Pembimbing :
dr. Mira Amaliah, Sp.THT.KL.
Penyusun :
Timothy John Jusuf
406192011
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul
“Nervus Facialis di Tulang Temporal”. Adapun tujuan penulisan referat ini untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh kegiatan Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) Kepaniteraan Klinik Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara pada periode 13 – 19 Juli 2020. Penulis juga mengucakan terima
kasih kepada dr. Mira Amalia, Sp. THT-KL yang telah membimbing dalam
penyusunan referat ini. Penulis menyadari bahwa referat ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis memohon
maaf jika ada penulisan yang kurang berkenan. Penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari segala pihak sebagai masukan agar menjadi lebih
baik di waktu mendatang. Akhir kata, semoga referat ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi orang lain. Atas perhatian dan dukungannya penulis
mengucapkan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
Bab 3 Kesimpulan…………………………………………………………… 26
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Cabang temporalis dari nervus fasialis (cabang frontal dari nervus fasialis)
melintasi arkus zygomaticus ke regio temporal, dan mensuplai anterior aurikula
dan superior aurikula dan bergabung dengan cabang zygomaticotemporal dari
nervus maxilaris dan dengan cabang auriculotemporal dari nervus mandibular.
Bagian lebih anterior dari nervus fasialis mensuplai bagian frontalis, orbicularis
oculi dan corrugator supercilia dan bergabung dengan cabang supraorbital dan
lakrimal dari nervus oftalmikus. Cabang temporal nervus fasialis berperan sebagai
efferent limb dari reflex korneal.1
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
1. Serabut somato-motorik, yang mensarafi otot-otot wajah (kecuali m.levator
palpebrae (N.III)), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan
stapedius di telinga tengah.
2. Serabut visero-motorik (parasimpatis) yang datang dari nukleus salivarius
superior. Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum,
rongga hidung, sinus paranasal, dan glandula submaksilar serta sublingual dan
lakrimalis.
3. Serabut visero-sensorik yang menghantar impuls dari alat pengecap di dua
pertiga bagian depan lidah.
4. Serabut somato-sensorik rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa
raba dari sebagian daerah kulit dan mukosa yang disarafi oleh n.trigeminus.
Daerah overlapping (disarafi oleh lebih dari satu saraf (tumpang tindih) ini
terdapat di lidah, palatum, meatus akustikus eksterna dan bagian luar gendang
telinga.
7
Tabel 1. Nervus Fasialis3
2.2 Nervus Fasialis
Gambar 3. Letak nukleus nervus fasialis di batang otak dilihat dari dorsal3
8
Gambar 4. Nukleus nervus fasialis dari samping3
9
Gambar 5 Tempat keluarnya nervus fasialis dari kranium3
10
Gambar 6. Perjalanan beserta cabang dan efektor nervus fasialis6
11
Gambar 7. Foramen stilomastoideus, tempat keluar nervus fasialis3
12
Persarafan supranuklear dari nervus fasialis terletak pada kedua hemisfer
serebri untuk otot dahi, sedangkan otot wajah sisanya mendapat persarafan dari
girus presentralis kontralateral. 2
Gangguan pada nervus fasialis terdiri atas paralisa perifer, paralisa
nuklear, dan paralisa supranuklear4
13
Serat aferen gustatorius. Serat aferen pada gustatorik berasal dari ganglion
geniculatum yang berupa sel pseudounipolar dari ganglion spinalis, sebagian lagi
berasal dari papil lidah dua pertiga anterior. Serat aferen tersebut berjalan bersama
dengan nervus lingualis ( cabang nervus mandibulari V3) menuju ke korda
timpani kemudian ke ganglion geniculatum menjadi nervus intermedius dan
menuju ke nukleus solitarius. Nukleus tersebut menerima impuls dari nervus
glosofaringeal (sepertiga posterior lidah) dan nervus vagus (dari epiglotis). Karena
yang berperan dalam sistem pengecapan terdiri dari 3 saraf yang berbeda maka
kehilangan pengecapan total (ageusia) jarang terjadi. Dari nukleus tersebut impuls
dikirim ke talamus kontralateral (nukleus ventroposteromedial) menuju ke regio
presentralis korteks area 43 dan insula area 52.2
Gangguan pada n. intermedius akan menimbulkan neuralgia, seperi
neuralgia sluder dan neuralgia hunt4
14
Gambar 9 Jaras aferen gustatorik2
Serat somatik aferen. Serat somatik aferen berasal dari pinna, meatus
akustikus eksternus, dan gendang timpani. Serat berjalan menuju ganglion
geniculatum menuju nukleus sensorik nervus trigeminus. 2
Serat eferen sekretorik. Nervus intermedius terdiri dari serat parasimpatis
yang berasal dari nukleus salivatorius superior. Seratnya meninggalkan nukleus
15
menuju ganglion geniculatum lanjut ke ganglion pterigopalatina dan menuju
glandula lakrimal serta mukosa nasal. Sebagian lagi menuju ganglion
submandibula, lewat nervus lingualis. Ganglion submandibula bertanggung jawab
untuk sekresi glandula submandibularis dan sublingualis berupa saliva. Aferen
dari sistem ini berasal dari sistem nervus olfaktorius. Glandula lakrimal menerima
input dari hipotalamus (emosi). Hal ini mengakibatkan jika mencium bau yang
enak akan terjadi sekresi saliva. Dan jika emosi meningkat atau sedih maka akan
terjadi lakrimasi. 2
16
a. Eferen
Fungsi utamanya adalah motor kontrol dari sebagian besar otot-otot ekspresi
wajah. Halini juga innervates perut posterior otot digastric, otot stylohyoid, dan
otot stapedius daritelinga tengah. Semua otot ini adalah otot lurik asal
branchiomeric berkembang darilengkung faring kedua.10
Wajah juga memasok serat parasimpatis ke kelenjar submandibular dan
kelenjar sublingual melalui Korda timpani. Persarafan parasimpatik berfungsi
untuk meningkatkan aliran air liur dari kelenjar ini. Ini juga memasok persarafan
parasimpatis pada mukosa hidung dan kelenjar lakrimal melalui ganglion
pterygopalatine. Nervus facialis juga berfungsi sebagai tungkai eferen dari refleks
kornea.10
b. Aferen
Selain itu, ia menerima sensasi rasa dari anterior dua pertiga dari lidah
melalui Korda timpani, sensasi rasa dikirim ke bagian gustatory dari inti soliter.
