Program Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu THT Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN Aspek anatomis
• Rami Intracranialis
– Nervus petrosus superficialis memberikan
innervasi serat-serat parasimpatis untuk
beberapa kelenjar meliputi glandula
nasalis, palatina, dan pharyngealis.
– Ramus communicans ganglion oticum.
untuk mencapai ganglio oticum
– Nervus stapedius, memberikan innervasi
motorik untuk musculus stapedius di
telinga tengah.
– Chorda tympani, memberikan innervasi
untuk glandulan submandicularis,
sublingualis, rasa kecap pada lidah 2/3
anterior
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Cabang Cabang N.VII
• Rami Ekstrakranialis
Di distal foramen stylomastoideus, nervus
facialis bercabang menjadi:
• Nervus auricularis posterior yang
berperan dalam mengontrol otot-otot
scalp di sekitar telinga
• Ramus belly posterior musculus
digastricus begitu juga dengan
musculus stylohyoideus
• Di kelenjar parotis bercabang menjadi
enam cabang utama yaitu: rami
temporalis, rami zygomaticum, rami
buccalis, rami mandibularis
marginalis, rami cervicalis, dan
auricularis posterior
KEDOKTERAN DAN
Implikasi Klinis
ILMU KESEHATAN
Kesimpulan
• Saraf fasialis mempersarafi semua otot ekspresi wajah. Dari jumlah ini, saraf
fasialis mempersarafi 14 dari 17 kelompok otot berpasangan dari wajah di sisi
dalam mereka. Tiga otot innervated di tepi dangkal atau lateral mereka adalah
buccinator, levator anguli oris, dan otot mentalisSaraf fasialis mempersarafi semua
otot ekspresi wajah.
• Saraf facialis memiliki fungsi eferen yaitu mengontrol otot-otot wajah dan juga
fungsi aferen yaitu untuk menerima sensasi rasa dari anterior dua pertiga dari lidah
melalui chorda timpani
• Implikasi klini yang bisa terjadi akibat gangguan saraf ini bisa mengenai lesi upper
motor neuron (UMN dan lower motor neuron (LMN) yang dikenal dengan istilah
facial palsy.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
TerimaKasih
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN