NERVUS FACIALIS
OLEH :
dr. Maria Clemensiana Baba
C155212008
PEMBIMBING :
dr. Faqi Nurdiansyah Hendra
DEPARTEMEN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
2.1.1. Segmen...................................................................................................4
BAB 3 PENUTUP................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Nervus facialis adalah nervus cranialis ketujuh yang keluar dari batang otak
diantara pons dan medulla oblonganta. Nervus ini berperan dalam hal mengontrol
otot-otot mimik di wajah, membawa rasa kecap pada 2/3 anterior dari lidah dan
cavum oris, dan memberi serat-serat saraf parasimpatis sekretomotor untuk
kelenjar ludah,lakrimal,nasal dan kelenjar palatina. Gangguan klinis pada nervus
facialis bisa terjadi pada uppermotor neuron dan lower motor neuron. Lesi pada
nervus facialis sering dikenal dengan istilah facial palsy saraf motorik, sehingga
mempersarafi semua otot yang berhubungan dengan ekspresi wajah di satu sisi.
Komponen sensoriknya kecil (nervus intermedius dari Wrisberg) yang
menyampaikan sensasi rasa dari dua pertiga anterior lidah dan, bervariasi, sensasi
kulit dari dinding anterior kanal pendengaran eksternal. Jaras pengecap pertama-
tama melintasi nervus lingualis (cabang dari trigeminal mandibula) dan kemudian
bergabung dengan korda timpani, yang menyampaikan sensasi pengecapan
melalui nervus fasialis ke nukleus traktus solitarius.1,2
Disfungsi nervus fasialis dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien.
Wajah manusia merupakan titik fokus untuk komunikasi dan ekspresi. Saraf
wajah membawa serat motorik, sensorik, dan parasimpatis, sehingga facial palsy
menyebabkan gangguan fungsional dan kosmetik. Kelumpuhan n. fasialis
didiagnosis berdasarkan presentasi klinis dengan kelemahan otot wajah. Ada
banyak penyebab palsi fasialis unilateral yang harus diperhatikan, termasuk
idiopatik, traumatis, infektif, neoplastik, kongenital, dan autoimun.3
Tujuh puluh persen kelumpuhan n. fasiais didiagnosis sebagai Bell's palsy
dengan 11-40 kasus baru per 100.000 setiap tahun.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Nervus facialis merupakan nervus cranialis yang ketujuh dan nervus ini
berasal dari angulus cerebellopontin yang merupakan bagian lateral
dari pontomedullary junction. Nervus fasialis memiliki nukleus yang terletak di
dalam medulla oblongata. Nervus ini keluar dari permukaan anterior
antara pons dan medulla oblongata (angulus pontocerebelaris). Akar sarafnya
berjalan bersama nervous vestibulocochlearis dan masuk ke meatus akustikus
internus pada pars petrosa dari tulang temporal. Nervus facialis muncul sebagai
sebuah radiks motorik dansebuah radiks sensoria (nervus intermedius). Muncul
pada permukaan anterior otak belakang di antara pons dan medulla oblongata.
Radiks berjalan ke lateral di dalam fossacranii posterior bersama nervus
vestibulocochlearis dan masuk kemeatus acusticus intemus pada pars petrosa ossis
temporalis. Pada dasar meatus, saraf ini masuk ke canalis facialis, berjalan ke
lateral melintasi telinga dalam.6 Untuk perjalanan nervus facialis dapat dilihat
pada gambar 1.
