigi susu, saat

tanggal dan erupsi gigi permanen).


2. Denver II
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development
Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R).
Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan
tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai: 1) Personal Social (perilaku sosial), Aspek
yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya. 2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus), Aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat. 3) Language (bahasa), Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan. Dan 4) Gross motor (gerakan motorik kasar),
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Alat yang digunakan antara lain alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik,
Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/
kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia
kronologis anak saat diperiksa), lembar formulir DDST II dan buku petunjuk sebagai referensi
yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.

Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:


1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
3-6 bulan, 9-12 bulan,18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun.
2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
Penilaian untuk denver II adalah jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah
anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO). 3
CARA PEMERIKSAAN DDST II
a. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa.
Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
b. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
c. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
d. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
e.
Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,
Meragukan dan tidak dapat dites. 1) Abnormal, a) Bila didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih. b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2
atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada
sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertikal usia. 2) Meragukan, a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan
atau lebih. b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal
usia. 3) Tidak dapat dites, Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes
menjadi abnormal atau meragukan. 4) Normal, Semua yang tidak tercantum dalam
kriteria di atas.

Interpretasi dari nilai Denver II


Advanced

Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada
kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
OK
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara
persentil ke-25 dan ke-75
Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas
atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;
penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan
untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu. 3
Interpretasi tes
Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan
Untestable
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada
lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%
Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable adalah skrining ulang pada 1
sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer. 3
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TUMBUH KEMBANG

Faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain, 1.) pengaruh genetik,
bersifat heredo-konstitusional yang berarti bahwa bentuk untuk konstitusi seseorang
ditentukan oleh faktor keturunan. Walaupun kontitusi seseorang ditentukan oleh bakat, namun
faktor lingkungan akan memberi pengaruh dan sudah mulai berperan sejak konsepsi, dalam
perkembangan embrional intra uterin dan seterusnya. Perbedaan ras juga mempengaruhi
tumbuh kembang, misalnya anak negro yang berada di Afrika dan AS pada umur 3 tahun
pertama kecepatan tumbuh kembangnya melampaui anak kulit putih, tetapi setelah umur lebih
dari 3 tahun tumbuh kembangnya dilampaui anak kulit putih. 2.) pengaruh saraf, otak
merupakan pusat pertumbuhan yang diperkirakan terletak di hipothalamus yang berfungsi
sebagai pengatur dan pengendali pertumbuhan yang sesuai dengan kurva pertumbuhan
berdasar faktor genetik. Pusat pertumbuhan di hipotalamus itu berhubungan dengan lobus
anterior kelenjar pituitri yang dapat mengeluarkan hormon untuk ikut berperan melakukan
pengawasan terhadap tumbuh kembang. 3.) pengaruh hormon, sudah dimulai intrauterin sejak
janin berumur 4 bulan, yaitu saat percepatan pertumbuhan panjang janin mencapai maksimum
dan saat ini kelenjar pituitri dan tiroid mulai bekerja. Lobus anterior kelenjar pituitri antara
lain mengeluarkan hormone pertumbuhan somatropin. 4.)pengaruh gizi, pada malnutrisi
protein kalori yang berat terjadi keterlambatan pertumbuhan tulang dan maturasi, kelambatan
penyatuan epifise sekitar 1 tahun dibandingkan dengan anak gizi cukup dan proses pubertas
juga terlambat. Pada marasmus terjadi pengurusan otot dan jaringan lemak subkutan yang
menyolok sehingga berat badan anak sangat menurun. 5.) pengaruh kecenderungan sekular,
anak saat ini mempunyai kecenderungan tumbuh lebih cepat, namun mereka akan mengakhiri
pertumbuhan itu lebih cepat pula. 6.) pengaruh sosio ekonomi, menurut penelitian anak
kelompok sosial ekonomi baik, mempunyai ukuran tinggi tubuh lebih panjang dibandingkan
dengan anak keluarga buruh rendah. 7.) pengaruh musim dan iklim, di negara dengan empat
musim diamati pertumbuhan tinggi tubuh lebih cepat pada musim semi sibandingkan dengan
musim gugur. 8.) pengaruh latihan, dengan berolahraga seseorang punya kemampuan tumbuh
lebih baik, karena otot-ototnya bertambah besar. Demikian pula, pada masa anak dan remaja
diperlukan aktivitas gerakan-gerakan tubuh supaya pertumbuhannya berjalan baik.
9.)pengaruh penyakit, wanita mempunyai ketahanan terhadap pertumbuhan dibandingkan
pria. 10.) pengaruh emosi. 4
PERAN ORANG TUA
1. Faktor keluarga dan ada istiadat antara lain:
a. Pekerjaan/pendapatan keluarga
8

