Anda di halaman 1dari 16

Bahan belajar stase UPOS & UDSS (2 versi tulisan kk tingkat sebelumnya, kalau hampir

sama/persis harap maklum), benefit bisa baca 2x juga, semangat belajar !

1. UNIT PENCAMPURAN OBAT SUNTIK (UPOS)


UPOS merupakan unit pencampuran obat suntik. Terdapat satu ruangan UPOS
tersentral di RSUD Dr. Moewardi, yaitu terletak di ruangan Melati. Ruangan UPOS, terbagi
atas 2 sub unit ruang yaitu ruang penyiapan resep , ruang antara dan ruang rekonstitusi yang
steril dilengkapi hipafilter serta dengan suhu 18-22°C dan Kelembaban 45 - 50. Ruang
dipisahkan oleh ruang antara untuk staf berganti pakaian steril dan pass box dengan system
interlock sebagai ruang antara alat dan bahan yang akan masuk ke ruang steril. Pada ruang
steril terdapat satu BSC (Biological Safety Cabinet) kelas 2 vertikal sebagai meja
pencampuran untuk menjaga produk yang dihasilkan tetap terjamin sterilitasnya. BSC
kelas 2 memberikan perlindungan terhadap personal, lingkungan dan produk.
Terdapat 4 orang staff di upos yang terdiri dari 1 apoteker dan 3 tenaga teknis
kefarmasian yang dibagi kedalam 2 shiff. Apoteker/tenaga teknis kefarmasian yang
bertugas untuk melakukan pencampuran obat di ruang steril sudah terjadwal dan harus
memiliki sertifikat yang menyatakan bahwa apoteker atau tenaga tehnik aseptis tersebut
pernah mengikuti pelatihan pencampuran obat steril. Untuk menjaga sterilitas produk,
petugas wajib cuci tangan sebelum memasuki ruang steril dan wajib menggunakan APD
lengkap berupa baju, tutup kepala, masker, google, sarung tangan, dan alas kaki khusus
yang sudah steril. Bila proses pencampuran sudah selesai, APD yang digunakan dibawa ke
laundry dan kemudian berlanjut ke CSSD untuk dilakukan sterilisasi. Sterilisasi juga
diberlakukan untuk beberapa jenis botol tertentu dan tutupnya.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga lingkungan UPOS tetap
terjaga sterilitasnya. Setiap petugas/pengunjung yang memasuki ruangan UPOS wajib
mengganti alas kaki yang sudah disediakan di UPOS dan melakukan cuci tangan dengan
menanggalkan perhiasan yang digunakan sebelum beraktivitas. Setiap pagi sebelum
aktivitas di UPOS dimulai, ruangan harus dibersihkan dengan pembersih tertentu oleh
petugas kebersihan. Meja baik diluar ruang steril harus di swap terlebih dahulu dengan
alcohol swap. Alat BSC di ruang steril juga disiapkan dengan cara khusus sebelum
digunakan, yaitu dengan menyalakan pengatur suhu ruangan, menyalakan blower pada
BSC dan meja BSC wajib dibersihkan dan di swap dengan alkohol. Semua alat dan bahan
obat yang akan masuk ke ruang steril wajib di swap terlebih dahulu dengan alcohol swap
sebelum disalurkan melalui pass box.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan di UPOS, antara lain menyiapkan sediaan
steril campuran obat seperti IV admixture, pencampuran elektrolit pekat dan TPN (Total
Parenteral Nutrisi). Resep yang datang ditelaah terlebih dahulu oleh apoteker dan dicatat di
catatan penggunaan obat pasien termasuk perhitungan volume obat yang dibutuhkan.
Telaah resep wajib dilakukan terutama penyesuaian dosis dan interaksi pada neonatus,
mengacu pada buku “Drug Doses” karya Frank Shann, atau buku “Handbook on Injectable
Drugs” karya Lawrence A. Trissel. Resep kemudian di input di komputer dan diberi harga
sehingga menghasilkan etiket yang tercetak otomatis. Bahan yang dibutuhkan di cek sesuai
resep dan disiapkan untuk di proses di ruang steril. Alat dan bahan yang akan masuk ke
ruang steril semuanya di swap terlebih dahulu dengan alkohol swap. Setelah produk injeksi
selesai dicampur, obat didistribusikan sesuai kebutuhan. UPOS menerima resep dari semua
ruang perawatan yang memerlukan rekonstitusi khusus obat dalam bentuk injeksi. Resep