2
Gambar 1. Perjalanan nervous fasialis (N. VII) berasal dari permukaan anterior
antara pons dan medulla oblongata (angulus pontocerebelaris)24
Nervus Facialis melebar membentuk ganglion geniculatum pada saat
mencapai dinding medial telinga tengah (cavitas tympani). Nervus facialis
kemudian membelok secara tajam ke belakang di atas promontorium dan pada
dinding posterior telinga tengah membelok ke bawah pada sisi medial aditus ad
antrum mastoideum. Nervus facialis berjalan ke bawah dibelakang pyramid, dan
keluar dari os temporale melalui foramen stylomastoideum. Nervus facialis
kemudian berjalan ke depan melalui glandula parotidea ke daerah distribusinya.6
Nervus facialis keluar dari batang otak membawa serat-serat saraf untuk
mengecap dan sekretori viscero eferen (parasimpatis) saraf motorik, sehingga
mempersarafi semua otot yang berhubungan dengan ekspresi wajah di satu sisi.
Komponen sensoriknya kecil (nervus intermedius dari Wrisberg) yang
menyampaikan sensasi rasa dari dua pertiga anterior lidah dan, bervariasi, sensasi
kulit dari dinding anterior kanal pendengaran eksternal. Jaras pengecap pertama-
tama melintasi nervus lingualis (cabang dari trigeminal mandibula) dan kemudian
bergabung dengan korda timpani, yang menyampaikan sensasi pengecapan
melalui nervus fasialis ke nukleus traktus solitarius.(gambar 2)1
3
Gambar 2. Jaras nucleus facialis 24
4
Gambar 3 Nervus Facialis Pada dasar meatus masuk ke canalis facialis,
berjalan ke lateral melintasi telinga dalam.24
2.1.1. Segmen
1. Segmen intrakranial: memanjang dari batang otak ke porus dari meatus
akustik internal (23-24 mm) - jalur intratemporal.
2. Segmen meatal pada saluran pendengaran internal (IAC) yang lewat di
atas puncak falciformis pada fundus dipisahkan secara posterior dari
saraf vestibular superior oleh puncak vertikal yang disebut Bill's bar (8-
10 mm).
3. Segmen labirin (3-5 mm) dari foramen meatal atau fundus dari meatus
akustikus interna ke bagian distal ganglion genikulata dan berdiameter
0,68 mm yang dekat dengan peralihan basal koklea. Segmen
posterolateral ke labirin adalah ampula kanal setengah lingkaran
horizontal. Ganglion genikulata terletak di antara koklea dan fossa
kranial tengah.
4. Segmen timpani atau horizontal dari ganglion genikulata hingga puncak
piramidal (8-10 mm).
5. Segmen mastoid atau vertikal memanjang dari proses piramidal ke
foramen styloid, anterior ke ridge digastrik (10-14 mm).
6. Segmen ekstratemporal dari foramen stylomastoid ke otot-otot
persarafan di substansi kelenjar parotis yang membelah di batas
posterior ramus mandibula (15-20 mm).8
5
acialis pada dinding posterior telinga tengah. Nervus ini berjalan ke depan di atas
permukaan medialbagian atas membrana tympani dan meninggalkan telinga
tengah melalui fissura petrotympanica, masuk fossa infratemporalis dan
bergabung dengan nervus lingualis.6,17,18
Chorda tympani mengandung serabut-serabut sekretomotorik parasimpatik
preganglionik yang menuju ke glandula submandibularis dan glandula
sublingualis. Nervus ini mengandung juga serabut pengecap dari dua pertiga
bagian anterior lidah dan dasar mulut. Nervus auricularis posterior, ventel
posterior musculus digastricus dan stylohyoideus adalah rami musculares dari
nervus facialis pada saat saraf ini muncul dariforamen stylomastoideum.Lima
rami terminales ke otot-otot ekspresi wajah. (gambar 4)4,5
6
Ramus buccalis menginervasi musculus buccinator, dan ramus cervicalis
menyarafi musculus platysmadan musculus depressor anguli olis.Dengan
demikian nervus facialis mengatur ekspresi wajah, salivasi, dan lakrimasi serta
merupakan jalur untuk sensasi pengecap dari bagian anterior lidah dan dasar
mulut serta dari palatum.( gambar 5)6
7
kelumpuhan pada musculus frontalis dan orbicularis oris. Ini
disebabkan karena adanya control bilateral dari otot-otot facial atas.
Begitu juga jika terjadi gangguan pada serat-seratcorticonuclearis
pada satu sisi (capsula interna), sisi yang lain tidak akan
terganggu.Tapi hal ini tidak berlaku untuk otot-otot facial di bagian
bawah. 13,21
Lesi LMN baik itu terjadi di bad Lesi pada UMN dari nervus
facialis tidak menyebabkan terjadinya kelumpuhan pada musculus
frontalis dan orbicularis oris. Ini disebabkan karena adanya kontrol
bilateral dari otot-otot facial atas. Begitu juga jika terjadi gangguan
pada serat-serat corticonuclearis pada satu sisi (capsula interna),
sisi yang lain tidak akan terganggu. Tapi hal ini tidak berlaku untuk
otot-otot facial di bagian bawah. Lesi LMN baik itu terjadi di badan
sel dari motorik nucleus facialis, jalurnya di perifer, intrakranial
atau ektrakranial akan menyebabkan terjadinya lesi pada nervus
facialis secara komplit pada sisi ipsilateral. Lesi LMN ini lebih
dikenal dengan istilah facial palsy.( gambar 6)5,10
8
Gambar 6 Jaras nervus facialis pada girus precentralis 24
Penyakit pada kelenjar parotis seperti tumor, trauma atau operasi bisa
menyebabkan kerusakan pada nervus facialis. Yang ditandai dengan
adanya kelemahan pada otot wajah ipsilateral yang sulit dipulihkan 2 ,3,7
2. Hiperakusis
9
.3. Bell’s Palsy
4. Reflex Cornea
10
Timbul refleks berkedip pada kedua mata jika salah satu mata yang
dirangsang. Ini disebabkan karena aferen dari refleks kornea dibawa oleh
nervus trigeminus sedangkan eferennya dibawa oleh nervus facialis ke
otot musculus orbicularis oculi 10,22,23
6. Kelemahan otot perifer yang dipersarafi oleh saraf wajah (otot ekspresi
wajah), gangguan pendengaran atau tuli, dan berkurangnya rangsangan vestibular,
kelemahan perifer dan penurunan rasa, lakrimasi, dan air liur, Kelemahan perifer
otot ekspresi wajah, gangguan rasa dan air liur, dan gangguan pendengaran,
kelemahan perifer dari otot-otot ekspresi wajah dan gangguan rasa dan air liur,
kelemahan perifer otot ekspresi wajah7,11,19
11
BAB 3
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
13
2020.
15. van Landingham SW, Diels J, Lucarelli MJ. Physical therapy for facial
nerve palsy: applications for the physician. Curr Opin Ophthalmol.
2018;29(5):469–75.
16. Roos KL. Neurologic complications of Lyme disease. Contin Lifelong
Learn Neurol. 2021;27(4):1040–50.
17. Emmett SD, Kokesh J, Kaylie D. Chronic Ear Disease. Med Clin North
Am. November 2018;102(6):1063–79.
18. McRackan TR, Wilkinson EP, Rivas A. Primary tumors of the facial nerve.
Otolaryngol Clin North Am. Juni 2015;48(3):491–500.
19. Keane JR. Bilateral seventh nerve palsy: analysis of 43 cases and review of
the literature. Neurology. 1994;44(7):1198.
20. Lumbantobing SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2018.
21. Guntinas-Lichius O. [Diseases of the facial nerve]. Vol. 58, HNO.
Germany; 2010. hal. 417–8.
22. Thielker J, Kouka M, Guntinas-Lichius O. [Preservation, reconstruction,
and rehabilitation of the facial nerve]. HNO. Maret 2022;1–11.
23. Campbell WM. DeJong’s the Neurologic Examination. Philadelphia:
Lippincot Williams & Wilkins; 2013.
24. Paulsen F, Waschke J. Sobotta : Atlas Of Anatomy; Volume 3 :Head, Neck
and Neuroanatomy. 24rd ed. 2017
14