NERVUS FASIALIS
Pembimbing :
Dr. Moh. Arief Rachman Kemal, Sp.S
Disusun oleh :
Dhira brata abdillah
1965050093
Nervus fasialis (N VII) adalah saraf kranial yang mempunyai serabut-serabut sensori
berupa somatosensorik dan viserosensorik dan motorik berupa somatomotorik dan
viseromatorik. Nervus fasialis atau Saraf ke VII berjalan melalui meatus acusticus internus.
Selanjutnya N Facialis akan berjalan dalam canalis facialis. Dalam canalis facialis, N Facialis
membentuk ganglion geniculatum dan Chorda tympani kemudian keluar melalui foramen
stylomastoideus yang selanjutnya mempersarafi otot-otot wajah.
Nervus fasialis merupakan saraf motorik yang menginervasi otot-otot ekspresi wajah,
selain itu saraf ini membawa serabut saraf parasimpatis ke kelenjar ludah dan air mata dan ke
selaput mukosa rongga mulut dan hidung, dan juga ia menghantar berbagai jenis sensasi,
termasuk eksteroseptif dari daerah gendang telinga, sensasi pengecap 2/3 bagian depan lidah, dan
sensasi visceral umum dari kelenjar ludah, mukosa hidung dan faring, dan sensasi proprioseptif
dari otot-otot yang disarafinya.
Secara anatomis, bagian motorik saraf ini terpisah dari bagian yang menghantarkan
sensasi dan serabut parasimpatis yang disebut saraf intermedius atau pars intermedius Wisberg,
saraf ini termasuk bagian dari saraf fasialis. Sel sensoriknya terletak di ganglion genikulatum,
pada lekukan saraf fasialis di kanal fasialis. Sensasi pengecapan dari 2/3 bagian depan lidah
dihantarkan melalui saraf lingual ke korda timpani dan kemudian ke ganglion genikulatum.
Serabut yang menghantarkan sensasi eksteroseptif mempunyai badan selnya di ganglion
genikulatum dan berakhir pada akar desendens dan inti akar desendens dari saraf trigeminus ( N
V).
Inti motorik nervus fasialis terletak di pons . Serabutnya mengitari inti nervus VI dan
keluar di bagian lateral pons. Nervus intermedius keluar di permukaan lateral pons diantara
nervus VII dan nervus VIII lalu kemudian memasuki meatus akustikus internus. Disini nervus
fasialis Bersatu dengan nervus intermedius dan menjadi satu berkas saraf yang berjalan dalam
kanalis fasialis dan kemudian masuk kedalam os mastoid. Ia keluar dari tulang tengkorak melalui
foramen stylomastoid, dan bercabang untuk mensarafi otot-otot pada wajah.
Serabut somatik aferen merupakan beberapa serabut somatik untuk area kecil telinga luar
(pinna) kanalis auditorius eksternus, dan permukaan eksternal membrane timpani (gendang
telinga) berjalan di dalam nervus fasialis ke ganglion genikulatum dan kemudian ke nuklei
sensorik nervus trigeminus. Lesi kutaneus pada herpes zoster otikus terjadi akibat keterlibatan
serabut aferen somatik ini.
Serabut sekretorik eferen merupakan nervus intermedius yang dimana nervus ini
mengandung serabut parasimpatis eferen yang berasal dari nukleus salivatori superior, yang
terletak di medial dan kaudal nucleus motorik nervus fasialis. Beberapa serabut radiks nucleus
ini meninggalkan cabang utama nerbus fasialis setinggi ganglion genikulatum dan melanjutkan
ke ganglion pterigopalatinum ke glandula mukosa nasal. Serabut radiks lainnya berjalan lebih ke
kaudal, melalui korda timpani dan nervus lungualis, ke ganglion submandibularis, tempat
ditemukannyarelay sinaptik. Nukleus salivatorius superior menerima input dari sistem
olfaktorius melalui fasikulus longitudinalis dorsalis. Hubungan ini memberikan dasar anatomis
untuk refleks salivasi sebagai respons terhadap aroma yang membangkitkan selera. Glandula
lakrimalis menerima input sentralnya dari hipotalamus (emosi) melalui formasio retikularis
batang otak, serta dari nucleus spinalis nervus trigeminus (iritasi konjungtiva).
1. Duus, Baehr M, Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologi. Edisi 5. Jakarta: EGC, 2017.
Hal: 132 – 139.
2. Lumbantobing, SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta: FK UI.
2016; 55-60.