Sensasi umum dari anterior dua pertiga lidah dipasok oleh serat aferen dari divisi
ketiga dari saraf kranial kelima (V-3). Ini (VII) sensorik (V-3) dan rasa serat
perjalanan bersama sebagai nervus lingualis sebentar sebelum Korda timpani
meninggalkan saraf lingual untuk memasuki rongga timpani (telinga tengah)
melalui fisura petrotympanic.10
Dengan demikian bergabung dengan sisa nervus facialis melalui canaliculus
untuk chorda timpani. Saraf fasialis kemudian bertemu ganglion geniculate
(ganglion sensoris dari serat rasa chorda timpani dan jalur rasa lainnya). Dari
ganglion geniculate serat rasa terus sebagai saraf perantara yang pergi ke kuadran
anterior atas fundus dari meatus akustik internal bersama dengan akar motor saraf
wajah. saraf intermediate mencapai fosa kranial posterior melalui meatus akustik
internal sebelum bersinaps di nukleus soliter. Badan sel dari korda timpani berada
di ganglion geniculate, dan serat ini parasimpatis sinaps di ganglion
submandibula, melekat pada nervus lingualis. Nervus facialis juga memasok
sejumlah kecil persarafan aferen ke orofaring bawah tonsil palatina. Ada juga
17
sejumlah kecil sensasi kulit yang dibawa oleh nervus intermedius dari kulit di
dalam dan sekitar daun telinga.10
1. Fungsi Motorik
- Pada saat diam perhatikan : 9
Asimetris muka (lipatan nasolabial)
Bila asimetris (dari) muka jelas, maka hal ini disebabkan oleh kelumpuhan
jenis perifer. Dalam hal ini kerutan dahi menghilang, mata kurang dipejamkan,
plika nasolabialis mendatar dan sudut mulut menjadi lebih rendah. Pada
kelumpuhan jenis sentral (supranuklir) muka dapat simetris waktu istirahat,
kelumpuhan baru nyata bila penderita disuruh melakukan gerakan misalnya ;
menyeringai.
Gerakan-gerakan abnormal (tic fasialis, grimacing, kejang tetanus/rhisus
sardonicus, tremor dsbnya) 3
Ekspresi muka (Sedih, gembira, takut, seperti topeng)
- Atas perintah : 9
1. Mengangkat alis, bandingkan kanan dan kiri
2. Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetris), kemudian pemeriksa
mencoba membuka kedua mata tersebut (bandingkan kekuatan kanan dan
kiri)
3. Memperlihatkan gigi (asimetris)
4. Bersiul dan mencucur (asimetris/deviasi ujung bibir)
Pada penderita tak sadar dapat dilakukan dengan menekan sudut rahang untuk
melihat apakah terjadi menyeringai atau tidak
5. Meniup sekuatnya (bandingkan kekuatan udara dari pipi masing-masing)
6. Menarik sudut mulut kebawah (bandingkan konsistensi otot plastima kanan
dan kiri). Pada kelemahan yang ringan, kadang-kadang tes ini bisa untuk
mendeteksi kelemahan saraf fasialis pada stadium dini
18
Gejala Chvostek
Gejala Chvostek dibangkitkan dengan jalan mengetok N. VII. Ketokan
dilakukan dibagian depan telinga. Bila positif, ketokan ini menyebabkan kontraksi
otot yang disarafinya. Pada tetani didapatkan gelaja Chvostek positif, tetapi ia
dapat juga positif pada orang normal. Dasar gejala Chvostek ialah bertambah
pekanya nervus fasialis terhadap rangsang mekanik. 6
2. Fungsi pengecapan
Kerusakan nervus VII, sebelum percabangan khorda timpani, dapat
menyebabkan ageusi (hilangnya pengecapan) pada 2/3 lidah bagian depan. Untuk
memeriksanya penderita disuruh menjulurkan lidah, kemudian kita taruh pada
lidahnya bubuk gula, kina, asam sitrat atau garam (hal ini dilakukan secra
bergiliran dan diselingi istirahat). Bila bubuk ditaruh, penderita tidak boleh
menarik lidahnya kedalam mulut, sebab bila lidah ditarik kedalam mulut, bubuk
akan tersebar melalui ludah ke bagian lainya, yaitu kesisi lidah lainnya atau
kebagian belakang lidah yang persarafannya diurus oleh saraf lain. Penderita
disuruh menyatakan pengecapan yang dirasakan dengan isyarat, misalnya 1 untuk