yang dikerjakan berasal dari pasien NICU dan HCU Neo untuk iv admixture, dan untuk
TPN berasal dari NICU, HCU Neo, HCU Melati 2, dan PICU, sedangkan pencampuran
elektrolit pekat pada jam kerja dilakukan di UPOS kecuali aster dan cendana. Resep
pencampuran elektrolit konsentrat dari ruangan aster dan cendana diluar jam kerja UPOS,
dilakukan di apotek rawat inap aster untuk ruangan aster dan pencampuran di apotek rawat
inap cendana untuk ruangan cendana. Kemudian untuk ruangan ICU, HCU, dan IBS
diperbolehkan untuk melakukan pencampuran sendiri oleh petugas yang telah memperoleh
sertifikat pencampuran.
Ruangan dan peralatan yang ada di dalam UPOS yaitu: ruang persiapan (ruang cuci
tangan dan ruang ganti pakaian), ruang antara, ruang steril ( clean room: tekanan udara positif),
APD, Laminiar Air Flow-Biological Safety Cabinet. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pencampuran obat suntik yaitu: perindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme,
stabilitas sediaan, dan ketidaktercampuran sediaan. Cara pencampuran obat di UPOS sebagai
berikut :
a. Memindahkan Sediaan obat dari Vial
1) Buka penutup vial.
2) Seka bagian karet vial dengan alkohol 70% biarkan mongering (untuk mencegah
kontaminasi dan menghilangkan partikel).
3) Berdirikan vial dan bungkus vial dengan kassa dan buang ke dalam kantong buangan
tertutup.
4) Pegang vial dengan posisi 45o ( untuk mencegah coring),masukan spiut ke dalam vial.
5) Masukan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakan perlahan lahan memutar untuk
melarutkan obat.
6) Ganti jarum suntik dengan jarum suntik yang baru.
7) Beri tekanan negative dengan cara menarik udara ke dalam spuit kosong sesuai volume
yang diinginkan.
8) Pegang vial dengan posisi 45o, tarik larutan ke dalam spuit tersebut.
9) Untuk permintaan infuse intra vena (iv), suntikkan larutan obat ke dalam botol infuse
dengan posisi 45o perlahan lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur
sempurna.
10) Untuk permintaan intra vena bolus ganti jarum suntik dengan ukuran yangsesuai untuk
penyuntikan.
11) Setelah selesai buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong
buang tertutup.
12) Pada saat melarutkan serbuk injeksi, untuk mencegah tekanan positif di dalam vial
setelah pelarut ditambahkan ke dalam vial, biarkan udara dengan volume yang sama
mengalir ke dalam spuit sebelum dicabut.
13) Untuk melarutkan serbuk injeksi jangan mengocok terlalu keras.
b. Memindahkan Sediaan obat dari Ampul
1) Pindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan mengetuk-ngetuk bagian atas
ampul atau dengan melakukan gerakan J-motion.
2) Seka bagian leher ampul dengan alkohol 70% biarkan mengering
3) Lilitkan kassa sekitar ampul (Untuk menyelimuti pada saat mematahkan)
4) Pegang ampul dengan posisi 45o ,patahkan bagian atas ampul dengan arah menjauhi
petugas. Pegang ampul dengan posisi ini sekitar 5 detik
5) Berdirikan ampul
6) Bungkus patahan ampul denga kassa dan buang ke dalam kantong buangan
7) Pegang ampul dengan posisi 45o, masukkan spuit ke dalam ampul, tarik seluruh
larutan dari ampul, tutup jarum
8) Pegang ampul denagn posisi 45o sesuaikan volume larutan dalam syringe sesuai
yang diingkan dengan menyuntikkan kembali larutan obat yang berlebihan kembali
ke ampul
9) Tutup kembali jarum
10) Untuk permintaan infuse intra vena (iv), suntikkan larutan obat ke dalam botol
infuse dengan posisi 45o perlahan lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan
tercampur sempurna
11) Untuk permintaan intra vena bolus ganti jarum suntik dengan ukuran yang sesuai
untuk penyuntikan
12) Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong
buangan tertutup (Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril Depkes RI. 2009).

