Anda di halaman 1dari 41

4B Hipertensi


1.
2.
Definisi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi
3. Etiologi dan Epidemiologi
4. Patofisiologi Hipertensi
5. Manifestasi klinis Hipertensi
6. Diagnosis Hipertensi
7. Tatalaksana Hipertensi
8. Komplikasi Hipertensi
1.
Definisi
Hipertensi
Definisi
Hipertensi adalah suatu kondisi di mana tekanan
sistolik darah > 140 mmHg dan / atau diastolik > 90
mmHg (WHO, 2013).
2.
Klasifikasi
Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

Normal <120 <80

Pre-hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi stadium 1 140-159 90-9

Hipertensi stadium 2 >160 >100


Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Normal <130 <85

Tingkat 1 (ringan) 140-159 90-99

Tingkat 2 (sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (berat) >180 >110


3.
Etiologi &
Epidemiologi
Hipertensi
Etiologi
Hipertensi Esensial Hipertensi Non-Esensial

1. Usia (>65 thn)


1. Penyakit parenkim ginjal
2. Obesitas (BMI >30)
2. Penyakit renovaskular
3. RPK
3. Penyakit endokrin
4. Gaya hidup
4. Koartasio aorta
5. Merokok & alkohol
6. Stress
Epidemiologi
di Indonesia, menurut JNC VII thn Faktor Resiko
2003, Umur > 18th - Laki2 > Pr
Hipertensi Presentase
- Kota > Desa
- Pend. rendah & tdk
1)Pernah di dx oleh nakes 25,8% bekerja > yg
2)Minum obat sendiri 0,7% sebaliknya
- Kulit hitam > putih
TOTAL 26,5% - BBLR > normal
- Gemuk > Kurus
4.
Patofisiologi
5.
Manifestasi Klinis
➔ Primary :
a. Asimtomatik
Manifestasi ➔ Secondary :
Klinis 1. Sakit Kepala
Hipertensi 2. Kelelahan
3. Palpitasi
4. Angina
5. Dispnea
6. Retinopati
6.
Diagnosis
Kebanyakan pasien hipertensi memiliki gejala yang
tidak spesifik terkait dengan kenaikan tekanan
darah
Anamnesis
1. Lama menderita hipertensi (onset)
2. Indikasi adanya hipertensi sekunder
1. Riwayat penyakit di ginjal, infeksi saluran kemih,
hematuri, pemakaian obat-obatan analgesik dan
obat/bahan lain
2. Riwayat penyakit di kelenjar getah bening / penyakit
hormonal, feokromositoma, episode lemah otot &
tetani (aldosteronisme) pada hiper aldosteron.

Buku Ajar Kardiologi: Lili Ismudiyati R. FKUI. Hal: 197-211


3. Faktor resiko
Anamnesis
1. Riwayat hiperlipidemi
2. Riwayat DM
3. Kebiasaan merokok
4. Pola makan
5. Kegemukan
6. Intensitas olahraga
7. Kepribadian
4. Gejala kerusakan organ
1. Otak: sakit kepala, vertigo, Transient Ischemic Attack (TIA), defisit sensoris / motoris
2. Mata: Gangguan pengelihatan, pandangan kabur, retinopati
3. Ginjal: Haus, poliuri, nokturia, hematuria
4. Jantung: Palpitasi, nyeri dada, sesak, edem kaki
5. Pengobatan antihipertensi sebelumnya

Buku Ajar Kardiologi: Lili Ismudiyati R. FKUI. Hal: 197-211


Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Penilaian terhadap tinggi dan berat badan
3. Pemeriksaan tekanan darah
4. Pemeriksaan fisik jantung dan pemeriksaan
JVP
5. Palpasi leher

Buku Ajar Kardiologi: Lili Ismudiyati R. FKUI. Hal: 197-211


Pemeriksaan Fisik Jantung & JVP
Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
2. Foto Thoraks
3. Ekokardiografi
4. Tes darah rutin
5. Glukosa darah (sebaiknya puasa)
6. Kolesterol total serum
7. Kolesterol LDL dan HDL serum
8. Trigliserida serum (puasa)
9. Asam urat serum
10. Kreatinin serum
11. Kalium serum

Buku Ajar Kardiologi: Lili Ismudiyati R. FKUI. Hal: 197-211


Laporan Kasus Kepaniteraan
Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam.
FK UNS 2014
7.
Tatalaksana
Hipertensi
Pada pasien hipertensi derajat 1,
tanpa faktor risiko kardiovaskular,
Non maka strategi pola hidup sehat
merupakan tatalaksana tahap awal,
Farmakolog harus dijalani setidaknya selama 4 –
i 6 bulan.
Bila setelah jangka waktu tersebut,
tidak didapatkan penurunan
tekanan darah yang diharapkan
atau didapatkan faktor risiko
kardiovaskular yang lain, maka
sangat dianjurkan untuk memulai
terapi farmakologi.
● Penurunan Berat Badan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
manfaat lebih selain penurunan tekanan darah, seperti menghindari
diabetes dan dislipidemia.

