melalui
foramen
memberi
dekat
pada
pangkalnya.
Mengandung
serabut
bagian
anterior
lingua
dan
serabut
secretoris
(preganglioner
BAB III
ANESTESI LOKAL KONVENSIONAL
efek anestesi dari daerah terlokalisir yang disuplai oleh saraf tersebut. Teknik
infiltrasi dapat dibagi menjadi :3
1. Suntikan submukosa
Istilah ini diterapkan bila larutan didepositkan tepat dibalik membran mukosa.
Walaupun tidak menimbulkan anestesi pada pulpa gigi, suntikan ini sering
digunakan baik untuk menganestesi saraf bukal panjang sebelum pencabutan
molar bawah atau operasi jaringan lunak.
2. Suntikan
supraperiosteal
Gambar 3.1 Suntikan submukosa, suntikan supraperiosteal, suntikan
Pada beberapa
daerah
seperti
maksila,
bidang
kortikal
bagian luar dari tulang
subperiosteal,
suntikan
interdental
papilla,
dan suntikan
peridental.
Sumber : www.studentals.net/stu/t8830.html Accessed at Des 10th 2009
alveolar biasanya tipis dan dapat terperforasi oleh saluran vaskular yang kecil.
Pada daerah-daerah ini bila larutan anestesi didepositkan di luar periosteum,
larutan akan terinfiltrasi melalui periosteum, bidang kortikal, dan tulang
medularis ke serabut saraf. Dengan cara ini, anestesi pulpa gigi dapat
diperoleh
melalui
penyuntikan
di
sepanjang
apeks
gigi.
Suntikan
3.2c
3.2a
Jarum yang pendek dengan hub yang panjang diinsersikan melalui lubang dan
Gambar 3.2a Menganestesi gingival attachment. 3.2b perforasi plat kortikal. 3.2c
menginsersi
jarum suntik
dan menginjeksi.
diteruskan
ke tulang,
larutan
anestesi 0,25 ml didepositkan perlahan
ke ruang
th
Sumber : www.fice.com/course/FDE0010/c12/p03.htm Accessed at Des 10 2009
medularis dari tulang. Jumlah larutan tersebut biasanya cukup untuk sebagian
larutan
anestesi
yang
efektif
dan
penggunaan
suntikan
5. Suntikan intraseptal
Merupakan versi modifikasi dari teknik intraoseous yang kadang-kadang
digunakan bila anestesi yang menyeluruh sulit diperoleh atau bila akan
dipasang geligi tiruan immediet serta bila teknik supraperiosteal tidak
mungkin digunakan. Jarum 27 gauge diinsersikan pada tulang lunak di crest
alveolar. Larutan didepositkan dengan tekanan dan berjalan melalui tulang
medularis serta jaringan periodontal untuk memberi efek anestesi. Teknik ini
hanya dapat digunakan setelah diperoleh anestesi superfisial.
6. Suntikan intraligament
Teknik ini makin popular sejak 1980-an dan dewasa ini dianggap sebagai
teknik pembantu untuk teknik yang lebih canggih. Teknik ini umumnya
menggunakan syringe konvensional yang pendek dan lebarnya 27 gauge atau
syringe yang didesain khusus untuk tujuan tersebut. Teknik ini mempunyai
beberapa manfaat. Efeknya yang terbatas dimungkinkan dilakukannya
perawatan pada satu gigi dan membantu perawatan pada kuadran mulut yang
berbeda. Suntikan ini juga tidak terlalu sakit bagi pasien yang umumnya tidak
menyukai rasa bengkak yang sering menyertai anestesi lokal. Suntikan ini
juga dapat menghindari terjadinya baal pada lidah, pipi dan jaringan lunak
lainnya, jadi mengurangi resiko trauma pada bibi dan lidah yang baal dan
tidak menimbulkan rasa kurang enak bagi pasien sehingga ia dapat makan,
minum dan berbicara secara normal. Efeknya yang terlokalisir membuat
10
11
12
Gambar 3.6. Jarum diarah sejajar dengan long axis gigi dan diinsersikan
pada puncak mucobukal fold di atas premolar pertama.
Sumber : http://nysora.com/3089. Accessed at Nov 3rd 2009.
Teknik :4
1. Sebaiknya menggunakan jarum panjang (35mm) tidak kurang dari 27
gauge.
13
14
Teknik :8
Identifikasi puncak mukobukal fold di atas gigi premolar kedua maxillaris
yang akan menjadi titik tusukan. Operator berdiri di arah antara pukul Sembilan
dan sepuluh sedangkan operator yang kidal harus berdiri di arah antara pukul dua
dan tiga. Menarik pipi dengan alat retraksi dan menginsersi jarum sampai ujung
jarum berada di atas apeks dari gigi premolar kedua. Lakukan aspirasi dan
depositkan larutan anestesi dua pertiga cartridge secara perlahan-lahan selama
15
16
17
Teknik : 4
1. Gunakan jarum yang pendek atau panjang, tidak kurang dari 27 gauge.
2. Instruksikan pasien untuk sedikit membuka mulut, dan gerakkan
mandibula ke arah daerah injeksi.
3. Retraksi bibir dan pipi dengan ibu jari atau jari telunjuk dari tangan kiri.
4. Insersikan jarum pada puncak sulkus bukal maxillaris ke bagian distal dari
molar kedua.
5. Masukkan jarum ke posterior, superior, dan medial (dengan sudut 45o dari
dataran oklusal) sampai kedalaman 15 mm.
6. Lakukan aspirasi.
7. Injeksikan 1.5 ml larutan anestesi secara perlahan-lahan.
4. Anestesi Blok Nervus Palatinal
Anestesi blok nervus palatinal berguna ketika perawatan diperlukan pada
aspek palatal dari gigi premolar dan molar maxillaris. Nervus palatinal keluar dari
kanal dan menuju ke depan antara tulang dan jaringan lunak palatal.
Kontraindikasi teknik ini yaitu inflamasi akut dan infeksi di daerah suntikan.
Teknik ini menggunakan jarum panjang 25 atau 27 gauge.8
Teknik :8
18
Pasien harus dalam posisi terlentang dengan dagu miring ke atas untuk
memperlihatkan daerah yang akan dianestesi. Operator berdiri di arah jarum jam
pukul delapan sedangkan operator yang kidal berdiri di arah jarum jam pukul
empat. Gunakan kapas, cari foramen palatinal dengan menempatkan kapas pada
jaringan palatal sekitar 1 cm di medial diantara gigi molar kedua dan ketiga.
19
Gambar 3.12. Daerah insersi untuk anestesi blok nervus palatinal satu cm
dari median diantara molar kedua dan ketiga maxillaris.
Sumber : http://nysora.com/3089. Accessed at Nov 3rd 2009.
20
21
22
Teknik :8
Pasien harus dalam posisi terlentang dengan dagu miring ke atas untuk
memperlihatkan daerah yang akan dianestesi. Operator harus berdiri di arah jarum
jam pukul Sembilan sedangkan operator yang kidal harus berdiri di arah jarum
jam pukul tiga. Mengidentifikasi papilla incisivum. Daerah lateral secara langsung
ke papilla incisivum merupakan daerah injeksi. Dengan kapas, tahan tekanan di
atas papilla incisivum. Menginsersi jarum arah lateral ke papilla dengan bevel
berlawanan jaringan.
Masukkan jarum secara perlahan-lahan ke foramen incisivum sambil
mendepositkan sedikit larutan anestesi dan mempertahankan tekanan pada papilla.
Setelah berkontak dengan tulang, retraksi jarum sekitar satu millimeter, lakukan
aspirasi, dan suntikkan seperempat cartridge (0.45cc) dari larutan anestesi selama
tiga puluh detik. Keseimbangan jaringan sekitar dan pengendapan larutan anestesi
adalah normal. Anestesi akan diberikan ke jaringan lunak dan keras dari aspek
lingual gigi anterior dari distal dari gigi kaninus pada satu sisi ke sisi distal dari
gigi kaninus di sisi yang berlawanan.