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak,


karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun sekunder.
b. Pendidikan ayah/ibu
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh
kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat
menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak
yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknnya, pendidikannya dan
sebagainya.
c. Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya
cukup, akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang
diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Sedangkan pada
keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang, jumlah anak yang
banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada
anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang, dan perumahan pun
tidak terpenuhi. Oleh karena itu keluarga berencana tetap diperlukan.
d. Jenis kelamin dalam keluarga
Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah
dibandingkan laki-laki, sehingga angka kematian bayi dan malnutrisi masih
tinggi pada wanita. Demikian pula dengan pendidikan, masih banyak
ditemukan wanita buta huruf.
e. Stabilitas rumah tangga
Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang
anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis,
dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.
f. Kepribadian ayah/ibu
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda terhadap
tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya
tertutup.
g. Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu
Adat-istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak.
Misalnya di Bali karena seringnya upacara agama yang diadakan oleh suatu
keluarga, dimana harus disediakan berbagai makanan dan buah-buahan, maka
sangat jarang terdapat anak yang gizi buruk karena makanan maupun buahbuahan tersebut akan dimakan bersama setelah selesai upacara.
9

Demikian pula dengan norma-norma maupun tabu-tabu yang berlaku di


masyarakat, berpengaruh pula terhadap tumbuh kemabang anak.
h. Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini mungkin,
karena dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat
kebaikan dan kebajikan.
i. Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala
permasalahannya.
j. Kehidupan politik

dalam

masyarakat

yang

mempengaruhi

prioritas

kepentingan anak, anggaran, dan lain-lain. 4,5


TAHAPAN TUMBUH KEMBANG
Tumbuh kembang

anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan,

dan

berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tahap pertama adalah masa
pranatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan). Masa ini dibagi menjadi dua
periode yaitu 1.) masa embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu. Ovum
yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang
berlangsung cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh. 2.) Masa fetus ialah sejak umur 9
minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri dari dua periode, masa fetus dini, sejak usia 9
minggu sampai dengan trisemester kedua kehidupan intra uterin, terjadi percepatan
pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah terbentuk dan mulai
berfungsi. Masa fetus lanjut, pada trisemester akhir pertumbuhan berlangsung pesat dan
adanya perkembangan fungsi-fungsi. Pada masa ini terjadi transfer IgG dari darah ibu melalui
plasenta. Tahap kedua adalah masa postnatal atau masa setalah lahir terdiri dari beberapa
periode yaitu, 1.) masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi
perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ tubuh lainya. 2.) masa bayi
dini (1-12 bulan), pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara
kontinue terutama meningkatnya fungsi sistem saraf, masa bayi akhir (1-2 tahun), kecepatan
pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi
ekskresi. 3.) masa prasekolah (2-6 tahun), pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan
stabil, terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya
keterampilan dan proses berpikir. Masa sekolah (wanita :6-10 tahun, laki-laki :8-12 tahun),
pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan dan intelektual
makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama. Masa
adolensi atau masa remaja (wanita :10-18 tahun, laki-laki :12-20 tahun), anak wanita lebih
10

cepat memasuki transisi dari periode anak ke dewasa. Pada masa ini merupakan percepatan
pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut adolescent growth
spurt. Juga pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat dari alat kelamin dan
timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder. 5
TAHAP-TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Tumbuh kembang psikoseksual
Teori

perkembangan

psikoseksual

merupakan

dasar dari

kebanyakan

teori

perkembangan kepribadian yang berorientasi psikoanalitik lainnya. Teori ini melengkapi


teori-teori Freud lainnya yaitu teori topografi, teori structural, teori insting dan mekanisme
defens. Teori psikoseksual menerangkan bagaimana libido yang tadinya berbentuk difus tidak
berdiferensiasi, berkembang mencapai bentuknya yang dewasa yaitu seks genital; dari fase
pragenital mencapai fase genital primacy. Menurut teori ini insting seksual dibawa individu
sejak ia dilahirkan. Namun manifestasinya tidak dalam bentuk seksualitas yang umumnya
diartikan orang dewasa ( seks genital ), melainkan dalam bentuk pragenital. Pemuasaan
kenimakmatan sensual disalurkan melalui peralihan zona-zona erotik diluar genital anatomik,
yaitu pada mulut, anal uretra ( organ ekstretorik ), dan falus hingga akhirnya mencapai
pemuasan orgasme klimaktik genital dewasa. Teori ini beranggapan bahwa perkembangan ini
memengaruhi perkembangan kepribadian manusia secara keseluruhan. Insting seksual ini
dianggap sebagai insting yang paling penting diantara insting-insting manusia lainnya
( insting vital, insting agresi, insting kematian) karena ia berada dibawah tabu umat manusia
kedalam nirsadar sehingga ia cenderung direpresi, disangkal, dan karenanya sering menjadi
sumber konflik neurotik.
Secara garis besar, perkembangan ini akan melalui fase-fase sebagai berikut :
2.

