GASTROINTESTINAL
Enterotoxigenic E. coli (ETEC) MIKROBIOLOGI
penyebab diare pada bayi, traveler's diarrhea Enteroinvasive E. coli (EIEC)
Pd dewasa →sembuh sendiri 1-3 hari Diare pd daerah dg tingkat hygiene ↓, pd anak
malnutrisi
Penyebab diare serupa dengan shigellosis, epitel
mukosa kolon rusak
Diare berdarah akut disertai : malaise, nyeri kepala,
demam ↑ & nyeri abdomen
Laktosa (-), tes Sereny (+), leukosit pd feses
Patogenesis:
E.coli menempel pada brush border → masuk kedalam
sel epitel usus halus secara endositosis → melisis
Escherichia coli vakuola dan berkembang biak → menginvasai sel-sel
Flora normal epitel lain → kerusakan jaringan → inflamasi, nekrosis,
Batang, gram(-) pembentukan ulser
mempunyai faktor kolonisasi pd epitel usus halus →
Pada endo (kemampuan meragi
gen faktor kolonisasi terkait plasmid
lactose): kilat logam
Virulensi: pili
Manifestasi klinis:
- Septisemia: asal infeksi adalah Enteroaggregative E. coli (EAEC)
Enteropathogenic E. coli (EPEC) infeksi saluran kemih atau Kuman mampu menempel pada biakan sel dan
Penyebab diare (cair) pada bayi dan anak di negara penjalaran kuman dari usus membentuk agregat (stacked brick) →plasmid-
berkembang → self-limited atau kronis - Infeksi saluran kemih: penyebab associated fimbriae
Faktor virulensi : Bfp (bundle-forming pili), intimin & 80% kasus; kuman hemolisin (+), Penyebab diare akut / kronis pada anak, diare tanpa
TIR (translocated intimin receptor) → attachment pd tahan serum, faktor virulensi pili P darah & tidak menginvasi mukosa
- Meningitis pada neonatus: E. coli
sel epitel usus halus → perusakan microvillus Memproduksi toksin → LT → hemolisin
K1
- Gastroenteritis (Diare) karena E.
coli
Enterohemorrhagic E. coli (EHEC)
Menghasilkan Verotoksin menyerupai toksin Shiga Diffuse-aggregative E. coli (DAEC)
(dr shigella) Menghasilkan alpha hemolysin & cytotoxic necrotizing
Setelah attachment dg mukosa usus besar → factor 1
produksi toksin →efek pd epithelium usus → diare Diare pada anak
Penyebab kolitis hemoragik dan hemolytic uremic
syndrome (HUS) → reseptor verotoksin terdapat di
renal epithelium → gagal ginjal akut
Isolat tersering E. coli O157:H7 dan O26 (O, Ag pada
lipopolisakarida. H, Ag pada flagel), sorbitol (-)
Sumber penularan daging giling, susu
terapi:
- demam enteric dan bakterimia → antibiotic: kloramfenikol, ampisilin,
thrimetropim, sulfametoxazol, sefalosporin,
- enterokolitis: diare berat (ganti cairan dan elektrolit), Antibiotik akan
memperpanjang gejala klinis dan lamanya ekskresi kuman
- carier: kholisistektomi & antibiotic
Menurut WHO
1. Ada pertumbuhan pada kultur
Terapi Kombinasi antibiotic + inhibtor pompa proton Kasus ringan: amoxicillin, ampicillin, doxycycline, eritromicin
Contoh → amoksilin, metronidazol, omeprazol Kasus berat: penisilin iv, tp dapat menimbulkan rekasi Jarisch-Herxheimer
yaitu rx tubuh yg timbul krn obat
Pencegahan
1. Control pencegahan sumber infeksi: peningkatan kualitas lingkungan,
sanitasi
2. Rute Transmisi: memotong rute transmisi, menggunakan pelindung dr
bakteri pada saat banjir
3. Infeksi atau penyakit pada manusia: penyuluhan
HABITAT Rongga Usus halus rongga Usus halus, tetapi mulut Caecum atau kolon asendens Mukosa duodenum dan rongga caecum, usus besar
menempel pada mukosa usu jejunum dan usus halus
halus yangberdekatan dengan
rongga sekum (makanannya
isi usus
BENTUK Telur matang Larva filariform Telur matang Larva Filariform Telur matang
INFEKTIF
CARA INFEKSI Tertelan telur matang Larva menembus kulit Tertelan telur matang Larva menembus kulit Tertelan telur matang