rasa manis, 2 untuk rasa pahit, 3 untuk rasa asin dan 4 untuk rasa asam. 6
4. Lainnya
1. Stapedial refleks
Pemeriksa menempatkan ujung kedua stetoskop masing-masing pada
telinga kanan dan kiri, kemudian dengan perlahan-lahan diafragma stetoskop
diketuk dengan ujung jari. Bila ada kelumpuhan otot stapedius, maka penderita
akan berusaha dengan cepat untuk melepaskan ujung stetoskop pada telinga yang
terganggu (karena mendengar suara yang keras sekali). 9
19
2. Tanda glabella
Ketukkan dengan refleks hammer pada glabella akan menimbulkan refleks
menutup mata (berkedip) secara terus menerus (orang normal hanya berkedip 1-2
kali saja). Positif pada penderita Parkinson. 9
3. Schimer Test atau Naso-Lacrymal Reflex
Dianggap sebagai pemeriksaan terbaik untuk pemeriksaan fungsi serabut-
serabut pada simpatis dari nervus fasialis yang disalurkan melalui nervus petrosus
superfisialis mayor setinggi ganglion genikulatum. Kerusakan pada atau di atas
nervus petrosus mayor dapat menyebabkan berkurangnya produksi air mata.4,10
20
2.7 Lesi nervus fasialis
Gambar 12. Perbedaan terjadinya lesi perifer dan sentral nervus fasialis10
21
Lesi pada nukleus fasialis biasanya terjadi karena stroke atau tumor.
Serabut di serebelopontin dapat rusak akibat meningitis basalis, neuroma akustik,
meningioma, kelainan A.basilaris.6
Nukleus fasialis juga menerima impuls dari talamus yang mengarahkan
gerakan ekspresi emosional otot wajah. Selain itu juga berhubungan dengan
ganglia basalis. Jika bagian dari sistem piramidal ini yang terkena lesi maka akan
terjadi penurunan ekspresi wajah (hipomimia atau amimia) seperti pada penyakit
Parkinson, atau reaksi hiperkinetik yang menyebabkan spasme mimetik fasial atau
blefarospasme. Hubungan dengan talamus dan ganglia basalis tersebut tidak
diketahui secara terperinci.1
Bells palsy merupakan lesi idiopatik pada nervus fasialis yang terjadi pada 25 dari
100.000 orang per tahunnya. Karakteristiknya berupa paresis flasid dari semua
otot wajah (termasuk otot dahi), tergantung lokasi lesinya. 1
22
Gambar 13. Bells palsy tidak dapat menutup mata pada sisi yang sakit10
23
Gambar 10. Lokasi lesi nervus fasialis beserta klinisnya1
Lesi herpes zoster kutaneus otikus merupakan gangguan yang terjadi pada
serat somatik aferen nervus fasialis. Lesi herpes zoster juga dapat menyerang
ganglion geniculatum sehingga terjadi nyeri di telinga dan muka, serta paresis
fasialis (sindrom Ramsay Hunt).1,6
24
Gambar 11. Ramsay Hunt syndrome
Lesi nervus fasialis dapat pula terjadi pada kanalis fasialis berupa otitis
media, mastoiditis, kolesteatom, fraktur tulang temporal. Tic fasialis disebabkan
oleh spasme otot fasialis.6
25
BAB 3 KESIMPULAN
Nervus fasialis merupakan salah satu dari dua belas nervus cranialis.
Nervus ini memiliki tiga cabang utama yaitu cabang temporal, zygomaticus dan
mandibularis. Fungsi utama dari nervus facialis yaitu mempersarafi otot – otot
wajah, mempersarafi kelenjar lakrimalis, pengecapan dari 2/3 anterior lidah,
telinga luar, bagian kanalis auditorius, permukaan luar membran timpani
(sensibilitas).
Lesi pada nervus fasialis yang sering terjadi dapat berupa bells palsy, pada
bells palsy terjadi demielinisasi serabut saraf yang puncak onsetnya pada 24-48
jam. Pemberian steroid prednisolone 1mg/kg selama 5 hari menunjukan perbaikan
gejala klinis.
Secara umum, sebagian besar pasien dengan bell’s palsy dapat sembuh
dengan pemberian terapi prednisolone, namun sebagian dapat berkembang dan
mengalami sinkinesia yaitu suatu keadaan dimana otot tidak dapat digerakan
terpisah, selalu diikuti oleh otot lainya.
26
DAFTAR PUSTAKA
27