Fase Oral ( dari umur 0-2 tahun ),


Fase Anal-uretral ( dari umur 2-4 tahun ),
Fase Falus ( dari umur 4-6 tahun ),
Fase Laten ( dari umur 6-11 tahun ),
Fase Genital ( dari umur 12-remaja). 5
Tumbuh kembang psikososial
Teori ini menggunakan dasar-dasar psikoanalisi Freud, dan menambahkan unsur-unsur

psikososial ( nurture atau lingkungan ) ini dianggap sama pentingnya dengan unsure-unsur
intrapsikik dan bawaan yang terhimpun dalam individu ( nature atau biologi ). Teori ini
menggunakan prinsip epigenetik dalam usaha menerangkan perkembangan kepribadian
manusia yaitu bahwa semua yang berkembang mempunyai rancangan atau pola dasar yang
11

sudah ada sebelumnya dan dari rancangan dasar itu akan berkembang berbagai fungsi
menurut waktunya sendiri-sendiri sebagai hasil interaksi antara manusia dengan
lingkungannya, sehingga mencapai suatu kesatuan fungsional yang menyeluruh. Selagi
individu melalui proses perkembangannya, ia akan menghadapi dan mengalami titik-titik
kritis, karena perkembangan itu menuntut adanya perubahan-perubahan dalam kualitas fungsi
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan yang semakin kompleks. Erikson
mengemukakan suatu urutan fase perkembangan yang terdiri dari delapan fase dari masa bayi
sampai usia tua. Menurutnya, urutan fase-fase itu sudah terpola sebelumnya yang artinya
bahwa secara biologik dan psikologik individu mempunyai potensi kesiapan untuk maju
ketaraf fungsional berikutnya yang lebih tinggi, bila dasar-dasar organik biologik tidak
defektif dan mempunyai bawaan yang normal dan didukung oleh lingkungan yang kondusif.
Masing-masing fase diberi nama sesuai fungsi yang dominan yang harus dicapai , yang terkait
dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan fase itu. 5
3. Tumbuh kembang kognitif
Konsep dasar teori ini adalah 1) epistomologi, yaitu cabang dari ilmu filsafat yang
menerangkan bagaimana pengetahuan ( knowledge ) itu berkembang dan batasan
pengetahuan itu dan 2) kontruktivisme, yaitu pandangan yang menyatakan bahwa segala
sesuatu yang dipersepsi tidak pernah didasarkan pada objektivitas murni yang terlepas dari
proyeksi subjektif individu. Sebenarnya adalah menurut pandangan kontruktinisme persepsi
individu adalah terhadap konstruk kognitif obyek yang telah terbentuk sebelumnya
berdasarkan pengalaman subjektif individu. Teori ini menerangkan bagaimana kemampuan
kognisi atau inteligensi manusia itu berkembang. Sesudah pengalaman bekerja sama dengan
Stanford dan binet dalam usaha menemukan cara mengukur inteligensi anak secara kuantitatif
( psikometrik), dan atas dasar observasi klinis dari ketiga anak-anaknya sendiri, Piaget sampai
pada kesimpulan bahwa inteligensi atau kognisi anak tidak hanya secara kuantitatif berbeda
dengan orang dewasa, tetapi juga secara kualitatif. Garis besar teori ini adalah dapat
dijelaskan menurut rumusan umum ini : modul dasar yang dimiliki atau dibawa sejak lahir
( kemampuan sensomotorik, refleks-refleks dasar, gerak-gerak ototmatis, perangkat ( adaptasi
fisik atau organobiologik, genetic), melalui asimilasi-akomodasi-organisasi dari semua input (
stimulasi ) yang berkesinambungan dari lingkungan, akan berkembang menjadi semua fungsi
kognitif dikemudian hari. Tiga komponen utama yang berperan agar fungsi kognitif dapat
berkembang dengan baik adalah :Fisik, organobiologik yang intact atau tidak cacat, dan
pembawaan genetik normal ,Stimulasi lingkungan yang berkesinambunga ,Peran aktif
individu mengelola stimulus.
12

Proses perkembangan itu akan melalui empat periode yaitu : Periode sensorimotor
( umur 0-2 tahun), Periode pre operasional ( umur 2-7 tahun ), Periode konkrit operasional
( 7-12 tahun) dan Periode formal operasional ( 12-15 tahun). 5
4. Tumbuh kembang moral
Secara sederhana, moralitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membedakan
yang benar atau baik dan yang salah atau buruk. Namun dalam kenyataan, tidaklah sederhana
itu, karena konsep tersebut mencakup tida aspek kemampuan seseorang yaitu: aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek perilaku. Seseorang dikatakan memiliki norma moral yang tinggi,
bila ia 1) mempunyai kesadaran dan pengertian mengenai kebutuhan atau perasaan orang
lain, 2) memiliki kepedulian dan mampu merasakan perasaan orang lain, dan 3) mampu
mengungkapkan pengertian dan empati itu dalam perilakunya terhadap

orang lain.