SIKLUS HIDUP Telur matang tertelan
↓
Menetas diusus halus
↓
Larva turun kedaerah caecum
dan menjadi dewasa
↓
Kopulasi jantan dan betina
↓
Jantan mati, betina bertelur
di daerah perianal
↓
Dalam waktu 6 jam telur
menjadi matang
Siklus tidak langsung: jika telur
jatuh pada tanah berpasir maka
dia akan menetas dan dewasa
ditanah dl baru cari hospes
Siklus hidup Telur di feses Telur/proglotid di feses, proglotid bisa keluar telur/proglotid difeses
↓ sendiri tanpa feses ↓
Matang (berisi embrio) diair ↓ jatuh ke rumput, dimakan babi
↓ Jatuh ke rumput, rumput di makan sapi ↓
Menetas menjadi coracidia ↓ Menetas di sal. Cerna babi larva menembus
↓ Menetas di sal. Cerna sapi larva menembus dinding usus, ikut aliran darah dan limf masuk ke
Coracidia dimakan oleh Cyclops atau diastomus (HP dinding usus, ikut aliran darah dan limf masuk ke semua jaringan paling sering di otot
1) akan berubah menjadi procercoid semua jaringan paling sering di otot paha dan ↓
`
Tropozoid, dan bermultiplikasi Melekat pd perm. Perbanyak Melisis perm. Jadi Membtk kista
ke kolon (dengan peristaltic) Kriptus kolon diri Epitel kolon ulkus inti 1→ inti 2
,
Gejala klinis Intestinal amebiasis: Extra intestinal amebiasis:
Inkubasi: 2-4 minggu Akut: 1 bulan, disentri amebik dgn frekuensi, urgensi, feses 1-3 bulan setelah onset (5%intestinal menjadi extraintestinal)
>90% asimptomatik berdarah sedikit, tenesmus Trofozoid masuk aliran darah dan menyebar ke bagian tubuh
Nyeri abdomen dan diare Kronik: >1bulan, diare & konstipasi lemas, BBturun lain
berdarah & lendir Ciri ulkus: seperti botol, bawahnya lebar Paling sering: liver (amebic liver abscess = ALA) → disertai
(menggaung). Karena trofozoid ada di demam, nyeri perut kanan, hepatomegali biasanya tidak ada
dinding dan dasar ulkus sehingga melisis diare
terus menerus ulkus melebar Pembentukan amebama:
Ulkus bersatu → jadi sinus → jadi perforasi → Reaksi granulomatosa→ lesi pseudotumoral, nekrosis,
bisa jadi vistula inflamasi, edema mukosa&submukosa kolon
Ulkus tersering di caecum, ileo caecal, recto sigmoid. Dapat obstruksi usus → striktur
Karena gerakan peristaltik melambat → penempelan tropozoid makin
besar
Komplikasi intestinal amebiasis:
▪ Menyebar melalui perkontinuitatum: vistula rectovagina, ulcer
perianal, peritonitis, syok, kematian
▪ Hematogen: extra intestinal amebiasis
Diagnosis Pada feses: trofozoid amoebic yang menelan eritrosit Entamoeba Coli Entamoeba Histolytica
Biopsi: identifikasi trofozoid di jaringan Kista matang: Inti banyak (>5), lebih Inti (>3), lebih kecil
Deteksi kista besar
Pemeriksaan penunjang: Kista Inti bersebrangan Inti berdampingan
Kolonoskopi
Siklus hidup
Kista tertelan bersama makanan/ Seksual = singami
minuman yang terkontaminasi Jadi trofozoid
Asexual= belah tranversal
ameboid
Mitosis Kista tipis
Prekista
ENDOSKOPI + -
Kalau gaada
endoskopinya
UBT/HpSA RUJUK
Internis, internis plus,
Gastroenterologist atau dokter
- + TERAPI ERADIKASI anak dengan fasilitas endoskopi
GAGAL
ALBENDAZOL
Bekerja menghambat sintesis mikrotubulus → M<
ambilan glukosa scr irreversibel → parasit mati
perlahan2 krn kekuranngan glikogen
Spektrum lebar, efektif u/ cacing kremi, gelang, trikuris,
tambang, S.stercoralis, merusak telur cacing gelang,
tambang & trikuris
Memiliki efek larvasid → hydatid, cysticercosis,
N.americanus
PO absorbsi cepat diusus, absorbsi meningkat bila
disertai makanan berlemak, T ½ 8-9 jam, distribusi
jaringan, cairan empedu, LCS, kista hydatid
Dosis dws & anak > 2 th : 400 mg SD bersama makan,