Mencuci tangan

Menggunakan Alat Pelindung Diri


(APD)

Masukkan semua bahan melalui


Pass Box

Proses pencampuran di dalam


LAF-BSC

Gambar 18. Langkah – langkah pencampuran sediaan steril secara aseptis di UPOS

Tabel 20. Beberapa obat suntik yang dikerjakan di UPOS


Selain menelaah resep dan menyiapkan obat, apoteker juga bertugas untuk mengecek
kelayakan obat-obat di troli emergency secara berkala pada beberapa unit terkait.
Pengecekan berupa ketesediaan obat, expired date obat, maupun stabilitas obat. Bila obat
tidak ada atau expired maka apoteker wajib melakukan pengadaan atau menukar obat
dimulai dari apotek terdekat. UPOS di RSUD Dr. Moewardi memiliki apotek terdekat yang
bisa dijangkau, yaitu apotek IPI. Bila di apotek IPI obat tidak tersedia, maka UPOS
membuat surat permintaan barang menuju gudang. Alur pelayanan resep UDPF UPOS
sebagai berikut:

Resep diterima oleh petugas UDPF UPOS

Telaah resep

Entry data

Pencampuran/Repacking Obat

Pemberian Etiket

Pengantaran Obat ke ruang Perawat

Gambar 19. Alur pelayanan resep UPOS


Kegiatan mahasiswa PKPA di Unit Pencamuran Obat Suntik (UPOS) dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 21. Kegiatan PKPA di UPOS
No Nama Kegiatan Keterangan
1 Skrining resep √
2R Membaca Resep √
3 Entry Data X
4 Memberi Harga Resep X
5 Menghitung Jumlah obat dan pelarut yang Digunakan √
6 Pencampuran Obat X
7 Penempelan Etiket √
8 Mencocokkan kembali obat, etiket dengan resep √
9 Membuat copy resep X
10 Memberi informasi penggunaan obat X
11 Bon sediaan farmasi ke gudang atau apotek lain X
12 Menghitung stok √
13 Mengantar Obat ke ruang perawat √
Keterangan: √: dilakukan, x: tidak dilakukan

Unit Pencampuran Obat Suntik (UPOS)