Perkembangan moral sebenarnya dapat dikatakan merupakan 1) suatu proses pergeseran dari
perspektif egosentrisme kearah kesadaran atau pengertian akan perspektif orang lain; 2) suatu
proses pergeseran dari pendapat bahwa nilai moral itu mutlak atau konstan kearah pendapat
bahwa nilai moral adalah hal yang relatif. Moralitas tidak terletak pada apa ( aturan, atau
perilaku tertentu itu sendiri ) tetapi pada mengapa ( alasan dan motif yang mendasari
dibuatnya aturan atau perilaku itu ). Kemantangan moral akan tercapai paling cepat pada akhir
masa remaja, dan seringkali proses maturasi masih berlanjut sampai usia dewasa. Panutan
pada model sangat memengaruhi, karena itu figur-figur percontohan dalam lingkup keluarga
dan masyarakat sangat penting dalam proses perkembangan moral anak. Menurut Kohlberg,
perkembangan moral itu terjadi secara gradual melalui 6 fase, menurut orientasi moralitas
yang dominan digunakan :Level pra-konvesional, Fase 1-orientasi pada Hukuman

dan

kepatuhan, Fase 2-Orientasi pada Pemuasan kebutuhan diri sendiri, Level konvensional,
Fase 3-Orientasi pada sebutan Anak yang baik, Fase 4-Orientasi pada Hukuman dan
Aturan , Level Pasca-konvensional,Fase 5-Orientasi pada Kontrak social dan Fase 6Orientasi pada Kebaikan Universal. 5
KEBUTUHAN DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK
Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi antara faktor geneticherediter-konstitusi dengan faktor lingkungan, baik lingkungan prenatal maupun lingkungan
postnatal. Faktor lingkungan ini yang akan memberikan segala macam kebutuhan yang
merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang dikelompokan dalam 1.) kebutuhan fisis13

biomedis (asuh), 2.) kebutuhan akan kasih sayang (asih) dan 3.) kebutuhan latihan atau
rangsangan bermain (asah). Dengan ketiga hal tersebut anak akan tumbuh dan berkembang
optimal sesuai dengan kemampuannya.
I.

Kebutuhan asuh.
- Nutrisi yang adekuat dan seimbang. Merupakan kebutuhan akan asuh yang
terpenting. Nutrisi adalah termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama
kehidupan dimana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
terutama pertumbuhan otak. Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan bahwa
nutrsi, selain mempengaruhi pertumbuhan juga mempengaruhi perkembangan
otak. Sampai umur 6 bulan ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi baik
ditinjau dari segi kesehatan fisis maupun psikis. ASI mempunyai kadar laktosa
yang tinggi yang siperlukan otak bayi. Pertumbuhan otak manusia lebih cepat dan
lebih besar dibandingkan dengan otak jenis makhluk hidup lainnya. Karenanya
memerlukan zat-zat yang sesuai untuk mendorong pertumbuhan otaknya dengan
sempurna. Pemberian makanan tambahan yang tepat akan memberikan hasil yang
lebih baik bagi pertumbuhan anak. Namun, demikian akan sempurna apabila
makanan tambahan yang diberikan dalam bentuk seimbang. Oleh karena
kebutuhan dan pemenuhannya sangat tergantung pada ibu dan keluarga,
pengetahuan tentang gizi dikuasi ibu melalui penyuluhan gizi.
Pada umumnya kebutuhan energi nya adalah a.) bayi rata-rata (110 kkalori/kg
BB/hari). b.) anak 1-3 tahun (100 kkalori/kg/BB/hari). c.) anak 4-6 tahun (90
kklaori/kg/BB/hari. Nutrien-nutrien dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu:
1.) golongan pembangun, protein hewani dan protein nabati, dibutuhkan kira-kira
2-3 gram/kg BB/hari. 2.) golongan sumber tenaga, karbohidrat, lemak. 3.)
-

golongan pelindung, mikronutrien (besi, kalium, seng, mangan, vitamin dan air).
Perawatan kesehatan dasar. 1.) imunisasi, pemberian imunisasi pada anak
adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit-penyakit
yang bisa dicegah dengan imunisasi. Dengan melakukan imunisasi yang lengkap,
diharapkan dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang menimbulkan
kesakitan dan kematian. 2.) pakaian, pakaian yang layak, bersih dan aman. 3.)
perumahan, keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang
tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan
penghuninya. Missalnya, ventilasi dna pencahayaan yang cukup, tidak penuh
14

sesak, cukup leluasa untuk anak bermain, bebas polusi , maka akan menjamin
tumbuh kembang anak. 4.) higiene diri dan sanitasi lingkungan, kebersihan
perorangan maupun lingkungan memgang peranan penting pada tumbuh kembang
anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakitpenyakit kulit dan saluran cerana. Sedangkan kebersihan lingkungan erat
hubungannya dengan penyakit saluran pernafasan, salauran pencernaan, serta
penyakit akibat nyamuk. Oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada masyarakat
harus ditunjukan bagaimana membuat lingkungan menjadi layak untuk tumbuh
dan kembang anak, sehingga meningkatkan rasa aman bagi ubu dalam
menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeeksplorasi lingkungan. 5.)
II.

kesegaran jasmani, olahraga dan rekreasi.