● Mengurangi Asupan Garam


diet rendah garam bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi
pada pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk asupan garam tidak
melebihi 2 gr/ hari atau 1 sdt/hari

● Olahraga
Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari,
minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan tekanan darah.
● Mengurangi Konsumsi Alkohol
Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari
pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan demikian
membatasi atau menghentikan konsumsi alcohol sangat membantu dalam
penurunan tekanan darah.

● Berhenti Merokok
merokok merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular,
dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok.
Di berikan pada pasien
hipertensi :
▫ Derajat 1 yg tidak
FARMAKOLOG
mengalami penurunan
I
tekanan darah setelah >6
bln menjalani pola hidup
sehat
▫ Derajat ≥2
TEKANAN DARAH ≥140/90
USIA >80 TH, TEKANAN DARAH ≥140/90 JIKA BERESIKO TINGGI
( DIABETES, PENYAKIT GINJAL )

TERAPI MEDIKAMENTOSA
TERAPI MEDIKAMENTOSA
( PASIEN DERAJAT
( PASIEN DERAJAT 1 )
2 DAN KASUS KHUSUS )

DERAJAT 1 DERAJAT 2
KASUS KHUSUS
140-159/90-99 ≥160/100
USIA < 60 TH USIA ≥ 60 TH SEMUA PASIEN

CCB atau Thiazide


ACE-i atau ARB CCB atau Thiazide
+
ACE-i atau ARB

Jika perlu

CCB atau Thiazide ACE-i atau ARB CCB + Thiazide + ACE-i


/ ARB
Jika perlu

CCB + Thiazide + ACE-i / ARB

A Statement by the American Society of Hypertension and the


International Society of Hypertension 2013
Intervensi gaya hidup diterapkan sepanjang algoritma pengobatan

pilih strategi titrasi pengobatan


1. maksimalkan obat pertama sebelum menambahkan kedua
2. tambahkan obat kedua sebelum mencapai dosis maksimal terlebih dahulu
3. Mulailah dengan 2 kelas pengobatan secara terpisah atau sebagai kombinasi dosis tetap
● memperkuat pengobatan dan kepatuhan gaya hidup
● untuk strategi 1 dan 2 tambahkan titrat thiazide-type diuretic atau ACE-i atau ARB
atau CCB (gunakan kelas obat yang sebelumnya tidak dipilih dan hindari kombinasi
penggunaan ACE-i dan ARB)
● untuk strategi 3, titrasi dosis obat awal maksimal

● memperkuat pengobatan dan kepatuhan gaya hidup


● tambahkan titrat thiazide-type diuretic atau ACE-i atau ARB atau CCB (gunakan kelas
obat yang sebelumnya tidak dipilih dan hindari kombinasi penggunaan ACE-i dan
ARB)

● memperkuat pengobatan dan kepatuhan gaya hidup


● tambahkan kelas obat ke-4 (misalnya beta blocker, antagonis aldosteron) tambahkan
/ atau rujuk ke dokter dengan keahlian dalam manajemen hipertensi
8.
Komplikasi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun
tidak langsung
Komplikasi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun
tidak langsung

Otak Stroke

Kardiovaskular Infark Miokard

Hipertensi

Penyakit Ginjal
Ginjal
Kronik

Mata Retinopati
Daftar Pustaka
1. Buku Ajar Kardiologi: Lili Ismudiyati R. FKUI. Hal: 197-211
2. Teks & atlas berwarna Patofisiologi. Stefan Silbernagl. Hal: 208-212
3. Laporan Kasus Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam. FK UNS 2014
4. Lecture Notes Kardiologi, Edisi Keempat: Erlangga Medical Series. 2005.
5. Sidabutar, R. P., Wiguno P. Hipertensi Essensial. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; 1999. p: 210.
6. Kaplan M. Norman. Measurenment of Blood Pressure and Primary Hypertension:
Pathogenesis in Clinical Hypertension: Seventh Edition. Baltimore, Maryland USA:
Williams & Wilkins; 1998. p: 28-46.

Anda mungkin juga menyukai