Unit pencampuran obat suntik atau sering disebut UPOS di RSUD Dr. Moewardi
menggunakan sistem tersentral yang melayani seluruh rumah sakit kecuali Paviliun Cendana
dan Aster, dimana hanya ada satu unit yang terletak di ruang Melati 1. Ruangan UPOS terbagi
atas 2 sub bagian yaitu ruang kerja dan ruang rekonstitusi. Ruang dipisahkan oleh ruang antara
yang digunakan staf untuk berganti pakaian steril dan pass box sebagai ruang antara alat dan
bahan yang akan keluar atau masuk ke ruang steril. Pada ruang steril terdapat satu BSC kelas
2 vertikal sebagai tempat pencampuran obat. Obat-obat yang terdapat di Instalasi UPOS antara
lain amikasin, aminofilin, ampicilin sulbactam, cefepime, cefoperazone sulbactam,
ceftriaxone, meropenem, paracetamol, tygecyline (tygacil), vitamin K, Ca. Glukonas, soluvit,
D40%, vitalipid, aminosteril, NaCl 9%, D5 ¼, D5 ½, dan lain-lain.
Unit pencampuran obat suntik memiliki 4 orang staf yang terdiri dari 1 Apoteker
Penanggung Jawab dan 3 Tenaga Teknis Kefarmasian. Apoteker dan TTK yang bertugas
melakukan pencampuran obat harus memiliki sertifikat yang menyatakan bahwa apoteker atau
tenaga teknis kefarmasian tersebut pernah mengikuti pelatihan pencampuran obat steril.
Terdapat 2 shift di UPOS yaitu shift 1 mulai pukul 07.00-14.00 dan shift 2 pukul 09.00-16.00.
Sebelum memasuki ruang steril petugas wajib menggunakan APD lengkap berupa baju,
penutup kepala, masker, google, sarung tangan, dan alas kaki khusus yang sudah steril untuk
melindungi petugas. Setiap pagi, petugas UPOS akan membawa APD yang telah digunakan
sebelumnya ke laundry dan berlanjut ke CSSD untuk dilakukan sterilisasi.
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga lingkungan UPOS tetap
terjada sterilitasnya. Setiap petugas/pengunjung (perawat dan dokter) yang memasuki ruangan
UPOS wajib menggunakan alas kaki yang sudah disediakan di UPOS. Setiap pagi sebelum
aktivitas dimulai, ruangan dibersihkan oleh petugas kebersihan. Meja di ruang kerja harus
diswap terlebih dahulu dengan alkohol. Alat BSC di ruang steril juga disiapkan dengan cara
khusus sebelum digunakan, yaitu dengan menyalakan pengatur suhu ruangan, menyalakan
blower pada BSC dan meja BSC wajib dibersihkan dan diswap dengan alkohol. Semua alat
dan bahan obat yang akan masuk ke ruang steril wajib di swap terlebih dahulu dengan alkohol
sebelum dimasukkan ke pass box.
Kegiatan yang dilakukan di UPOS, antara lain menyiapkan sediaan steril campuran
obat seperti IV admixture, pencampuran elektrolit pekat dan TPN (Total Parenteral Nutrition).
Resep yang masuk ditelaah dan dilakukan perhitungan volume obat yang dibutuhkan terlebih
dahulu oleh apoteker kemudian dicatat di catatan pemberian obat pasien. Setelah produk injeksi
selesai dicampur, obat kemudian didistribusikan ke masing-masing unit. UPOS menerima
resep dari semua ruang perawatan yang memerlukan rekonstitusi khusus obat dalam bentuk
injeksi. Resep yang dikerjakan berasal dari pasien NICU dan HCU Neonatus untuk IV
admixture, dan untuk TPN berasal dari NICU, HCU Neonatus, HCU Melati 2, dan PICU,
sedangkan pencampuran elektrolit pekat dilakukan di UPOS kecuali Aster dan Cendana.
Pencampuran elektrolit konsentrat dari ruangan Aster dan Cendana dilakukan di apotek rawat
inap Aster untuk ruangan Aster dan pencampuran di apotek rawat inap Cendana untuk ruangan
Cendana. Kemudian untuk ruangan ICU, HCU, dan IBS diperbolehkan untuk melakukan
pencampuran sendiri oleh petugas yang telah memperoleh sertifikat pencampuran.
Cara pencampuran obat di UPOS sebagai berikut :
c. Memindahkan sediaan obat dari vial
14) Buka penutup vial
15) Seka bagian karet vial dengan alkohol 70% biarkan mengering (untuk mencegah
kontaminasi dan menghilangkan partikel)
16) Berdirikan vial dan bungkus vial dengan kassa dan buang ke dalam kantong
buangan tertutup
17) Pegang vial dengan posisi 45o (untuk mencegah coring), masukkan spuit ke dalam
vial
18) Masukkan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakkan perlahan-lahan memutar
untuk melarutkan obat
19) Ganti jarum suntik dengan jarum suntik yang baru
20) Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara ke dalam spuit kosong sesuai
volume yang diinginkan
21) Pegang vial dengan posisi 45o, tarik larutan ke dalam spuit tersebut
22) Untuk permintaan infus intra vena (iv), suntikkan larutan obat ke dalam botol
infus dengan posisi 45o perlahan lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan
tercampur sempurna
23) Untuk permintaan intra vena bolus ganti jarum suntik dengan ukuran yang sesuai
untuk penyuntikan
24) Setelah selesai buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong
buang tertutup
25) Pada saat melarutkan serbuk injeksi, untuk mencegah tekanan positif di dalam
vial setelah pelarut ditambahkan ke dalam vial, biarkan udara dengan volume
yang sama mengalir ke dalam spuit sebelum dicabut
26) Untuk melarutkan serbuk injeksi jangan mengocok terlalu keras
d. Memindahkan sediaan obat dari ampul
13) Pindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan mengetuk-ngetuk bagian
atas ampul atau dengan melakukan gerakan J-motion.
14) Seka bagian leher ampul dengan alkohol 70% dan biarkan mengering
15) Lilitkan kassa sekitar ampul (untuk menyelimuti pada saat mematahkan)
16) Pegang ampul dengan posisi 45o ,patahkan bagian atas ampul dengan arah
menjauhi petugas. Pegang ampul dengan posisi ini sekitar 5 detik
17) Berdirikan ampul
18) Bungkus patahan ampul denga kassa dan buang ke dalam kantong buangan
19) Pegang ampul dengan posisi 45o, masukkan spuit ke dalam ampul, tarik seluruh
larutan dari ampul, tutup jarum
20) Pegang ampul dengan posisi 45o sesuaikan volume larutan dalam syringe sesuai
yang diingkan dengan menyuntikkan kembali larutan obat yang berlebihan
kembali ke ampul
21) Tutup kembali jarum
22) Untuk permintaan infus intra vena (iv), suntikkan larutan obat ke dalam botol
infus dengan posisi 45o perlahan lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan
tercampur sempurna
23) Untuk permintaan intra vena bolus ganti jarum suntik dengan ukuran yang sesuai
untuk penyuntikan
24) Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong
buangan tertutup (Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril Depkes RI, 2009).