Kebutuhan akan emosi/kasih sayang (asih)
Kebutuhan akan asih yaitu kebutuhan terhadap emosi meliputi, 1.) kasih sayan orang
tua, kasih sayang orang tua yang rukun berbahagia dan sejahtera yang memberi
bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak merupakan salah satu
kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan kembang seoptimal mungkin. Bayi
yang normal biasanya akan mulai menampakan rasa cemas bila ditinggalkan ibunya
pada umur antara 7 sampai 9 bulan. Hubungan antara si ibu dan anak pada dua tahun
pertama dalam kehidupan si anak harus cukup memberikan kepercayaan pada si anak,
akan tetapi bila berlebihan dapat menyebabkan anak menjadi manja. Bila seorang ibu
oleh karena bekerja harus meninggalkan anaknya, maka hal ini tidak akan
mengakibatkan kelainan pada si anak agar si ibu setiap hari dapat bertemu dan bergaul
dengan si anak dalam waktu-waktu tertentu. Bila anak berumur kurang dari 6 tahun
harus dirawat di rumah sakit, maka yang terbaik adalah agar si ubu dapat
menemaninya. Dengan demikian rasa takut dan cemas dapat dikurangi. 2.) rasa aman,
seorang anak akan merasa diterima oleh orangtuanya bila ia merasa bahwa
kepentinganya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat antara ia dan
keluarganya. 3.) harga diri, setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat
dalam keluarga, keinginannya diperhatikan, apa yang dikatakannya ingin didengar
orangtua, tidak diacuhkan. 4.) kebutuhan akan sukses, setiap anak ingin merasa
bahwa apa yang diharapkan daripadanya dapat dilakukannya, dan ia merasa sukses
mencapau sesuatu yang diinginkan orang tua. Jangan lah anak dipaksa melakukan
sesuatu diluar kemampuannya. Oleh karena besar kemungkinan ia gagal. Jika
kegagalan terjadi berulang-ulang, ia akan merasa kecewa dan akhirnya merasa
kehilangan kepercayaan dirinya. Ia akan merasa rendah diri pergaulan dengan teman15

temannya. 5.) mandiri, kemandirian pada anak hendaknya selalu didasarkan pada
perkembangan anak. Apabila orang tua masih menuntut anaknya mandiri yang
melampaiu kemampuannya, makan anak dapat menjadi tertekan. Anak masih perlu
bantuan untuk belajar mansiri, belajar untuk memahami persoalan, memahami apa
yang harus diperhatikan dan kesemuanya itu memerlukan waktu. 6.) dorongan, anak
membutuhkan dorongan dari orang-orang sekelilingkya apabila tidak mampu
meghadapi situasi dan masalah. Tentu saja dorongan yang diberikan bukan merupakan
bantuan yang seutuhnya sehingga anak tinggal menerima jadi, tetapi dapat berupa
langkah-langkah yang dapat diambil memberi semangat bahwa dia dahulu dpaat
mengatasi dengan baik. Dengan demikian anak merasa dapat dorongan dan
mempunyai semnagat untuk menghadapi situasi atau masalah. 7.) kebutuhan
mendapatkan kesempatan dan pengalaman, anak-anak membutuhkan dorongan
orang tua dan orang-orang disekelilinnya dengan diberikan kesempatan dan
pengalaman dalam mengembangkan sifat-sifat bawaanya. Apabila anak menerima
hasil tanpa usaha, anak justru tidak senang. Dia ingin diberikan kesempatan
menunjukan kemampuan dan ingin mempunyai pengalaman. 8.) rasa memiliki,
kebutuhan anak akan rasa memiliki sesuatu harus diperhatikan. Semua benda-benda
miliknya yang dianggap berharga dapat dia miliki sendiri. Orang tua harus
memberikan rasa memiliki pada anak. Penghargaan orang tua pada benda milik anak
sangat diperlukan.
Ikatan ibu-anak yang erat, mesra, selaras dan sepermanen mungkin sangat penting
karena turur menentukan perilaku anak dikemudian hari, merangsang perkembangan
III.

otak anak dan merangsang perhatian anak kepada dunia luar.


Kebutuhan akan stimulasi (asah)
Merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak, pendidikan dan pelatihan. Yang
dimaksud dengan stimulasi disini adalah perangsangan yang datang dari lingkungan
luar anak antara lain berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan hal yang
sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi
yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang bahkan
tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang
bermanfaat bagi perkembangan anak. Stimulasi harus dilaksanakan dengan penuh
perhatian dan kasih sayang.
Bermain, mengajak anak berbicara (komunikasi verbal) dengan penuh kasih sanyang
adalah hal yang sangat penting bagi anak, sperti halnya kebutuhan makanan untuk
pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak hanya sekedar mengisi waktu luang
16

