Anda di halaman 1dari 3

Perawakan Tinggi

Pengertian
Perawakan tinggi atau tall stature adalah tinggi badan yang berada di atas
persentil ke 97 atau +2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi
tersebut atau kurva baku NCHS.

Anamnesis
1. Riwayat kelahiran dan persalinan, meliputi juga berat dan panjang lahir
2. Pola pertumbuhan keluarga (baik pertumbuhan linier maupun pubertas)
3. Riwayat penyakit kronik dan obat-obatan (misalnya steroid)
4. Riwayat asupan nutrisi maupun penyakit nutrisi sebelumnya riwayat
pertumbuhan dan perkembangan (untuk sindrom)
5. Data antropometri yang ada sebelumnya (untuk melihat pola pertumbuhan
linier)
6. Data antropometri kedua orangtua biologisnya (untuk menentukan potensi
tinggi genetik)

Pemeriksaan Fisis
1. Terutama pemeriksaan antropometri berat badan dan tinggi badan serta
lingkar kepala
2. Ada tidaknya disproporsi tubuh (dengan mengukur rentang lengan serta
rasio segmen atas dan segmen bawah )
3. Menentukan ada tidaknya stigmata sindrom, tampilan dismorfik tertentu,
serta kelainan tulang
4. Pemeriksaan tingkat maturasi kelamin (stadium pubertas)
5. Pemeriksaan fisis lain secara general

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologis (pencitraan)
a. Umur tulang (bone age)
b. Bone survey, CT scan atau MRI, USG kepala pada bayi (atas
indikasi)
2. Skrining penyakit sistemik
a. Darah perifer lengkap, urin rutin, feses rutin
b. Laju endap darah
c. Kreatinin, natrium, kalium, analisis gas darah (kadar bikarbonat),
kalsium, fosfat, alkali fosfatase
3. Pemeriksaan lanjutan
a. Fungsi tiroid,
b. Growth Hormon,
c. IGF-1
d. Analisis kromosom
e. IGF-BP3
f. Pemeriksaan genetik untuk kelainan / sindrom tertentu

Kriteria Diagnosis
1. Tinggi Badan persentil 97 atau +2 SD
2. Kecepatan tumbuh di atas persentil 75
3. Perkiraan tinggi badan dewasa diatas midparental height

Diagnosis Banding
1. Kelebihan Growth Hormon
2. Hipertiroid
3. Sindrom Marfan
4. Homosistinuria
5. Kelainan kromosom sex
6. Hipogonadisme
7. Androgen insensitivity syndrome

Tatalaksana
Terapi untuk perawakan tinggi dilakukan pada remaja dengan prediksi tinggi akhir
yang berlebihan. Terapi supresi pertumbuhan ini harus dibicarakan dengan anak
dan orang tua baik mengenai cara maupun efek samping yang mungkin timbul.
1. Anak laki-laki dengan testosterone sebagai terapi supresi pertumbuhan.
2. Anak perempuan dengan estrogen sebagai terapi supresi pertumbuhan.

Kepustakaan
1. Tridjaja B. Perawakan dan pertumbuhan. Dalam: Pulungan AB, Hendarto
A, Hegar B, Oswari O, penyunting. Continuing professional development
IDAI Jaya 2006: nutrition growth-development. Jakarta: IDAI Jaya; 2006.
h. 69-78.
2. Patel L, Cayton PE. Normal and disordered growth. Dalam: Brook CGD,
Clayton PE, Brown RS, penyunting. Clinical pediatric endocrinology. Ed
ke-5. Oxford: Blackwell Publishing; 2005. h. 90-123.
3. Cappa M, Loche S. Clinical and laboratory evaluation of short statured
children. Ital J Pediatr. 2005;31:26-32.
4. Rose SR, Vogiatzi MG, Copeland KC. A general pediatric approach to
evaluating a short child. Pediatr Rev. 2005;26:410-20.
5. Chen RS, Shiffman RN. Assessing growth patterns—routine but sometimes
overlooked. Clin Pediatr. 2000;39:97–102.
6. De Onis M, Wijnhoven TMA, Onyango AW. Worldwide practices in child
growth monitoring. J Pediatr. 2004;144:113-8

Anda mungkin juga menyukai