Resep diterima oleh petugas UDPF UPOS

Telaah resep

Entry data

Pencampuran/Repacking obat

Pemberian etiket

Telaah obat

Pengantaran obat ke ruang perawat

Gambar 25. Alur pelayanan resep di UPOS

Tabel 15. Kegiatan PKPA di UPOS RSDM


No Nama Kegiatan Keterangan
1 Skrining resep √
2 Membaca resep √
3 Entry data X
4 Memberi harga resep X
5 Menghitung jumlah obat dan pelarut yang √
digunakan
6 Pencampuran obat X
7 Penempelan etiket √
8 Mencocokkan kembali obat, etiket dengan resep √
9 Memberi informasi penggunaan obat X
10 Bon sediaan farmasi ke gudang atau apotek lain √
11 Mengantar obat ke ruang perawat √
Keterangan :: dilakukan, X: tidak dilakukan

2. Unit Dispensing Sediaan Sitostatik (UDSS)


UDSS merupakan unit pencampuran obat sitostatika. UDSS melayani pasien BPJS dan
Non BPJS tetapi sebagian besar pasien BPJS di ruangan khusus kemoterapi (Mawar 3) dan
beberapa ruangan lainnya khusus untuk pasien ODC (One Day Care) seperti Melati, Anggrek,
dan Cendana. Terdapat 7 orang staf terdiri dari 1 APJ, 1 Katim dan 5 TTK. Terdapat 2 shift
di UDSS yaitu shift 1 mulai pukul 07.00-14.00 dan shift 2 pukul 09.00-16.00. Acuan yang
digunakan di UDSS yaitu Drug Information Handbook Oncology untuk melihat dosis obat
dengan rumus Monsteller yaitu menghitung Luas Permukaan Badan (LPB), selanjutnya
menghitung volume pelarut yang akan digunakan. Alat: BSC tipe II dan II. Sedangkan obat-
obat kemoterapi seperti cisplatin,leucovorin, cyclophospamid, carboplatin, daunorubicin,
doxorubicin,docetaxel, etopusid, fluorouracyl (5FU), methotrexate, mesna, paclitaxel ( paxus),
mabthera, vincristin, dan vinblastin.
APD:
a. Baju
b. Celana 2 lapis
c. Kacamata google
d. Kaos kaki 2 lapis
e. Tutup kepala 2 lapis
f. Masker 4 lapis
g. Sarung tangan 2 lapis
Personal:
i. Petugas yang melakukan pencampuran obat wajib memiliki sertifikat pencampuran
obat sitostatik.
ii. Petugas melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin setiap 6 bulan meliputi
pemeriksaan darah lengkap, thorax, dll.
iii. Petugas yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan, serta sedang menyusui
tidak direkomendasikan untuk bekerja di bagian UDSS.
Area UDSS:
a. Ruang administrasi
b. Toilet
c. Ruang antara
d. Pass Box
e. Dispensing area (Biological Safety Cabinet)
f. Gudang obat sitostatik
Resep dibawa oleh Dokter/perawat menulis Verifikasi kelengkapan
dokter/perawat ke di buku permintaan obat data oleh petugas
UDSS

Kelengkapan yang harus ada:


1. Resep
Tidak sesuai 2. SEP BPJS
3. Protokol Terapi
4. Patologi Anatomi

Telaah resep oleh apoteker

Melihat daftar retriksi obat


fornas

Sesuai

Dokumen tidak lengkap Obat diluar Fornas dan


Adendum
Menghitung LPB, dosis,
dan volume pelarut, cek
stabilitas
Konfirmasi ke Menggunakan protokol
perawat/dokter untuk yang diajukan ke PFT,
melengkapi di tanda tangani direktur Mengentry data ke
komputer

Cetak etiket

Pengecekan dan Pencampuran obat di dalam Pengambilan obat di


penyerahan obat ke BSC, dan pengemasan gudang sitostatik,
perawat. masukkan Pass Box

Gambar 23. Alur Pelayanan Resep di UDSS

Keterangan:
1. SEP: Surat Eligibilitas Peserta BPJS
2. Protokol Terapi: berisi siklus kemo pasie ndan obat yang pernah digunakan kemo sebelumnya.
3. Patologi Anatomi: Diagnosis dokter terkait jenis kanker.
4. Etiket ditempel pada obat (flabot infus) dan plastik hitam.
5. Kemasan sekunder plastik berwarna hitam (obat kemo sensitif cahaya) serta diberi label HAM,
selanjutnya dikemas kembali dengan plastik klip putih diberi label sitostatik berwarna ungu.