anak saja, tetapi melalui bermain anak bisa belajar mengendalikan emosi dan pikiran.
Dengan demikian mallui bermain anak mendapat pengalaman hidup. Manfaat lain dari
bermain apabila dilakukan bersama orang tuanya adalah hubungan orang tua dan anak
menajdi semakin akrab dan juga orang tua akan mengetahui secara dini kalau anaknya
mengalami gangguan perkembangan.
Stimulasi mental ini diperlukan seawal dan sedini mungkoin, terutama sampai 4-5
tahun pertama pertama setelah lahir. Bahkan sewaktu dalam kandungan, asah ini sudah
diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbicara dengan anak dalam kandungan
serta memperdengarkan jenis-jenis musik klasik yang protoritmenya sesuai dengan
protoritme anak (janin) serta merangsang hemisfer (belahan) otak kanan. Setelah lahir
stimulasi mental sudah dapat diberikan dengan sedini mungkin (setelah bayi
dibersihkan) menetekkan bayi pada ibunya. Tindakan isapan ini pada bayi akan asah
yang akan menyempurnakan refleks menghisap, refleks menelan dan refleks
menemukan puting susu. Karena asah ini diperlukan sedini mungkin (sampai 4-5
tahun setelah lahir) maka periode ini sering disebut sebagai tahun-tahun keemasan.
Stimulasi mental akan menunjang perkembangan mental-psikososial, antara lain : sifat
agamis moral etika, budi luhur, kepribadian mantap, kecerdasan, kemandirian,
keterampilan, produktivitas dan sebagainya.
Menurut tempat didapatnya asah (pendidikan) dibagi menjadi pendidikan informal,
formal dan nonformal. 5,6
GIZI UNTUK TUMBUH KEMBANG ANAK
Gizi pada masa anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya bahkan sejak
masih dalam kandungan sekalipun, gizi memegang peranan penting. Setelah lahir terutama
pada 3 tahun pertama kehidupan, proliferasi sel-sel otak dan akumulasi LCPUFAs masih
berlangsung, serta terjadi mielinasi, pertumbuhan dendrit dan sinap yang pesat, sehingga
terbentuk jaringan otak yang kompleks. Periode kritis pertumbuhan otak yaitu pada triwulan
terakhir kehamilan sampai 3 tahun pertama kehidupan, merupakan masa yang sangat penting.
Masa ini disebut juga sebagai windows of opportunity, yang berdampak buruk kalau tidak
diperhatikan, tetapi berdampak baik kalau pada masa tersebut dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya.
1. Air susu ibu (ASI)
Dalam membahas makanan bayi/anak, ASI merupakan makanan bayi utama dan alami
yang sudah dikenal sejak manusia ada. ASI dengan komposisi yang unik diciptakan
sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi manusia. Hal ini karena ASI
17

mempunyai banyak keunggulan, seperti kandungan gizi yang lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan bayi, ASI mengandung bermacam-macam zat anti baik yang seluler
maupun humoral, sehingga morbiditas dan mortalitas bayi yang minum ASI lebih
rendah daripada yang minum susu formula, mendekatkan hubungan ibu dan bayi,
sehingga menimbulkan perasaan aman bagi bayi, yang penting untuk mengembangkan
dasar kepercayaan, mengurangi angka kejadian karies gigi dan maloklusi rahang, ASI
mengandung enzim-enzim yang membantu mencerna makanan, dan juga enzim yang
berfungsi anti bakteri seperti lisosim, katalase, dan peroksidase. Selain itu ASI juga
menguntungkan bagi ibu, seperti mengurangi perdarahan setelah melahirkan,
mempercepat involusi uterus, menunda kembalinya kesuburan. Pada umumnya
dianjurkan melakukan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan, tetapi
harus diperhatikan pertumbuhan bayi pada periode tersebut, karena tidak semua ibu
memproduksi sejumlah ASI yang cukup.
2. Susu formula
Pemberian susu formula harus dibatasi atas indikasi yang tepat. Karena pemberian
susu botol dapat membawa dampak yang merugikan yaitu meningkatnya mordibitas
dan mortalitas bayi. Pemberian susu botol dapat menyebabkan diare akibat infeksi,
moniliasis pada mulut dan marasmus, hal tersebut dikarenakan susu botol tidak
mengandung zat anti dan kurang kebersihan dalam menyiapkan, sehingga diare. Susu
botol cenderung mahal dan cenderung di encerkan agar dapat menghemat, sehingga
nilai gizi nya kurang.
3. Makanan pendamping ASI
Sebaiknya MP-ASI diberikan pada umur 4-6 bulan. Pada umur 4-6 bulan pertama
sebaiknya bayi hanya mendapat ASI. Hal ini erat hubungannya dengan umur 4-6
bulan, bayi sudah mampu melakukan koordinasi menghisap, menelan, bernafas dan
bayi siap mengisap makanan yang cair saja. Di samping itu, ASI masih mencukupi
kebutuhan bayi sampai 4-6 bulan pertama kehidupan.
4. Gizi dan tumbuh kembang pada masa anak
Pertumbuhan anak antara umur setahun sampai pra remaja sering disebut sebagai masa
laten atau tenang. Keadaan ini berbeda dengan pada masi bayi dan remaja dimana
pertumbuhannya sangat pesat. Walaupun pada masa anak ini pertumbuhan fisiknya
lambat, tetapi merupakan masa untuk perkembangan sosial, kognitif dan emosional.
Pada masa balita merupakan puncak kejadian defesiensi vitamin A dan KEP. Hal ini
disebabkan pada umunya anak sudah mulai disapih,sedangkan makanan tambahan
yang diberikan sering kurang bergizi. Selain itu pada masa ini anak sering kali sulit
makan, karena anak sudah tahu rasa terhadap makanan tertentu, sering bosan terhadap
18

makanan yang diberikan, anak banyak bermain atau karena faktor kejiwaan misalnya
makan terlalu dipaksa, deprivasi mental atau adanya asik baru pada saat lahir. Pada
saat anak sedang tumbuh gigi, sering tidak mau makan akibat rasa sakit yang
ditimbulkan oleh gigi yang tumbuh menembus gusi.
Kecepatan pertumbuhan anak melambat setelah tahun pertama kehidupan. Pada umur
setahun berat badan anak menjadi 3 kali berat lahir, tetapi pada umur 2 tahun berat
badan anak hanyak 4 kali berat badan lahir. Panjang badan anak bertambah 50 % pada
umur setahun, namun panjang badan 2 kali panjang badan lahir baru tercapai pada
umur 4 tahun. Pertumbuhan fisik terjadi sangat sedikit bila dibandingkan dengan masa
bayi dan remaja. Pertambahan berat badan sekitar 2-3 kg/tahun sampai umur 9-10
tahun, kemudian akan meningkat pada masa remaja. Mulai umur 2 tahun sampai pra
remaja tinggi badan bertambah 6-8 cm/tahun. Pada masa ini anak nampak seolah-olah
tetap kecil, karena pertumbuhannya lambat. Dan pertumbuhan jaringan lemak
berkurang secara bertahap dan mencapai minimum pada umur 6 tahun. Kemudian
pada masa pra remaja pertumbuhan lemak mulai meningkat kembali. Perubahan
tersebut di atas terjadi secara bertahap dalam beberapa tahun.
Oleh karena pertumbuhan fisik pada masa ini relative lambat, maka untuk deteksi dini
penyimpangan pertumbuhan agak sulit. Anak membutuhkan nutrient lebih banyak
untuk pertumbuhan tulang, gigi, otot dan darah. Anak mempunyai resiko mengalami
malnutrisi apabila anak terlalu lama nafsu makannya jelek, asupan makanan yang
terbatas atau makanan yang terlalu encer. Energy di butuhkan oleh anak untuk
keperluan metabolism basal, pertumbuhan dan aktivitas. Diet harus cukup energy dan
protein untukmenjamin pertumbuhan yang optimal, tanpa mengakibatkan obesitas.
Komposisi makanan pada masa ini dianjurkan terdiri dari 50-60 % karbohidrat, 2530% lemak dan 10-15 % protein. Dalam menghitung kebutuhan energi pada anak
normal lebih baik berdasarkan kebutuhan energi per kg BB dan jenis kelamin anak.
Kebutuhan protein menurun dari 1,2 g/kg BB pada umur 1-3 tahun pertama menjadi 1
g/kg BB pada umur 7-10 tahun. Anak yang mempunyai resiko kekurangan protein
adalah anak yang mendapat diet vegetarian yang ketat, alergi terhadap beberapa jenis
makanan, pembatasan terhadap beberapa jenis makanan, problem tingkah laku,
kepercayaan terhadap makanan tertentu. Mineral dan vitamin sangat diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
Anak umur 1-3 tahun mempunyai resiko mengalami anemia defesiensi besi. Keadaan
ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan dan
akibat dari diet anak yang tidak cukup mengandung besi. Kalsium pada periode umur
19

ini dibutuhkan untuk mineralisasi tulang dan mempertahankan pertumbuhan tulang.


Kebutuhan kalsium tergantung pada kemampuan absorpsi dan faktor diet seperti
jumlah protein, vitamin D dan fosfor. Anak yang tidak minum susu mempunyai resiko
defesiensi kalsium, karena susu merupakan sumber kalsium. Vitamin D diperlukan
untuk absorpsi kalsium dan deposisi kalsium di tulang. Sumber vitamin D juga
tersedia dari pengaruh sinar matahari terhadap kulit, sehingga kecukupan vitamin D
tergantung juga pada letak geografis dimana anak itu tinggal dan sering tidaknya
terpapar sinar matahari. Anak yang tinggal di daerah tropis kebutuhan vitamin D lebih
rendah dari pada yang tinggal di daerah empat musim,masing-masing sekitar 2,5 ug
dan 10 ug. Sumber lain dari vitamin D adalah susu yang difortifikasi. Seng juga
dibutuhkan untuk tubuh. Defesiensi seng dapat mengakibatkan gagal tumbuh,
penurunan nafsu makan, dan penyembuhan luka yang lambat. Kebutuhan seng adalah
10 mg/hari, sumber seng adalah daging dan ikan laut. Suplementasi vitamin mineral
pada masa ini tidak diperlukan kalau anak mendapatkan sumber vitamin dan mineral
yang memadai dari makanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi asupan makanan adalah a.) keluarga, b.) media,
c.)teman sebaya, d.) penyakit. 6
DIAGNOSIS BANDING
Autisme pada anak-anak
Merupakan salah satu jenis gangguan yang terdapat pada kelompok Gangguan
Perkembangan Pervasif, yang biasanya muncul sebelum usia 3 tahun. Gangguan ini juga
dikenal dengan istilah Autisme Infantil kondisi ini mengakibatkan gangguan pada interaksi
social, pola komunikasi, minat dan gerakan yang terbatas, stereotipik dan diulang-ulang.
Kondisi seperti ini tentulah akan sangat memengaruhi perkembangan baik mental maupun
fisik anak tersebut. Apabila tidak dilakukan intervensi secara dini, dam tatalaksana yang tepat,
sulit diharapkan perkembangan yang optimal akan terjadi pada anak-anak ini. Mereka akan
semakin terisolasi dari dunia luar dan hidup dalam dunianya sendiri,dengan berbagai
gangguan mental dan perilaku yang semakin menggangu dan tentunya semakin banyak
dampak negative yang akan terjadi dikemudian hari. Gangguan ini mempunyai cirri khas
yaitu adanya gangguan yang menetap pada interaksi social, komunikasi yang menyimpang,
dan pola tingkah laku yang terbatas dan stereotipik. Fungsi yang abnormal ini biasanya telah
muncul sebelum usia 3 tahun, lebih dari dua per tiga mempunyai fungsi dibawah rata-rata. 7
Gangguan pemusatan perhatian dan ( hiperaktivitas GPPH)
20

Anak dengan Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas adalah anak yang
menunjukkan perilaku hiperaktif, impulsif, sulit memusatkan perhatian yang timbulnya lebih
sering, lebih persisten dengan tingkat yang lebih berat jika dibandingkan dengan anak-anak
seusianya. Dismaping gejala diatas, anak-anak dengan GPPH juga menunjukkan beberapa
gejala lain seperti, adanya ambang toleransi frustrasi yang rendah, disorganisasi dan perilaku
agresif. Kondisi ini tentunya menimbulkan penderitaan dan hambatan bagi anak dalam
menjalankan fungsinya sehari-hari seperti berinteraksi dengan teman sebaya, keluarga dan
yang terpenting adalah menganggu kesiapan anak untuk belajar. Gejala-gejala GPPH ini pada
umumnya telah timbul sebelum anak berusia tujuh tahun. 7

Retardasi mental
RM adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang
dibawah rata-rata yang disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri
yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun. Seorang anak RM menunjukan perkembangan yang
secara signifikan lebih lambat dibandingkan dengan anak lain yang sebaya. Tingkat
kecerdasan yang berada dibawah rata-rata bisa dikenali dan diukur melalui tes kecerdasan
standra (test IQ), yang menunjukan hasil kurang dari 70 dari rata-rata 100.
Angka dengan MR ringan (IQ 52-68) bisa mencapai kemampuan membaca sampai kelas 4-6
SD. Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari kemampuan
pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. mereka memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus. Biasanya tidak ditemukan
kelainan fisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi. Mereka seringkali tidak dewasa dan
kapasitas perkembangan interaksi sosialnya kurang, mereka mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru dan mungkin memiliki penilaian buruk.
Anak anak dengan RM moderat (IQ 36-51) jelas mengalami keterlambatan dalam belajar
berbicara dan keterlambatan dalam mencapai tingkat perkembangan lainnya misalnya duduk
dan berbicara, dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya, mereka dapat hidup dengan
tingkat kemandirian tertentu.
Anak-anak dengan RM berat (IQ 20-35) dapat dilatih meskipun agak lebih susah
sibandingkan dengan RM moderat. Dan anak dengan RM sangat berat (IQ 19 atau kurang)
biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau memahami. 7
21

KESIMPULAN
Tumbuh kembang merupakan suatu proses semua peristiwa sejak konsepsi
(pembuahan) sampai pematangan atau dewasa. Melalui proses tersebut anak tumbuh menjadi
lebih besar dan bertambah matang dalam segala aspek, yaitu fisik, emosi, intelektual dan
psikososial. Faktor lingkungan yang mendukung tumbuh kembang, sesuai dengan kebutuhan
anak adalah kebutuhan fisik atau biologis berupa sandang, pangan dan papan, kebutuhan
psikososial berupa kasih sayang orangtua, stimulasi untuk perkembangan.

Daftar pustaka :
1. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002.h.15-7.
2. Soegeng Soegijanto. Ilmu Penyakit Anak, diagnosa dan penatalaksanaan. Jakarta :
Salemba Medika; 2002.h. 453-587.
3. Narendra B Moersintowarti. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi ke-1.
Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2002.h.1-62.
4. Gunarsa SD. Dasar dan teori perkembangan anak. Jakarta : Penerbit Karya Remaja;
2000.h.49-60.
5. Purnoma HB. Kebutuhan Psikologis. Memahami dunia anak-anak. Bandung :
Erlangga; 2001.h.18-23.
6. Hariyono R. Pelayanan Kesehatan Balita. Jakarta : Ikatan Bidan Indonesia;
2005.h.195-220.
7. Soediyanto. Corak Pertumbuhan anak di Indonesia. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan
Anak UI; 2004.h.8-37.

22

Anda mungkin juga menyukai