Anda di halaman 1dari 13

Pemeriksaan

Laboratorium dan
Penunjang lain untuk
mendiagnosis GERD
SETIA NUGROHO FURU
Pemeriksaan Penunjang untuk
Diagnosis GERD
 Untuk memastikan adanya RGE dan kerusakan mukosa esofagus
akibat RGE
 Sebagai alat bantu diagnosis esofagitis refluks, walaupun
demikian beberapa pemeriksaan tersebut mempunyai
keterbatasan sebagai alat diagnostik
 Pemeriksaan penunjang yang tepat sangat diperlukan untuk
membantu menegakkan diagnosis esofagitis refluks
Pemantauan pH Esofagus
 Untuk mendeteksi adanya paparan asam pada esofagus,
frekuensi dan lama RGE, serta hubungan gejala klinis dengan
kejadian RGE
 Dalam keadaan normal, pH esofagus adalah antara 5-7
 Penurunan pH di bawah 4 merupakan petanda adanya RGE asam
Endoskopi

 Merupakan prosedur diagnostik yang perlu dilakukan untuk melihat


esofagitis
 metode yang paling dapat diandalkan untuk mendeteksi esofagitis tetapi
mungkin kurang diperlukan untuk diagnosis GER karena sebagian besar
penderita GER tidak didapatkan adanya bukti esofagitis (misalnya eritema
mukosa, edema, erosi atau ulserasi).
Erosi esofagus melingkar, ulserasi, dan peradangan
Patologi Anatomi

 Beberapa anak dengan gejala klinis esofagitis refluks seringkali memperlihatkan


gambaran endoskopi normal atau kelainan minimal, tetapi memperlihatkan
gambaran histologi hiperplasia epitel skuamosa esofagus yang merupakan
gambaran histologi awal dari esofagitis refluks
 Sel radang yang terdapat pada refluks esofagitis adalah eosinofil, neutrofil, dan
limfosit. Eosinofil dan neutrofil tidak terdapat pada epitel esofagus anak
 Eosinofil memiliki nilai diagnostik esofagitis refluks. Adanya satu atau lebih
eosinofil pada lamina propria merupakan indeks PRGE
 Neutrofil pada epitel esofagus juga merupakan indeks spesifik, tetapi tidak sensitif
untuk refluks gastroesofagus, karena hanya ditemukan pada kurang dari sepertiga
pasien dengan PRGE
 Hiperplasia membran basal yang terjadi mempunyai ketebalan membran basal
mencapai lebih dari 15% (20%-25%) dari ketebalan epitel normal dan
pemanjangan papila subepitelial lebih dari 50% sampai 75% dari ketebalan epitel
normal
Esofagitis refluks dengan
Banyak eosinofil
eosinofil intraepitel yang
intraepitel
tersebar
Esofagus
Normal Barret

Perhatikan pulau kecil


skuamosa yg lebih pucat

Gambaran Histologis perbatasan


gastroesofagus pd esofagus Barret
(perhatikan transisi mukosa skuamosa
esofagus & mukosa metaplasik yg
mebgandung sel goblet)
Pemeriksaan Radiologis Esofagus

 Memperlihatkan proses refluks selama pemeriksaan


 Kurang peka dibandingkan pem. Endoskopi untuk esofagisitis
ringan
 Pada esofagisitis berat terlihat irregularitas dari mukosa esofagus
 Dalam keadaan yg lebih berat ditemukan penebalan dinding dan
lipatan mukosa, tukak, atau penyempitan lumen
penyimpangan mukosa di
sepertiga bagian distal
kerongkongan
Pemeriksaan manometri

 Menilai ada tidaknya peristaltik esofagus yg terjadi.


 Mendeteksi kelainan motilitas primer dari esofagus
 Pemeriksaan manometri esofagus untuk menilai pengobatan
sebelum dan sesudah pemberian terapi pada pasien NERD.
Referensi

 Mulyani RL. Hegar B. Esofagitis Refluks pada anak. Sari Pediatri. Juni
2006; 8(1): 43-53
 Clarret DM, Hachem C. Gastroesophageal Reflux Disease. Missouri
Medicine. June 2018; 115(3): 214-7.
 Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins basic pathology. Environmental
disease and nutrition. Philadephia : Elsevier. 2013. 560-2 p.
 Eatsmen GW, Wald C, Crossin J. Getting started in clinical radiology.
Germany : Thieme. 2006. 186 p.
 Agustin AW. Hubungan obesitas terhadap kejadian Gastroesophageal
Reflux Disease (GERD) di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Universitas Syiah Kuala : Banda Aceh. 2015. 8-10 p.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai