NERVUS FASIALIS
- Atas perintah : 9
1. Mengangkat alis, bandingkan kanan dan kiri
2. Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetris), kemudian pemeriksa
mencoba membuka kedua mata tersebut (bandingkan kekuatan kanan dan
kiri)
3. Memperlihatkan gigi (asimetris)
4. Bersiul dan mencucur (asimetris/deviasi ujung bibir)
Pada penderita tak sadar dapat dilakukan dengan menekan sudut rahang untuk
melihat apakah terjadi menyeringai atau tidak
5. Meniup sekuatnya (bandingkan kekuatan udara dari pipi masing-masing)
6. Menarik sudut mulut kebawah (bandingkan konsistensi otot plastima kanan
dan kiri). Pada kelemahan yang ringan, kadang-kadang tes ini bisa untuk
mendeteksi kelemahan saraf fasialis pada stadium dini
- Gejala Chvostek
Gejala Chvostek dibangkitkan dengan jalan mengetok N. VII. Ketokan
dilakukan dibagian depan telinga. Bila positif, ketokan ini menyebabkan kontraksi
otot yang disarafinya. Pada tetani didapatkan gelaja Chvostek positif, tetapi ia
dapat juga positif pada orang normal. Dasar gejala Chvostek ialah bertambah
pekanya nervus fasialis terhadap rangsang mekanik. 6
2. Fungsi pengecapan
Kerusakan nervus VII, sebelum percabangan khorda timpani, dapat
menyebabkan ageusi (hilangnya pengecapan) pada 2/3 lidah bagian depan. Untuk
memeriksanya penderita disuruh menjulurkan lidah, kemudian kita taruh pada
lidahnya bubuk gula, kina, asam sitrat atau garam (hal ini dilakukan secra
bergiliran dan diselingi istirahat). Bila bubuk ditaruh, penderita tidak boleh
menarik lidahnya kedalam mulut, sebab bila lidah ditarik kedalam mulut, bubuk
akan tersebar melalui ludah ke bagian lainya, yaitu kesisi lidah lainnya atau
kebagian belakang lidah yang persarafannya diurus oleh saraf lain. Penderita
disuruh menyatakan pengecapan yang dirasakan dengan isyarat, misalnya 1 untuk
rasa manis, 2 untuk rasa pahit, 3 untuk rasa asin dan 4 untuk rasa asam. 6
4. Lainnya
1. Stapedial refleks
Pemeriksa menempatkan ujung kedua stetoskop masing-masing pada
telinga kanan dan kiri, kemudian dengan perlahan-lahan diafragma stetoskop
diketuk dengan ujung jari. Bila ada kelumpuhan otot stapedius, maka penderita
akan berusaha dengan cepat untuk melepaskan ujung stetoskop pada telinga yang
terganggu (karena mendengar suara yang keras sekali). 9
2. Tanda glabella
Ketukkan dengan refleks hammer pada glabella akan menimbulkan refleks
menutup mata (berkedip) secara terus menerus (orang normal hanya berkedip 1-2
kali saja). Positif pada penderita Parkinson. 9
V. Klinis patologis lesi nervus fasialis
Gangguan kontralateral dari traktus kortikonuklearis seperti infark
mengakibatkan otot dahi tetap utuh yang disebut dengan paralisis sentral. Tetapi
jika lesi terjadi di nukleus nervus fasialis maka semua otot fasial ipsilateral lesi
akan mengalami paralisis perifer.1
Berikut ini perbedaan lesi nervus fasialis perifer dan sentral, gambar:
Gambar 12. Perbedaan terjadinya lesi perifer dan sentral nervus fasialis10
Lesi pada nukleus fasialis biasanya terjadi karena stroke atau tumor.
Serabut di serebelopontin dapat rusak akibat meningitis basalis, neuroma akustik,
meningioma, kelainan A.basilaris.6
Nukleus fasialis juga menerima impuls dari talamus yang mengarahkan
gerakan ekspresi emosional otot wajah. Selain itu juga berhubungan dengan
ganglia basalis. Jika bagian dari sistem piramidal ini yang terkena lesi maka akan
terjadi penurunan ekspresi wajah (hipomimia atau amimia) seperti pada penyakit
Parkinson, atau reaksi hiperkinetik yang menyebabkan spasme mimetik fasial atau
blefarospasme. Hubungan dengan talamus dan ganglia basalis tersebut tidak
diketahui secara terperinci.1
Bells palsi merupakan lesi idiopatik pada nervus fasialis yang terjadi pada
25 dari 100.000 orang per tahunnya. Karakteristiknya berupa paresis flasid dari
semua otot wajah (termasuk otot dahi), tergantung lokasi lesinya. 1
Gambar 13. Bells palsi tidak dapat menutup mata pada sisi yang sakit10
Pemberian prednisolon 1mg/kg/ hari selama 5 hari menunjukkan
perbaikan klinis pada Bells palsi. Beberapa kasus penyembuhan sempurna tanpa
defisit neurologis. Beberapa di antaranya mengalami kontraktur pada wajah atau
gerakan abnormal asesorius (sinkinesia). Sinkinesia adalah otot otot tidak dapat
digerakkan satu persatu, selalu timbul gerakan bersama, misalnya jika disuruh
menutup mata maka sudut mulut pun terangkat, jika disuruh menggembungkan
pipi mata ikut merapat. Fenomena crocodile tears merupakan fenomena unik yang
terjadi di mana terjadinya lakrimasi involunter ketika pasien makan. Hal ini dapat
terjadi karena serat saraf yang tadinya menuju ke glandula salivatorius mengalami
degenerasi dan mengakibatkan berubahnya haluannya menuju ke glandula
lakrimal, sehingga impuls yang menginduksi saliva mengakibatkan terjadinya
lakrimasi. Kontraktur pada wajah dapat dilihat dengan plika nasolabial yang lebih
jelas pada sisi yang sakit akibat tertariknya otot.1,6