Abstrak
Abstract
1
Pendahuluan
Esophagus mengeluarkan lapisan pelindung tetapi akibat asam lambung dan enzim
yang mengalir ke belakang (refluks) menuju esophagus secara rutin menyebabkan
gejala-gejala dan pada beberapa kasus esophagus mengalami kerusakan yang berat pada
mukosa. Asam dan enzim mengalir kembali ketika esophageal sphincter bagian bawah
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ketika seseorang berdiri atau duduk, gravitasi
membantu untuk mencegah isi perut mengalir kembali menuju esophagus , hal ini
menjelaskan kenapa refluks bisa memburuk ketika seseorang sedang berbaring. Refluks
dapat terjadi segera setelah makan, ketika jumlah dan keasaman isi di dalam lambung
lebih tinggi dan otot sphincter tidak mungkin untuk bekerja sebagaimana mestinya.
Skenario
Pembahasan
Anamnesis
2
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
3
Klasifikasi Los Angeles
Derajat
Gambaran endoskopi
kerusakan
Pemantauan pH 24 jam
4
Working diagnosis
Berdasarkan gejala yang ada, seperti jika makan sedikit saja perut terasa penuh,
dadanya terasa panas, dan terasa asam di mulut. Maka diagnosis kerjanya adalah
GERD.
Differential Diagnosis
1. NERD
2. Dispepsia Fungsional
Etiologi
Patogenesis
Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi yang
dihasilkan oleh kontraksi lower esophageal sphincter (LES). Pada individu normal,
pemisah ini akan dipertahankan kecuali pada saat terjadinya aliran antegrad yang
terjadi pada saat menelan, atau aliran retrograd yang terjadi pada saat sendawa atau
muntah. Aliran balik dari gaster ke esophagus melalui LES hanya terjadi apabila
tonus LES tidak ada atau sangat rendah.
5
Pemisah antirefluks
6
Ketahanan epithelial esophagus
Berbeda dengan lambung dan duodenum, esophagus tidak memiliki lapisan
mukus yang melindungi mukosa esophagus.
Mekanisme ketahanan epithelial esophagus terdiri dari :
- membran sel
- batas intraselular (intracellular junction) yang membatasi difusi H+ ke jaringan
esophagus
- aliran darah esophagus yang mensuplai nutrien, oksigen, dan bikarbonat, serta
mengeluarkan ion H+ dan CO2
- sel-sel esophagus memiliki kemampuan untuk mentransport ion H+ dan Cl-
intraseluler dengan Na+ dan bikarbonat ekstraseluler.
Nikotin dapat menghambat transport ion Na+ melalui epitel esophagus,
sedangkan alcohol dan aspirin meningkatkan permeabilitas epitel terhadap ion H.
Yang dimaksud dengan faktor ofensif adalah potensi daya rusak refluksat.
Kandungan lambung yang menambah potensi daya rusak refluksat terdiri dari HCl,
pepsin, garam empedu, dan enzim pancreas.
Faktor ofensif dari bahan refluksat bergantung dari bahan yang
dikandungnya. Derajat kerusakan mukosa esophagus makin meningkat pada pH < 2,
atau adanya pepsin atau garam empedu. Namun dari kesemuanya itu yang memiliki
potensi daya rusak paling tinggi adalah asam.
7
gastritis, eradikasi H. pylori dapat memperbaiki keluhan GERD serta menekan
sekresi asam lambung. Sementara itu pada pasien-pasien dengan gejala GERD pra-
infeksi H. pylori dengan corpus predominant gastritis, eradikasi H. pylori dapat
memperburuk keluhan GERD serta meningkatkan sekresi asam lambung.
Pengobatan PPI jangka panjang pada pasien-pasien dengan infeksi H. pylori dapat
mempercepat terjadinya gastritis atrofi. Oleh sebab itu, pemeriksaan serta eradikasi
H. pylori dianjurkan pada pasien GERD sebelum pengobatan PPI jangka panjang.
Walaupun belum jelas benar, akhir-akhir ini telah diketahui bahwa non-acid
reflux turut berperan dalam patogenesis timbulnya gejala GERD. Yang dimaksud
dengan non-acid reflux adalah berupa bahan refluksat yang tidak bersifat asam atau
refluks gas. Dalam keadaan ini, timbulnya gejala GERD diduga karena
hipersensitivitas visceral.
Prognosis
Tatalaksana
Medikamentosa :
S 2 dd tab 2
R/ Sukralfat tab 1g no. LXX
S 4 dd tab 1
R/ Domperidone tab 10mg no. XXX
S 3 dd tab 1
Non-Medikamentosa
Kesimpulan
8
Pada gastroesophageal refluks disease (GERD) adalah kondisi di mana esophagus
mengalami iritasi atau inflamasi karena refluks asam dari lambung. GERD biasanya
karena kebiasaan membiarkan lambung dalam keadaan kosong dalam waktu lama,
namun bisa juga di akibatkan karena sering mengkonsumsi makanan pedas ataupun
makanan yang memicu peningkatan asam lambung.
Daftar Pustaka