23
24
palatinal anterior dan foramen incisivum jika anestesi pada seluruh bagian
maxillaris diinginkan.9
cm, selanjutnya berkontak dengan tulang. Sekarang jarum diarahkan sedikit lebih
ke belakang melewati dinding posterior dari maxillaris. Setelah jarum dimasukkan
2 cm lagi, pengendapan tulang kembali terasa, permukaan anterior menjadi lebih
lebar dari sphenoid di bawah foramen rotundum. Jarum telah masuk sedalam 5
cm, ditandai dengan karet disk. Dua millimeter larutan anestesi diinjeksikan, dan
gejala anestesi akan dirasakan seperti yang digambarkan dalam teknik intraoral.
Perlu dicatat bahwa dengan metode okular mengakibatkan gangguan seperti
diplopia, kelopak mata melemah, dan dilatasi dari pupil yang terjadi dalam jangka
waktu pendek dan beberapa pasien mengalami gangguan anestesi pada palatum
lunaknya.9
26
27
Gambar 3.18. Lokasi nervus lingualis yang dianestesi pada blok nervus
alveolar inferior
Sumber : http://nysora.com/3089. Accessed at Nov 3rd 2009.
Teknik direct :4
1. Letakkan ibu jari pada fossa retromolar, raba coronoid notch pada batas
anterior ramus.
2. Letakkan jari telunjuk pada batas posterior ramus di tempat yang sama dengan
ibu jari.
3. Beritahu pasien untuk membuka mulut dengan lebar.
4. Insersi jarum ke dalam mulut secara menyilang terhadap gigi premolar
mandibula dari sisi yang berlawanan sejajar dengan dataran oklusal.
28
29
ini hampir mirip dengan anestesi blok nervus mentale dengan satu langkah
tambahan. Nervus mentale dan incisivum dianestesi dengan teknik ini.
Kontraindikasi teknik ini yaitu inflamasi akut dan infeksi pada daerah injeksi.
Teknik ini menggunakan jarum pendek 25 atau 27 gauge.8
Teknik :4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
30
Gambar 3.20. Insersi jarum pada mukobukal fold di atas foramen mentale
untuk blok nervus mentale dan incisivum.
Sumber : http://nysora.com/3089. Accessed at Nov 3rd 2009.
Teknik :8
31
32
Gambar 3.22. Jaringan distal dan bukal dari gigi molar terakhir merupakan
targen daerah injeksi.
Sumber : http://nysora.com/3089. Accessed at Nov 3rd 2009.
Teknik :8
33
blok
nervus
mandibula
Vazirani-Akinosi
closed
mouth
merupakan teknik yang berguna untuk pasien yang sulit membuka mulut seperti
trismus atau ankylosis temporomandibular joint. Kesulitan membuka mulut
merupakan kontraindikasi teknik anestesi blok nervus alveolar inferior dan teknik
Gow-Gates yang membutuhkan pasien membuka mulut secara maksimal.
Keuntungan lainnya dari teknik ini yaitu resiko trauma yang minimal dari nervus
alveolar inferior, arteri, vena dan otot pterygoid, tingkat komplikasi yang rendah
dan ketidaknyamanan yang minimal dari injeksi. Kontraindikasi teknik ini yaitu
inflamasi dan infeksi akut pada ruang pterygomandibular, cacat atau tumor pada
34
35
36
Teknik :4
1. Mencari daerah anterior dengan mulut terbuka lebar.
2. Kedalaman blok pada orang dewasa sekitar 25 sampai 27 mm.
3. Landmarking gigi cenderung tidak penting; titik injeksi sekitar cusp dari
gigi molar kedua maxillaris.
4. Menggunakan garis dari tragal notch ke sudut mulut, membimbing jarum ke
leher condylus.
5. Dengan kepala pasien miring ke belakang dan mulut terbuka lebar, meraba
ridge internal oblique dengan jari telunjuk atau ibu jari.
6. Angulasi dari injeksi ini sejajar dengan pertemuan dua eksternal landmark.
7. Titik tusukan berada diantara raphe pterygomandibula dan ridge internal
oblique, mendekati anterior leher condylar dari kontralateral premolar.
8. Depositkan seluruh larutan cartridge.
9. Mula kerjanya mungkin lebih lambat tetapi efek anestesinya 2 sampai 3 jam.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
39