6. Rumus Monsteller (LPB) =


7. Rumus pengenceran: V1.N1=V2.N2

Setelah obat selesai dioplos maka akan dilakukan pengecekan ulang resep
oleh farmasis kemudian akan menginformasikan pada setiap ruang yang paket kemoterapinya
sudah siap diambil, terutama jika paket obat kemoterapi tersebut memiliki kestabilan < 24 jam
setelah dilakukan pengoplosan.
Gambar 24. Spillkit

Spill kit tumpahan sitostatika berisi :


a. Tanda peringatan
b. APD (masker, sarung tangan, kacamata goggle, glove luar dan tutup kaki)
c. Kantong plastik ungu
d. Kassa penyerap
e. Handuk basah
f. Larutan detergen
g. Aquadest
h. Tali pengikat

Prosedur penanganan tumpahan sitostatika:


1. Mengisolasi daerah yang terkontaminasi agar tidak dilewati
2. Mengambil Kit Penanganan Tumpahan Sitostatika
3. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap
4. Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan menggunakan alat seperti sekop
dan sapu kecil, tempatkan dalam kantong buangan
5. Serap tumpahan cair dengan lap, dan buang dalam kantong buangan
6. Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalam kantong buangan
7. Mengelap lantai/tempat yang terpapar dengan detergen
8. Membilas dengan aquadest
9. Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat
10. Tinggalkan glove luar dan penutup kaki, tempatkan dalam kantong pertama
11. Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua
12. Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam, tempatkan dalam
kantong kedua
13. Ikat kantong secara aman dan masukkan dalam tempat penampung khusus untuk
dimusnahkan dengan incenerator
14. Cuci tangan dengan sabun antiseptik
15. Membuat laporan insiden.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PKPA diantaranya adalah :
Tabel 14. Kegiatan PKPA di UDSS
No Nama Kegiatan Keterangan
1 Skrining resep √
2R Membaca resep √
3 Entry data X
4 Memberi harga resep X
5 Menghitung dosis obat berdasarkan LBP √
6 Pencampuran obat X
7 Penempelan etiket √
8 Mencocokkan kembali obat, etiket dengan resep √
9 Membuat copy resep X
10 Memberi informasi penggunaan obat X
11 Bon sediaan farmasi ke gudang atau apotek lain X
12 Menghitung stok √
13 Mengantar obat ke ruang perawat √
Keterangan: √: dilakukan, x: tidak dilakukan

UNIT DISPENSING SEDIAAN STERIL (UDSS)


UDSS merupakan unit pencampuran obat sitostatika. UDSS melayani pasien BPJS
dan Non BPJS tetapi sebagian besar pasien BPJS di ruangan khusus kemoterapi (Mawar 3)
dan beberapa ruangan lainnya khusu untuk pasien ODC (One Day Care) seperti Melati,
Anggrek, dan Cendana. Terdapat 7 orang staff terdiri dari 1 APJ, 1 Katim dan 5 TTK.
Terdapat 2 shift di UDSS yaitu shift 1 mulai pukul 07.00-14.00 dan shift 2 pukul 09.00-
16.00. Acuan yang digunakan di UDSS yaitu Drug Information Handbook Oncology untuk
melihat dosis obat dengan rumus Monsteller yaitu menghitung Luas Permukaan Badan
(LPB), selanjutnya menghitung volume pelarut yang akan digunakan. Alat : BSC tipe II
dan IIA.
APD:
h. Baju
i. Celana 2 lapis
j. Baju danKacamata google
k. Kaos kaki 2 lapis dan Tutup kepala 2 lapis
l. Masker 4 lapis dan Sarung tangan 2 lapis
Personal:
iv. Petugas yang melakukan pencampuran obat wajib memiliki sertifikat pencampuran
obat sitostatik.
v. Petugas melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin setiap 6 bulan meliputi
pemeriksaan darah lengkap, thorax, dll.
vi. Petugas yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan, serta sedang menyusui
tidak direkomendasikan untuk bekerja di bagian UDSS.
Peta area UDSS:
g. Ruang administrasi
h. Toilet dan ruang antara
i. Dispensing area (Biological Safety Cabinet)
j. Gudang obat sitostatik dan pass box
Resep dibawa oleh Dokter/perawat menulis Verifikasi kelengkapan
k. perawat ke
dokter/ di buku permintaan obat data oleh petugas
UDSS

Kelengkapan yang harus


ada:
5. Resep
6. SEP BPJS
7. Protokol Terapi
8. Patologi Anatomi

Tidak sesuai Sesuai

Telaah resep oleh apoteker


Dokumen tidak lengkap Obat diluar Fornas dan
Adendum
Melihat daftar retriksi obat
Konfirmasi ke Menggunakan protokol fornas
perawat/dokter untuk yang diajukan ke PFT,
melengkapi di tanda tangani direktur
Menghitung LPB, dosis,
dan volume pelarut, cek
Sesuai Sesuai stabilitas

Mengentry data ke
komputer

Cetak etiket

Pengecekan dan Pencampuran obat di dalam Pengambilan obat di


penyerahan obat ke BSC, dan pengemasan gudang sitostatik,
perawat. masukkan Pass Box

Gambar 15. Alur Pelayanan Resep di UDSS


Keterangan:
8. SEP: Surat Eligibilitas Peserta BPJS
9. Protokol Terapi: berisi siklus kemo pasien dan obat yang pernah digunakan kemo sebelumnya.
10. Patologi Anatomi : Diagnosis dokter terkait jenis kanker.
11. Etiket ditempel pada obat (flabot infus) dan plastik hitam.
12. Kemasan sekunder plastik berwarna hitam (obat kemo sensitif cahaya) serta diberi label HAM,
selanjutnya dikemas kembali dengan plastik klip putih diberi label sitostatik berwarna ungu.
Setelah obat selesai dioplos maka akan dilakukan pengecekan ulang resep oleh
farmasis kemudian akan menginformasikan pada setiap ruang yang paket kemoterapinya
sudah siap diambil, terutama jika paket obat kemoterapi tersebut memiliki kestabilan <24
jam setelah dilakukan pengoplosan.

Gambar 16. Spillkit


Spillkit tumpahan sitostatika berisi :
i. Tanda peringatan
j. APD (masker, sarung tangan, kacamata goggle, glove luar dan tutup kaki)
k. Kantong plastik ungu
l. Kassa penyerap
m. Handuk basah
n. Larutan detergent
o. Aquadest dan tali pengikat
Prosedur penanganan tumpahan sitostatika:
16. Mengisolasi daerah yang terkontaminasi agar tidak dilewati
17. Mengambil Kit Penanganan Tumpahan Sitostatika
18. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Lengkap
19. Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan menggunakan alat seperti sekop
dan sapu kecil, tempatkan dalam kantong buangan
20. Serap tumpahan cair dengan lap, dan buang dalam kantong buangan
21. Serap tumpahan serbuk dengan handukbasah dan buang dalam kantong buangan
22. Mengelap lantai/tempat yang terpapar dengan detergent
23. Membilas dengan aquadest
24. Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat
25. Tinggalkan glove luar dan penutup kaki, tempatkan dalam kantong pertama
26. Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua
27. Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam, tempatkan dalam
kantong kedua
28. Ikat kantong secara aman dan masukkan dalam tempat penampung khusus untuk
dimusnahkan dengan incinerator
29. Cuci tangan dengan sabun antiseptic
30. Membuat laporan insiden.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PKPA diantaranya adalah :
Tabel 14. Kegiatan PKPA di UDSS
No Nama Kegiatan Keterangan
1 Skrining resep √
2R Membaca Resep √
3 Entry Data X
4 Memberi Harga Resep X
5 Menghitung dosis obat berdasarkan LBP √
6 Pencampuran Obat X
7 Penempelan Etiket √
8 Mencocokkan kembali obat, etiket dengan resep √
9 Membuat copy resep X
10 Memberi informasi penggunaan obat X
11 Bon sediaan farmasi ke gudang atau apotek lain X
12 Menghitung stok √
13 Mengantar Obat ke ruang perawat √
Keterangan: √: dilakukan, x: tidak dilakukan

Anda mungkin juga menyukai